Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP CIRI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu :

Novita Eka Muliawati, M. Pd.

Kelompok 3

Nama :

1. Widia Nurhasanah (18184202011)


2. Fida Ika Wahyuni (18184202019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI TULUNGAGUNG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan karunia dan
nikmat bagi umat-Nya. Alhamdulillah Makalah ini dapat teselesaikan tepat pada
waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kuliah yang berjudul
“Konsep Ciri Pendekatan Pembelajaran”. Makalah ini jauh dari sempurna. Untuk
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Semoga makalah ini bermanfaat khusus bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.

Tulungagung, 5 April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pendekatan Pembelajaran ......................................................... 3
2.2 Ciri-Ciri Berbagai Jenis Pendekatan Pembelajaran ............................ 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini pendidikan telah memberikan peranan yang sangat penting dalam
pembangunan termasuk terhadap kesejahteraan manusia. Berbagai usaha telah
dilakukan pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Hal itu tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kecerdasan masyarakat.

Karena semakin pesat dan kompleksnya perkembangan pendidikan dan


teknologi sekarang ini, guru tidak dapat menyampaikan semua informasi dan
materi kepada peserta didik. Guru diharapkan dapat merancang suatu metode atau
pendekatan pembelajaran yang memberdayakan siswa, sehingga proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif.

Pada kenyataannya, proses belajar mengajar yang terjadi di kelas dirasa masih
kurang efektif. Dimana guru menyajikan pembelajaran yang bertopang pada
materi yang abstrak dan sulit diterima oleh siswa secara menyeluruh, sehingga
pengetahuan siswa masih terbatas pada materi yang disajikan dan lebih banyak
sebagai sesuatu yang diingat dan tidak terapresiasi secara mendalam. Menurut
Kurniati (2001:4) hal ini terjadi karena pada umumnya siswa kurang aktif
terlibat di dalam proses belajar mengajar. Kondisi ini dapat mengakibatkan
suasana belajar kurang interaktif. Siswa secara pasif menunggu instruksi dari guru
tentang materi yang dipelajari dan apa yang harus dilakukan.

Agar siswa dapat lebih aktif, guru diharapkan menciptakan strategi yang tepat
untuk memotivasi siswa. Guru juga harus memfasilitasi siswa agar siswa
mendapat informasi yang bermakna, sehingga memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menerapkan ide yang mereka miliki.

Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru


namun dalam makalah ini pendekatan pembelajaran yang akan dibahas ada 3

1
jenis, yaitu Pendekatan Ekspositori dan Heuristik, Pendekatan Konstektual, dan
Pendekatan Kecerdasan (Multiple Intelligences).

Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pandang terhadap objek yang


akan terlibat dalam seluruh jalannya proses pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran dapat juga diartikan sebagai rancangan pembelajaran yang akan
dilaksanakan guru dengan menyusun dan memilih model, strategi, metode
maupun keterampilan mengajar tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dan ciri-ciri dalam perkembangan pendekatan


pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami konsep dan ciri-ciri perkembangan pendekatan


pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pendekatan Pembelajaran

Kata pendekatan adalah salah satu pengertian harfiah (menurut kata) dari
kata bahasa Inggris “Approach” yang artinya penghampiran, jalan, dan tindakan
mendekati. Kata pembelajaran adalah terjemahan dari kata Instruction yang
artinya pengajaran atau pembelajar. Secara teknis Pendekatan Pembelajaran dapat
diartikan sebagai jalan yang digunakan oleh guru atau pembelajar untuk
menciptakan suasana yang memungkinkan siswa belajar. Belajar dalam konteks
ini harus diartikan mengalami peristiwa perubahan prilaku dan menghasilan
prilaku baru sebagai hasil dari peristiwa itu.

Pendekatan adalah cara umum dalam memandang suatu permasalahan atau


objek kajian, dalam hal ini adalah pendekatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut pandang tentang proses
pembelajaran yang masih dalam arti umum yang didalamnya dapat mewadahi,
menguatkan, memberikan inspirasi (Winastwan, 2010).

