NIM : 859008556
ABSEN : 10
Kode/Mata Kuliah : PDGK4202/ Pembelajaran IPA di SD
Hari, tanggal : Minggu, 12 April 2020
PEMBELAJARAN IPA DI SD
TUGAS TUTORIAL 1
1. Jenis-jenis teori belajar Pembelajaran IPA di SD menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Jawaban :
A. TEORI JEAN PIAGET
Piaget merupakan salah satu pioneer konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak
membangun sendiri pengetahuannyadari pengalamannya sendiri dengan lingkungannya.
Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari perkembangan kognitif sebagaian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak-anak aktif memanipulasi dan berikteraksi dengan
lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai
pemberi informasi. Kecenderungan anak – anak SD beranjak dari hal – hal yang konkrit,
memandang sesuatu kebutuhan secara terpadu. Berdasarkan kecenderungan diatas maka,
belajar adalah suatu proses yang aktif, konstruktif, berorientasi pada tujuan, semuany
bergantung pada aktifitas mental peserta didik.
Perkembangan mental atau kognitif anak terdiri dari beberapa tahapan. Ada empat
tahapan perkembangan mental anak secara berurutan, di antaranya adalah :
1. Sensorimotor (0-2 tahun)
Anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan, belum mengenal bahasa, tidak berfikir
tentang dunia luar. Diakhir tahap ini mulai mempunyai /mengenal Bahasa
B. TEORI BRUNER
Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome S.Bruner seorang ahli psikologi (1915) dari
Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori aliran psikologi kognitif yang
memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan
berfikir. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia,
bagaimana manusia belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan pengetahuan dan
menstransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai
pemeroses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses
aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang
diberikan kepada dirinya.
Bruner, melalui teorinya itu, mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya
diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan
dapat diotak-atik oleh siswa dalam memahami suatu konsep. Melalui alat peraga yang ditelitinya
itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam
benda yang sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan
dengan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Peran guru dalam penyelenggaraan pelajaran
tersebut, (a) perlu memahami sturktur mata pelajaran, (b) pentingnya belajar aktif suapaya
seorang dapat menemukan sendiri konep-konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar,
(c) pentingnya nilai berfikir induktif.
Dengan demikian agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak
dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi
pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan
anak agarpengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.
Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi
secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga model tahapan yaitu:
1. Model Tahap Enaktif
Pada tahap ini anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak atik
objek). Dimana anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran
dirinya dengan lingkungannya. Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana
pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau
menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa menggunakan imajinasinya
atau kata-kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu.
D. TEORI AUSUBEL
Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya adalah
belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognititf
seseorang. Peristiwa psikologi belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru ke
dalam pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi dalam belajar
bermakna, informasi baru diasimilasikan pada subsumber-subsumber relevan yang telah ada
dalam struktur kognitif seseorang. Sebagai hasil belajar menyebabkan pertumbuhan dan
modifikasi subsumber-subsumber yang telah ada. Berkembang atau tidaknya subsumber
sangat tergantung pada pengalaman seseorang. Berdasarkan teori ini, dalam proses
pembelajaran, IPA akan lebih bermakna jika peserta didik membangun konsep yang ada dalam
dirinya dengan melakukan proses asosiasi terhadap pengalaman, fenomena-fenomena yang
mereka jumpai, dan fakta-fakta baru ke dalam pengertian yang telah dimiliki.