Anda di halaman 1dari 26

Konsep suatu disiplin ilmu yang relevan

Konsep suatu disiplin ilmu merujuk pada gagasan, ide, atau b. Pengertian teori belajar

prinsip dasar yang membentuk inti pengetahuan dan pemahaman Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana

dalam disiplin ilmu tertentu. Konsep ini mencakup aturan, teori, peserta didik belajar, sehingga membantu guru memahami proses

model, dan prinsip yang membentuk dasar dari bidang studi kompleks inhern pembelajaran. Pada dasarnya, setiap teori belajar

tersebut. Contohnya, dalam fisika, konsep suatu disiplin ilmu yang memiliki tujuan yang sama, yaitu mewujudkan pendidikan yang

relevan dapat melibatkan hukum gravitasi, kinematika, atau mampu mencetak peserta didik untuk dapat bersaing dan terus

elektromagnetisme. mengikuti perkembangan zaman.

Teori-Teori Belajar c. Pengertian teori belajar menurut para ahli

a. Tokoh-tokoh peneliti teori belajar Menurut Cahyo dalam Rachmawati (2015), teori belajar dapat

 Teori Kognitif dan Gestalt: Kurt Lewin (1890-1947), Jean diartikan sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang

Peaget, Jerome Bruner, Ausbel, Chr.von Ehrenfels (1890), bersifat teoritis, serta telah teruji kebenarannya melalui

Wolfgang Kohler (1887-1967), Kurt Koffka (1886-1941), eksperimen. Ada beberapa perspektif dalam teori belajar, yaitu

dan Max Wertheimer (1880-1943). teori belajar Kognitif, Behavioristik, Konstruktivisme, dan

 Teori Konstruktivisme: Socrates, John Dewey, Georg Humanistik.

Wilhelm Friedrich Hegel, Immanuel Kant, Giambattista d. Macam-macam teori belajar

Vico, Frederic Charles Bartlett, Jerome Bruner, Adrianus Ada empat teori belajar yang perlu di highlight atau dipahami oleh

Dingeman de Groot, Jean Piaget, Lev S. Vygotsky, guru, yaitu teori kognitif; (2) teori sosial konstruktivisme; (3) teori

