Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan tahapan perkembangan mental anak menurut Piaget !

Jawab :
1. Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 bulan)
Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui
koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik
(menggapai, menyentuh). Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah
pemahaman bahwa ada objek dan peristiwa terjadi di dunia secara alami dari
tindakannya sendiri.

2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun

Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan
operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah,
menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran.

Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui


adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran
logis.

Selama akhir tahap ini, anak secara mental bisa merepresentasikan peristiwa dan
objek (fungsi semiotik atau tanda), dan terlibat dalam permainan simbolik.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 Tahun)

Pada tahap ini akan menunjukkan penalaran yang lebih logis dan konkret. Anak mulai
menunjukkan kemampuan konservasi (jumlah, luas, volume, orientasi). Meskipun
anak bisa memecahkan masalah dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara
abstrak atau hipotesis.

4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)

Pada tahap ini anak memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan
memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret.

Anak bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan


penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu.

2. Menurut Ausabel belajar bermakna berkembang seperti gambar berikut. Jelaskan !


Jawab :
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Dalam belajar
bermakna informasi baru diasimilasikan pada subsumer-subsumer relevan yang telah
ada dalam struktur kognitif seseorang. Sebagai hasil belajar menyebabkan
pertumbuhan dan modifikasi subsumer-subsumer yang telah ada.

Pada gambar tersebut, informasi baru a, b, c, dikaitkan pada konsep yang relevan
dalam struktur kognitif. Subsumer A lebih banyak mengalami diferensiasi daripada
subsumer B atau c.
Selama belajar  bermakna berlangsung, informasi baru a, b, c, terkait pada konsep-
konsep dalam struktur kognitif. Untuk menekankan pada fenomena pengaitan itu
Ausubel mengemukakan istilah subsumer, Subsumer memegang peranan dalam
proses perolehan informasi baru. Dalam belajar bermakna subsumer mempunyai
peranan interaktif, memperlancar gerakan informasi yang relevan melalui
penghalang-penghalang  perseptual dan  menyediakan  suatu kaitan
antara informasi yang baru diterima dengan pengetahuan yang sudah dimiliki
sebelumnya.
Proses interaktif antara materi yang baru dipelajari dengan subsumer-subsumer inilah
yang menjadi inti teori belajar asimilasi Ausubel. Proses ini disebut proses subsumsi.
Selama belajar bermakna, subsumer mengalami modifikasi dan terdiferensiasi lebih
lanjut. Diferensiasi subsumer-subsumer diakibatkan oleh asimilasi pengetahuan baru
selama belajar bermakna berlangsung.
3. Jelaskan tentang pendekatan Sains – Lingkungan –Teknologi – Masyarakat dalam
proses pembelajaran IPA di SD!
Jawab :
suatu usaha untuk menyajikan sains dalam proses pembelajaran dengan
mempergunakan masalah-masalah penerapan sains dan teknologi dari dunia nyata dan
kaitannya dengan kehidupan masyarakat Pada pendekatan ini siswa dihadapkan pada
suatu masalah yang terjadi dilingkungan sekitar sebagai akibat dari pengembangan
atau penggunaan teknologi yang meresahkan kehidupan masyarakat untuk selanjutnya
siswa diajak untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan
menggunakan dasar atau menerapkan prinsip-prinsip sains. Sains lingkungan
teknologi dan masyarakat yaitu pembelajaran yang dilandasi dengan teori
kontruktivisme dan dapat diaplikasikan ke masyarakat.
4. Bagaimana memilih metode yang tepat untuk proses pembelajaran IPA di SD?
Jawab :
Dalam konteks pembelajaran IPA, sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan konsep
pembelajaran pada mata pelajaran lainnya hanya tekanannya harus sesuai dengan
hakikat IPA itu sendiri, bahwa belajar IPA harus terjadi proses sains, menghasilkan
produk sains dengan melakukan eksperimen/ percobaan dan terbentuknya sikap
ilmiah. Pembelajaran IPA tidak bisa dengan cara menghafal atau pasif mendengarkan
guru menjelaskan konsep namun siswa sendiri yang harus melakukan pembelajaran
melalui percobaan, pengamatan maupun bereksperimen secara aktif. pembelajaran
berorientasi pada aktivitas siswa dengan menekankan pada keterampilan IPA melalui
mengamati, menilai, meneliti, menganalisis, mengklarifikasi berdasarkan data hasil
pengamatan.
Agar pembelajaran IPA lebih efektif dan dapat mencapai hasil maksimal, sebaiknya
memperhatikan (1) Proses berpikir; (2) kreativitas, (3) pengalaman siswa; (4)
pembentukan konsep, pada hakekatnya konsep yang dimiliki siswa adalah hasil
bentukan sendiri; (5) aplikasi konsep, bahan pembelajaran hendaknya terpusat pada
aplikasi konsep. Adapun contoh metode yang dapat digunakan misalnya metode
diskusi, tanya jawab, Latihan, ceramah, simulasi, proyek, studi lapangan, demonstrasi,
dan eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai