Anda di halaman 1dari 10

TAREKAT PARA SUFI UNTUK SAMPAI KEPADA ALLAH

MAKALAH
Disusun sebagai Tugas Presentasi
Mata Kuliah Akhlaq Tasawuf

OLEH
KELOMPOK 8 :
MUHAMMAD DIMAS RAMDHAN D
VIA LATIFAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TASIKMALAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul TAREKAT PARA SUFI UNTUK
SAMPAI KEPADA ALLAH ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memnuhi tugas Bapak Dr. Rifyal
Luthfi, MR, M.Pd.I. pada mata kuliah Akhlaq Tasawuf. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Ilmu Filsafat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Rifyal Luthfi, MR, M.Pd.I. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihsak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kamidapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 24 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

C. Tujuan Pembahasan .................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Umum Tarekat ............................................................................................. 5

B. Pengertian Tarekat..................................................................................................... 6

C. Perkembangan Tarekat............................................................................................... 7

D. Tarekat dari Para Sufi................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 9

B. Saran .......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Tasawuf merupakan salah satu ilmu yang penting bagi manusia, sebab syar’ah ibadah yang
kita lakukan tanpa ilmu tasawuf itu bagaikan tong kosong. Seperti yang kita ketahui ibadah yang
kita lakukan dengan memenuhi syarat dan rukun tertentu maka akan sah. Namun ibadah kita hanya
akan dikategorikan sah, dan belum tentu diterima oleh Allah, disanalah kita membutuhkan ilmu
tasawuf.

Dengan ilmu tasawuf kita akan bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah dan jalan atau cara
yang kita tempuh dalam ilmu tasawuf itu disebut tarekat. Kita tidak bisa menjalankan ilmu tasawuf
tanpa melalui tarekat. Lalu apa tarekat itu.? Bagaimana cara kita menjalankan tarekat ? pertanyaan-
pertanyaan tersebut sering terdengar dari banyak kalangan masyarakat. Dengan ini kami membuat
makalah ini dengan harapan dapat sedikit memabantu pihak-pihak yang masih kurang mengerti
dengan tarekat dalam ilmu tasawuf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Tarekat ?
2. Bagaimana perkembangannya.?
3. Siapa saja para sufi yang mengajarkan tarekat.?
4. Bagaimana tarekat yang dilalui oleh para sufi ?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian tarekat.
2. Mendeskripsikan perkembangan tarekat.
3. Mendeskripsikan para ahli sufi yang mengajarkan tarekat.
4. Mendeskripsikan perjalanan tarekat para sufi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Umum Tarekat

Komunitas sufi mengenal syari’at sebagai bentuk penghambaan kepada Allah yang dimulai dari
tahap taubat, taqwa dan berakhir dengan istiqomah. Sementara tarekat dimaknai sebagai lanjutan
dari syari’at , karena di dalam tarekat, selain menghamba juga memiliki maksud untuk menuju dan
mendekati Allah. Bertarekat harus dimulai dengan perbaikan aspek batin dalam bentuk kebiasaan
berlaku ikhlas, jujur, dan tum’ninah. Oleh karenanya, bertarekat harus dimulai dengan melenyapkan
sifat-sifat hina dan menghiasi diri dengan berbagai keutamaan batiniah.

Tarekat adalah jalan khusus orang-orang yang berjalan menuju Allah. Memasuki tarekat berarti
melakukan olah batin atau pelatihan spiritual, berjuang dengan kesungguhan mengendalikan
kcenderungan hawa nafsu, serta melakukan pensucian diri dari akhlaq tercela, menghiasi diri
dengan akhlaq terpuji, agar dapat mencapai internalisasi atau penghayatan terhadap pekerjaan, sifat-
sifat, dan nama-nama Allah dengan terbukanya pintu ma’rifat.

Dengan penjelasan di atas, kita bisa sedikit memahami bagaimana konsep umum dari tarekat.
Walaupun mungkin masih banyak dari kita yang masih belum memahami dengan konsep tarekat
ini. Tenang saja, tarekat ini tidak bisa kita pelajari dengan mudah, karena ranah ilmu ini adalah
batin yang pada umumnya banyak dari kita tidak mengikut-sertakan batin dalam hal pembelajaran
sebuah ilmu. Namun setidaknya penjelasan di atas dapat memperkenalkan tarekat dari ilmu tasawuf
ini kepada kita semua walaupun hanya sedikit.

Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas penjelasan rinci dari tarekat di subjudul berikutnya
yang akan membahas pengertian dari tarekat. Hingga sedikit demi sedikit kita bisa memahami apa
dan bagaimana sebenarnya tarekat ini.

