Dosen pengampu:
Dr Ahmad Sulton, M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Erlinda Purbaningrum 201230274
i
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia Nya, sehingga kami dari kelompok 11 dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan pada Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo Semester 1 Tahun Akademik 2023/2024.
Berkat dukungan mereka semua makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu
dan semoga bisa menjadi tuntunan kearah yang lebih baik, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan kami.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
untuk makalah yang baru kami buat, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir
kata, kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kelompok 11
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
A. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
B. Tujuan Masalah.................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME............................................6
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME..........................................7
C. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN NEOSKOLASTISME.........................8
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat berasal dari bahasa Arab, falsafah dari bahasa Yunani, kata majemuk
philosophia yang terdiri dari kata filos yang berarti cinta atau sejenisnya, dan kata sofia
yang berarti kebijaksanaan. Maka dengan demikian, secara etimologis kata filsafat
mempunyai arti cinta kebijaksanaan, orang tersebut disebut filosof atau filosof. 1
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Masalah
1
Muliati (2019) Pengantar Filsafat. Trust Media Publishing, Parepare, Indonesia
5
B. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikan realisme.
C. Untuk mengetahui pengertian filsafat pendidikanneoskolastisme.
D. Untuk mengetahui perbedaan filsafat pendidikan idealisme, realisme, dan
neoskolatisme.
6
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tujuan Pendidikan.
7
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.
b. Kedudukan Siswa.
Siswa bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya
atau bakatnya
c. Peranan Guru.
Guru bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia,
terutama bertanggung jawabdalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.
d. Kurikulum.
Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan
pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
e. Metode.
Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat
dimanfaatkan.2
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi dari filsafat umum. Filsafat ini mendalami
dan menyelidiki hakikat pendidikan serta kaitannya dengan latar belakang, tujuan,
cara dan hasil yang bersangkut paut dengan struktur kegunannya. Filsafat pendidikan
termasuk salah satu teori pendidikan yang kebenarannya dihasilkan dan dibuktikan
melalui penelitian baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan perlu di mengerti serta di
jadikan sebagai pedoman oleh para pengajar pendidikan. Salah satu aliran filsafat
pendidikan adalah aliran pendidikan realisme.
Realisme adalah pendapat atau pandangan bahwa semua benda yang tampak itu
adalah nyata, real bukan hanya bayangan. Realisme bersifat objektif, tersusun atas materi
dan hukum alam. Seseorang percaya atau tidak terhadap keberadaan suatu benda tidak
akan merubah watak dan wujud benda tersebut, benda itu akan tetap nyata dan bukan
ilusi. Orang yang berpaham realisme berpendapat bahwa otak manusia itu ibarat kertas
kosong jadi tinggal diwarnai dandi beri tulisan-tulisan agar kertas itu tidak kosong.
2
Ageng Shagena dan Syarifuddin Syarifuddin, “Peran Filsafat Idealisme serta Implementasinya pada Pendidikan,”
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan 17, no. 2 (2022): 45–54.
8
Realisme dalam pengertian filsafat beranggapan bahwa semua benda semua objek
panca indera kita adalah real atau nyata, tanpa ada hubungannya dengan pikiran kita,
persepsi kita, benda itu tetap ada terlepas dari kenyataan jika benda itu kita ketahui.
Aliran pendidikan realisme mendefinisikan dirinya dengan 3 kategori basis dasar
metafisika, epistemology dan aksiologi.
2. William MC Gucken: Menyatakan bahwa tanpa adanya tuhan, maka tidak ada
tujuan pendidikan. Tujuannya adalah mempersatukan manusia agar hidup didunia
sekarang, mencapai tujuan akhir yang abadi hidup didunia
3. Frans Bacon: Tokoh negarawan dan penulis inggris yang kritikus hebat pada
kekeliruan ilmu pengetahuan dan Pendidikan.Filsafat pendidikan realisme menekankan
pada pendidikan sebagai kajian atau pembelajaran disiplin di keilmuan yang melaluinya,
dan kita mendapatkan definisi-definisi dan juga pengklasifikasiannya.
9
dikembangkan (iman dan nalar). Guru berperan aktif sebagai ahli yang mampu
mengembangkan kemampuan nalar anak didiknya agar sanggup berpikir kritis dan tajam.
