Anggota Kelompok 1
Menurut Piaget, anak bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi,
melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya, ada sedikitnya tiga hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam
pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah:
Penjelasan: teori piaget ini mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa anak mengikuti pola
perkembangan yang sama, secara aktif anak akan membangun pengetahuan tentang dunia dan
isinya melalui keterlibatannya atau hubungan dengannya.
Alasan: teori ini sangat cocok digunakan karena anak melawati semua tahapan yang secara
berurutan, jika saat ada anak yang belum atau paham, tugas bagi guru ialah membantu sampai si
anak tersebut paham di tahapan itu dan lanjut ke tahapan selanjutnya. Kegiatan fisik dan
intelektual harus sama, agar ada perkembangan di anak tersebut.
Konsep yang diajarkan : Udara mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunaannya bagi
kehidupan manusia.
Sub-Konsep : Udara yang bergerak mempunyai tekanan yang lebih rendah daripada udara diam.
Cara kerja:
3. Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengahtengah antara kedua
bola pingpong yang tergantung.
4. Amati apa yang terjadi.
Kegiatan guru yang paling penting adalah memperhatikan siswa yang apa mereka lakukan.
Apakah kegiatan tersebut sudah benar atau tidak. guru harus selalu siap dengan alternative
jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas
kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.
Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari (insight).
A. Asumsi
B. Ciri-ciri
1) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) :
Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam
identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal – hal yang
dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dalam proses
kehidupannya.
2) Perilaku bertujuan (pusposive behavior) :
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang
ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah
aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
3) Prinsip ruang hidup (life space) :
Materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi
lingkungan kehidupan peserta didik.
4) Transfer dalam belajar :
Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip
pokok disuatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan
dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu guru hendaknya dapat
membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang
diajarkannya.
Menurut Gagne belajar mencakup tiga unsur yaitu siswa yang belajar, situasi stimulus, dan
respons sebagai akibat dari stimulus. Menurutnya, belajar bukan merupakan proses tunggal
melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku.
Jadi, tingkah laku itu merupakan hasil dari efek kumulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan
yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit.
Kapasitas itu diperoleh dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan dan (2) proses kognitif
yang dilakukan siswa.
Penjelasan: belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar
pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan individu seseorang meliputi
lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial.
Alasan: teori ini dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara
individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Model mengajar menurut Gagne meliputi delapan langkah yang sering disebut kejadian-kejadian
instruksional (instructional events), meliputi:
Teori ini banyak menggunakan prinsip-prinsip teori belajar perilaku dengan penekanan pada
efek atau isyarat perilaku dan proses mental siswa. Penerapan teori belajar sosial menggunakan
reinforcement yang bersifat eksternal dan aktivitas kognitif yang bersifat internal untuk
memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari sumber atau tempat siswa
belajar.Melalui pengamatan dan interpretasi kognitif terhadap lingkungan sekitar banyak
informasi dan penampilan bermakna yang dapat dipelajari.
Teori ini cocok digunakan untuk mengajarkan langkah-langkah kerja atau proses melakukan
sesuatu seperti prosedur penggunaan mikroskop, cara membuat awetan, cara menggambarkan
pembentukan bayangan pada cermin dan sebagainya. Dalam teori ini yang menjadi model
langsung adalah guru yang kemudian pada proses selanjutnya mungkin saja menggunakan siswa
yang telah memiliki pemahaman yang lebih dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya.
Teori ini cocok digunakan untuk menyampaikan konsep-konsep IPA yang berkaitan
dengan sejumlah fakta atau teori yang sewaktu-waktu akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan IPA. Penggunaan teori ini lebih ditekankan pada persiapan siswa
untuk menempuh proses evaluasi belajar seperti Ujian Nasional atau Ujian Semester.
a. Tahap Penampilan Enaktif sejajar dengan Tahap Sensori Motor pada PiagetDimana
anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran dirinya
dengan lingkungannya.
b. Tahap Penampilan Ikonik sejajar dengan Tahap Pre-Operasional pada Piaget. Pada
tahap ini penampilan mental anak sangat dipengaruhi oleh persepsinya, dimana
persepsi tersebut bersifat egosentris dan tidak stabil. Mereka belum mengembangkan
kontrol pada persepsinya yang memungkinkan mereka melihat dirinya sendiri sengan
suatu pola yang tetap.
c. Tahap Penampilan Simbolik sejajar dengan Tahap Operasi Logis (Formal) pada
Piaget. Inti dari tahap penampilan simbolik ini adalah pengembangan keterampilan
berbahasa dan kemampuan untuk mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan
idenya. Anak yang memulai untuk secara simbolik memproses informasi.
b. Tahap Keterampilan Ikonik, Pada tahap ini penampilan mental anak sangat
dipengaruhi oleh persepsinya, dimana persepsi tersebut bersifat egosentris dan tidak
stabil. Mereka belum mengembangkan kontrol pada persepsinya yang
memungkinkan mereka melihat dirinya sendiri sengan suatu pola yang tetap. Dalam
artian mental anak belum bersifat tetap dan kemungkinan akan terjadi perubahan
sewaktu waktu terhadap apa yg mereka alami.
Ulasan terhadap teori brunner, benar terhadap pernyataannya bahwa semua anak akan
mengalami proses mental yang akan menjadikan diri seseorang untuk mengasah inovasi hingga
mendapatkan informasi.
Alasan terhadap teori brunner ini sangat tepat bila digunakan dalam masa ke masa karena
dengan adanya pemberian inovasi dalam penemuan atau saat penelitian ipa.
Kelas : IV
Tujuan : Siswa memahami susunan, sifat dan kegunaan udara dengan melakukan percobaan dan
menafsirkan informasi.
a. gelas kecil
b. gelas besar
c. stoples kira-kira berukuran 2 liter
d. lilin pendek 3 buah
e. korek api
Cara Pelaksanaan:
Alasan teori Trowbridge and Bybee untuk masa ke masa perlu dilakukan dalam
pembelajarannya karena dengan pernyataannya dapat membuat rincian penelitian hingga
pembuatan yang sangat tepat dengan hasil akurat dan memudahkan proses pelajar untuk
mencobanya dengan teliti dan memudahkan pemahaman.
1) Belajar dengan penemuan yang bermakna yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari itu. Atau sebaliknya, siswa terlebih
dahulu menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian pengetahuan baru
tersebut ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
2) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan
sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia
hafalkan.
3) Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun
secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang
baru ia peroleh itu dikaitkan dengan pengetahuan lain yang telah dimiliki.
Ulasan: dengan teori ini siswa mempelajari informasi secara bermakna sehingga lebih lama
diingat, Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya dapat
meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga memudahkan proses belajar
mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran yang mirip.