Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL I

Nama : Yeni Rachmawati

Nim : 858421174

Mata Kuliah : PDGK4202 Pembelajaran IPA dI SD

Tutor : Setiya Nugroho,S.Pd,M.M

Prodi :PGSD BI

Masa Tutorial :2020.2

SOAL-SOAL
Perkembangan mental anak terdiri dari beberapa tahapan yang ditandai dengan tingkah laku dan jalan pikiran
tertentu. Bruner menyusun suatu model belajar yang disebut penemuan. Model ini dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPA di SD. Pendekatan pembelajaran IPA yang digunakan juga perlu disesuaikan dengan filosofi
IPA.
Soal no. 1
Jelaskan tentang tahapan perkembangan mental anak menurut teori Piaget!
Soal no. 2
Jelaskan pula tentang model belajar penemuan (discovery learning) yang disusun oleh Bruner!
Soal no. 3
Berikan contoh penerapan model Bruner dalam pembelajaran IPA SD kelas III, IV, V, dan VI! (pilih salah satu
kelas)
Soal no. 4
Jelaskan pengertian berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA! (minimal 3 jenis
pendekatan)
Soal no. 5
Berikan contoh penerapan pendekatan yang tepat untuk materi IPA yang sesuai, dari kelas 1 sampai dengan
kelas 6! (pilih salah satu kelas)
JAWABAN

Jawaban Soal No. 1

Pieget membagi perkembangan mental anak menjadi empat tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Sensori motor


Terjadi pada perkiraan usia 0 sampai 2 tahun. Ciri-ciri khususnya yaitu kecerdasan motorik (gerak)
dunia (benda) yang ada adalah yang tampak tidak ada bahasa pada tahap awal. Ada tiga kemampuan
penting yang dicapai anak pada masa sensori motor yaitu:
a) Kemampuan mengontrol secara internal.
b) Perkembangan konsep kenyataan.
c) Perkembangan pengertian beberapa sebab dan akibat
2. Tahap Pre-operational
Terjadi pada perkiraan usia 2 sampai 7 tahun. Ciri-ciri khususnya yaitu berpikir secara egosentris
alasan-alasan didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis belum cepat
melakukan konservasi.
3. Tahap Konkret Operational
Terjadi pada perkiraan usia 7 sampai 11, atau 12 tahun. Ciri-ciri khususnya dapat melakukan
konservasi logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan
yang nyata.
4. Tahap Formal Operasional
Terjadi pada perkiraan usia 14 tahun atau 15 tahun. Ciri-ciri khususnya pemikiran yang sudah lengkap
pemikiran yang proporsional kemampuan untuk mengatasi hipotesis perkembangan idealisme yang
kuat

Jawaban Soal No. 2

Model belajar penemuan (discovery learning) yang disusun oleh Bruner beranggapan bahwa model belajar
penemuan sesuai dengan Hakiki manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu pengetahuan
secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, serta akhirnya akan mendapatkan
pengetahuan yang bermakna. Dalam penerapannya model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang
yang nyata.

Peran guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi melainkan seorang penuntun
untuk mendapatkan informasi. Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai banyak manfaatnya
antara lain bahwa siswa akan mudah mengingatnya apabila informasi tersebut didapatkan sendiri bukan
merupakan informasi perolehan. Manfaat lainnya adalah apabila siswatelah memperoleh informasi, maka dia
akan mengingat lebih lama, dan masih banyak lagi manfaat lainnya.
Jawaban Soal No. 3

Contoh penerapan model pembelajaran Penemuan (discovery learning) Bruner dalam pembelajaran IPA Sd
kelas V (lima) ialah sebagai berikut :

Penerapan model pembelajaran penemuan terarah pada materi tema 9 benda-benda disekitar kita. Muatan
Pelajaran IPA zat tunggal dan zat campuran. Langkah-langkah dalam penerapan metode pembelajaran
penemuan dalam pelajaran IPA yaitu:

a. Guru mempersiapkan alat dan bahan berupa gelas plastic, air, garam, gula, kopi saset , bubuk susu
formula, tepung bumbu dll.
b. Guru membagi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5- 6 orang
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang membedakan zat tunggal, dan zat campuran.
d. Setiap kelompok memilih mana yang merupakan zat tunggal dan zat campuran dari bahan yang
tersedia.
e. Setiap kelompok membuat larutan berupa air yang di campur dengan masing-masing bahan, missal air
dan garam, air dan gula, air dan tepung bumbu. Untuk membedakan zat campuran homogeny dan
heterogen.
f. Setiap kelompok mencatat hasil penemuan di lembar kerja yang telah di berikan oleh guru.
g. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilpenemuannya di depan kelas.

