Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Faktor-faktor serta Urgensi Komunikasi dalam Pembelajaran


Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Komunikasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Ervian Syah, M.Sos

Oleh
Dian Wahyuni 0101.1901.057
Ilham Taufik 0101.1901. 117
Tiara Sri Agustin 0101.1901.073

Jurusan Pendidikian Agama Islam (PAI)


STAI. DR. KHEZ. MUTTAQIEN
Purwakarta 2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Faktor-faktor serta urgensi
komunikasi dalam pembelajaran.” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Ervian Syah, M.Sos pada mata kuliah Hadist (Ibadah dan Muamalah) . Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Faktor-faktor serta urgensi komunikasi
dalam pemelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kaami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 08 April 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Komunikasi Pembelajaran
2.2 Faktor-faktor dalam Komunikasi Pembelajaran
2.3 Urgensi dalam Komunikasi Pembelajaran

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman
informasi dari guru kepada siswa untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila
komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya
feedback dari pihak penerima pesan. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya
komunikasi yang terjadi di dalamnya. Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya
komunikatif. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai
komunikan, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan, dengan demikian dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Guru adalah pihak yang
paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga guru dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
1.2 Rumusan Masalah
• Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi Pembelajaran?
• Apa itu Urgensi dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan Pembahasan


Guna memberi arah dan alur penelitian agar tidak lepas dari topik yang diteliti, dari itu tujuan
penelitian yang digariskan adalah Untuk mengetahui tingkat seberapa penting Pengaruh
Komunikasi dalam proses pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Pembelajaran
Pengertian Komunikasi
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis
komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau
bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut
membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang
mempu¬nyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau
hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata
communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,
tukar menukar, membicara¬kan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian,
komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran
atau hubungan.
Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu
gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah
perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa
komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan
dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.
Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu
Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detail. Menurutnya, komunikasi
merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan
pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada
pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.
(Suranto, 2005).

Dari beberapa definisi di atas dapat penulis pahami bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi. Kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau
informasi dan cara penyampaiannya.

Pengertian Pembelajaran
Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan Motivasi dalam
Pembelajaran ” menyebut istilah pembelajaran dengan interaksi edukatif. Menurut beliau, yang
dianggap interaksi edukatif adalah interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan
untuk mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya.

Menurut Corey (1986,195) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi edukatif untuk membuat peserta didik belajar secara aktif dan mampu mengubah
perilaku melalui pengalaman belajar.
Dapat disimpulkan bahwa Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari
seseorang kepada orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada
yang dituju secara efektif dan efisien. Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi
dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan
dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif.

Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi
nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa
tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang
menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan sejenisnya.

2.2 Faktor-faktor dalam Komunikasi Pembelajaran


Kelancaran komunikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang akan memberikan dampak
terhadap komunikator sebagai penyampai pesan maupun komunikan sebagai pihak yang
menerima atau dikenai pesan dan akan merespon pesan tersebut, karena komunikasi
merupakan suatu proses timbal balik. Dalam Komunikasi Pembelajaran Secara garis besar
ada dua faktor :
1) Faktor biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lainnya.
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia,bahkan berpadu dengan
faktor-faktor sosiopsikologis.Bahwa warisan biologis manusia menentukan
perilakunya,dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori
warisan biologis yang diterima dari kedua orangtuanya.Begitu besarnya pengaruh
warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan
manusia,termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari strukturbiologinya. Aliran
ini menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Wilson, 1975).
2) Faktor Sosiopsikologis
Manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik
yang mempengarahi perilakunya.Kita dapat mengklasifikasinya ke dalam tiga
kamponen-komponen afektif, komponen kognitif, dan komporten konatif.
1. Komponen Afektif: yang merupakan aspek emosional dari faktor sosio
psikologis.
2. Komponen kognitif: aspek intelektual, yang berkaitan -dengan apa yang
diketahui manusia.
3. Komporten konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan
kebiasaan dan kemauan bertindak.

2.3 Urgensi dalam Komunikasi Pembelajaran


Komunikasi dalam pembalajaran ini mendapatkan perhatian yang luar biasa. Hal ini
dilatarbelakangi pentingnya memilih cara komunikasi dalam proses pembelajaran agar
kegiatan tersebut mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Komunikasi yang efektif
berkolerasi dengan tingkat keberhasilan pembelajaran. Kemampuan untuk melakukan
komunikasi yang efektif  merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh seorang guru, hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
tentang standar nasional pendidikan, serta peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru. Guru sebagai learning agent berkewajiban memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh
melalui perguruan tinggi yang terakreditasi (S1/D4) dan memiliki 4 kompetensi. Salah satunya
adalah kompetensi sosial, yakni kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Kegiatan belajar mengajar antara pendidik dam peserta didik merupakan wujud dari bagaimana
proses pendidikan secara langsung dalam sebuah satuan pendidikan. Dengan terciptanya
kualitas dalam proses belajar mengajar, maka akan berpengaruh dengan terciptanya kualitas
pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia . Oleh karena itu dalam proses belajar
mengajar membutuhkan sarana komunikasi agar apa yang disampaikan dalam pebelajaran bisa
difahami. Aplikasi komunikasi dalam pembelajaran disini menggunakan media. Adapun media
tersebut adalah:
1. Komunikatif dalam proses pembelajaran
2. Persuasif dalam keaktifan siswa
3. Edukatif
4. Repretif

Pada kenyataannya masih banyak permasalahan yang harus dihadapi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Untuk itu Strategi membangun komunikasi dalam
proses pembelajaran merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang efektif. Karena, tanpa adanya komunikasi  tidak mungkin peroses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar, karena komunikasi adalah Kunci utama untuk
berinteraksi antara guru dengan peserta didik. Komunikasi bukan berarti hanya berintraksi
dengan menggunakan bahasa lisan semata, akan tetapi komunikasi juga bisa dilakukan dengan
menggunakan bahasa tulis dan bahasa isyarat atau gerak tubuh.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang
lain supaya mencapai keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif
dan efisien. Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang
dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan
balik yang positif.
Dalam Komunikasi Pembelajaran Secara garis besar ada dua faktor :
1. Faktor biologis
2. Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen-komponen afektif, komponen
kognitif, dan komporten konatif.

Strategi membangun komunikasi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu hal yang
sangat penting untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif. Karena, tanpa adanya
komunikasi  tidak mungkin peroses pembelajaran akan berjalan dengan lancar, karena
komunikasi adalah Kunci utama untuk berinteraksi antara guru dengan peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Didi S, Deni D (2012), Komunikasi Pembelajaran. PT Remaja Rosda Karya Bandung
Syaiful Sagala (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung.
Pawit M. Yusup. (1990). Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional.Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan
peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Anda mungkin juga menyukai