Howard Gardner, dan Nelson Goodman. humanistik; dan (4) teori behavioristik.
Adapun alasan mengapa Bapak dan Ibu Guru harus
 Teori Humanistik: Carl Rogers dan Abraham Maslow.
memperhatikan keempat teori belajar tersebut, karena dengan
 Teori Sosial Behaviorisme: Ivan Petrovich Pavlov (1849‐
mempelajari berbagai macam teori belajar, Bapak dan Ibu Guru
1936), Edward Lee Thorndike, John B. Watson (1913),
dapat menggunakan teori belajar dalam proses pembelajaran dan
dan B. F. Skinner.
mampu menelaah mana teori belajar yang tepat, serta bisa
dilaksanakan dalam pembelajaran dengan baik sesuai dengan  Peran eksekutif, yaitu kemampuan dalam
keadaan peserta didik. merencanakan, merealisasikan keinginan, dan
menyelesaikan suatu masalah pada kehidupan.
A. Teori belajar kognitif  Kemampuan berbahasa, yaitu fungsi kognitif yang
Teori belajar kognitif memiliki perspektif bahwa berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui merangkai kata-kata saat berbicara dengan orang lain.
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian  Merasa dan mengamati, yaitu fungsi kognitif yang
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru membuat seseorang mampu mengenali, memahami,
dengan pengetahuan yang telah ada. TDalam teori belajar dan merasakan rangsangan dari lingkungan di sekitar.
kognitif lebih dipentingkan proses belajarnya daripada Adapun yang melandasi perkembangan teori belajar
hasilnya. kognitif Ini yaitu teori belajar kognitif Jean Piaget, Jerome
Perkembangan kognitif adalah perkembangan pada Bruner, dan Ausbel. Dari ketiga peneliti ini, masing-
manusia yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan masing pun memiliki penekanan yang berbeda pada teori
dalam memahami, mengolah informasi, mengingat, serta belajar kognitif.
mengambil keputusan. Perkembangan ini termasuk dalam Piaget berfokus pada perkembangan kognitif anak,
proses tumbuh kembang anak yang dapat memengaruhi yang meliputi empat tahap, yaitu (1) sensory motor, (2)
beberapa aspek, yaitu: pre operational, (3) concrete operational dan (4) formal
 Perhatian, yaitu proses pemusatan fokus dan operational.
konsentrasi pada suatu aktivitas atau objek. 1. Tahap Sensorimotor (Usia 18–24 Bulan)
 Memori dan daya ingat, yaitu fungsi kognitif yang Tahap sensorimotor adalah tahap pertama dari
berhubungan dengan kemampuan dalam menyimpan, perkembangan kognitif anak yang terjadi pada usia 0–2
memproses, dan mengingat kembali pengalaman atau tahun. Pada tahap ini, anak akan belajar untuk mengenal
informasi yang sudah didapatkan. diri sendiri dan dunia luar melalui kemampuan sensorik
(melihat dan mendengar) serta tindakan motorik
(menyentuh dan menggapai).
Semua hal yang dipelajari anak pada tahap Salah satu contoh perkembangan kognitif anak pada
sensorimotor akan didasarkan pada pengalaman dan trial tahap operasional konkret adalah anak dapat memahami
and error. Misalnya, anak akan menangis jika ingin bahwa air bisa membeku dan mencair, mampu mengatur
mendapatkan perhatian atau mengetahui keberadaan orang serta mengurutkan krayon berdasarkan warnanya, dan lain
tua saat bermain petak umpet. sebagainya.
2. Tahap Praoperasional (Usia 2–7 Tahun) 4. Tahap Operasional Formal (12 Tahun Ke Atas)
Tahap praoperasional adalah masa di mana anak Tahap operasional formal merupakan tahap terakhir
akan mengembangkan kemampuannya dalam mengingat dari perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget.
dan berimajinasi. Selain itu, pada tahap ini, anak memiliki Tahap operasional formal akan dimulai saat anak
kecenderungan untuk meniru cara seseorang dalam menginjak usia 12 tahun. Saat memasuki tahap ini, anak
berbicara dan berperilaku. akan memperoleh kemampuan untuk berpikir secara
Perlu diketahui, pada tahap ini, anak masih belum abstrak, menggunakan logika untuk menyelesaikan
bisa menggunakan logika maupun mengubah, masalah, dan belajar merencanakan sesuatu.
menggabungkan, dan memisahkan pikiran atau idenya. Hal Selain itu, tahap operasional formal juga
inilah yang membuat anak usia 2–7 tahun kerap memiliki memungkinkan anak untuk mulai memeriksa, menilai, dan
teman imajinasi. mengevaluasi pikiran atau tindakannya sendiri.
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7–11 Tahun)
Tahapan perkembangan kognitif anak selanjutnya Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Kognitif
adalah tahap operasional konkret pada usia 7–11 tahun. Anak
Tahapan operasional konkret ditandai dengan Terdapat sejumlah faktor yang dapat memengaruhi
perkembangan kemampuan pemikiran logika, namun proses perkembangan kognitif pada anak, di antaranya
hanya untuk objek fisik. adalah:
terjadi bila struktur kognitif cocok dengan fenomena baru
namun belum ada makna, sehingga informasi baru itu
harus dipelajari dengan cara dihafal.
 Faktor keturunan. Mengutip dari buku Teori dan Aplikasi Pembelajaran
 Faktor lingkungan, seperti keluarga, sekolah, dan lain IPA SD/MI karya Putu Yulia Angga Dewi dkk., Teori
sebagainya. Belajar Ausubel dikenal juga dengan meaningful learning.
 Faktor minat dan bakat. Artinya, proses belajar bermakna menitikberatkan
 Faktor kebebasan dalam berpikir relevansi pelajaran dengan struktur kognitif yang dimiliki
 Faktor kematangan fisik maupun psikis. orang tersebut. Peserta didik akan mengaitkan informasi
 Pola asuh orang tua. yang baru didapat dengan pengetahuan yang sudah dimiliki
 Faktor nutrisi. sebelumnya.
 Gangguan mental tertentu, seperti autisme, attention Ausubel membedakan dua dimensi proses belajar,
deficit hyperactivity disorder (ADHD), obsessive- yaitu belajar dengan menemukan dan belajar dengan
compulsive disorder, dan lain-lain. menerima. Pada proses belajar dengan menemukan, siswa
Apa itu Teori Belajar Ausubel? akan mencari dan menemukan pengetahuan. Sedangkan
Sementara itu, Ausbel menekankan pada apsek dalam proses belajar menerima, siswa akan menerima
pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama konsep, ide, atau materi pengetahuan dari guru.
terhadap belajar. Sedangkan Bruner bekerja pada Setelah itu, jika tidak ada upaya untuk
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai mengasimilasikan atau mengaitkan pengetahuan baru yang
suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh didapat dengan pengetahuan yang sudah dimiliki orang
informasi dari lingkungan, dengan tiga tahapan, yaitu tahap tersebut, maka akan terjadi proses belajar hafalan.
enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. Tipe Belajar dari Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel, terdapat dua jenis belajar yaitu Pembelajaran bermakna (meaningful learning)
belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar mengacu pada konsep bahwa pengetahuan baru yang
menghafal (rote learning). Belajar dengan cara menghafal dipelajari oleh seseorang akan dipahami sepenuhnya
dengan melihat kaitan fakta spesifik dari pengetahuan 2. Jika seseorang ingin belajar tanpa mengaitkan dengan
tersebut dengan fakta-fakta yang tersimpan sebelumnya. satu pengetahuan sebelumnya, maka dinyatakan sebagai
Dalam kaitannya, Ausubel mengemukakan empat tipe hafalan dan tidak akan bermakna sama sekali baginya.
belajar yaitu: Dengan demikian, Teori Belajar Ausubel
 Belajar dengan penemuan yang bermakna menekankan proses belajar yang mendatangkan hasil
 Belajar dengan penemuan tidak bermakna bermakna dengan menghubungkan konsep relevan dengan
 Belajar menerima yang bermakna struktur kognitifnya.
 Belajar menerima yang tidak bermakna B. Teori Konstruktivisme.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Ausubel Pengertian teori konstruktivisme jika dilihat secara
Mengutip buku Teori-Teori Belajar dalam umum memandang ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas
Pendidikan karya Feida Noorlaila Isti'adah, Teori Belajar mengungkap mengenai fakta, kaidah, dan juga konsep
Ausubel memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di yang harus diingat secara baku. Dimana konstruktivisme
antaranya: ini justru lebih menekankan bahwa manusialah yang harus
Kelebihan: mengkonstruksikan pengetahuan itu sendiri. Sehingga,
1. Informasi yang dipelajari dengan prose belajar bermakna manusialah yang nantinya akan memberikan nilai
akan lebih lama diingat. sentimentil dan juga menggali ilmu pengetahuan, baik itu
2. Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep- melalui kajian, penelitian, atau melalui pengalaman.
konsep relevan sebelumnya dapat meningkatkan konsep Terdapat banyak sekali cara yang bisa dicoba untuk
yang telah dikuasai sebelumnya. melakukan konstruksi dan mengembangkan ilmu
3. Informasi yang pernah dikuasai sebelumnya dan sempat pengetahuan.
dilupakan akan tetap meninggalkan bekas, sehingga Teori belajar konstruktivisme merupakan sebuah
memudahkan proses belajar materi pelajaran yang mirip teori yang memberikan kebebasan terhadap peserta didik
Kekurangan: yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya,
1. Informasi yang dipelajari secara hafalan tidak akan lama menggunakan kemampuan menemukan keinginan atau
diingat kebutuhannya tersebut dengan bantuan guru sebagai
fasilitator. Teori ini memberikan keaktifan terhadap peserta 2. Asimilasi: merupakan sebuah proses dimana seseorang
didik untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, menginterpretasikan dan juga mengintegrasikan
pengetahuan, atau teknologi dan hat lain yang diperlukan persepsi.
guna mengembangkan dirinya sendiri. 3. Akomodasi: ini adalah proses seseorang tidak bisa
Adapun yang mendasari perkembangan teori belajar mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan
Konstruktivisme ini, yaitu Lev S. Vygotsky yang dalam skemata yang mereka miliki.
teorinya menekankan bahwa kecerdasan peserta didik 4. Keseimbangan: dimana terjadinya proses Ekuilibrasi
berasal dari masyarakat, lingkungan, dan budayanya. Teori atau keseimbangan antara asimilasi dan juga akomodasi
belajar sosial konstuktivisme ini meliputi tiga konsep serta disekuilibrasi atau tidak seimbangnya antara
utama, yaitu 1) hukum genetik tentang perkembangan, 2) asimilasi dan akomodasi.
Zona perkembangan proksimal (Zona Proxcimal Tujuan Adanya Teori Konstruktivisme
Development (ZPD)), dan 3) mediasi. 1. Merangsang Berpikir Inovatif
Intinya, konstruktivisme merupakan teori belajar 2. Bisa Meningkatkan Pengetahuan
yang mengusung pembangunan kompetensi, keterampilan, 3. Menemukan Berbagai Hal Baru
atau pengetahuan secara mandiri oleh peserta didik yang 4. Membentuk Keahlian Sesuai dengan Kemampuan
difasilitasi oleh pendidik melalui berbagai macam 5. Mendorong Untuk Berpikir Mandiri
rancangan pembelajaran serta tindakan yang dibutuhkan 6. Dapat Mengungkapkan Gagasan Secara Eksplisit
untuk menghasilkan perubahan yang diperlukan oleh 7. Memberikan Pengalaman Baru
peserta didik. 8. Mengajak Seseorang Untuk Berpikir Tentang
Sementara itu, proses mengkonstruksi sendiri, Pengalamannya
sebagaimana dijelaskan oleh Jean Piaget, yakni sebagai 9. Memberi Kesempatan Untuk Mengidentifikasi
berikut: Perubahan Gagasan
1. Skemata: ini adalah sekumpulan konsep yang dipakai C. Teori belajar humanistik
untuk berinteraksi dengan lingkungan. Dalam teori belajar humanistik, proses belajar harus
berhulu dan bermuara pada diri peserta didik itu sendiri.
Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajarnya. Kegiatan belajar semata-mata hanya
proses belajar, tapi kenyataannya teori ini lebih banyak untuk melatih refleks-refleks sedemikian rupa, sehingga
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam menjadi kebiasaan yang dikuasai oleh individu tersebut.
bentuknya yang paling ideal. Teori belajar behavioristik tidak lepas dari dua
Dengan kata lain, teori humanistik lebih tertarik pada penelitian penting yang dilakukan Ivan Pavlop dan Edward
ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada Lee Thorndike. Kemudian dilanjutkan oleh B.F. Skinner
belajar seperti apa adanya, yaitu belajar melalui apa yang yang meneliti tentang keterkaitan antara tingkah laku
bisa kita amati dalam dunia keseharian. Maka, teori belajar dengan konsekuensinya.
humanistik dapat didefinisikan dengan apapun yang bisa
dimanfaatkan, asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” Implementasi teori belajar dalam pembelajaran
(mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Berikut langkah-langkah pengimplementasian macam-
Dalam teori belajar humanistik, pembelajaran macam teori belajar ke dalam pembelajaran.
dianggap berhasil apabila peserta didik dapat memahami
dirinya sendiri dan lingkungannya. Adapun dua psikolog  Teori belajar kognitif
ternama yang mempelopori penilitian teori humanistik, Langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar
yaitu Carl Rogers dan Abraham Maslow. kognitif secara umum, yaitu sebagai berikut.
D. Teori belajar behavioristik  Menentukan tujuan pencapaian kompetensi,
Teori belajar behavioristik menekankan bahwa
 Memilih materi pelajaran,
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
 Menentukan topik-topik yang akan dibahas peserta
antara stimulus dan respons. Behavioristik merupakan
didik, misalnya penelitian, memecahkan masalah,
salah satu aliran psikologi yang memandang
diskusi, simulasi, dan sebagainya.
perkembangan individu hanya dari sisi jasmaniah, dan
 Mencari contoh-contoh materi, tugas, ilustrasi, dan
mengabaikan aspek-aspek mentalnya.
contoh lainnya yang dapat digunakan peserta didik
Dengan kata lain, behavioristik tidak mengakui adanya
untuk bahan belajar,
kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam
 Mengembangkan metode pembelajaran untuk  Pada 15 menit pertama peserta didik diberikan
merangsang kreatifitas dan cara berfikir peserta kesempatan untuk menelaah dan menyelesaikan
didik. jawaban secara individual.
 Mengatur topik yang dipelajari peserta didik dari  Kemudian ±25 menit selanjutnya peserta didik
konsep yang paling konkret ke yang abstrak, hingga diminta untuk menyelesaikan jawaban secara
dari yang sederhana ke kompleks, dan berkelompok heterogen (2-4 orang). Hal ini
 Mengevaluasi proses dan hasil belajar. bertujuan agar peserta didik dapat saling berinteraksi
dan bertukar pemikiran. Secara tidak langsung dalam
 Teori belajar sosial konstruktivisme kegiatan ini intervensi dapat terjadi antara peserta
Berikut langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar didik dengan peserta didik lain di dalam satu
sosial konstruktivisme secara umum. kelompok.
2.1 Kegiatan Awal  Disamping itu, guru juga bisa menerapkan teknik
 Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap scaffolding dengan tepat selama proses kegiatan
memulai pembelajaran mengajar berlangsung

 Guru melakukan apersepsi, lalu memberikan  Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil


motivasi kepada peserta didik untuk dapat terus pekerjaan mereka.
mengikuti pembelajaran .3 Kegiatan Akhir

 Mengajukan suatu konteks permasalahan  Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan
2.2 Kegiatan Inti materi pelajaran yang telah dipelajari,

 Setelah peserta didik memahami konteks  Guru menutup pembelajaran.


permasalahan, kemudian peserta didik diberi lembar  Teori belajar humanistik
kegiatan  Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut teori
belajar humanistik secara umum, yaitu:
 Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran dan materi  Menelaah materi pelajaran,
pelajaran.  Menyajikan materi,
 Mengidentifikasi kemampuan awal (entry behavior).  Memberikan stimulasi, dapat berupa pertanyaan baik
 Mengidentifikasi topik-topik pembelajaran yang lisan maupun tulisan,
memungkinkan peserta didik secara aktif melibatkan  Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta
diri atau mengalami dalam belajar. didik, serta menilainya, sehingga peserta didik dapat
 Merancang fasilitas belajar, seperti pengadaan mengetahui apakah yang dikerjakannya benar atau salah.
lingkungan kelas yang kondusif dan media Jika terjadi kesalahan, maka segera perbaiki dan bantu
pembelajaran. peserta didik melanjutkan pelajaran,
 Membimbing peserta didik belajar secara aktif.  Memberikan penguatan,
 Membimbing peserta didik untuk memahami hakikat  Mengamati dan mengkaji respons peserta didik kembali,
dan makna dari pengalaman belajarnya sendiri. dan
 Membimbing peserta didik membuat konseptualisasi  Memberikan penguatan lanjutan.
pengalaman belajarnya.
 Membimbing peserta didik dalam mengaplikasikan Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar
komponen-komponen baru ke situasi nyata. Perlu diingat, bahwa tidak ada hal yang sempurna. Berikut
 Mengevaluasi proses dan hasil belajar. kelebihan dan kekurangan macam-macam teori belajar.
4. Teori belajar behavioristik Kelebihan dan Kekurangan Teori belajar kognitif
 Langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar Kelebihan Teori Kognitif
behavioristik secara umum antara lain sebagai  Memudahkan peserta didik untuk memahami materi
berikut. belajar.
 Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,  peserta didik menjadi mandiri dan lebih kreatif.
 Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, Kekurangan Teori Kognitif
 Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik,
 Teori belajar kognitif belum bisa digunakan pada semua  Teori sosial konstruktivisme lebih susah untuk
tingkat pendidikan. dimengerti, karena ruang lingkupnya yang lebih luas.
 Pada pendidikan tingkat lanjut, teori belajar kognitif  Tugas guru menjadi tidak maksimal, karena peserta didik
masih sulit untuk diterapkan. diberi kebebasan lebih banyak.
Kelebihan Teori belajar humanistik
Kelebihan Teori belajar sosial konstruktivisme
 Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan  Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori
para peserta didik untuk mengeluarkan ide-idenya atau belajar ini adalah peserta didik merasa senang dalam
gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil belajar, dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku serta
keputusan. pola pikir, bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.
 Semua peserta didik lebih mudah mengingat pelajaran  Apabila proses belajar mengajar mengutamakan
yang sudah diajarkan, karena mengikuti proses belajar pembentukan kepribadian, perubahan tingkah laku, dan
mengajar secara langsung dan aktif. hati nurani, maka teori belajar humanistik sangat sesuai
 Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang untuk diterapkan.
akan membuat peserta didik lebih mudah untuk  Dengan teori ini, peserta didik diharapkan menjadi
berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya. manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri dan menjadi
 Ketika proses belajar mengajar, peserta didik akan lebih pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa
mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.
mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi Kekurangan Teori belajar humanistik
dengan teman-temannya dan guru.  Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik
 Pengetahuan yang diterima oleh peserta didik akan berada pada diri peserta didik itu sendiri. Maksudnya,
mudah diterapkan dalam kehidupannya. peserta didik yang tidak mau mengerti akan potensi
Kekurangan Teori belajar sosial konstruktivisme dirinya, maka peserta didik itu akan tertinggal dalam
proses belajar mengajar.
 Kelebihan dan Kekurangan Teori belajar behavioristik
Kelebihan Teori belajar behavioristik  Peserta didik cenderung diarahkan untuk berpikir linier,
 Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan peserta didik
melakukan kegiatan belajar mengajar. sebagai peserta didik pasif.
 Guru lebih sering membiasakan peserta didiknya untuk  Dalam proses belajar mengajar, peserta didik hanya bisa
belajar mandiri, tetapi ketika peserta didik kesulitan baru mendengar dan menghafal yang didengarkan.
bertanya kepada guru.  Peserta didik membutuhkan motivasi dari luar dan
 Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu sangat bergantung pada guru.
dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang  Bapak dan Ibu Guru, itulah empat macam teori belajar
diterima oleh peserta didik (respon). yang perlu diketahui. Dengan pemilihan teori belajar
 Teori belajar behavioristik sangat cocok untuk yang benar, maka proses pembelajaran akan lebih
mendapatkan kemampuan peserta didik yang maksimal dan hasil yang didapatkan juga berdampak
mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan baik bagi para peserta didik. Semoga bermanfaat.
daya tahan tubuh.
 Teori belajar behavioristik bisa membentuk perilaku TEORI BELAJAR ROBERT M. GAGNE
yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang Robert. M. Gagne dalam bukunya: The Conditioning
berdampak baik bagi peserta didik diberi perhatian lebih of Learning mengemukakan bahwa: Learning is a
dan perilaku yang kurang sesuai dengan peserta didik change in human disposition or capacity, wich persists
perhatiannya dikurangi. over a period time, and wich is not simply ascribable to
Kekurangan Teori belajar behavioristik process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi
 Tidak semua pelajaran dapat menggunakan teori belajar dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus
behavioristik. menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses
 Guru diharuskan untuk menyusun bahan ajar ke dalam pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar
bentuk yang sudah siap. dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam
diri dan keduanya saling berinteraksi.
Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah
mekanisme di mana seseorang menjadi anggota
masyarakat yang berfungsi secara kompleks.
Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude
(perilaku), dan nilainilai yang diperlukan oleh manusia,
sehingga belajar adalah hasil dalam berbagai macam
tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas.
Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh peserta
didik dari: (1) stimulus dan lingkungan, dan (2) proses
kognitif.
Menurut Gagne (1977), belajar merupakan
seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap
individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang
berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu
yang bersangkutan (kondisi). Agar kondisi eksternal itu
lebih bermakna sebaiknya diorganisasikan dalam urutan
peristiwa pembelajaran (metode atau perlakuan). Selain
itu, dalam usaha mengatur kondisi eksternal diperlukan
berbagai rangsangan yang dapat diterima oleh panca
indera, yang dikenal dengan nama media dan sumber
belajar (Miarso, 2004:245).
Pembelajaran menurut Gagne hendaknya mampu
menimbulkan peristiwa belajar dan proses kognitif.
Peristiwa pembelajaran (instructional events) adalah
peristiwa dengan urutan sebagai berikut:
APAKAH INDIVIDUALIZED EDUCATIONAL PROGRAM Bagaimana proses penyusunan IEP?
(IEP) ITU? Proses penyusunan IEP dimulai dengan proses observasi.
05/08/2020 HSSekolahku Artikel Tim yang akan menyusun IEP perlu mengenali siswa dengan baik
IEP adalah pondasi dari pendidikan untuk anak berkebutuhan dan cermat diseluruh aspek kehidupannya. Cara pengenalan dapat
khusus. IEP memberikan gambaran tentang pelayanan dan program dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara pengasuh
yang akan diterima anak serta tujuan pembelajaran yang akan yang signifikan, penggunaan test formal, penggunaan test informal,
dicapai. IEP merupakan bentuk kerjasama tim. Tim dapat terdiri atau menggunakan sistem rekaman video kegiatan sehari-hari anak
dari orangtua, guru, guru pendamping, terapis, dokter, dan psikolog. Setelah proses observasi dan pengumpulan data melalui
Banyak orangtua dan pendidik merasa menggunakan IEP untuk wawancara, test, dan rekaman video, tim IEP menyusun lebih dulu
anak / anak didiknya namun apa itu IEP sebenarnya? Mari kita IEP yang hendak dijalankan. Setelah IEP rancangan pertama
simak bahasan berikut. selesai, maka tim IEP berdiskusi dengan orangtua terkait hal-hal
Kapan anak disarankan memiliki IEP? yang hendak dicapai dan cara pencapaiannya. Jika poin-poin yang
IEP digunakan saat anak memiliki atau mengalami kondisi tertentu. ada sudah disepakati bersama, baru IEP disahkan dan dilaksanakan.
Kondisi tersebut mencakup: miliki kecerdasan yang sangat superior, Berapa lama durasi IEP?
memiliki bakat tertentu, tinggal berpindah-pindah kota, memiliki IEP biasanya disusun untuk waktu 12 bulan belajar. Dalam IEP ada
hendaya fisik (tuna netra, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, dll), keterangan yang detail terkait dengan kemampuan anak pada saat
memiliki hendaya inteligensi (borderline intellectual atau itu dan kemampuan yang akan dituju. Durasi 12 bulan adalah durasi
intellectual deficiency), memiliki hendaya konsentrasi,memiliki yang lama. Banyak hal yang dapat berubah dalam rentang waktu
hendaya sensori, dll demikian lama. Oleh karena itu, walaupun IEP disusun untuk durasi
Siapa yang sebaiknya menyusun IEP? 12 bulan, IEP meeting untuk melihat progress belajar anak
IEP sebaiknya disusun oleh beberapa orang. Hal itu ditujukan agar dilakukan tiap 3 atau 4 bulan sesuai dengan kondisi masing-masing
penyusunan IEP objektif dan memiliki criteria evaluasi yang jelas. anak.
Dalam team IEP sebaiknya minimal terdiri dari orangtua, guru, dan Aspek apa saja yang sebaiknya disertakan dalam IEP?
psikolog perkembangan. Setiap aspek kehidupan anak sebaiknya ada didalam IEP.
IEP mencakup aspek kognisi atau pembelajaran yang sifatnya
akademis dengan level yang disesuaikan terkait kemampuan dan
kebutuhan anak. IEP mencakup aspek social terutama yang
berkaitan dengan ketrampilan membina relasi dan mengikuti aturan
di lingkungan sehari-hari. IEP juga mencakup aspek emosi dan
rohani seperti kebiasaan beribadah dan kemampuan untuk
mengenali dan mengekspresikan emosi secara adaptif.
Pembelajaran Berdiferensiasi - Tujuan, Aspek, independen. Dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi,
guru harus memahami
Prinsip dan Strategi
secara mendalam peserta didik-nya, baik dalam hal kesiapan
Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi proses belajar
belajar, minat, maupun gaya atau profil belajar-nya
mengajar yang mengakomodir, melayani, dan mengakui
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai dengan kesiapan,
Berikut definisi dan pengertian pembelajaran berdiferensiasi dari
minat dan preferensi belajarnya. Pada pembelajaran berdiferensiasi
beberapa sumber buku dan referensi:
siswa dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan
 Menurut Herwena (2021), pembelajaran berdiferensiasi
kemampuan, apa yang disukai dan kebutuhannya sehingga mereka
adalah usaha utuk menyesuaikan proses pembelajaran di
tidak frustrasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajar-nya.
kelas guna memenuhi kebutuhan belajar setiap individu.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu upaya memenuhi
 Menurut Marlina (2019), pembelajaran berdiferensiasi
kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan potensi. Upaya
adalah penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar,
yang dilakukan tanpa menyamaratakan perbedaan potensi dan
kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. Pada
kompetensi, sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi dengan
pembelajaran beriferensiasi guru harus menggunakan
baik. Dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, pendidik
berbagai metode saat mempelajari suatu pelajaran.
memerlukan tindakan yang tepat karena pembelajaran
 Menurut Kamal (2021), pembelajaran berdiferensiasi adalah
berdiferensiasi bukan berarti pembelajaran dengan memberikan
pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan setiap
perlakuan atau aktivitas yang berbeda pada setiap peserta didik.
individu untuk memperoleh pengalaman belajar dan
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu usaha
penguasaan terhadap konsep yang dipelajari.
bagaimana pendidik memberdayakan peserta didik untuk menggali
 Menurut Kristiani, dkk (2021), pembelajaran berdiferensiasi
semua potensi yang dimilikinya. Pembelajaran berdiferensiasi
adalah proses belajar mengajar dimana siswa dapat
bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih
mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan,
cenderung kepada pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan
apa yang disukai dan kebutuhannya masing-masing
kebutuhan belajar peserta didik dengan strategi pembelajaran yang
sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam
pengalaman belajarnya.
 Menurut Marlina (2019), pembelajaran berdiferensiasi  Untuk menjalin hubungan harmonis terhadap pendidik
adalah pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan dan peserta didik. Menjalin hubungan harmonis dalam
mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar sesuai pembelajaran agar peserta didik lebih bersemangat dalam
dengan kesiapan, minat dan preferensi belajar peserta didik. belajar.
Kepedulian pada peserta didik dalam memperhatikan  Untuk membantu peserta didik menjadi pembelajar yang
kekuatan dan kebutuhan peserta didik menjadi fokus mandiri. Menstimulus peserta didik agar menjadi pelajar
perhatian dalam pembelajaran berdiferensiasi. yang mandiri dan memiliki sikap menghargai terhadap
Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi perbedaan.
Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk  Untuk meningkatkan kepuasan pendidik. Meningkatkan
meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik sesuai kepuasan pendidik karena merasa tertantang untuk
dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar. Melalui mengembangkan kemampuan mengajar-nya dan menjadikan
pembelajaran berdiferensiasi peserta didik bisa mendapatkan pendidik lebih kreatif dan inovatif.
kebebasan belajar sesuai dengan potensi dan
kemampuannya. Menurut Marlina (2020), pembelajaran Aspek-aspek Pembelajaran Berdiferensiasi
berdiferensiasi memiliki beberapa tujuan, antara lain yaitu Menurut Bayumi (2021), dalam pelaksanaan
sebagai berikut: pembelajaran berdiferensiasi, terdapat aspek-aspek yang
 Untuk membantu peserta didik dalam belajar. Pendidik perlu diperhatikan dalam pemetaan kebutuhan belajar
