Anda di halaman 1dari 14

Filsafat Pendidikan Matematika

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Disusun Oleh:

Nur Hidayah Br. Karo 8236171005


Nadya Ramadhani 8236171002

Dosen Pengampu :
Dr. Edy Surya, M. Si.

PENDIDIKAN MATEMATIKA - A
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T. A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sungguh-sungguh dan demi memenuhi tugas Filsafat
Pendidikan Matematika yang berjudul “Filsafat Ilmu Pengetahuan”. Makalah ini ditulis dari
hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari buku dan artikel yang berhubungan dengan
judul makalah. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah,
atas bimbingan dan arahannya dalam penulisan makalah ini. Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang.

Medan, September 2024

Penulis Makalah

ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1. Latar Belakang..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1 Hubungan Filsafat dengan Agama.....................................................................
2.2 Hubungan Filsafat dengan Seni.........................................................................
2.3 Manfaat Mempelajari Filsafat............................................................................
BAB III KESIMPULAN............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat merupakan refleksi kritis, rasional, dan radikal terhadap hal-hal pokok dalam
kehidupan manusia. Apabila filsafat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempunyai ciri-ciri
tersebut, berkaitan dengan seni, maka ilmu lain yang mempunyai sistem tertentu, bahkan
berkaitan dengan agama sekalipun yang memiliki kebenaran mutlak. Segala sesuatu yang
berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat
ditolak. Sedangkan ilmu adalah sebuah perangkat metode untuk mencari kebenaran begitu
juga dengan filsafat.

Agama, ilmu pengetahuan (seni), dan filfasat merupakan tiga aspek yang dapat
menuntun manusia mencari kebenaran, meskipun ketiga aspek tersebut tidak dapat
dikategorikan sesuatu hal yang sama. Secara umum, filsafat merupakan salah satu kegiatan
atau hasil kegiatan yang menyangkut aktivitas dan olah budi manusia. Filsafat adalah ilmu
yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang
tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada.
Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang
ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.

Agama merupakan hal yang berkaitan dengan masalah hubungan manusia dan
dunianya dengan Allah. Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama
adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat ditolak. Sedangkan ilmu adalah deskripsi total dan
konsisten dari fakta-fakta empiris yang merumuskan secara bertanggung jawab dalam
istilah-istilah yang sesederhana mungkin. Ketiga aspek memberikan kontribusi kepada
manusia dalam proses penyelesaian masalah. Ilmu pengetahuan pada saat ini berkembang
dengan pesat seiring dengan perkembangan pemikiran manusia. Dengan ilmu pengetahuan
manusia dapat memecahkan masalah dan memudahkan manusia mencapai tujuan.

Hakikat seorang manusia adalah untuk mencari kebenaran karena dibekali oleh Allah
SWT dengan akal pikiran yang dibimbing oleh nilai-nilai agama. Ketiga aspek yang
digunakan untuk mencari kebenaran di atas memiliki titik persamaan, titik perbedaan, dan
hubungan. Dengan demikian agama, seni, dan filsafat memiliki keterkaitan antara satu
dengan lainnya. Serta dengan mempelajari ketiga aspek tersebut akan menambah

4
pengetahuan dan memberikan manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari agama,
seni, dan filsafat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menggali lebih dalam tentang
filsafat ilmu pengetahuan, baik itu hubungan filsafat dengan agama, hubungan filsafat
dengan seni, dan manfaat mempelajari filsafat Rumusan Masalah.

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Jelaskan hubungan filsafat dengan agama?
2. Jelaskan hubungan filsafat dengan seni?
3. Jelaskan manfaat mempelajari filsafat?