5
B. Pengertian Tarekat

Secara etimologi, kata tarekat berasal dari bahasa arab yaitu Thoriqoh yang memiliki arti
kaifiyah (jalan,cara). Pengertian ini membentuk dua makna istilah yaitu metode bagi ilmu jiwa
akhlaq yang mengatur suluk (pertama ) dan kumpulan system pelatihan ruh yang berjalan sebagai
persahabatan pada kelompok-kelompok persaudaraan Islam (kedua).

Pada pengertian pertama, istilah tarekat masih bersifat teoritis, dimana tarekat itu menjadi
pedoman untuk memperdalam syariat sampai kepada hakikatnya melalui tingkat-tingkat pendidikan
tertentu yang disebut dengan istilah maqamat dan ahwal. Dalam pegertian yang sama bahwa tarekat
merupakan usaha pribadi seseorang melalui jalan yang mengantarkannya kepada Allah,
sebagaimana yang dikemukakan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, tarekat adalah
melakukan hal-hal yang bersifat wajib dan sunat, meninggalkan sesuatu yang bersifat larangan,
menghindarkan diri dari melakukan sesuatu yang boleh secara berlebihan serta berusha untuk
bersikap hati-hati melalui upaya mujahadah dan riyadhoh.

Sedangkan pada pengertian kedua, tarekat merupakan suatu kelompok persaudaraan yang
didirikan menurut aturan dan perjanjian tertentu, dimana kelompok-kelompok ini berfokus pada
praktek-praktek ibadah dan zikir secara berjamaah yang diikat oleh aturan-aturan tertentu, dimana
aktifitasnya bersifat duniawi dan ukhrawi. Dengan kata lain, ia dapat dipahami sebagai suatu hasil
dari seorang sufi yang diikuti oleh para muridnya, menurut aturan atau cara tertentu yang bertujuan
untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Para sufi menjalankan tarekat itu secara individu,
sehingga mengakibatkan adanya perbedaan antara satu sufi dengan sufi lainnya, sehingga pada
prekteknya muncul tata cara atau aturan yang berlainan pura. Lebih jauhnya muncullah tarekat-
tarekat dengan nama dan kaifiyah yang bermacam-macam.

Dari pengertian di atas terdapat indikasi bahwa substansi dari sebuah tarekat adalah pendekatan
diri kepada Allah. Hal ini dapat dipahami dari sekian banyak penjelasan ulama terutamanya yang
terkait dengan pengertian tarekat. Misalnya saja Al Habib Asy-Syaikh Al Sultan Muhammad
Sayyid Iman bin Abdul Hakim Al Aydrus mengatakan bahwa tarekat adalah mengarahkan maksud
(tujuan) kepada Allah Ta’ala dengan ilmu dan amal.

6
C. Perkembangan Tarekat

Dalam pembahasan perkembangan tarekat ini, penulis membahas periodesasi perkembangan


tasawuf yang terpagi dama 4 periode :

1. Periode pertama (abad ke-1 dan ke-2 H )

Pada periode ini kondisi masyarakat mengalami perubahan besar dari aspek social dan ekonomi.
Dalam hal spiritual, masyarakat lebih banyak berbicara tentang teologi dan formulasi syari’at,
sehingga mulai melupakan persoaln-persoalan kerohanian. Kondisi ini ditandai dengan
berkembangnya budaya hedonism di tengah-tengah masyarakat. Para tokoh sufi melihat kehidupan
masyarakat saat itu mulai cenderung hidup bermewah-mewahan. Gerakan tasawuf yang dimotori
oleh para sahabat, tabi’in serta tabi’at senantiasa mengingatkan tentang hakikat hidup ini, dan
berupaya menanamkan semnagat beribadah, dan melakukan pola hidup sederhana atau zuhud.

2. Periode Kedua (abd ke-3 dan ke-4 H )

Pada periode ini, ajaran tasawuf memasuki babak baru. Ajaran tasawuf pada perioe ini tidak
hanya terbatas pada pembinaan moral, sebagaimana yang diajarkan para Zahid di masa periode
pertama. Dalam pandangan Hamka, pada masa ke-3 dan ke- 4, ilmu tasawuf telah berkembang dan
telah memperlihatkan isinya yang dibagikan kepada tiga bagian, yaitu ilmu jiwa, ilmu akhlaq dan
ilmu ghaib (metafisika).

3. Periode Ketiga ( abad ke-5 H )

Pada masa periode ini tarekat dalam pengertian kelompok zikir baru muncul yang menjadi
kelanjutan kaum sufi sebelumnya. Tarekat seperti ini bermunculan disebabkan karena periode
tersebut telah terjadi kehampaan spiritual sehingga untuk mengembalikan semangat spiritual itu
maka dilakukan upaya pendekatan diri kepada Allah dalam bentuk tarekat.

