DOSEN PENGAMPU:
Muhammad Takiuddin M.Pd.
Oleh:
Kognitif berasal dari bahasa inggris “cognitive” yang bermana mengerti atau
pengertian. Diartikan secara luas bahwa cognition adalah perolehan pengetahuan, penataan
dan penggunaannya. Ada juga yang mengartikan kognitif sebagai kemampuan untuk
mengembangkan rasional (akal).
Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa
(analisis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori belajar kognitif adalah teori yang menjelaskan proses pemikiran dan perbedaan
kondisi mental serta pengaruh faktor internal dan eksternal dalam menghasilkan belajarnya
seorang individu. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Contoh, seorang
guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki
kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara
mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran
konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai
rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan
perkembangan individu. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem
syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel
syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Piaget tidak melihat perkembangan
kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa
daya piker atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap asimilasi, akomodasi,
dan ekuilibrasi (penyeimbangan antara asimilasi dan akomodasi).
1) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik-baiknya.
3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
Menurut, Hakikat belajar menurut teori kognitif merupakan suatu aktivitas belajar
yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perceptual, dan proses
internal. Atau dengan kata lain, belajar merupakan persepsi dan pemahaman, yang
tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati atau diukur. Dengan
asumsi bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilkinya. Proses belajar akan
berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan
struktur kognitif tang telah dimiliki seseorang.