1. Teori Piaget menunjukkan bahwa pengetahuan (kecerdasan) anak akan berubah
seiring dengan perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif seorang anak bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan saja, tetapi anak juga harus mampu mengembangkan dan membangun mental mereka secara bertahap. Tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget: - Tahap Sensorimotor (0-2 tahun) - Tahap Pre Operasional (2-7 tahun) - Tahap Konkret Operasional (7-11 tahun) - Tahap Formal Operasional (11-15 tahun) 2. Penerapan Teori Piaget dalam pembelajaran IPA yaitu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, anak harus diletakkan sebagai faktor utama atau pusat utama dalam pembelajaran. Artinya pembelajaran harus berpusat pada anak (child center). Contohnya saat akan melakukan eksperimen IPA dikelas, anak- anak harus dilibatkan dalam mengembangkan ide-ide/ pemikiran mereka. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai sumber-sumber idenya akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menilai proses pemecahan masalah. Sebagai contoh, apabila kelas di dalam kelas siswa telah menyelesaikan suatu permasalahan, sebaiknya guru menanyakan kembali kepada siswa tentang cara mendapatkan jawaban tersebut. Misalnya dengan “Bagaimana kita bisa sampai pada jawaban ini?” dan membantu siswa di kelas untuk mengulas tahapan-tahapan yang dilalui hingga menemukan jawaban atas kesimpulan tersebut. 3. Ciri-ciri anak pada tahap konkret operasional (7-11 tahun) meurut Teori Piaget: - Anak seusia ini anak melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan yang nyata. Penggunaan logika akan semakin baik sehingga anak sudah mampu berpikir konservasi. - Pemikirannya berdasarkan pada yang konkret/nyata artinya yang dapat mereka lihat, raba, rasa dari suatu benda atau kejadian. Mereka ada lebih mengerti suatu pembelajaran jika dicontohkan pada objek yang nyata. - Pada tahap ini anak memiliki kemampuan untuk menyadari tentang reversibel (hal yang dapat dibalik) dan identitas sepeti ketika air diwadah kemudian dikembalikan seperti semula, serta dapat melakukan pengelompokan/ penggolongan benda atau kejadian, membuat order (urutan), dan memecahkan persoalan angka seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. - Selain itu, pada tahap ini anak bersifat coba-coba dan percobaan-percobaan tersebut berhubungan dengan hal-hal yang nyata atau hal hal yang dapat mereka bayangkan. 4. Model belajar Bruner memberikan pandangan bahwa belajar/persepsi adalah suatu kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan pengolahan informasi ini meliputi pembentukan kategori (konsep) tersebut ada kemungkinan saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang disebut dengan koding. Model belajar Bruner disebut sebagai model belajar penemuan (discovery learning) yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu pengetahuan secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, serta akhirnya akan mendapat pengetahuan yang bermakna. 5. Contoh pembelajaran IPA di SD berdasarkan Teori Bruner: Kelas : III Tujuan : Siswa dapat mengenali bagian-bagian tumbuhan beserta menyebutkan fungsinya Topik : Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya Alat/Bahan : Tumbuhan Cara Kerja : 1. Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga. 2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah beberapa pertanyaan kepada siswa: - Menurut kalian, apa nama bagian tumbuhan ini? - Apa fungsi daun bagi tumbuhan? 3. Terimalah seluruh ide atau tanggapan dari siswa. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengajukan/menunjukkan dan menguji ide-idenya. 4. Berilah pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian-bagian tumbuhan yang lainnya. 6. Teori Gagne memberikan pandangan bahwa belajar adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat dan perubahan tersebut relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang baru. Seseorang dapat mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut dan perubahan tersebut bertahan lama. Jadi, belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia menyangkut interaksi dengan lingkungannya yang berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahap cukup lama selama kehidupan orang itu. 7. Peranan pendekatan pembelajaran IPA harus menyesuaikan antara tujuan pembelajaran, latar belakang sosial dan budaya, sumber dan daya dukung dan lain-lain yang tercakup dalam unsur input, output, produk, dan outcomes pendidikan menjadi bahan kajian yang disajikan, sehingga pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaam serta bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan datang. Tujuan menggunakan pendekatannya adalah menggiring persepsi atau proses pengkajian terhadap materi pembelajaran sehingga diperoleh suatu pemahaman dan pembentukan perilaku siswa yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan adalah pertimbangan pendekatan yang dipilih dengan faktor-faktor terkaitnya seperti tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemampuan siswa, psikologi belajar dan sumber daya. Pendekatan pembelajaran mengacu kepada tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran dari bahan kajian. 8. Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran IPA: - Pendekatan lingkungan (suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akaan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar). - Pendekatan sain-lingkungan teknologi masyarakat (suatu pendekatan pembelajaran yang membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia sehari-hari. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian dapat menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat untuk menanamkan pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat). - Pendekatan faktual (suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh informasi tentang hal-hal yang penting. Terkadang menarik bagi siswa, namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA itu sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh). - Pendekatan konseptual (suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau pengajar menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata mereka secara konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya mata ?, Berapa jumlah matamu ? “. Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda konkret dengan fungsinya dan kegiatannya). - Pendekatan pemecahan masalah (pendekatan yang digunakan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang aktual menjadi suatu keadaan seperti yang kita kehendaki dengan memperhatikan prosedur pemecahan masalah yang sistematis. Alasan menggunakan pendekatan ini, yaitu pendekatan ini terpusat pada masalah, singkat, inovatif, mengarahkan, dan sistematis). - Pendekatan nilai (cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan/ agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara/ daerah. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA serta prilaku yang diharapkan yang terkait produk dan proses tersebut, namun tidak secara langsung tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan). - Pendekatan inkuiri (suatu pendekatan pembelajaran dimana guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah- masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Tujuannya adalah meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya. - Pendekatan keterampilan proses (cara mengajarkan IPA dengan mengajarkan berbagai keterampilan proses yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan IPTEK. Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa). - Pendekatan sejarah (cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA tentang perkembangan temuan-temuan tersebut dikaikan dengan ilmu IPA sendiri dengan menggunakan metode membaca buku atau menjelaskan). 9. Metode dalam pembelajaran IPA: 1. Metode Penugasan (memberikan tugas IPA kepada siswa untuk dikerjakan). 2. Metode Diskusi (bersifat demokratis semua siswa bebas mengemukakan pendapatnya dalam forum diskusi). 3. Metode Tanya Jawab (adanya tanya jawab untuk merangsang siswa berpikir atau untuk memperoleh umpan balik). 4. Metode Latihan (melatih siswa agar memiliki keterampilan gerak seperti menggunakan alat peraga IPA, mengembangkan langkah kecakapan intelek seperti mengenal rumus dan mengenal nama-nama latin). 5. Metode Ceramah (guru berbicara menyampaikan informasi, siswa mendengarkannya). 6. Metode Simulasi (bisa diterapkan kepada siswa yang disuruh untuk seolah- olah berperan sebagai guru IPA yang sedang menerangkan sesuatu percobaan atau berperan sedang melakukan pemasangan alat, mengukur, menimbang, mengamati, mencatat hasilnya dan menyampaikan kesimpulan dalam bentuk lisan). 7. Metode Proyek (melakukan penugasan berupa penemuan yang memerlukan pemikiran, perencanaan yang lebih rinci). 8. Metode Studi Lapangan (belajar dengan pengamatan langsung, melihat objek yang sebenarnya yang dapat dilakukan pada lingkungan sekitar). 9. Metode Demonstrasi (menampilkan atau mendemonstrasikan apa yang diperoleh atau hasil yang dicapai kepada semua siswa). 10. Metode Eksperimen (melakukan percobaan yang tidak selalu di laboratorium tetapi juga pada alam sekitar). 10. Jika mengajarkan pokok bahasan Pencernaan Makanan guru bisa menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, metode tanya jawab dengan menggunakan alat peraga sistem pencernaan manusia. Proses pembelajarannya guru mendemostrasikan materi dengan menggunakan alat peraga sistem pencernaan manusia, kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran dengan ceramah, kemudian guru bersama siswa melakukan diskusi sambil bertanya jawab tentang apa saja sistem pencernaan makanan pada manusia dan apa saja fungsi sistem pencernaan manusia. Guru memberikan pertanyaan dan siswa menjawab dengan mengembangkan ide/pemikiran mereka.