4. Periode Keempat ( abad ke- 6 H dan seterusnya )

Pada periode ini secara signifikan turut berpengaruh pada perkembangan tarekat itu sendiri.
Dari hasil kajian sebagian penulis, sebenarnya lahirnya gerakan tarekat itu diawali pada abad
keenam hijriah.

7
D. Tarekat dari Para Sufi

Setelah kita mengetahui sedikit penjelasan dari pengertian tarekat dan perkembangannya, kita
bisa sedikit belajar mempraktekan ilmu tarekat ini dengan bimbingan contoh dari para sufi. Berikut
beberapa sufi dengan ajarannya masing masing :

1. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Beliau disebut-sebut sebagai syekh toriqoh sufi, lahir di Jailan atau Kailan pada tahun 470 H/
1077 M . Ajaran beliau selalu menekankan pada pensucian diri dari nafsu dunia. Karena itu, beliau
memberikan beberapa petunjuk untuk mencapai kesucian diri yang tertinggi.

Adapun beberapa ajaran tersebut adalah taubat, zuhud, tawakal, syukur, ridha, dan jujur. Bahkan
diantara praktik spiritual yang diadopsi dari ajaran beliau adalah zikir (terutama melantunkan asma
Allah).

2. Dhiya Ad-Din Abu Najib As-Suhrawandi

Beliau lahir di Suhrawandi pada tahun 539 H/ 1144 M, Beliau merupakan pendiri dari tarekat
Suhrawandiyah, yang di sebut-sebut sebagai poros nya tarekat. Ajaran Beliau terdapat pada kita
Awarif al-Ma’arif yang banyak membicarakan tentang latihan rohani praktis. Diantaranya :

a. Ma’rifah; mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah dalam eujud terperinci dengan
memahami bahwa Allah saja-lah wujud hakiki dan pelaku mutlak.
b. Faqr; yaitu tidak memiliki harta, seorang penempuh jalan hakikat tidak akan sampai ke
tujuan, kecuali jika ia sudah melewati tahap ke-zuhud-an.
c. Tawakal; yaitu mempercayakan segala urusan kepada Allah
d. Mahabbah; yaitu menumbuhkan kecintaan kita kepada Allah
e. Fana dan Baqa; fana yang berarti akhir dari perjalanan menuju Allah, Baqa berarti awal
perjalanan dalam Allah
3. Al Uwaish al Bukhari Naqsabandy

Beliau lahir di Qasr-i-Hinduvan pada tahun 717 H/1318 M yang merupakan pendiri dari salah
satu tarekat terbesar yaitu Tarekat Naqsabandiyah. Ajaran beliau terbilang banyak, namun disini

8
penulis mengutarakan enam pokok ajaran dari beliau yaitu: taubat, uzlah, zuhud, taqwa, qana’ah,
dan taslim.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tarekat merupakan satu dari bagian ilmu tasawuf yang tidak bisa kita pisahkan dari
pengamalannya. Tarekat didefinisikan sebagai usaha seseorang untuk mendekatkan diri kepada
Allah dengan berbagai latihan kerohanian yang biasa disebut ‘mujahadah’ dan ‘riyadhoh’. Namun
seiring berjalannya waktu, tarekat didefinisikan sebagai suatu kelompok persaudaraan islam yang
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara tertentu yang dilakukan secara bersama atau kolektif.

Ajaran tarekat dari satu sufi dengan sufi lainnya berbeda tergantung cara mereka masing-
masing. Dari sanalah kelompok-kelompok ajaran tarekat tertentu terbentuk dengan aturan atau cara
sesuai pendiri masing-masing tarekat. Ajaran dari para sufi tentang tarekat yang mereka lalui
merupakan salah satu pendukung kita sebagai orang awam untuk lebih mendekatkan diri kepada
Allah.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami, kami sangat mengapresiasi
saran dari rekan sekalian.

Apabila terdapat kesalahan , mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah dan khilaf.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. H. Suteja, M.Ag. , Tasawuf di Nusantara (tadarus tasawuf dan tarekat), Cirebon
2016
2. Al-Munzir, Vol. 7, No 1, Tarekat dan Perkembangannya, 2014
3. Suteja Ibnu Pakar, Tokoh- tokoh Tasawuf dan Ajarannya, Cirebon 2013
4. https://www.republika.co.id/berita/qbr5j2430/enam-ajaran-pokok-tarekat-
naqsyabandiah
5. https://asno-dharmasraya.blogspot.com/2011/11/tarekat-suhrawandiyah.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai