Anda di halaman 1dari 12

NAMA : Ni Luh Anis Apriliani

NIM : 859008556
ABSEN : 10
Kode/Mata Kuliah : PDGK4202/ Pembelajaran IPA di SD
Hari, tanggal : Minggu, 12 April 2020

PEMBELAJARAN IPA DI SD
TUGAS TUTORIAL 1

1. Jenis-jenis teori belajar Pembelajaran IPA di SD menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Jawaban :
A. TEORI JEAN PIAGET
Piaget merupakan salah satu pioneer konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak
membangun sendiri pengetahuannyadari pengalamannya sendiri dengan lingkungannya.
Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari perkembangan kognitif sebagaian besar
bergantung kepada seberapa jauh anak-anak aktif memanipulasi dan berikteraksi dengan
lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai
pemberi informasi. Kecenderungan anak – anak SD beranjak dari hal – hal yang konkrit,
memandang sesuatu kebutuhan secara terpadu. Berdasarkan kecenderungan diatas maka,
belajar adalah suatu proses yang aktif, konstruktif, berorientasi pada tujuan, semuany
bergantung pada aktifitas mental peserta didik.
Perkembangan mental atau kognitif anak terdiri dari beberapa tahapan. Ada empat
tahapan perkembangan mental anak secara berurutan, di antaranya adalah :
1. Sensorimotor (0-2 tahun)
Anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan, belum mengenal bahasa, tidak berfikir
tentang dunia luar. Diakhir tahap ini mulai mempunyai /mengenal Bahasa

2. Pra Operasional ( 2-7 tahun )


Anak mulai meningkatkan kosa kota, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-
sifat. Mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami
tingkah laku dan organisme dalam lingkungannya. Tidak berfikir balik, tidak berfikir
tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak serta mempunyai pandangan
subyektif dan egosentrik.
3. Operasi Konkret ( 6-11 atau 6-12 tahun)
Anak mulai memandang dunia secara obyektif dan mulai berfikir secara operasional.
Membentuk hubungan aturan-aturan, prinsip ilmu sederhana dan mempergunakan
hubungan  sebab  akibat. Memahami konsep substansi, volume, panjang lebar, luas dan
berat.
4. Operasi Formal ( 11 – 14 tahun keatas )
Anak mulai mempergunakan pemikiran yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya.
Membentuk hipotesa, dapat menghubungkan bukti dengan teori. Dapat bekerja dengan
ratio, proporsi dan probabilitas. Membangun dan memahami penjelasan yang rumit.

 Penerapan Teori Piaget Dalam Pembelajaran Ipa Di SD


Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut
adalah:
- Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan
- Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian
- Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk
menjamin perkembangan intelektual anak.

B. TEORI BRUNER
Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome S.Bruner seorang ahli psikologi (1915) dari
Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori aliran  psikologi kognitif yang
memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan
berfikir. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia,
bagaimana manusia belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan  pengetahuan dan
menstransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai
pemeroses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses
aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang
diberikan kepada dirinya.
Bruner, melalui teorinya itu, mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya
diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan
dapat diotak-atik oleh siswa dalam memahami suatu konsep. Melalui alat peraga yang ditelitinya
itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam
benda yang  sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan
dengan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Peran guru dalam penyelenggaraan pelajaran
tersebut, (a) perlu memahami sturktur mata pelajaran, (b) pentingnya belajar aktif suapaya
seorang dapat menemukan sendiri konep-konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar,
(c) pentingnya nilai berfikir induktif.
Dengan demikian agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan  intelektual anak
dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi
pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan
anak agarpengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut.
Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi
secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga model tahapan yaitu:
1. Model Tahap Enaktif
Pada tahap ini anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak atik
objek). Dimana anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran
dirinya dengan lingkungannya. Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana
pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau
menggunakan situasi yang nyata, pada penyajian ini anak tanpa menggunakan imajinasinya
atau kata-kata. Ia akan memahami sesuatu dari berbuat atau melakukan sesuatu.