memberikan bantuan bagi semua peserta didik dalam peserta didik, yaitu sebagai berikut:
pencapaian tujuan pembelajaran. a. Kesiapan belajar
 Untuk meningkatkan motivasi dan pemcapaian hasil Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk
belajar peserta didik. Pendidik dapat meningkatkan mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang
motivasi peserta didik dengan bantuan rangsangan mempertimbangkan tingkat kesiapan peserta didik akan
pembelajaran, sehingga hasil belajar peserta didik membawa peserta didik keluar dari zona nyaman mereka,
meningkat. namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan
yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru
tersebut. Kesiapan belajar siswa harus diketahui untuk untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir,
menentukan pengetahuan awal yang dimiliki siswa terhadap kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-
materi yang akan dipelajari. Guru perlu bertanya, apa yang lain. Profil belajar siswa mengacu pada pendekatan atau
dibutuhkan oleh siswa sehingga mereka dapat berhasil bagaimana cara yang paling disenangi siswa agar mereka
dalam pelajarannya. Kesiapan siswa harus berhubungan erat dapat memahami pelajaran dengan baik. Ada siswa yang
dengan cara pikir guru-guru yaitu bahwa setiap siswa senang belajar dalam kelompok besar, ada yang senang
memiliki potensi untuk bertumbuh baik secara fisik, mental berpasangan atau kelompok kecil atau ada juga yang senang
dan kemampuan intelektualnya. Kemudian, guru dapat belajar sendiri.
menanyakan kepada siswa apa yang mereka minati. Di samping itu setiap siswa ternyata memiliki gaya belajar
b. Minat peserta didik yang berbeda-beda yang merupakan peranan penting dalam
Minat adalah salah satu motivator penting bagi peserta didik belajar siswa. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Mengetahui yang lebih fokus pada penglihatan, melihat gambar-gambar,
minat siswa juga menjadi hal penting bagi guru agar mampu melihat tulisan-tulisan dan dapat mengerti jika siswa
mengelompokkan siswa berdasarkan minat. Minat siswa memegang atau menyentuh benda-benda yang menjadi
mengacu pada hal-hal yang menarik perhatian, rasa ingin materi pelajaran atau yang berhubungan dengan pelajaran
tahu dan melibatkan siswa. Guru dapat menanyakan kepada yang sedang dipelajari-nya. Gaya belajar auditori
siswa apa yang mereka minati, hobi atau pelajaran yang merupakan gaya belajar yang banyak mengandalkan
disukai oleh siswa. Tentu saja siswa akan mempelajari pendengaran-nya untuk menerima pengetahuan dan materi
dengan tekun hal-hal yang menarik minat mereka masing- pelajaran. Gaya belajar kinestik merupakan gaya belajar
masing. yang perlu melakukan gerakan fisik agar bisa mengingat
c. Profil belajar sesuatu, memahami pelajaran dengan cara bergerak baik
Tujuan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan profil menggerakkan hanya sebagian atau seluruh tubuhnya.
belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada Karakteristik Pembelajaran Berdiferensiasi
peserta didik untuk belajar secara natural dan efisien. Profil
belajar merupakan pendekatan yang disukai peserta didik
Menurut Bayumi, dkk (2021), pembelajaran berdiferensiasi tiga strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan
memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:
sistem pembelajaran lain, yaitu sebagai berikut: a. Diferensiasi Konten
a. Berpusat pada peserta didik Isi atau konten, mencangkup tentang kurikulum dan materi
Artinya, pembelajaran direncanakan dengan cermat dan pembelajaran yang dipelajari peserta didik. Dalam aspek ini
strategis dengan berdasar pada upaya memahami peserta pendidik melakukan perubahan kurikulum dan materi
didik secara utuh, serta menempatkan gaya, inteligensi, pembelajaran yang mendasar pada model pembelajaran. Isi
kemampuan awal dan berbagai cara belajar peserta didik kurikulum akan disesuaikan dengan kebutuhan dan
sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran. kemampuan peserta didik. Melakukan perubahan kurikulum
b. Berpusat pada kurikulum tidak semua peserta didik dapat mengerti, melainkan dengan
Pembelajaran berdiferensiasi tidak mengubah konsep dan penyesuaian yang tepat peserta didik dapat beradaptasi
tujuan kurikulum. Pembelajaran ini lebih menekankan dengan materi dan gaya belajar.
kreativitas dalam menyelaraskan perangkat pembelajaran. b. Diferensiasi Proses
c. Diferensiasi materi pembelajaran Diferensiasi proses menekankan pada pendidik terkait
Diferensiasi materi pembelajaran berarti materi dengan pemahaman proses belajar peserta didik secara
pembelajaran yang diberikan tidak bersifat sama rata untuk berkelompok atau mandiri. Dalam aspek ini berhubungan
semua peserta didik. Oleh sebab itu, guru harus mampu dengan cara peserta didik memproses ide dan informasi,
menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan minat, bagaimana peserta didik berinteraksi melalui proses. Peserta
pengetahuan awal dan gaya belajar peserta didik. didik memproses ide dan informasi melalui aktivitas belajar,
kegiatan belajar, dan kegiatan pengelompokan.
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi c. Diferensiasi Produk
Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran Produk merupakan hasil akhir dalam pembelajaran dengan
yang memperhatikan kegiatan pembelajaran agar dapat menunjukkan kemampuan peserta didik melalui
mengakomodasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam
profil belajar-nya. Menurut Bayumi, dkk (2021), terdapat menyelesaikan pembelajaran. Dalam aspek ini pendidik
mengevaluasi materi dan memberikan materi pada peserta tingkat kesiapan sama dan berbeda dengan dirinya. Siswa
didik sesuai dengan gaya belajar yang menentukan hasil juga bekerja dengan teman sebaya yang sama minatnya,
belajar. kadang dengan teman sebaya yang berbeda minatnya.
d. Lingkungan Belajar  Adanya kolaborasi dan koordinasi yang terus menerus
Lingkungan belajar ini harus disesuaikan dengan kesiapan antara guru kelas dan guru bidang studi.
peserta didik untuk belajar, minat, dan profil belajar dalam  Guru dan siswa bekerja bersama membangun komitmen
meningkatkan motivasi belajar. Dalam aspek ini pendidik untuk mewujudkan hasil belajar yang diharapkan.
harus menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang  Penggunaan waktu yang fleksibel dalam merespon proses
menyenangkan bagi peserta didik. dan hasil belajar siswa.
 Strategi pembelajaran yang bervariasi, seperti pusat belajar,
Prinsip-prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi pusat pengembangan bakat dan minat dan lain sebagainya.
Menurut Bayumi, dkk (2021), prinsip-prinsip pembelajaran  Siswa dinilai dengan berbagai cara sesuai dengan
berdiferensiasi adalah sebagai berikut: pertumbuhan dan perkembangan setiap siswa.
 Asesmen yang berkesinambungan dalam pembelajaran.
Guru secara terus menerus mengumpulkan informasi tentang
bagaimana siswa belajar sehingga dapat menyusun rencana
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Guru menjamin proses pembelajaran yang mengakui
keberadaan semua siswa. Siswa dibelajarkan berdasarkan
kesamaan minat, merangkul semua siswa. Guru memandang
tugas siswa berharga dan bermanfaat.
 Pengelompokan siswa secara fleksibel. Guru merancang
pembelajaran yang memungkinkan semua siswa bekerja
sama dengan berbagai teman sebaya pada waktu tertentu.
Siswa juga bekerja dengan teman sebaya yang memiliki
tanya jawab secara kontekstual, yang berarti guru akan
memberikan pertanyaan dan jawaban yang dilotarkan
berdasarkan kebutuhan dan apa yang dirasakan atau dialami
siswa.
Metode pembelajaran kontekstual ini dapat memotivasi
siswa untuk aktif bertanya di kelas. Dengan begitu, materi
pelajaran yang disampaikan sesuai konteks pembahasan