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan agama
2. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan seni
3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari filsafat

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Filsafat dengan Agama

Secara etimologi kata filsafat dalam bahasa Arab falsafah yang dalam bahasa Inggris
philosophy yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata
philein artinya cinta (love) dan sophia artinya kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara
etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) atau bisa juga diterjemahkan
sebagai cinta kearifan dalam arti yang sedalam- dalamnya. Jadi seorang filsuf adalah pencinta
atau pencari kebijaksanaan (Muliadi, 2020:5). Filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan,
seorang filosuf adalah pencari kebijaksanaan, ia adalah pencinta kebijaksanaan dalam arti
hakikat. Seorang filosuf mencintai atau mencari kebijaksanaan dalam arti yang mendalam
atau mencari kebenaran sampai ke dasar- dasarnya. Orang yang cinta kepada pengetahuan
disebut philosopher, dalam bahasa arabnya disebut failasuf. Pencinta pengetahuan ialah orang
yang menjadikan tujuan hidupnya, atau mengabdikan dirinya kepada pengetahuan. Filsafat
dan pengetahuan saling berkaitan antara keduanya ( Muliati, 2019:2)

Secara terminologi pengertian filsafat yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli
filsafat yaitu filsafat adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada
secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat tidak
mempersoalkan tentang gejala-gejala atau fenomena, tetapi mencari hakikat dari suatu gejala
atau fenomena (Muliadi, 2020:5).

Setelah membahas makna filsafat. Selanjutnya filsafat menurut pendapat


para pakar. Berikut ini adalah definisi filsafat menurut para ahli (Moon Hidayat dan
Adriansyah, 2023:2) :

1. Aristoteles
Aristoteles berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang
meliputi metafisika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

2. Immanuel Kant
6
Immanuel Kant berpendapat bahwa filsafat adalah hal yang mendasari semua
pengetahuan yang membahas epistemologi (filsafat pengeta- huan) yang menjawab
pertanyaan hal-hal yang kita ketahui.
3. Al Farabi Alfarabi, seorang filsuf muslim berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu tentang
hakikat dari kebenaran.
4. Rene Descartes
Rene Descartes mengatakan bahwa filsafat adalah kumpulan semua ilmu di mana Tuhan,
manusia, dan alam menjadi pokok pembahasan.
5. Plato
Menurut Plato, filsafat adalah ilmu yang untuk berusaha mengenali kebenaran yang
hakiki.
6. Lavengeld
Lavengeld berpendapat bahwa filsafat adalah kegiatan berpikir tentang final yang
menentu- kan, yaitu masalah makna keadaan Tuhan, kebebasan, dan keabadian.
7. Hasbullah Bakry
Hasbullah Bakry, seorang filsuf berkebangsaan Indonesia berpendapat bahwa filsafat
adalah ilmu tentang ketuhanan, kemanusiaan, dan kealaman untuk mendapatkan
pengetahuan me- ngenai cara alam dapat dicapai sesuai kemam- puan pikiran manusia
dan cara perilaku manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
8. Ir. Proedjawijatna
Filsuf ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk menemukan sebab
dari segala sesuatu dengan semata-mata mengguna- kan akal pikiran.
9. Notonogo
Notonogo berpendapat behwa filsafat adalah usaha untuk meneliti hal-hal yang menjadi
inti dari sudut pandang mutlak yang tetap yang bersifat alami.
10. Marcus Tulius
Menurut Marcus Tulius, seorang pakar retorika Romawi Kuno, filsafat adalah
pengetahuan mengenai Yang Maha Agung dan cara untuk mencapainya.
11. Prof. Dr. Fuad Hasan
Guru besar psikologi Universitas Indonesia ini berkata bahwa filsafat adalah berpikir
secara radikal suatu gejala. Berpikir radikal adalah usaha memahami dengan akal pikiran
segala sesuatu sampai ke akar-akarnya untuk sampai kepada simpulan yang universal.

12. The Lian Gie


7
The Lian Gie berpendapat bahwa filsafat adalah berpikir sedalam-dalamnya secara bebas
dan teliti mengenai ketuhanan, alam, dan manusia dengan tujuan mencari esensi dari
kebenaran.
13. BertrandRussel
Bertrand Russel berkata bahwa filsafat adalah kritik kepada pengetahuan yang meneliti
secara kritis asas-asas yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari
dan usaha menemukan secara kritis asas-asas yang digunakan dalam ilmu pengetahuan
dan kehidupan sehari-hari. Filsafat juga mencari ketidakselarasan dalam asas-asas itu.
Filsafat menengahi masalah teologia dan ilmu pengetahuan di antara dogma-dogma dan
ilmu- ilmu eksakta.
14. D.C. Mulder
Filsuf ini mengatakan bahwa filsafat adalah pemikiran yang bersifat teoretis tentang
struktur kenyataan secara menyeluruh dan bersifat abstraksi kenyataan berdasarkan akal
pikiran.
15. Notonagoro
Natonagoro berpendapat bahwa filsafat adalah upaya memahami hal-hal yang menjadi
objek- nya dari sudut inti yang mutlak dan dalam, yang tetap, yaitu hakikat tentang apa
yang ada.
16. Fu Yu Lan
Fu Yu Lan menyatakan bahwa filsafat adalah berpikir sistematis tentang hidup.

