Ratri Adelia Sari, Megan Anggilia, Muhammad Fikry Al fatih, Futiya Nafi Husna
Email;ratriadeliasari08@gmail.com,fikryalf18@gmail.com,megananggilia@gmail.com,
futiyanafi06@gmail.com
Abstrak : Masa remaja awal merupakan masa ketika seorang anak tumbuh ke tahap menjadi
seseorang yang dewasa yang tidak dapat ditetapkan secara pasti. Masa remaja awal yaitu
antara 12-15 tahun. Remaja mulai mempunyai kapasitas untuk memperoleh dan
menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya dikarenakan pertumbuhan
otak mencapai kesempurnaan.Perkembangan kognitif manusia adalah proses psikologis yang
melibatkan proses memeroleh pengetahuan, menyusun dan menggunakan pengetahuan serta
kegiatan lain seperti berfikir, mengingat, memahami, menimbang, mengamati, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan masalah melalui interaksi dengan lingkungan.
Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Pada masa
remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal lobe (belahan otak bagian depan
sampai pada belahan atau celah sentral). Prontabel lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif
tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan
mengambil keputusan.Pendidik berperan serta dengan melakukan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan tentang perkembangan kognitif
psikologis pada masa remaja awal. Hal ini menggunakan metode penelitian yaitu studi
kepustakaan. Dengan melakukan ini penulis mencari sumber dari berbagai buku, jurnal,
artikel, yang berkaitan tentang perkembangan kognitif psikologi anak pada masa remaja
awal.
PENDAHULUAN
Sedangkan menurut Vygotsky dalam Wilma, Pauline and irina “human development
cannot be separated from its social context” 3 perkembangan manusia yang tidak lepas dari
lingkungan dan budaya yang membentuknya.Piaget berpandangan bahwa perkembangan
kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan sistem saraf.Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka
makin komplekslah susunan sel sarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.Ketika
individu berkembang menuju kedewasaan akan mengalami adaptasi biologis demgan
lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kuantitatif.Ia
2
Robert J.Stemberg,Handbook of human intelligence,(Cambridge university press, 1982) 171
3
Wilma vialle,dkk,Handbook of children devolepment,(New South Wales, Social Science Press 2002),28
menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda
pula secara kualitatif.4
1. The ability to deal with abstraction. Kemampuan untuk memahami dan bekerja
dengan konsep-konsep yang tidak terlalu terlihat atau konkret dalam kehidupan
sehari-hari.Ini melibatkan kemampuan untuk berpikir secara konseptual
mengidentifikasikan pola, dan menyederhanakan ide-ide kompleks.Kemampuan
menghadapi masalah abstrak seperti gagasan, simbol, hubungan, konsep, dan prinsip.
Contoh : berpikir dalam pelajaran matematika dengan banyak konsep aljabar,
geometro dalam memecahkab perhitungan.
2. The ability to solve problem. Kemampuan untuk memecahkan masalah dengan
kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menemukan solusi untuk masalah
atau tantangan yang dihadapi.Dan menerapkan sosulsi secara efektif.Menangani
situasi baru, tidak sekedar membuat respon terlatih terhadap situasi yang sudah
dikenal(familiar).Contoh : menyelesaikan masalah dalam menghitung matematika dan
mencari solusi dengan jawaban yang tepat.
3. The ability to learn, Kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau pemahaman baru dari pengalaman atau informasi.Terutama
memahami dan menggunakan simbol-simbol abstrak seperti simbol verbal dan lain-
lain.5Contoh : siswa memahami pelajaran baru disekolah mengingat fakta yang
penting, kemudian diterapkan ketika dalam ujian.