Selain istilah pendekatan ada istilah lain yakni strategi, metode, dan teknik
yang kadang-kadang di dalam kepustakaan pendidikan digunakan secara bertukar-
bertukar (interachangeably). Sacara harfiah strategi (strategy) artinya akal atau
siasat, metode (method) adalah cara, sedang teknik (technique) adalah cara
khusus. Secara teknis Strategi Pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau
prosedur yang digunakan guru untuk mensuasanai siswa dalam mencapai tujuan
belajarnya. Metode, di lain pihak diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru
dan atau siswa dalam mengolah informasi pada peristiwa belajar mengajar yang
mungkin terjadi langkah tertentu atau beberapa langkah dalam suatu strategi.
Sedangkan teknik diartikan sebagai cara khusus/sfesifik yang digunakan oleh
guru/siswa dalam melakukan suatu kegiatan.

3
Antara keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat sehingga tidak
dapat dipisah-pisahkan. Pendekatan lebih bersifat konseptual artinya terjadi dalam
pikiran guru yang menjadi kerangka untuk melakukan tindakan pembelajaran,
sedangkan strategi, metode, dan teknik lebih bersifat operasional. Suatu
pendekatan dalam perwujudannya memerlukan penerapan suatu strategi yang di
dukung oleh satu atau lebih dari satu metode dengan beberapa teknik.

Dengan kata lain, pendekatan berfungsi memberi kerangka berpikir sedang


strategi, metode, dan teknik berfungsi mengisi dan mewujudkan kerangka itu
dalam realita peristiwa pembelajaran.

Dalam pembelajaran sendiri mengenal pendekatan pembelajaran dalam dua


jenis yaitu pendekatan yang berpusat pada siswa dan pendekatan yang berpusat
pada pengajar. Dari kedua jenis pendekatan ini tentunya memiliki keunggulan dan
kelemahan masing – masing. Yang perlu dilihat adalah mana yang cocok untuk
diterapkan pada proses pembelajaran. Bila melihat kondisi di Indonesia maka
sangat diyakini akan lebih banyak menggunakan proses jenis kedua yaitu berpusat
pada pengajar.

Apapun pendekatan yang akan dipilih merupakan hasil dari penelitian dan
solusi yang tepat dengan kondisi yang tepat. Selain dari pada itu pendekatan
pembelajaran juga memiliki kerakteristik yang dapat digunakan antara lain.

1) Indetifikasi, menetapkan sasaran, menetapkan kualifikasi output dan target


yang ingin dicapai harus dilatari oleh lingkungan yang kali ini berpatok
pada masyarakat.

2) Pemilihan cara paling efektif untuk mencapai sasaran dengan


mempertimbangkan.

3) Menentukan langkah yang akan dicapai mulai dari awal hingga akhir,
dengan tujuan agar mudah dalam memantau kinerja.

4) Menetapkan criteria dan standar sebagai tolak ukur pencapaian


pembelajaran yang telah ditetapkan.

Karekteristik yang ada akan lebih memudahkan dalam membuat beberapa


rumusan pencapaian dalam pembelajran dan dapat menepatkan pendekatan
4
pembelajaran mana yang tepat untuk digunakan. Dalam proses pembelajaran
sendiri tidak dapat anda putuskan sendiri menginggat kemampuan dari setiap
sumber daya dan lingkungan tidaklah sama. Tetap membutuhkan saran dari
beberapa pemangku kepentingan. Bila anda merupakan tenaga pendidik yang
akan memilih menggunakan pendekatan pembelajaran model seperti apa,
usahakan sebelum memilih ketahuilah kebutuhan yang cocok pada daerah sekitar
anda, jangan memaksakan menggunakan salah satu pendekatan yang benar namun
sangat bertentangan dengan realita. Berkompromi dengan realita dapat menjadi
faktor informal yang dapat anda gunakan. Dalam posisi ini dibutuhkan beberapa
faktor informal untuk kepentingan bersama.

Adapun fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :

1) Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode


pembelajaran yang akan digunakan.

2) Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.

3) Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.

4) Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul.

5) Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

2.2 Ciri-Ciri Berbagai Jenis Pendekatan Pembelajaran

A. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem melihat pembelajaran sebagai suatu sistem yaitu


peristiwa yang memiliki unsur-unsur, yang mempunyai fungsi tersendiri yang di
dalam satu kesatuan seluruh unsur itu berfungsi bersama dengan suatu tujuan.
Menurut Tayler (1974), peletak dasar konsep pembelajaran (Instruction), ada
empat unsur atau elemen pembelajaran yaitu :

a) Perumusan tujuan

b) Pemilihan pengalaman belajar

c) Pengorganisasian pengalaman belajar

5
d) Penilaian pencapaian tujuan

Dalam rancangan pembelajaran ada satu komponen “Strategi Instructional”


yang di dalamnya tercermin urutan kegiatan atau prosedur yang di tempuh guru
dalam membelajarkan siswa dan metode yakni cara yang dipakai guru dan siswa
dalam mengalami peristiwa belajar.

Ciri pokok pembelajaran yang merupakan sistem antara lain terletak pada
unsur balikan atau umpan balik yang mencerminkan kaitan semua unsur dalam
mencapai suatu tujuan. Penerapan pendekatan sistem dalam pembelajaran
kelihatan memandang proses pembelajaran sebagai proses rekayasa prilaku
(behavior engeneering). Pandangan ini cenderung menitikberatkan pada prilaku
yang dirumuskan terlebih dahulu yang dituangkan ke dalam tujuan. Tujuan inilah
yang dijadikan titik berangkat (starting point) dan selanjutnya menjadi ukuran
atau kriteria proses belajar siswa. Dari sisi ini kita dapat melihat bahwa
pendekatan sistem cenderung menjabarkan terbentuknya prilaku di luar tujuan.
Karena itu pendekatan ini terasa atomistik (bersifat detail) dan tidak holistik
(bersifat menyeluruh).

B. Pendekatan Kognitif

Sebagaimana dinyatakan oleh Bruner (1964), teori belajar bersifat deskriptif


artinya memaparkan bagaimana individu belajar. Pendekatan kognitif
pembelajaran merupakan teori pembelajaran bersifat preskriptif artinya memandu
bagaimana mengajarkan sesuatu.

Pendekatan kognitif pembelajaran beranjak deri teori perkembangan


kognitif Piaget (1970). Menurut Piaget, proses kognitif ditandai oleh tiga proses
dasar yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah proses
pengintegrasian data baru ke dalam struktur kognitif. Akomodasi adalah proses
penyesuaian struktur kognitif dengan situasi baru. Sedangkan equilibrasi adalah
proses penyesuaian kembali yang terus-menerus antara asimilasi dan akomodasi.

Pendekatan pembelajaran yang bertolak dari teori kognitif mencakup tiga


kegiatan pokok, yaitu :
6
1) Memberi sarana bagi proses pembangunan pengetahuan anak

2) Memberi sarana berpikir operasional

3) Memberi sarana berpikir operasi-formal

Untuk dapat membangun pengetahuan, anak disarankan untuk tidak


menggunakan strategi pembelajaran langsung yang bersifat deduktif. Yang perlu
dilakukan untuk membangun pengetahuan anak adalah menciptakan situasi kelas
yang memungkinkan siswa yang memiliki tarap kognitif yang berbeda dapat
belajar dengan caranya. Para siswa harus memperoleh kesempatan yang memadai
untuk membangun dan mengkoordinasikan berbagai hubungan yang dapat
dicobanya.

Berpikir operasional yang logis dimulai dari pembangunan struktur berpikir


operasi konkrit. Struktur itu mencakup proses menggolongkan, membuat urutan,
memahami panjang, jumlah dan ruang melalui pengenalan ciri-ciri positif dari
situasi. Proses berpikir sesungguhnya merupakan hasil dari kegiatan penyelesaian
konflik dalam diri individu. Oleh karena itu pembelajaran seyogyanya
menggunakan aneka ragam kegiatan yang memungkinkan siswa dapat berlatih
banyak mengembangkan proses berpikirnya.

Berpikir dengan menggunakan operasi formal ditandai oleh kemampuan


menghubungakan berbagai kemungkinan satu sama lain. Untuk ini siswa dapat
memulainya melalui percobaan, menyusun, dan menguji hipotesis.

Yang perlu di ingat adalah untuk membangun proses kognitif diperlukan


proses pembelajaran yang memberikan perhatian lebih banyak pada
pengembangan keterampilan belajar bagaimana belajar, pemberian kemudahan
proses transfer, pengembangan keterampilan pemecahan masalah, dan
pembangunan proses interaksi antar siswa.

C. Pendekatan Sosial-Budaya

Pendekatan social budaya dalam pembelajaran bertolak dari teori Belajar


Sosial dari Albert Bandura. Teori tersebut mencoba menjelaskan proses belajar di
7
dalam setting atau situasi yang alami (naturalistic). Diakui bagaimanapun juga
lingkungan sosial memberikan banyak kesempatan kepada individu untuk
memperoleh keterampilan dan kemampuan melalui pengamatan terhadap prilaku
contoh dan implikasinya terhadap prilaku individu. Teori sosial bertolak dari
asumsi sebagai berikut :

a) Hakikat belajar dalam setting alami

Konsep belajar menurut para Behaviorist yang menitikberatkan hubungan


antara stimulus dan respon oleh Bandura di beri atribut baru dengan prinsip
“Matching Behaviors” (prilaku penyesuaian). Bandura (1971) mengkonsepkan
dua proses penyesuain yaitu :

 Instantaneous Matching, yakni pebelajar secara pribadi menunjukkan


prilakunya, kemudian dikuatkan dan langsung menghasilkan pengalaman
belajar.

 Delayed Matching, yakni pebelajar mengamati prilaku yang dikuatkan


kemudian ia menunjukkan prilaku yang sama.

b) Hubungan antara pebelajar dengan linkungan

Menurut Bandura fenomena “Delayed Matching” yang berbentuk peniruan


dan berbagai prilaku “prososial” dan “antisocial” yang di peroleh individu tidak
dapat dijelaskan dalam bentuk hubungan satu arah. Kebanyakan pengaruh
lingkungan dijembatani oleh berbagai factor internal pribadi. Karena itu Bandura
mengkonseptualisasi adanya tiga cara saling keterkaitan antara Behavior (prilaku),
The Environment (Lingkungan), dan proses internal yang mempengaruhi persepsi
dan tindakan.

c) Batasan tentang apa yang dipelajari

Pendekatan pembelajaran atas dasar teori social memiliki ciri-ciri sebagai


berikut :

8
1) Proses kognitif pebelajar dan proses pengambilan keputusan di terima
sebagai dua hal penting dalam belajar.

2) Interaksi antar linkungan, faktor-faktor personal, dan prilaku merupakan


tiga hal yang menentukan proses belajar.

3) Hasil belajar mencakup prilaku visual dan verbal.

4) Penerapan teori sosial berkenaan dengan segi afektif, motoris atau


keterampilan mengatur sendiri (self-regulatory), di samping yang
berkenaan dengan keterampilan kognitif.

5) Komponen utama dalam pembelajaran adalah mengidentifikasikan model


yang tepat di dalam kelas, membangun nilai funsional kelas, membangun
nilai fungsional dan prilaku, dan menciptakan keterkaitan proses kognitif
pembelajaran.

D. Pendekatan Humanistik

Pendekatan Humanistik bertolak dari psikologi humanistic yang melihat


proses belajar sebagai “ proses membangun pengetahuan melalui pengalaman”.
Hakekat Proses Belajar adalah integrasi dan dinamika proses “prehension”
(penangkapan makna) dan dinamika proses “transformation” (pengubahan atau
pengolahan hasil penangkapan).

Berdasarkan konsepsi tersebut maka dalam diri seseorang terdapat potensi


gaya belajar yakni belajar dari pengalaman konkrit, belajar melalui
konseptualisasi, abstrak, belajar melalui pengamatan yang mendalam/reflektif,
dan belajar melalui eksperimen aktif.

Pendekatan pembelajaran yang bertolak dari konsep belajar eksperiensial


yang bersifat humanistic ditandai oleh hal-hal sebagai berikut :

1) Partisipasi yang ditandai kesepakatan, kebersamaan, tanggung jawab


bersama, dan tidak otoriter.

9
2) Integrasi yang ditandai adanya interaksi, interpenetrasi, integrasi berfikir,
perasaan, dan tindakan.

3) Relevansi yang ditandai oleh keterkaitan materi pelajaran dengan


kebutuhan dasar, kehidupan, dan memiliki arti bagi semua orang baik
emosional maupun intelektual.