Jadi filsafat bukan hanya sebagai suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari, tetapi juga
sebagai pandangan hidup. Sebagai pandangan hidup maka filsafat melekat pada diri
seseorang, yang merupakan cerminan dari kepribadiannya. Filsafat yang dianutnya menjadi
landasan dan pedoman bagi setiap perbuatan dan tindakannya sehari-hari dalam hidupnya.
Sekalipun seseorang tidak mempelajari ilmu filsafat namun setiap orang memiliki filsafat
tertentu yang dijadikan pedoman hidupnya, karena filsafat berisi nilai-nilai kehidupan.
Dengan mempelajari ilmu filsafat maka seseorang akan terbantu dalam upayanya memilih
atau menentukan filsafat hidup yang cocok baginya (Darwis A, 2019:8).

Filsafat itu sukar dan abstrak karena ia secara radikal dan sistematis berupaya
mencari sebab-sebab yang paling mendasar atau paling akhir sejauh yang mampu dijangkau
oleh akal manusia mengenai segala hal yang ada sebagai suatu keseluruhan, Dalam upaya
yang radikal itulah filsafat berbeda dengan ilmu-ilmu positif. Ilmu-ilmu positif

8
mempersoalkan suatu masalah dan mencari apa sebabnya. Jawaban terhadap masalah-
masalah pada ilmu positif selalu menimbulkan masalah baru. Sedangkan filsafat secara
radikal langsung mencari sebab terakhir. Filsafat menyerupai theologi, tetapi filsafat berbeda
dengan theologi karena filsafat hanya mendasarkan diri pada pembuktian yang dapat
diterima akal manusia, dan tidak mendasarkan diri pada kekuasaan, baik tradisi maupun
wahyu. Inti dari kegiatan berfilsafat ialah berpikir. Ciri-ciri berpikir secara filsafat adalah
sebagai berikut (Darwis A, 2019:8):

1. Berpikir radikal, yaitu menggali sampai ke akar-akar persoalan yang paling mendalam
untuk menemukan hakekat atau makna yang sesungguhnya.
2. Berpikir secara menyeluruh, komprehensif, secara umum (universal), tentang sesuatu.
3. Berpikir konseptual melalui perenungan atau kontemplasi yaitu menemukan konsep atau
teori, dan bukan untuk menemukan bukti empiris (perceptual).
4. Berpikir secara koheren dan konsisten. Koheren maksudnya sesuai dengan kaedah
berpikir logis, dan konsisten maksudnya pemikiran itu tidak mengandung kontradiksi.
5. Berpikir sistematik, yaitu pemikiran itu bertujuan, tersusun menurut sistem, ide yang
disusun saling berhubungan.
6. Berpikir bebas dan bertanggung jawab

2.2 Hubungan Filsafat dengan Seni


Dalam studi filsafat umum memahaminya secara baik paling tidak kita harus
mempelajari ilmu bidang pokok, yaitu: Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika dan Sejarah
Filsafat (Muliati, 2019:27) :
1. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian dari persoalan filsafat
yang:
1) Membicarakan tentang prinsip-prinsip yang paling universal.
2) Membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan (beyond nature)
3) Membicarakan karakteristik hal-hal yang sangat mendasar, yang berada diluar
pengalaman manusia (immediater experience)
4) Berupaya menyajikan suatu pandangan yang komperhensif tentang segala sesuatu.
5) Membicarakan persoalan-persoalan seperti: hubungan akal dengan benda, hakikat
perubahan, pengertian tentang kemerdekaan, wujud Tuhan, kehidupan setelah mati dan
lainnya.

9
6) Metafisika ini suatu cabang filsafat yang paling sulit dipahami terutama bagi pemula
belajar filsafat. Pada umumnya filsafat kontemporer yang orientasinya kepada
pengetahuan ilmiah, terdapat metafisika lebih skeptis.