4
Asri Budiningsih,Belajar dan Pembelajaran.(Yogyakarta, Rineka Cipta, 2004),36
5
Gage & Berliner, Educational Psychology,(Hougton Mifflin, 1996), 51
C. Teori Perkembangan Kognitiv Piagnet
Menurut piagnet dalam Susie M. Hill.perkembangan kognitif mempunyai 4 aspek
yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan saraf.2) pengalamaan , yaitu
hubungan timbal balik antara orgisme dan dunianya, 3) interaksi sosial yaitu pengaruh –
pengaruh yang diperoleh dalam hubunganya dengan lingkungan sosial,4) ekulibrasi, yaitu
adanyakemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu
mempertahankan keseimbangandan penyesuaian diri terhadap lingkunganya.6
6
Susie M. Hilil, Mother and daughter Perceptions of the Discretionary Spending During Early Adolescence,
(EisenHower, ProQuest, 2008), 5
7
M.Fajrul Hadi,KognitifMenurutJeanPiaget,https://www.academia.edu/8737730/kognitif_menurut_jean_piaget
tersebut.dengan munculnya kemampuan- kemampuan intelektual baru memungkinkan
orang memahami dunia dengan cara semakin kompleks8
Perkembangan sebagian bergantung pada sejauh mana anak aktif dengan lingkungan.
Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan di mana anak belajar sangat menentukan
proses perkembangan kognitif anak. Pola prilaku atau berfikir yang digunakan anak-anak
dan orang dewasa dalam menangani objek-objek di dunia. Pengamatan mereka terhadap
suatu benda mengatakan kepada merekasesuatu hal tentang objek tersebut. Karena
manusia secara ginetik sama dan mempunyai pengalaman yang hampir sama. Mereka
dapat diharapkan untuk bersunguh- sunguh memperlihatkan keseragaman dalam
perkembangan kognitif mereka. Karena itu dia mengembangkan empat tahap tingkatan
perkembangan kognitif yang terjadi selama kanak-kanak sampai remaja. Menurut piagnet
perkembangan kognitif manusia melalui empat tahapan dari lahit sampai dewasa. Setiap
tahap ditandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru dimana dia mulai mengerti
dunia yang bertambah kompleks.9
8
Mohammad Nur, Teori-teori perkembangan,(Surabaya, IKIP Surabaya, 1998) , 11
9
Sri Siti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta, Grasindo, 2008). 12
Pada umunya pada tahap ini anak-anak telah memahami operasi logis dengan
bantuan benda yang konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep
kekekala, kemampuan untuk mengklasifikasi dan serasi, mampu memandang suatu
objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif. Anak pada tahap ini sudah
cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika.
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan
hal-hal abstrak dan menggunakan logika. Penggunakan benda-benda konkret tidak
ndiperlukan lagi. Anak mampu menalar tanpa harus berhadapan dengan objek
langsung. Penalaran terjadi karena proses kognitif telah mampu hanya simbo-simbol,
ide-ide,astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan untuk melakukan
operasi yang menyatakan hubungan,memahami konsep promosi.10
dalam membahas fungsi-fungsi, piagnet mengelompokannya sebagai berikut:
1. Organisasi yang merujuk pada fakta bahwa semua stuktur kognitif
berinterelalisasidan berbagai pengetahuan baru harus diselarakan ke dalam system
yang ada.
2. Adaptasi yang merujuk pada kecenderungan organisme untuk meyelaraskam
dengan lingkungan. Adaptasi ini terdiri dari 2 proses yaitu
1. Asimilasi yaitu kecenderungan untuk memahami pengalaman baru berdasarkan
pengalaman yang telah ada.Seperti anak kecil yang memanggil semua pria
dewasa dengan sebutan bapak.
