Anda di halaman 1dari 7

Media Belajar Konkret (Stick Es Cream) pada

Pembelajaran Matematika Materi Perkalian


Pada Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar

Risanni Ritonga

Abstrak
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa
melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi
tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan
ketercapaian kompetensi adalah penggunaan media pembelajaran. Media konkret
adalah sebuah sarana yang digunakan guru untuk dapat mentransferkan informasi
kepada peserta didik melalui benda-benda atau objek yang mudah didapatkan. Hal ini
sejalan dengan teori piaget, bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahap pra-
operasional konkret. Jadi siswa belum dapat menafsirkan sesuatu informasi yang
bersifat abstrak, oleh sebab itu kehadiran media konkrit dapat memudahkan siswa
untuk memahami materi yang akan diajarkan.

Kata kunci : pembelajaran matematika, media konkret, teori belajar piaget.

Pendahuluan
Belajar merupakan sebuah proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Pada
hakikatnya tujuan dari belajar tersebut adalah adanya perubahan kearah yang positif
di berbagai bidang ilmu, seperti tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak
dapat menulis menjadi bisa menulis dan tidak bisa berhitung menjadi bisa berhitung.
(Mardianto, 2012)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seorang peserta
didik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar (internal) dan faktor yang
berasal dari luar diri pelajar (eksternal). Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan
faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor non-sosial dan faktor
sosial. (Mardianto, 2012)
Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengingat pentingnya mata pelajaran matematika, maka wajar jika matematika
diajarkan sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai
landasan untuk jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam upaya mendukung
peningkatan mutu pendidikan, pembelajaran matematika sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah dasar harus diupayakan agar matematika betul-betul dikuasai
dengan baik.
Matematika adalah ilmu yang mengkaji objek abstrak dan mengutamakan
penalaran deduktif. “objek Matematika adalah benda pikiran yang bersifat abstrak
dan tidak dapat diamati dengan panca indera.(Sulistiani, 2016) Pembelajaran
matematika membutuhkan sebuah media ajar yang sesuai karena salah satu faktor
yang menyebabkan rendahnya kualitas belajar adalah kurang dimanfaatkannya secara
maksimal sumber dan media belajar, baik oleh guru maupun siswanya.
Selain itu, Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi
kebutuhan sistem dalam melatih penalarannya. Melalui pengajaran matematika
diharapkan akan menambah kemampuan, mengembangkan keterampilan dan
aplikasinya. Namun demikian proses belajar mengajar matematika sulit dimengerti
oleh siswa. Bahkan banyak yang mengeluh bahwa pelajaran matematika
membosankan, tidak menarik dan susah untuk dipahami. Karena itu hasil belajar
matematika lebih rendah dibandingkan pelajaran yang lain. Berkaitan dengan hal itu
siswa tidak dapat disalahkan sepenuhnya apabila hasil belajar matematika lebih
rendah. Hal ini bukan saja faktor dari siswa itu sendiri tetapi karena ada faktor-faktor
yang lain. Maka dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata
pelajaran matematika tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang belajar
matematika siswa perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu keterampilan matematika yang
harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar adalah kemampuan dalam melakukan operasi
hitung khususnya perkalian. Berdasarkan kenyataan yang saya hadapi selama
mengajar di kelas rendah SD Negeri 105322 Desa Mesjid Kecamatan Batang Kuis,
siswa mengalami kesulitan dalam melakukan operasi perkalian. Oleh sebab itu guru
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas rendah dengan
menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang diberikan. Karena
media pembelajaran mempunyai andil yang sangat besar untuk mencapai tujuan
pembelajaran sehingga ada peningkatan hasil belajar siswa dari sebelumnya.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research).
penelitian kepustakaan adalah kegiatan penelitian dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang
ada di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang sejenis,
artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang ingin
dipecahkan. Kegiatan dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah,
dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu guna mencari
jawaban atas permasalahan yang dihadapi.(Sari, 2020)
Berdasarkan studi literatur pada tinjauan pustaka maka dibentuklah
pertanyaan penelitian yaitu, 1) Apa yang dimaksud dengan media ajar konkret dan 2)
Bagaimana penggunaan stick eskrim sebagai media ajar konkret?. Data yang
diperoleh dikompilasi, dianalisis dan disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan.
Pembahasan
Teori Belajar
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa
memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah satu
komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan media
pembelajaran, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat
perkembangan intelektual siswa, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif
siswa, (5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, dan (6) pengembangan
dan pemahaman penalaran matematis.(Gunantara et al., 2014)
Teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget memaparkan bahwa
tahapan perkembangan kognitif menurutnya terdiri dari empat tahap. Keempat
tahapan itu ialah tahap sensosimotor, tahap pra-operasional, tahap operasional
konkret dan tahap operasional formal. Tahapan tersebut berkaitan dengan
pertumbungan kematangan dan pengalaman anak. Pada umumnya anak usia sekolah
dasar berdasarkan tahapan perkembangan Piaget berada pada tahapan operasional
konkret.(Ahmad Susanto, 2015)
Tahapan Usia Deskriptif Perkembangan
Sensorimotor 0- 2 tahun Pengetahuan diperoleh si anak melalui interaksi
fisik, baik dengan orang atau objek (benda).
Skema-skema baru terbentuk reflek-reflek
sederhana seperti menggenggam atau menghisap.
Pra-operasional 2 - 6 tahun Anak mulai menggunakan symbol-simbol untuk
mempresentasikan dunia secara kognitif.
Symbol-simbol itu seperti kata-kata yang dapat
menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan
(tingkah laku)
Operasional 6 - 11 tahun Anak sudah dapat membentuk operasional
Konkret mental atas pengetahuan yang mereka miliki.
Mereka dapat mengurangi, menambah dan
mengubah. Operasi ini memungkinkan anak
untuk memecahkan masalah secara logis.
Operasional 11 tahun – Periode ini merupakan operasi mental tingkat
Formal dewasa tinggi anak. Disini anak remaja sudah dapat
berhubungan dengan peristiwa hipotesis atau
abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret.
Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan
pemecahan masalah melalui pengujian semua
alternatif yang ada.

