Pembelajaran
Ismi Delisna1, Hasanudin2, Meli Andrianawati3, Muhamad Pahlevi
Rafsanjani4
Universitas Pendidikan Indonesia1, Universitas Pendidikan Indonesia2,
Universitas Pendidikan Indonesia3, Universitas Pendidikan Indonesia4
ismidel15@upi.edu1, hasanudin@upi.edu2, meliandrianawati@upi.edu3,
pahlevi@upi.edu4
Abstract
Cognitive theory focuses learning on changes in the internal mental
processes used in understanding the external world; Cognitive learning
theory is a learning theory that is more concerned with the learning
process than the learning outcomes themselves. According to Piaget,
cognitive development takes place through four stages, namely the
sensori-motor stage (0–1.5 years), the pre-operational stage (1.5–6
years), the concrete operational stage (6–12 years), the formal
operational stage (12 years and over). There are two kinds of cognitive
theory, namely social cognitive theory and cognitive behavioral theory.
In cognitive theory, learning outcomes do not only depend on the
information provided by the teacher, but also on the way students
process that information.
Keywords: Cognitive Theory; Learning; Learning Theory
Abstrak
Teori kognitif memfokuskan pembelajaran pada perubahan-perubahan
proses mental internal yang digunakan dalam memahami dunia
eksterna;. Teori belajar kognitif merupakan teori belajar yang lebih
mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya itu sendiri.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif berlangsung melalui empat
tahap, yaitu tahap sensori-motor (0–1,5 tahun), tahap pra-operasional
(1,5–6 tahun), tahap operasional konkrit (6–12 tahun), tahap operasional
formal (12 tahun ke atas). Terdapat dua macam teori kognitif, yaitu teori
kognitif social dan teori kognitif behavioral. Pada teori kognitif, hasil
pembelajaran tidak hanya bergantung pada informasi yang diberikan
guru, tapi juga pada cara peserta didik memproses informasi tersebut.
Kata Kunci: Teori Kognitif; Pembelajaran; Teori Belajar
Pendahuluan
Pendidikan merupakan sebuah usaha yang bersifat membimbing, membina,
dan mengarahkan yang dilakukan secara sadar oleh tenaga pendidik terhadap
peserta didik dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
terbentuk kepribadian yang sempurna baik dari segi pengetahuan maupun
perubahan perilaku. Segala hal yang ada disekitar manusia, sesungguhnya terdapat
suatu hal yang sangat bermanfaat bagi manusia apabila manusia mampu
menggunakan akalnya (kognitif) untuk memikirkan hal tersebut. Oleh sebab itu
ketika anak sudah mampu menggunakan konsep berfikirnya maka tugas
pendidikan untuk mengembangkannya.
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara
sederhana teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang
terdiri dari beberapa proses, seperti: pemahaman, mengingat, mengolah
informasi, problem-solving, analisis, prediksi, dan perasaan. Sedangkan secara
eksplisit teori kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu
mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa,
sehingga individu tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. Pembelajaran
kognitif meningkatkan pemahaman peserta didik dalam memperoleh informasi
baru. Mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang
materi pembelajaran baru.
Tanpa adanya ranah kognitif, maka akan sulit bagi seorang anak mampu
berfikir, disamping itu tanpa kemampuan berfikir tentu mustahil seorang anak
akan mampu memahami, meyakini dan mengaplikasikan hal-hal yang ia tangkap
dari sekitarnya baik berupa materi pelajaran, pesan-pesan moral dari lingkungan
keluarga maupun teman sebaya. Para peneliti dalam bidang perkembangan otak
menemukan bahwa perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan
dan fungsi otak tersebut.
Metode
Metode penelitian library research digunakan dalam artikel ini. Sumber
data diambil dari eksplorasi literatur kepustakaan terkait kajian dan akhirnya akan
dianalisa secara kritis dan mendalam melalui triangulasi data; reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dengan cara seperti ini, pengetahuan yang diperoleh oleh individu lebih
bermakna baginya, lebih mudah diingat dan lebih mudah digunakan dalam
pemecahan masalah. Dasar pemikiran teori ini memandang bahwa manusia
sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan, belajar
merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan
hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Tahap ini adalah tahap Plagetian yang kedua. Tahap ini berlangsung kurang
lebih mulai dari usia dua tahun sampai tujuh tahun. Ini adalah tahap pemikiran
yang lebih simbolis ketimbang pada tahap sensorimotor tetapi tidak melibatkan
pemikiran operasional. Namun tahap ini bersifat egosentris dan intuitif ketimbang
logis.
3. Tahap Operasional Konkret
Penutup
Bedasarkan uraian sebagaimana dikemukakan di atas, dapat ditarik beberapa
catatan penting, yaitu :
1. Dari teori kognitif sebagaimana dikemukakan oleh Piaget setidaknya ada dua
hal penting yang dapat diambil, yaitu: Pertama, individu dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri. Artinya adalah pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap individu dapat dibentuk oleh individu sendiri melalui
interaksi dengan lingkungan yang terus-menerus dan selalu berubah. Kedua,
perlu adanya individualisasi dalam pembelajaran. Artinya, dalam proses
pembelajaran, perlakuan terhadap individu harus didasarkan pada
perkembangan kognitifnya.
2. Berkaitan dengan teori belajar J.S. Bruner, ada beberapa hal penting yang
harus diperhatikan dalam pembelajaran, Pertama, dalam pembelajaran harus
ada partisipasi aktif individu dan mengenal perbedaan. Kedua, guru dalam
proses pembelajaran perperan sebagai tutor, fasilitator, motivator dan
evaluator.
3. Setidaknya ada dua hal penting yang dapat diambil dari teori belajar Ausubel,
Pertama, kunci keberhasilan dalam belajar terletak pada kebermaknaan bahan
ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Dalam proses pembelajaran
guru harus mampu memberikan sesuatu yang bermakna bagi siswa. Kedua,
belajar bermakna akan berhasil apabila ada motivasi intrinsik dari dalam diri
siswa. Dengan adanya motivasi intrinsik ini akan menumbuhkan minat dalam
diri individu, dan menggerakkan individu untuk mempersiapkan diri untuk
belajar, baik mempersiapkan diri secara fisik maupun psikis.
4. Beberapa hal penting yang dapat diambil dari teori belajar Gestal, Pertama,
tujuan utama belajar adalah untuk memperoleh pemahaman tentang sesuatu.
Kedua, pembelajaran akan bermakna apabila siswa mampu memahami objek
pembelajaran secara totalitas, memahami unsur-unsur objek yang dipelajari,
mampu mecari hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, dan mampu
menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan sebelumnya.
5. Implikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah dengan cara:
a. Dorong siswa untuk berpikir tentang materi pelajaran dengan cara yang
akan membantu mereka mengingatnya.
b. Bantu siswa mengindentifikasi hal-hal yang paling penting bagi mereka
untuk dipelajari.
c. Berikan pengalaman yang akan membantu siswa memahami topik-topik
yang mereka pelajari.
d. Kaitkan ide-ide baru dengan hal-hal yang telah diketahui dan diyakini
siswa tentang dunia.
e. Pertimbangkan kelebihan dan keterbatasan dalam kemampuan
pemrosesan kognitif siswa pada tingkat usia berbeda.
f. Rencanakan kegiatan-kegiatan kelas yang membuat siswa secara aktif
berpikir dan menggunakan mata pelajaran di kelas.
Bibliografi