2. Model Tahap Ikonik


Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana
pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak,
berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang
dimanipulasinya. Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti yang dilakukan siswa
dalam tahap enaktif. Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di
mana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual
imaginery), gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi
kongkret yang terdapat pada tahap enaktif tersebut di atas (butir a). Bahasa menjadi lebih
penting sebagai suatu media berpikir. Kemudian seseorang mencapai masa transisi dan
menggunakan penyajian ikonik yang didasarkan pada pengindraan kepenyajian simbolik
yang didasarkan pada berpikir abstrak.
3. Model Tahap Simbolik
Anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang objek tertentu. yaitu simbol-simbol arbiter
yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik
simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang
matematika, maupun lambanglambang abstrak yang lain.Anak tidak lagi terkait objek namun
sudah mampu menggunakan notasi tanpa tergantung objek riilnya. Anak yang memulai untuk
secara simbolik memproses informasi. Inti dari tahap penampilan simbolik ini adalah
pengembangan keterampilan berbahasa dan kemampuan untuk mengartikan dunia luar
dengan kata-kata dan idenya. Anak yang memulai untuk secara simbolik memproses
informasi.

 Kelebihan dan Kelemahan Teori Jerome Bruner


Kelebihan dari Teori Belajar Penemuan (Free Dicovery Learning) adalah:
- Meningkatkan penalaran si belajar dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
- Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna.
- Pengetahuan yang diperoleh si belajar akan tertinggal lama dan mudah diingat.
- Belajar penemuan sangat diperlukan dalam pemecahan masalah sebab yang diinginkan
dalam belajar agar si belajar dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang diterima.
- Transfer dapat ditingkatkan di mana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh si belajar
daripada disajikan dalam bentuk jadi.
- Penggunaan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam menciptakan
motivasi belajar.
Kelemahan dari Teori Belajar Penemuan (Free Discovery Learning) adalah:
- Belajar Penemuan ini memerlukan kecerdasan anak yang tinggi. Bila kurang cerdas,
hasilnya kurang efektif.
- belajar seperti ini memakan waktu cukup lama dan kalau kurang terpimpin atau kurang
terarah dapat menyebabkan kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari.

 Penerapan Model Belajar Bruner Dalam Pembelajaran Ipa Di Sd


Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner mengembangkan
model pembelajaran penemuan.  Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan
barang yang nyata. Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi
informasi melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.
C. TEORI GAGNE
Robert M. Gagne adalah seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian
mengenai fase-fase belajar, tipe-tipe kegiatan belajar, dan hirarki belajar. Dalam penelitiannya
ia banyak menggunakan materi matematika sebagai medium untuk menguji penerapan teorinya.
Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah
tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan
yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Sedangkan
mengajar adalah membimbing siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga didapati
proses belajar yang menghasilkan perubahan tingkah laku.
Tingkatan belajar dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks contoh keterampilan
yang dipersyaratkan seperti  renspons yang diberikan bersifat emosional dan tidak dapat
didefinisikan serta dapat mengulang kata-kata yang diucapkan oleh guru. Informasi dari memori
jangka pendek atau memori jangka panjang dikeluarkan kembali melalui suatu generator repons
(response generator) yang berfungsi mengubah informasi menjadi tindakan. Model seperti
digambarkan di atas juga menunjukkan bagaimana pengendalian internal dari aliran informasi
oleh kontrol utama (executice control) dan harapan-harapan (ecpectancies). Menurtu teori ada
beberapa ciri penting tentang belajar, yaitu :
1. Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia,
2. Belajar menyangkut interaksi antara pembelajar (orang yang belajar) dan lingkungannya,
3. Belajar telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahap cukup lama
selama kehidupan orang itu.