Pengertian Model-model dari dapat mempermudah guru maupun siswa. Selain itu, siswa
jadi tidak hanya terfokus pada teori-teori yang diberikan
Pembelajaran inovatif
guru saja, mereka juga bisa memahaminya lewat tugas
Macam-Macam Model Pembelajaran Inovatif untuk
praktek dan pengalaman langsung, sehingga pelajaran bisa
Diterapkan Guru di Kelas
lebih mudah dipahami.
Dalam penerapannya, model pembelajaran inovatif harus
2. Pembelajaran Berbasis Masalah
disiapkan secara matang agar materi yang ingin diajar dapat
Adapun model pembelajaran inovatif yang bisa dicoba di
tersampaikan dengan baik. Pada umumnya, seorang guru
kelas yaitu seperti pembelajaran berbasis masalah. Model
harus mampu membaca situasi dengan seksama terkait
pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi lebih fokus
kondisi dan karakter siswanya, karena tidak semua siswa
terhadap apa yang harus mereka pelajari. Selain itu, proses
cocok diajar dengan cara penyampaian materi tertentu.
kegiatan pembelajaran menjadi tidak bertele-tele.
Berikut adalah macam-macam model pembelajaran inovatif
Dalam penerapannya, guru bisa menjelaskan suatu materi
yang bisa dicoba para guru di kelas, yaitu sebagai berikut:
pembelajaran berdasarkan suatu permasalahan. Setelah itu,
1. Pembelajaran Kontekstual
Anda dapat mengajak siswa untuk mengatasi permasalahan
Model pembelajaran kontekstual ini bisa diterapkan di kelas
tersebut.
agar para siswa tidak merasa bosan karena hanya mendengar
3. Discovery Learning
materi pembelajaran saja. Pada kesempatan ini, para guru
Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk belajar
bisa mengontrol suasana di kelas dengan melakukan sesi
secara aktif berdasarkan pengalaman yang dimilikinya.
Setelah itu, guru dapat meresponnya dengan ide-ide yang Pembelajaran saintifik ini kerap kali disebut sebagai model
berhubungan dengan materi yang akan dikaji. Model pembelajaran inovatif dan kreatif yang relevan diterapkan
pembelajaran seperti discovery learning ini termasuk ke saat ini. Dalam penerapannya, model pembelajaran ini akan
dalam metode pembelajaran yang kreatif, yang mana dapat mengedepankan norma-norma ilmu pengetahuan. Adapun
menuntun proses kegiatan pembelajaran yang disukai siswa. langkah pertama yang diambil yaitu mengumpulkan data
Adapun cara yang bisa digunakan guru yaitu misalnya dengan melakukan kegiatan pengamatan terlebih dahulu.
melalui aplikasi e-learning yang bisa diakses siswa
meskipun mereka sudah di rumah. Dengan begitu, siswa Setelah melakukan pengamatan, proses kegiatan
bisa belajar mandiri di rumah. pembelajaran akan dilanjutkan dengan proses penelitian atau
4. Problem Solving melakukan percobaan secara seksama. Hasil dari percobaan
Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk mencari tersebut akan dikelola sampai menemukan beberapa
solusi dari permasalahan yang ditemukan. Pada kesempatan informasi baru. Lewat model pembelajaran ini, siswa akan
ini, guru akan menjelaskan suatu permasalahan kepada menciptakan suatu kesimpulan berdasarkan data yang sudah
siswa dan mengajak mereka untuk mendiskusikan dikumpulkan.
permasalahan tersebut. Setelah itu, guru dan siswa akan 6. Inquiry Based Learning
mendapatkan jawaban dan solusi yang akan menjadi Inquiry Based Learning merupakan model pembelajaran
pengetahuan baru. yang berbasis pertanyaan. Dalam penerapannya, guru tidak
Secara sekilas, bisa dikatakan bahwa model pembelajaran hanya berperan sebagai pengajar saja, tetapi guru juga akan
ini sama seperti pembelajaran berbasis masalah. Akan tetapi, berperan sebagai fasilitator.
keduanya memiliki perbedaan yang mendasar terutama pada Pada model pembelajaran ini, guru akan mengajukan
fokus yang akan dibahas. Pada model pembelajaran ini, beberapa pertanyaan, skenario, dan masalah-masalah kepada
siswa diajak untuk berfokus terhadap permasalahan, siswa. Setelah itu, siswa akan melakukan riset terhadap
sedangkan model pembelajaran berbasis masalah menuntun topik-topik yang diberikan guru, baik secara individual
siswa untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. atuapun kelompok.
5. Pembelajaran Saintifik
Kemudian siswa akan merumuskan jawaban mereka. dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya
Setelah siswa berhasil merumuskan jawaban dari topik yang dalam berpikir dan juga bertindak
diberikan, siswa dapat mempresentasikan penemuan mereka
di depan kelas sembari melampirkan bukti-bukti yang
mendukung jawaban tersebut.

Perkembangan Peserta Didik Melalui 3 Jenis


7. Project Based Learning Asesmen Pembelajaran
Model pembelajaran berdasarkan proyek ini adalah
Asesmen menjadi kegiatan yang penting dilakukan
model pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong
dalam pembelajaran, tidak terkecuali dalam penerapan
kemampuan siswa dalam melakukan riset, kolaborasi,
Kurikulum Merdeka. Asesmen berfungsi untuk mengetahui
critical thinking, dan problem solving. Model pembelajaran
kebutuhan belajar serta perkembangan dan pencapaian hasil
ini dirancang supaya siswa dapat mengembangkan ilmu
belajar peserta didik. Namun sayangnya pelaksanaan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki melalui
asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
tugas proyek yang berkaitan dengan permasalahan yang
perbaikan pembelajaran karena belum dimanfaatkan sebagai
sedang dihadapi di dalam kehidupan nyata.
umpan balik untuk perbaikan.
Dengan adanya model pembelajaran inovatif yang bisa
Berdasarkan fungsinya asesmen terdiri dari tiga jenis
dicoba di kelas proses kegiatan pembelajaran dapat lebih
yaitu asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as
berpusat pada siswa daripada guru. Dengan begitu, siswa
learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment
dapat terlibat secara aktif di dalam berbagai aktivitas baru di
for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran
kelas.
(assessment of learning). Ketiganya dapat dilaksanakan baik
Selain itu, model pembelajaran yang inovatif juga
dengan metode asesmen sumatif maupun formatif.
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dan bersosialisasi di kelas. Hal ini tentunya
Oleh sebab itu, agar pelaksanaan asesmen sejalan dalam format penilaian formatif sekaligus penilaian sumatif.
dengan tujuan yang hendak dicapai, pendidik diharapkan Ketika satuan pendidikan melakukan asesmen sumatif di
memperhatikan karakteristik dan fungsi dari assessment as akhir lingkup materi dapat dikategorikan pula sebagai
learning, assessment for learning, assessment of learning. assessment for learning. Assessment for learning berfungsi
Jadi bagaimana karakteristik dan apa fungsi dari ketiga sebagai alat ukur mengetahui pencapaian hasil belajar
asesmen tersebut? Yuk, simak penjelasan di bawah ini. peserta didik, merefleksi pembelajaran, menjadi umpan
balik untuk merancang perbaikan proses pembelajaran, dan
1. Asesmen Sebagai Proses Pembelajaran (Assessment As untuk melihat kekuatan dan kelemahan belajar peserta didik.
Learning) 3. Asesmen Pada Akhir Proses Pembelajaran (Assessment
Asesmen ini bertujuan untuk merefleksi proses Of Learning)
pembelajaran dan berfungsi sebagai asesmen formatif. Assessment of learning berfungsi sebagai alat ukur
Peserta didik sebaiknya dilibatkan secara aktif dalam pencapaian hasil belajar melalui nilai capaian, menjadi
kegiatan asesmen ini. Peserta didik diberi pengalaman untuk umpan balik untuk merancang/perbaikan proses
belajar menjadi penilai bagi diri sendiri dan temannya. pembelajaran, sekaligus melihat kekuatan dan kelemahan
Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman belajar peserta didik. Asesmen ini sendiri dapat
merupakan contoh assessment as learning. Jenis asesmen ini dikategorikan sebagai penilaian formatif maupun sumatif.
memiliki beberapa fungsi yaitu untuk mendiagnosis Dalam konteks penilaian sumatif semester, satuan
kemampuan awal dan kebutuhan belajar peserta didik, pendidikan dapat melakukan sumatif pada akhir semester
sebagai umpan balik memperbaiki proses pembelajaran dan jika satuan pendidikan merasa perlu mengonfirmasi hasil
strategi pembelajaran, mendiagnosis daya serap materi, dan sumatif akhir lingkup materi untuk mendapatkan data yang
memacu perubahan suasana kelas. lebih lengkap.
2. Asesmen Untuk Proses Pembelajaran (Assessment For
Learning)
Asesmen ini bertujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Assessment for learning dapat dilakukan

Anda mungkin juga menyukai