Guru menentukan hal yang harus dipelajari anak didik. Dalam Pendidikan theology/gereja,
guru bukan saja seorang ahli, tetapi tingka trohaninya harus bagus3.
2. Jacques Maritain: Seorang filsuf abad ke-20 yang berperan penting dalam
kebangkitan Thomisme, aliran filsafat berdasarkan ajaran Thomas Aquinas
3. Étienne Gilson: Seorang filsuf dan sejarawan filsafat Perancis yang terkenal
karena karyanya tentang filsafat abad pertengahan, khususnya pemikiran Thomas
Aquinas
3
Junihot Simanjutak, Filsafat Pendidikan Dan Pendidikan Kristen, ed. Penerbit ANDI (Yogyakarta,2013).
10
oleh rasionalitas. Filsafat kristen berlandaskan pada kebenaran Alkitab, Filsafat harus
melayani kebenaran firman Tuhan.
a) Filsafat Idealisme
b) Filsafat Realisme
4
Moch Tolchah, “Implikasi Filsafat Pendidikan dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Perspektif
Kuntowijoyo,” Fikrotuna: JurnalPendidikan dan Manajemen Islam 11, no. 1 (2020): 1402–31.
11
menyukai demonstrasi-demonstrasi (pemeragaan materi) di ruang kelas, karya
wisata, dan penggunaan alat bantu audio-visual dalam situasi dimana karyawisata
tidaklah praktis atau akan memakan banyak waktu. Menurut aliran ini, pelajar
atau anak didik di pandang sebagai sebuah organisme hidup, yang melalui
pengalaman inderawiyahnya dapat menangkap tatanan alam dunia ini dan
kemudian sampai pada pergumulan langsung dengan ‘realitas’. Kurikulum juga
bersifat komprehensif, sedangkan guru adalah orang yang berpengetahuan, dan
dipandang sebagai pemberi informasi yang akurat menyangkut realitas kepada
anak didik dengan cara yang paling efisien dan paling cepat.
c) Filsafat Neosklotisisme
pandangan aliran ini menekankan pada materi kajian yang berkaitan erat dengan
aspek-aspek intelektual dan spiritual dari kebudayaan. Selain itu, anak didik
dipandang sebagai makhluk rasional yang memiliki potensi alamiah untuk
menggapai kebenarandan pengetahuan, serta sebagai makhluk spiritual yang dapat
berhubungan dengan Tuhan. Adapun guru, dilihat sebagai seorang pemimpin
spiritual, seorang yang berdisiplin mental dengan kemampuan mengembangkan
rasio, ingatan, dan daya kemauan pada diri anak didiknya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
Filsafat pendidikan idealisme dan realisme adalah dua aliran filsafat yang saling
bertentangan. Idealisme memandang bahwa jiwa dan nilai spiritual adalah hal yang
fundamental dalam dunia ini, sedangkan realisme memandang bahwa dunia materi adalah
hal yang nyata dan terdiri dari dunia fisik dan rohani. Dalam pendidikan, idealisme
menekankan pada pengembangan bakat dan kemampuan peserta didik sebagai personalitas
yang memiliki nilai yang lebih tinggi daripada apa saja selainnya, sedangkan realisme
menekankan pada pengajaran yang terorganisasi dan terpisah dari subjek. Imperialisme, di
sisi lain, adalah tindakan eksploitasi dan penindasan yang dapat dibenarkan selama dapat
mendapatkan keuntungan untuk si pelaku.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa filsafat pendidikan merupakan cabang filsafat
yang berusaha untuk memahami pendidikan secara lebih mendalam, menafsirkannya
dengan menggunakan konsep-konsep umum yang dapat menjadi petunjuk atau arah
bagi tujuan-tujuan dan kebijakan pendidikan. Sebagai cabang filsafat, pemikiran filsafati
terhadap pendidikan juga mempunyai ciri spekulatif, preskritif, dan analitik.
Filsafat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena filsafat mengandung hal- hal yang
seharusnya dilaksanakan di dalam praktik pendidikan, demikian pula praktik Pendidikan
dapat menjadi bahan pemikiran reflektif mengenai pendidikan.
Manfaat belajar filsafat Pendidikan lebih bersifat manfaat teoritis, bukan praktis- teknis,
yaitu agar para peserta didik (mahasiswa) terbiasa untuk memahami persoalan hakiki
pendidikan secara kritis, terbuka dan reflektif.
13
DAFTAR PUSTAKA
14