4) Pribadi sebagai objek utama belajar.

5) Tujuan yang terpusat pada upaya mengembangkan manusia secara utuh


dalam masyarakat yang benar-benar manusiawi.

Pendekatan pembelajaran yang humanistik ini dikenal juga sebagai


“Confluent Education” yang mengintegrasikan elemen-elemen kognitif dan
afektif dalam belajar kelompok. Muara dari pendekatan humanistic dalam
pembelajaran ini adalah berkembangnya potensi manusia secara optimal.
Dengan kata lain pebelajar harus dapat mencapai sesuatu yang terbaik yang
bisa dicapai.

E. Pendekatan Kewarganegaraan

Pendekatan ini berorentasi pada tujuan membina warganya yang baik.


Dalam pengertian umum warga negara yang baik adalah warga negara yang
mengetahui, memahami, dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga
Negara dan mau serta mampu melaksanakan hak dan kewajibannya dengan
penuh kesungguhan dan tanggung jawab. Bagi Indonesia warga Negara yang
baik adalah warga Negara yang “ Beriman dean bertaqwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa, berkualitas, mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawabatas pembangunan bangsa”.

Dalam praktek pembelajaran, pendekatan ini dapat diwujudkan dalam


bentuk strategi/metode pembelajaran yang ditandai hal-hal sebagai berikut :

1) Komitmen terhadap Negara dan bangsanya (Pro Patria).

10
2) Kepekaan dan ketanggapan pada masalah-masalah Negara dan
warganegaranya.

3) Keterlibatan dalam kegiatan yang mengarah pada pengalaman


pengambilan keputusan (Decision Making Proses).

4) Proses berfikir kritis dan kreatif yang memusatkan perhatian pada prinsip
autentisity (kesahihan) dan akurasi (kecermatan) dalam mengkaji suatu
persoalan.

5) Rasa tanggung jawab (responsibility) yaitu kesadaran dan kesediaan


memikul resiko suatu tugas/kegiatan.

Metode belajar mengajar yang lazim dipakai dalam pendekatan


kewarganegaraan ialah transmisi langsung, penyingkapan terpadu, inkuiri,
pemecahan masalah, simulasi, dan proyek.

F. Pendekatan Integratif

Pendekatan Integratif (Integrated Approach) dimaksudkan sebagai


pendekatan yang memuatkan perhatian pada suatu masalah dengan
menggunakan berbagai konsep dan metode dalam berbagai bidang ilmu.
Pendekatan ini juga sering disebut pendekatan antar bidang ilmu
(Interdisciplinary Approach, Interfiled Approach). Pendekatan ini memusatkan
perhatian terhadap pengkajian masalah dan pemecahannya dari tiga sudut
pandang yakni ilmu, teknologi, dan masyarakat.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan
guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang
berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi
yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan
belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan
berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal
ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.
Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung belajar mengajar yang
menyenangkan.
Simulasi sangat ampuh dan efektif karena mereka meningkatkan
kewaspadaan siswa dan keterampilan memahami, meningkatkan integrasi
keterampilan siswa dalam berbagai konteks kinerja, menyesuaikan diri dengan
berbagai tingkat pembelajaran melalui cakupan kinerja dinamis, dan membantu
pelajar melihat pola dari waktu ke waktu dalam sistem dinamis.

3.2 Saran
Dari bermacam-macamnya ciri pendekatan dalam  proses belajar
mengajar, diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan
pendekatan itu untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam 
upayanya membentuk kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh
hasil yang memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang
berkualitas.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://irzeqrozeqqi.blogspot.com/2010/12/konsep-dan-ciri-ciri-berbagai-
jenis.html?m=1

https://imadeyudhaasmarawordpresscom.cdn.ampproject.org/v/s/
imadeyudhaasmara.wordpress.com/2015/04/01/
pendekatanpembelajarandanimplementasinyadalamprosesbelajarmengajar/amp/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fimadeyudhaasmara.wordpress.com%2F2015%2F04%2F01%2Fpendekatan-
pembelajaran-dan-implementasinya-dalam-proses-belajar-mengajar%2F

13

Anda mungkin juga menyukai