Anak-anak mempunyai keterampilan kognitif dan sosial yang dibutuhkan


untuk belajar, tetapi mereka belum sampai pada “masa-masa krisis remaja”. Oleh
karena itu, pengajaran masih tetap berdasarkan sifat-sifat atau ciri-ciri perkembangan
pada masa umur sekolah dasar.
Satu prinsip yang penting adalah sebagaian besar anak-anak di SD masih
dalam tahap perkembangan operasional konkret. Kerana itu mereka kurang mampu
untuk berpikir abstrak seperti masa remaja. Ini berarti bahwa pengajaran di SD harus
sekonkret mungkin dan bentul-betul dialami. Pelajaran matematika sebaiknya
menggunakan objek konkret untuk menunjukkan konsep dan membiarkan siswa
memanipulasi objek mewakili prinsip-prinsip matematika.(Djiwandono, 2008)
Terutama di kelas-kelas rendah, anak-anak harus bisa menghubungkan konsep
dan informasi bagi pengamatan mereka sendiri. Contohnya, satu meter, tidak ada
artinya bagi siswa dalam bentuk abstrak, tetapi mungkin dapat dihubungkan dengan
jauhnya siswa berjalan atau diukur menggunakan penggaris.
Media Konkret (Stick Eskrim)
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, minat dan perhatikan siswa. Menurut
Swan & Marshal media matematika adalah suatu objek yang dapat dikuasai oleh
siswa melalui panca indera dengan sadar atau tidak sadar sehingga membuat proses
berpikir matematika siswa menjadi lebih berkembang.(Wahyuningtyas, 2016)
Dengan adanya bantuan media yang sesuai dengan proses pembelajaran dapat
membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi.
Sesuai dengan Teori Belajar Piaget yang menyatakan bahwa pada siswa usia
SD dalam proses belajarnya mereka harus melakukan kegiatan fisik dengan benda
yang konkrit. Sehingga penggunaan media pembelajaran pada siswa SD selain dapat
membantu siswa dalam pembelajaran juga dapat memberikan pengalaman konkrit
dan dapat menarik perhatian serta motivasi belajar siswa. Media pembelajaran yang
konkrit dapat menjadi alternatif terbaik untuk memberikan pengetahuan terkait materi
yang diajarkan.
Media pada intinya yaitu sarana untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan materi dan memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang
disampaikan guru. Penggunaan media dalam pembelajaran bisa diciptakan oleh siswa
maupun guru dengan bahan seadanya, misalnya dengan menggunakan barang-barang
bekas, barang yang ada di lingkungan sekolah maupun menggunakan lingkungan itu
sendiri sebagai media pembelajaran.
Sedangkan konkrit berarti nyata, benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat,
dapat diraba dan bisa dirasakan dengan panca indera). Jadi media konkret adalah
segala sesuatu yang nyata yang bisa digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat siswa sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan lebih efektif dan efesien agar tercapainya tujuan yang diharapkan.
Media ajar konkret berbentuk stick es krim sangat mudah didapatkan dan
tidak membutuhkan biasa besar untuk memperolehnya. Pada proses
pengaplikasiannya stick es krim yang sudah disiapkan kemudian digabungan lalu
direkatkan dengan lem atau dengan menggunakan selotip yang dimana
penggabungannya berdasarkan jumlah bilangan yang akan dikali. Misalnya 2 × 7,
maka 2 buah stick es krim direkatkan sebanyak tujuh kali. Proses tersebut dilakukan
berulang-ulang disesuaikan dengan bilangan yang dikali.

Kesimpulan
Media konkret adalah sebuah sarana yang digunakan guru untuk dapat
mentransferkan informasi kepada peserta didik melalui benda-benda atau objek yang
mudah didapatkan. Hal ini sejalan dengan teori piaget, bahwa siswa sekolah dasar
berada pada tahap pra-operasional konkret. Jadi siswa belum dapat menafsirkan
sesuatu informasi yang bersifat abstrak, oleh sebab itu kehadiran media konkrit dapat
memudahkan siswa untuk memahami materi yang akan diajarkan.

Rekomendasi
Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lainnya sebagai
tambahan informasi untuk melakukan penelitian dengan topic yang sama.
Daftar Pustaka
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia.
Gunantara, Suarjana, & Riastini, N. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha.
Mardianto.2012. Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing. 2012.
Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan
Pendidikan IPA.
Sulistiani, I. R. (2016). PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN
DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET (MANIK –
MANIK DAN SEDOTAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR.
VICRATINA : Jurnal Kependidikan Dan Keislaman.
Susanto, Ahmad. (2005). Bimbingan Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Wahyuningtyas, D. . & L. I. (2016). MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN
MEDIA WAYANGMATIKA Dyah Tri Wahyuningtyas 5 , Iskandar Ladamay 6.
Pancaran.

Anda mungkin juga menyukai