2. Epistemologi

Epistemologi lazimnya disebut teori pengetahuan yang secara umum membicarakan


mengenai sumber-sumber, karakteristik dan kebenaran pengetahuan. Persoalan epistemologi
(teori pengetahuan) berkaitan erat dengan persoalan metafisika. Bedanya, persoalan
epistemologi berpusat pada: apakah yang ada? yang di dalamnnya memuat:

1) Problem asal pengetahuan (origin)


2) Apakah sumber-sumber pengetahuan?
3) Dari mana pengetahuan yang benar, dan bagaimana kita dapat mengetahui?
4) Problem penampilan (appearance)
5) Apakah yang menjadi karakteristik pengetahuan? Apakah dunia rill diluar akal, apabila
ada dapatkah diketahui?
6) Problem mencoba kebenaran (verification), Bagaimana membedakan antara kebenaran
dan kekeliruan?

3. Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara
penalaran yang betul (correct reasoning). Pada mulanya logika sebagai pengetahuan rasional
(episteme). Oleh Aristoteles logika disebutnya sebagai analitika, yang kemudian
dikembangkan oleh para ahli Abad Tengah yang disebut tradisional dikembangkan menjadi
logika modern, sehingga dewasa ini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas
yang tidak lagi semata-semata bersifat filsafati, tetapi bercorak teknis dan ilmiah. Logika
modern saat ini berkembang menjadi logika perlambang, logikn kewajiban, logika gamda-
nilai, logika intuisionistik, dan berbagai sistem lagika tak baku.

4. Etika

Etika atau filsafat perilaku sebagai cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia,
dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapat dua hal permasalahan, yaitu
menyangkut tindakan maka etika disebut sebagai filsafat praktis; sedangkan jika jatuh pada
baik-buruk maka etika disebut sebagai filsafat normatif.

10
Dalam pemahaman etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik-buruk dalam
tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini mempersoalkan tindakan
manusia yang dianggap baik yang harus dijalankan, dibedakan dengan tindakan buruk/jahat
yang dianggap tidak manusiawi. Sejalan dengan ini, etika berbeda dengan agama yang di
dalamnya juga memuat dan memberikan norma baik-buruk dalam tindakan manusia. Karena
etika mengandalkan pada rasio yang lepas dari sumber wahyu agama yang dijadikan norma
sumber agama Illahi, dan etika lebih cenderung bersifat analitis daripada praktis. Sehingga
etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional.

Sementara dari kalangan non-filsafat, etika sering digunakan sebagai pola bertindak
praktis (etika profesi), misalnya bagaimana menjalankan bisnis yang bermoral (dalam etika
berbisnis).

5. Sejarah Filsafat

Sejarah filsafat adalah laporan suatu peristiwa yang berkaitan dengan pemikiran filsafat.
Biasanya sejarah filsafat ini memuat berbagai pemikiran kefilsafatan (yang beraneka ragam)
mulai dari zaman pra-Yunani hingga zaman modern. Juga, dengan mengetahui pemikiran
filsafat para ahli pikir (filosuf) ini akan didapat berbagai aneka ragam pemikiran dari dahulu
hingga sekarang. Dalam sejarah filsafat akan diketahui pemikiran-pemikiran yang jenius
hingga pemikir tersebut dapat mengubah dunia, yaitu dengan ide-ide atau gagasan-
gagasannya yang cemerlang.

2.3 Manfaat Mempelajari Filsafat

Ilmu dan filsafat mempunyai hubungan yang terkait, menurut Louis O. Kattsoff
dikatakan: Bahasa yang dipakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal
saling melengkapi. Hanya bahasa yang dipakai dalam filsafat mencoba untuk berbicara
mengenai ilmu pengetahuan, dan bukannya dalam ilmu pengetahuan. Namun apa yang harus
dikatakan oleh seorang ilmuan mungkin penting pula bagi seorang filosof (Muliati,
2019:37). Filsafat merupakan ilmu yang umum, dan sering disebut sebagai induk dari segala
ilmu (mater scientiarum), karena pada mulanya ilmu pengetahuan merupakan bagian filsafat.
Ilmu pengetahuan adalah ilmu khusus, yang makin lama semakin bercabang-cabang. Setiap
ilmu memiliki filsafatnya yang berfungsi memberi arah dan makna bagi ilmu itu (Darwis
A,2019:13).