 Hasil Belajar Menurut Gagne


Ada 5 taksonomi Gagne tentang hasil-hasil belajar meliputi:
 Informasi verbal (verbal information)
Informasi verbal ialah informasi yang diperoleh dari kata yang diucapkan orang, dari
membaca, televisi, komputer dan sebagainya meliputi nama-nama, fakta-fakta, prinsip-
prinsip dan generalisasi-generalisasi.
 Keterampilan-keterampilan intelektual (intellectual skills)
Kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam
bentuk representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf : angka,
kata, gambar) Kemahiran intelektual terbagi dalam empat subkemampuan yaitu:
- Diskriminasi (descrimination)
- Konsep-konsep konkret (concrete concepts)
- Konsep-konsep terdefini (defined concepts)
- Aturan-aturan (rules)
 Strategi-strategi Kognitif (defined strategies)
Strategi-strategi kognitif adalah kemampuan-kemampuan internal yang terorganisasi.
Siswa menggunakan strategi kognitif ini dalam memikirkan tentang apa yang telah
dipelajarinya dan dalam memecahkan masalah secara kreatif.
 Sikap-sikap (attitudes)
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi tingkah
laku kita terhadap benda-benda, kejadian-kejadian atau makhluk hidup. Sekolompok
sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain atau sikap sosial. Dengan
demikian maka akan tertanam sikap sosial pada para siswa.
 Keterampilan-keterampilan (motor skills)
Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, tetapi juga
kegiatan-kegiatan fakta, tetapi juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabungkan dengan
keterampilan intelektual, misalnya : bila berbicara, menulis, atau dalam menggunakan
berbagai alat IPA seperti menggunakan pipa kapiler, termometer dan sebagainya.

 Penerapan teori Gagne dalam mengajarkan IPA di SD


Model mengajar menurut Gagne disebut kejadian-kejadian instruksional yang ditujukan pada
guru dalam menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa.
1. Mengaktifkan Motivasi
Langkah pertama dalam pembelajaran adalah memotivasi para siswa untuk belajar. Kerap
kali ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran, dan
mengemukakan kegunaannya. Expectancy dapat pula dianggap sebagai motivasi khusus dari
pelajar untuk mencapai tujuan belajar. Expectancy dapat dipengaruhi sehingga dapat
mengaktifkan motif-motif belajar siswa, misalnya motif untuk ingin tahu (curiosity) atau
motif untuk menyelidiki,dan motif untuk ingin mencapainya.
2. Memberitahu Pelajar Tentang Tujuan-Tujuan Belajar
Kejadian instruksi kedua ini sangat erat kaitannya dengan kejadian instruksi pertama.
Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan memberitahu mereka tentang
mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari, dan apa yang akan mereka pelajari.
Memberi tahu tujuan belajar juga menolong memusatkan perhatian para siswa terhadap
aspek-aspek yang relevan tentang pelajaran. Agar seorang siswa secara komprehensif tahu
tentang tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya setelah suatu pelajaran selesai
diajarkan/dipelajari atau dalam buku pelajaran sebaginya dicantumkan tujuan-tujuan khusus
yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari buku tersebut.
3. Mengarahkan Perhatian
Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian, diantaranya:
- Perhatikan yang pertama berfungsi untuk membuat siswa atau pelajar siap menerima
stimulus atau rangsangan belajar.
- Bentuk kedua dari perhatian disebut persepsi selektif.
Dengan cara ini siswa memilih informasi yang akan diteruskan ke memori jangka
pendek, cara ini dapat ditolong dengan cara mengeraskan suara pada suatu kata atau
menggaris bawah suatu kata atau beberapa kata dalam satu kalimat.
4. Merangsang Ingatan
Menurut Gagne bagian yang paling kritis dalam proses belajar adalah pemberian kode pada
informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang disimpan dalam memori jangka
panjang. Guru dapat berusaha untuk menolong siswa-siswa dalam mengingat atau
mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang itu. Cara
menolong ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, yang
merupakan suatu cara pengulangan. Adapun cara yang dilakukan guru untuk merangsang
ingatan siswa, yaitu:
- Guru dapat berusaha menolong siswa dalam mengingat atau memanggil kembali
pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang. Cara ini dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan pada siswa.
- Bila ternyata siswa tidak dapat juga ingat akan pengetahuan yang diinginkan guru,
karena sudah lama dipelajarannya, maka sebaiknya guru dapat menggunakan teknik
bertanya dengan jalan membimbing.
5. Menyediakan Bimbingan Belajar
Untuk memperlancar masuknya infomasi ke memori jangka panjang, diperlukan bimbingan
langsung dalam pemberian kode pada informasi. Untuk mempelajari informasi verbal,
bimbingan itu dapat diberikan dengan cara mengkaitkan informasi baru itu dengan
pengalaman siswa. Untuk mempelajari informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan
dengn cara mengaitkan informasi baru itu dengan pengalaman siswa. Bimbingan yang
diberikan guru dapat berupa pertanyaan,juga dapat berupa gambar-gambar atau ilustrasi.
6. Meningkatkan Retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari dapat diusahakan baik oleh guru atau pun
oleh siswa. Usaha yang dapat diusahakan agar materi yang diajarkan dapat bertahan lama
adalah dengan cara:
- Mengulang pelajaran yang sama berulang kali.
- Dengan memberi berbagai contoh atau ilustrasi yang sederhana dan dapat dicerna
oleh siswa, seperti menggunakan tabel-tabel grafik, dan gambar .
7.   Membantu Transfer Belajar
Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi yang
baru. Untuk dapat melaksanakan ini para siswa tentu diharapkan telah menguasai fakta-
fakta, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Melalui tugas
pemecahan masalah dan diskusi kelompok guru dapat membantu transfer balajar kepada
para siswa.
8. Memperlihatkan / Perbuatan dan Memberikan Umpan Balik
Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara, agar guru dan siswa itu sendiri
mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Untuk itu sebaiknya guru tidak menunggu
hingga seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memberikan kesempatan sedini mungkin
pada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar mereka, agar dapat diberi umpan balik,
sehingga pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar. Cara-cara yang dilakukan adalah
pemberian tes atau mengamati prilaku siswa umpan balik bila bersifa positif menjadi
pertanda bagi siswa bahwa ia telah mencapai tujuan belajar.

