Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 1

PEMBELAJARAN IPA DI SD

Nama : Lily Nur Izatti

NIM : 858300071

Kelas : 2B – PGSD BI

Tutor : Qamariah, S.Pd, M.Pd

1. Teori Piaget menunjukkan bahwa pengetahuan (kecerdasan) anak akan berubah


seiring dengan perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif seorang
anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan saja, tetapi anak juga harus
mampu mengembangkan dan membangun mental mereka secara bertahap.
Tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget:
- Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
- Tahap Pre Operasional (2-7 tahun)
- Tahap Konkret Operasional (7-11 tahun)
- Tahap Formal Operasional (11-15 tahun)
2. Penerapan Teori Piaget dalam pembelajaran IPA yaitu melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, anak harus diletakkan sebagai faktor utama atau pusat
utama dalam pembelajaran. Artinya pembelajaran harus berpusat pada anak
(child center). Contohnya saat akan melakukan eksperimen IPA dikelas, anak-
anak harus dilibatkan dalam mengembangkan ide-ide/ pemikiran mereka. Dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai sumber-sumber idenya akan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk menilai proses pemecahan
masalah. Sebagai contoh, apabila kelas di dalam kelas siswa telah menyelesaikan
suatu permasalahan, sebaiknya guru menanyakan kembali kepada siswa tentang
cara mendapatkan jawaban tersebut. Misalnya dengan “Bagaimana kita bisa
sampai pada jawaban ini?” dan membantu siswa di kelas untuk mengulas
tahapan-tahapan yang dilalui hingga menemukan jawaban atas kesimpulan
tersebut.
3. Ciri-ciri anak pada tahap konkret operasional (7-11 tahun) meurut Teori Piaget:
- Anak seusia ini anak melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan
pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan yang nyata. Penggunaan
logika akan semakin baik sehingga anak sudah mampu berpikir konservasi.
- Pemikirannya berdasarkan pada yang konkret/nyata artinya yang dapat mereka
lihat, raba, rasa dari suatu benda atau kejadian. Mereka ada lebih mengerti
suatu pembelajaran jika dicontohkan pada objek yang nyata.
- Pada tahap ini anak memiliki kemampuan untuk menyadari tentang reversibel
(hal yang dapat dibalik) dan identitas sepeti ketika air diwadah kemudian
dikembalikan seperti semula, serta dapat melakukan pengelompokan/
penggolongan benda atau kejadian, membuat order (urutan), dan memecahkan
persoalan angka seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
- Selain itu, pada tahap ini anak bersifat coba-coba dan percobaan-percobaan
tersebut berhubungan dengan hal-hal yang nyata atau hal hal yang dapat
mereka bayangkan.
4. Model belajar Bruner memberikan pandangan bahwa belajar/persepsi adalah
suatu kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan
untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan
pengolahan informasi ini meliputi pembentukan kategori (konsep) tersebut ada
kemungkinan saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang disebut dengan
koding. Model belajar Bruner disebut sebagai model belajar penemuan (discovery
learning) yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu pengetahuan
secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, serta
akhirnya akan mendapat pengetahuan yang bermakna.
5. Contoh pembelajaran IPA di SD berdasarkan Teori Bruner:
Kelas : III
Tujuan : Siswa dapat mengenali bagian-bagian tumbuhan beserta menyebutkan
fungsinya
Topik : Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
Alat/Bahan : Tumbuhan
Cara Kerja :
1. Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan
bunga.
2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah
beberapa pertanyaan kepada siswa:
- Menurut kalian, apa nama bagian tumbuhan ini?
- Apa fungsi daun bagi tumbuhan?
3. Terimalah seluruh ide atau tanggapan dari siswa. Berilah kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan/menunjukkan dan menguji ide-idenya.
4. Berilah pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian-bagian tumbuhan
yang lainnya.
6. Teori Gagne memberikan pandangan bahwa belajar adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat dan
perubahan tersebut relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu
terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang baru. Seseorang dapat
mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang apabila dia mengamati
adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut dan perubahan tersebut
bertahan lama. Jadi, belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan
manusia menyangkut interaksi dengan lingkungannya yang berlangsung bila
terjadi perubahan tingkah laku yang bertahap cukup lama selama kehidupan
orang itu.
7. Peranan pendekatan pembelajaran IPA harus menyesuaikan antara tujuan
pembelajaran, latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung dan
lain-lain yang tercakup dalam unsur input, output, produk, dan outcomes
pendidikan menjadi bahan kajian yang disajikan, sehingga pembelajaran menjadi
menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan
penghargaam serta bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan
datang. Tujuan menggunakan pendekatannya adalah menggiring persepsi atau
proses pengkajian terhadap materi pembelajaran sehingga diperoleh suatu
pemahaman dan pembentukan perilaku siswa yang diharapkan.
Prinsip pemilihan pendekatan adalah pertimbangan pendekatan yang dipilih
dengan faktor-faktor terkaitnya seperti tujuan pendidikan dan pembelajaran,
kurikulum, kemampuan siswa, psikologi belajar dan sumber daya. Pendekatan
pembelajaran mengacu kepada tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran dari
bahan kajian.
8. Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran IPA:
- Pendekatan lingkungan (suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran
akaan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan,
sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah
bagi lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk
pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat
memperkaya bahan dan kegiatan belajar).
- Pendekatan sain-lingkungan teknologi masyarakat (suatu pendekatan
pembelajaran yang membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks
kehidupan manusia sehari-hari. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan
mampu menerapkan prinsip-prinsip sains untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif
yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian
dapat menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat untuk
menanamkan pemahaman konsep dan pengembangannya untuk
kemaslahatan masyarakat).
- Pendekatan faktual (suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa
akan memperoleh informasi tentang hal-hal yang penting. Terkadang
menarik bagi siswa, namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat
IPA itu sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat mengingat tentang fakta dalam
waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh).
- Pendekatan konseptual (suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep diperoleh dari fakta,
peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep
dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan
baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang
menjadi simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan
yang mengandung konsep yang lebih kompleks. Konsep yang kompleks
memerlukan permunculan berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas,
didukung media atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau pengajar
menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata
mereka secara konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya
mata ?, Berapa jumlah matamu ? “. Dan pertanyaan-pertanyaan ini
pembelajar dapat menghubungkan benda konkret dengan fungsinya dan
kegiatannya).
- Pendekatan pemecahan masalah (pendekatan yang digunakan dalam
mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan
yang aktual menjadi suatu keadaan seperti yang kita kehendaki dengan
memperhatikan prosedur pemecahan masalah yang sistematis. Alasan
menggunakan pendekatan ini, yaitu pendekatan ini terpusat pada masalah,
singkat, inovatif, mengarahkan, dan sistematis).
- Pendekatan nilai (cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan
suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang
terkait dengan kepercayaan/ agama, atau nilai yang terkait dengan politik,
sosial, budaya suatu negara/ daerah. Pendekatan ini menekankan pada
penyampaian produk IPA serta prilaku yang diharapkan yang terkait produk
dan proses tersebut, namun tidak secara langsung tentang proses bagaimana
produk tersebut dihasilkan).
- Pendekatan inkuiri (suatu pendekatan pembelajaran dimana guru dan siswa
mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh
ilmuwan. Inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah-
masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan
data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga
anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka
ajukan. Tujuannya adalah meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
- Pendekatan keterampilan proses (cara mengajarkan IPA dengan mengajarkan
berbagai keterampilan proses yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif
dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Pendekatan keterampilan
proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling
sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka
menghadapi pertumbuhan dan perkembangan IPTEK. Pendekatan
keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual.
Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut
urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa).
- Pendekatan sejarah (cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai
penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA tentang
perkembangan temuan-temuan tersebut dikaikan dengan ilmu IPA sendiri
dengan menggunakan metode membaca buku atau menjelaskan).
9. Metode dalam pembelajaran IPA:
1. Metode Penugasan (memberikan tugas IPA kepada siswa untuk dikerjakan).
2. Metode Diskusi (bersifat demokratis semua siswa bebas mengemukakan
pendapatnya dalam forum diskusi).
3. Metode Tanya Jawab (adanya tanya jawab untuk merangsang siswa berpikir
atau untuk memperoleh umpan balik).
4. Metode Latihan (melatih siswa agar memiliki keterampilan gerak seperti
menggunakan alat peraga IPA, mengembangkan langkah kecakapan intelek
seperti mengenal rumus dan mengenal nama-nama latin).
5. Metode Ceramah (guru berbicara menyampaikan informasi, siswa
mendengarkannya).
6. Metode Simulasi (bisa diterapkan kepada siswa yang disuruh untuk seolah-
olah berperan sebagai guru IPA yang sedang menerangkan sesuatu
percobaan atau berperan sedang melakukan pemasangan alat, mengukur,
menimbang, mengamati, mencatat hasilnya dan menyampaikan kesimpulan
dalam bentuk lisan).
7. Metode Proyek (melakukan penugasan berupa penemuan yang memerlukan
pemikiran, perencanaan yang lebih rinci).
8. Metode Studi Lapangan (belajar dengan pengamatan langsung, melihat objek
yang sebenarnya yang dapat dilakukan pada lingkungan sekitar).
9. Metode Demonstrasi (menampilkan atau mendemonstrasikan apa yang
diperoleh atau hasil yang dicapai kepada semua siswa).
10. Metode Eksperimen (melakukan percobaan yang tidak selalu di laboratorium
tetapi juga pada alam sekitar).
10. Jika mengajarkan pokok bahasan Pencernaan Makanan guru bisa menggunakan
metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, metode tanya jawab
dengan menggunakan alat peraga sistem pencernaan manusia.
Proses pembelajarannya guru mendemostrasikan materi dengan menggunakan
alat peraga sistem pencernaan manusia, kemudian guru menjelaskan materi
pembelajaran dengan ceramah, kemudian guru bersama siswa melakukan diskusi
sambil bertanya jawab tentang apa saja sistem pencernaan makanan pada manusia
dan apa saja fungsi sistem pencernaan manusia. Guru memberikan pertanyaan
dan siswa menjawab dengan mengembangkan ide/pemikiran mereka.

Anda mungkin juga menyukai