11
Filsafat sebagai proses berpikir yang sistimatis dan radikal juga memiliki objek material
dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup
“ada dan tampak” dan “ada yang tidak tampak”. Adapun yang tampak adalah alam
pisik/empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosof
membagi objek material filsafat ada tiga bagian, yaitu yang ada dalam kenyataan, yang ada
dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun objek formal filsafat adalah sudut
pandang yang menyeluruh, rasional, radikal, bebas, dan objek tentang yang ada, agar dapat
mencapai hakikat(Muliati, 2019: 38). Ilmu mendasarkan pada akal pikiran lewat
pengalaman, penelitian dan indra, untuk mendapatkan kebenaran yang ilmiah, filsafat
mendasarkan pada otoritas akal murni secara bebas dan berpikir secara radikal dalam
penyelidikan terhadap kenyataan dan pengalaman terutama dikaitkan dengan kehidupan
manusia, maka kebenaran yang diperolehnya relatif. Sedangkan agama berdasarkan wahyu,
maka kebenaran yang diperolehnya pasti. Ilmu, filasat, dan agama saling terkait antara satu
dengan lainnya (Muliati, 2019: 40).

Baik filsafat maupun ilmu pengetahuan, intinya ialah berpikir. Bedanya, kalau filsafat
memikirkan atau menjangkau sesuatu itu secara menyeluruh, maka ilmu memikirkan atau
menjangkau bagian-bagian tertentu tentang sesuatu. Kalau filsafat menjangkau sesuatu itu
secara spekulatif atau perenungan dengan menggunakan metode berpikir deduktif, maka ilmu
mengguna-kan pendekatan empiris atau ilmiah dengan menggunakan metode berpikir
induktif di samping metode berpikir deduktif (Darwis A, 2019: 13).

12
BAB III
KESIMPULAN

filsafat bukan hanya sebagai suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari, tetapi juga
sebagai pandangan hidup. Sebagai pandangan hidup maka filsafat melekat pada diri
seseorang, yang merupakan cerminan dari kepribadiannya. Filsafat yang dianutnya menjadi
landasan dan pedoman bagi setiap perbuatan dan tindakannya sehari-hari dalam hidupnya.
Sekalipun seseorang tidak mempelajari ilmu filsafat namun setiap orang memiliki filsafat
tertentu yang dijadikan pedoman hidupnya, karena filsafat berisi nilai-nilai kehidupan.
Dengan mempelajari ilmu filsafat maka seseorang akan terbantu dalam upayanya memilih
atau menentukan filsafat hidup yang cocok baginya. Ilmu dan filsafat mempunyai hubungan
yang terkait, bahasa yang dipakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal
saling melengkapi. Hanya bahasa yang dipakai dalam filsafat mencoba untuk berbicara
mengenai ilmu pengetahuan, dan bukannya dalam ilmu pengetahuan. Namun apa yang harus
dikatakan oleh seorang ilmuan mungkin penting pula bagi seorang filosof. Filsafat
merupakan ilmu yang umum, dan sering disebut sebagai induk dari segala ilmu (mater
scientiarum), karena pada mulanya ilmu pengetahuan merupakan bagian filsafat. Ilmu
pengetahuan adalah ilmu khusus, yang makin lama semakin bercabang-cabang. Setiap ilmu
memiliki filsafatnya yang berfungsi memberi arah dan makna bagi ilmu itu, filsafat memiliki
ruang lingkup kajian seperti: metafisika, epistemologi, logika, etika dan sejarah filsafat.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Otoluwa ,Moon Hidayati & A. Katili, driansyah. (2023). Filsafat Ilmu. Gorontalo: Ideas
Publishing. ISBN: 978-623-234-275-0 .

Soelaiman, Darwis A. (2019). Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat dan Islam.Aceh:
Bandar Publishing. ISBN. 978-623-7499-37-4.

Sesady, Muliati. (2019). Pengantar Filsafat. Yogyakarta: TrustMedia Publishing.

Muliadi. (2020). Filsafat Umum. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. ISBN 978-623-7166-42-9.

14

Anda mungkin juga menyukai