D. TEORI AUSUBEL
Ausubel adalah seorang ahli psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya adalah
belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognititf
seseorang.  Peristiwa psikologi belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi baru ke
dalam pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi dalam belajar
bermakna, informasi baru diasimilasikan pada subsumber-subsumber relevan yang telah ada
dalam struktur kognitif seseorang. Sebagai hasil belajar menyebabkan pertumbuhan dan
modifikasi subsumber-subsumber yang telah ada. Berkembang atau tidaknya subsumber
sangat tergantung pada pengalaman seseorang. Berdasarkan teori ini, dalam proses
pembelajaran, IPA akan lebih bermakna jika peserta didik membangun konsep yang ada dalam
dirinya dengan melakukan proses asosiasi terhadap pengalaman, fenomena-fenomena yang
mereka jumpai, dan fakta-fakta baru ke dalam pengertian yang telah dimiliki.

 Penerapan Teori Ausubel dalam Pengajaran IPA


Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh
siswa. Informasi yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak sel
otak yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut. David P. Ausubel menyebutkan
bahwa pengajaran secara verbal adalah lebih efisien dari segi waktu yang diperlukan untuk
menyajikan pelajaran dan menyajikan bahwa pembelajar dapat mempelajari materi pelajaran
dalam jumlah yang lebih banyak.
Dalam penerapan di IPA SD, Ausubel membuat peta hirarki konsep-konsep atau tahapan-
tahapan dimana konsep-konsep yang bersifat umum berada di puncak hirarki dan semakin ke
bawah konsep-konsep atau tahapan-tahapan diurutkan lebih khusus. Hal tersebut didasarkan
pada prinsip-prinsip atau tahap-tahap yang dikemukakan oleh Ausubel yaitu :
- Pengaturan Awal (advance organizer)
Pengaturan awal atau dapat disebut juga sebagai bahan pengait maka dapat mengaitkan
aatara konsep lama yang telah dimiliki siswa dengan konsep baru yang maknanya jauh lebih
tinggi..
- Diferensiasi Progresif
Diferensiasi progresif adalah suatu proses menguraikan masalah pokok menjadi bagian-
bagian yang lebih rinci dan khusus. Proses penyusunan pelajaran yang mengenalkan pada
siswa dari konsep yang umum atau inklusif kemudian menuju ke konsep yang khusus.
Sehingga pelajaran dimulai dari yang umum menuju ke yang khusus
- Consolidasi (belajar subordinatif)
Dalam konsilidasi (consolidation) guru memberikan pemantapan atas materi pelajaran yang
telah diberikan untuk memudahkan siswa memahami dan mempelajari selanjutnya. Dalam
hal ini guru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa. Belajar subordiatif adalah proses
struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah diferensiasi, terjadi sejak perolehan
informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut. Proses belajar
tersebut akan terus berlangsung hingga pada suatu saat ditemukan hal-hal baru. Belajar
superordinat akan terjadi pada konsep-konsep yang lebih luas dan inklusif.
- Rekonsiliasi Integratif
Menurut konsep rekonsiliasi integratif dalam mengajar, konsep-konsep perlu diintegrasikan
dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan kata lain
guru hendaknya menunjukkan pada siswa bagaimana konsep dan prinsip tersebut saling
berkaitan. Guru menjelaskan dan menunjukkan secara jelas perbedaan dan persamaan materi
yang baru dengan materi yang telah dijelaskan terlebih dahulu yang telah dikuasai siswa.
Dengan demikian siswa akan mengetahui alasan dan manfaat materi yang akan dijelaskan
tersebut.