Jawaban Soal No. 4

Pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA diantaranya sebagai berikut :

1. Pendekatan lingkungan adalah mengajarkan IPA dengan cara pandang bahwa mengembangkan
kebiasaan siswa menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana Dengan memahami
faktor politis, ekonomi, sosial budaya, ekologis yang mempengaruhi manusia dalam dan
memperlakukan lingkungan tersebut.
2. Pendekatan Sains- Lingkungan-Teknologi- Masyarakat merupakan cara pandang bahwa Siswa belajar,
menyusun pengetahuan melalui interaksi pribadi antara pengalaman dengan skemata
pengetahuannya. Perolehan pengetahuan dilakukan oleh skemata siswa yang tepat dan bermanfaat
baginya. Dalam pendidikan IPA ini siswa perlu memperoleh eh pengalaman secara fisik dan
memperoleh pengalaman mengenai konsep dan model dalam IPA.
3. Pendekatan faktual menurut Funk dkk. (1979), pendekatan faktual adalah merupakan suatu cara
mengajarkan IPA dengan menyampaikan hasil-hasil penemuan IPA kepada siswa di mana pada akhir
suatu instruksional siswa akan memperoleh informasi tentang hal-hal penting tentang IPA.
4. Pendekatan konseptual menyajikan ilustrasi yang lebih konkrit daripada pendekatan factual.
Pendekatan konseptual memungkinkan siswa untuk mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model
atau penjelasan tentang sifat alam semesta. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk
atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan.
5. Pendekatan pemecahan masalah. Herawati Susilo (1998) mengutip pendapat Mayer (1987) bahwa
pendekatan pemecahan masalah (force field approach) merupakan suatu pendekatan yang penting.
Setiap masalah memiliki suatu daya positif atau daya pendorong yang cenderung menuju ke arah
perubahan yang positif untuk memperbaiki suatu kondisi atau keadaan. Namun di lain pihak terdapat
pula daya pikir negatif atau penghambat yang berupaya untuk mempertahankan permasalahan
tersebut. Oleh karena itu, dalam pemecahan masalah perlu dilakukan identifikasi daya pendorong
positif yang dapat digunakan dan diidentifikasi daya penghambat untuk diminimalkan pengaruhnya.
6. Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai, misalkan
terkait moral atau etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan kepercayaan atau agama,
atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara atau daerah. Pendekatan ini
menekankan pada penyampaian produk atau hasil IPA dan penjelasan tentang proses IPA serta
perilaku yang diharapkan yang terkait produk dan proses tersebut namun tidak mengajarkan secara
langsung tentang proses Bagaimana produk tersebut dihasilkan.
7. Pendekatan inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan
intelektual. secara umum urutan kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mendiskusikan,
membuat hipotesa menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum yang dipelajari (
Herawati Susilo, 1998). Dengan demikian, disusun teori atau pengertian untuk diuji melalui analisis
rasional, penggalian sehingga mendapatkan suatu penemuan, atau dengan eksperimen. Pendekatan ini
dimaksudkan untuk mengembangkan sifat ingin tahu, imajinasi, kemampuan berpikir, sikap, dan
keterampilan proses. Siswa perlu dimotivasi untuk menemukan kemungkinan atau cara baru dalam
menghadapi permasalahan yang harus dipecahkan.
8. Pendekatan keterampilan proses. Menurut Funk dkk. (1979), pendekatan keterampilan proses adalah
cara mengajarkan IPA dengan mengajarkan berbagai keterampilan proses yang biasa digunakan Para
ilmuwan dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA. Pendekatan ini lebih melibatkan siswa
dengan materi konkrit dan bekerja ilmiah.
9. Pendekatan sejarah. pendekatan sejarah adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai
penemuan yang dihasilkan oleh para ilmuwan atau ahli IPA dan tentang perkembangan temuan-
temuan tersebut dikaitkan dengan ilmu IPA sendiri.

Jawaban Soal No. 5

Contoh penerapan pendekatan yang tepat untuk materi IPA

Penerapan Pendekatan keterampilan proses. pendekatan keterampilan proses adalah cara mengajarkan IPA
dengan mengajarkan berbagai keterampilan proses yang biasa digunakan Para ilmuwan dalam mendapatkan
atau memformulasikan hasil IPA. Pendekatan ini lebih melibatkan siswa dengan materi konkrit dan bekerja
ilmiah.

Pendekatan ini dapat diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V (lima) Tema 5 Ekosistem. Subtema 1 Tentang
Daur Hidup Hewan .

Dimana dalam kegiatan pembelajaran tentang daur hidup hewan yang berubah bentuk (metamorphosis).
Contohnya: tentang proses perubahan bentuk (metamorphosis) kupu-kupu dimana dalam daur hidupnya
kupu-kupu beberapa kali berubah bentuk dengan proses berupa telur kemudian menetas menjadi larva (ulat)
dimana dalam tahap ini ulat hanya bertugas makan sebanyak banyaknya sebagai persiapan berpuasa saat
menjadi pupa (kepompong) dan kemudian tahap terakhir menjadi kupu-kupu.

Anda mungkin juga menyukai