2. Akomodasi yaitu perubahan struktur kogitif karena pengalaman baru. Ini
terjadi apabila informasi yang baru itu sangat berbeda atau terlalu kompleks
yang kemudian diintegrasikan kedalam stuktur yang telah ada.Seperti pada
masa awal perkembangan, anak cenderung mengisap setiap objek yang berada
didekatnya, namun pada akhirnya dia belajar bahwa tidak semua objek dapat
diisap.11
D. Teori Perkembangan Kognitif Vigotsky
Lev Vigotsky (1886 -1934) adalah tokoh psikologi asal Rusia. Vigotsky
mengemukakan pendapat tentang kognisi sosial. Koginisi sosial dapat diartikan sebagai
pengetahuan tentang lingkungan sosial dan hubungan interpersonal. Model ini menyatakan
tentang dampak atau pengaruh pengalaman sosial terhadap perkembangan kognitif.
10
Sri Asti, Belajar dan Pembelajaran, 17 Oktober, 2015, 24
11
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010), 5
Teori ini menekankan tentang kebudayaan sebagai faktor penentu bagi perkembangan
individu. Diyakini, bahwa hanya manusia yang dapat menciptakan kebudayaan, dan setiap
anak manusia berkembang dalam konteks kebudayaanya. Kebudayaan memberikan dua
konstribusi terhadap perkembangan intelektual anak. Pertama, anak memperoleh banyak sisi
pemahamanya. Dan kedua, anak memperoleh banyak cara berfikir, atau alat-alat adaptasi
intelektual.12
Singkatnya, kebudayaan telah mengajari anak tentang apa yang difikir dan bagaimana
cara berfikir. Lev Vigotsky meyakini bahwa perkembangan koginif menghasilkan proses
sosial intruksional, yang karena nya anak belajar saling tukar pengalaman dalam
memecahkan masalah dengan orang lain, seperti orang tua, guru, saudara, dan teman sebaya.
Perkembangan merupakan proses internalisasi terhadap kebudayaan yang membentuk
pengetahuanya dan alat adaptasi yang wahana utamanya melalui bahasa dan komunikasi
verbal.
Pendekatan ini merumuskan bahwa kognitif manusia sebagai sesuatu sistem yang
terdiri atas tiga bagian : 1) Input, Yaitu proses informasi dari lingkungan atau stimulasi
(rangsangan) yang masuk ke dalam reseptor-reseptor pancaindera dalam bentuk pengelihatan,
suara, dan rasa. 2) Proses, Yaitu pekerjaan otak untuk mentransformasikan informasi atau
stimulasi dalam cara beragam, yang meliputi mengolah/menyusun informasi ke dalam
bentuk-bentuk simbolik, membandingkan dengan informasi sebelumnya, memasukan ke
dalam memori dan menggunakanya apabila diperlukan. 3) Output, Yaitu yang berbentuk
tingkah laku, seperti berbicara, menulis, interaksi sosial, dan sebagainya.12
KESIMPULAN
Masa remaja adalah periode penting dalam perkembangan kognitif individu. Remaja
mengalami kemajuan signifikan dalam berfikir, pemecahan masalah, identitas diri, dan
kemampuan pengambilan keputusan, dengan pengruh kuat dari lingkungan sosial mereka.
Kesimpulan tentang pemikiran kognitif pada remaja adalah bahwa remaja mengalami
perkembangan kognitif yang signifikan selama ini. Mereka mulai mampu berfikir lebih
abstrak, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang lebih kompleks, dan
mempertimbangkan perspektif orang lain dengan lebih baik. Pemikiran kritis juga mulai
berkembang, memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih matang.
Namun, remaja juga dapat cenderung eksperimental dan rentan terhadap pengaruh dari teman
sebaya. Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk memberikan panduan dan
dukungan dalam memfasilitasi perkembangan kognitif yang sehat pada remaja.
DAFTAR PUSAKA
12
Syamsu Yusuf,Psikologi perkembangan..., 7
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran. (Yogyakarta, Rineka Cipta, 2004)
M.FajrulHadi,KognitifMenurutJeanPiaget,https://www.academia.edu/8737730/
kognitif_menurut_jean_piaget
SriAsti,BelajardanPembelajaranhttps://www.academia.edu./9180536/Belajar_Pembelajaran