 Prinsip-Prinsip Yang Dikemukakan Oleh Ausubel


Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh
siswadalam mengaitkan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif dikumukakan 2
prinsip oleh Ausubel yaitu :
1. Prinsip Diferensiasi Progresif (progressive differentiation)
Dalam diferensiasi progresif, konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-
konsep yang umum menuju konsep-konsep yang lebih khusus.
2. Prinsip Rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation)
Dalam rekonsiliasi integratif, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan
dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya

2. Pendekatan dalam pembelajaran IPA di SD adalah sebagai berikut :


Jawaban :
Masa sekolah dimulai pada masa kanak-kanak, dimana anak mulai masuk jenjang
sekolah dasar, masa ini anak sudah matang untuk dapat belajar di bangku sekolah dasar karena
anak telah siap menerima ketahapan-ketahapan baru dari lingkungannya. Anak pada usia SD
mempunyai karakteristi tersendiri dalam hal ini harus dipahami oleh guru sehingga dalam proses
pembelajaran dikelas menjadi pertimbangan tersendiri, selain harus memahami
karakteristiknnya, guru juga harus memahami perkembangan intelektualnya, fungsi dari fisiknya
serta merefleksikannya didalam kelas ketika proses pembelajaran terjadi. Hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi permasalahan dalam proses pembelajaran.
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,
sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat
memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi,
dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi. Dalam pembelajaran IPA terpenting
adalah metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Beberapa pendekatan yang
bisa digunakan guru sebagai berikut:
a. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pengetahuan yang dikembangkan melalui IPA memberi sumbangan terhadap
perkembangan teknologi baru. Teknologi baru tersebut akan mempengaruhi kegiatan
ilmiah dan penentuan permasalahan yang diteliti serta cara yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan. Pengetahuan yang dihasilkan IPA dan proses yang
digunakan ilmuwan mempengaruhi pandangan hidup manusia, cara berpikir manusia, dan
lingkungan hidup secara umum.
b. Pendekatan factual
Merupakan suatu cara mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-hasil penemuan
IPA kepada siswa dimana pada akhir suatu instruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting dalam IPA.
c. Pendekatan konseptual
Menyajikan ilustrasi yang lebih konkret daripada pendekatan faktual. Pendekatan
konseptual memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model
atau penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini menekankan pada
penyampaian produk atau hasil IPA, tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk
tersebut dihasilkan.
d. Pendekatan pemecahan masalah
Salah satu cara untuk melatih siswa beraksi secara aktif, mengumpulkan data,
menanggapi pertanyaan, dan mengorganisasikan informasi yang diperolehnya.
e. Pendekatan nilai
Menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat
universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan/agama, atau nilai yang terkait dengan
politik, sosial, budaya suatu daerah atau negara.
f. Pendekatan inkuiri
Ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan intelektual.
Secara umum urutan kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan,
membuat hipotesa, menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum
yang dipelajari.
g. Pendekatan keterampilan proses
Melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja ilmiah. Keterampilan proses yang
umum diajarkan adalah mengobservasi, mengukur, menentukan variabel, memformulasi
hipotesis, mengamati, menyampaikan hasil pengamatan, dan menyimpulkan serta
melakukan percobaan/penelitian.
h. Pendekatan sejarah
Menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan / ahli IPA dan
tentang perkembangan temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan ilmu IPA sendiri. Bisa
dengan membaca buku teks atau menjelaskan.

Anda mungkin juga menyukai