Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Pembelajaran Ipa di SD

GRACIA VICTORIUS

858164518

1. Jean Piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh makhluk hidup yang
memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pada awalnya beliau
mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur mental. Piaget menamakan
struktur mental tersebut sebagai schema, di mana schema juga merupakan unsur yang
penting untuk beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan masa hidupnya
untuk menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari organisasi mental. Melalui proses
asimilasi, anak menggunakan schema lama untuk memperoleh informasi baru. Melalui
proses akomodasi, schema awal berubah untuk menyesuaikan dengan pengalaman-
pengalaman anak. Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat tahapan
yaitu:
• Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 bulan)
Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi
pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai,
menyentuh).
• Tahap Praoperasional (Usia 2-7 tahun)
Dalam tahap ini anak berpikir secara egosentris alasan-alasan didominasi oleh persepsi lebih
banyak intuisi daripada pemikiran logis belum cepat melakukan konservasi.
• Tahap Konkret Operasional (Usia 7-11 atau 12 tahun)
Tahap konkret ini anak dapat melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan
pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan yang nyata.
• Tahap Operasional Formal (Usia 7-11 atau 12 tahun 14 tahun atau 15 tahun)
Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk pemikiran yang
sudah lengkap pemikiran yang proporsional kemampuan untuk mengatasi hipotesis
perkembangan idealisme yang kuat.

Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang
pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah:
1. seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan;
2. anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian;
3. apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk menjamin
perkembangan intelektual anak.

Teori Bruner beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi.


Kegiatan pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Di antara
kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut sebagai
koding. Teori belajar Bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan. Pada model
penemuan ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh informasi
sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang yang nyata. Peranan guru
dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi melainkan seorang
penuntun untuk mendapatkan informasi.
Menurut Gagnel, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk
mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi
yang baru. Ada beberapa ciri penting tentang belajar yaitu:
1) Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia.
2) Belajar menyangkut interaksi antara pebelajar (orang yang belajar) dan lingkungannya.
3) Belajar telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahan cukup lama
selama kehidupan orang itu.
Belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak dari suatu
analogi antara manusia dan komputer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan
informasi (information processing model), proses belajar dianggap sebagai transformasi
input menjadi output seperti yang lazim terlihat pada sebuah komputer.

Menurut Ausubel, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang
paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa.
Informasi yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak
yang terlibat dalam penyimpanan pengetahuan tersebut.

2. Rancangan pembelajaran IPA di SD dengan menggunakan teori Bruner:

Materi pembelajaran: Penyerapan Air


Metode pembelajaran: Eksperimen (Percobaan Kapilaritas Air Dengan Sawi Putih)
Tujuan percobaan: Membuktikan bagaimana Penyerapan Air pada Tumbuhan

Alat dan Bahan:


1. Gelas (4 gelas)
2. Air
3. Pewarna makanan: merah, orange, biru, hijau

Cara Kerja:

1. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan sawi warna warni
2. Guru menjelaskan langkah-langkah melakukan percobaan
3. Anak praktek langsung melakukan percobaan sawi warna warni
4. Air dalam gelas dicampur dengan pewarna makanan, lalu aduk menggunakan sendok
supaya warna air merata
5. Anak memasukkan daun sawi putih kedalam air yang telah diberi warna.
6. Anak mengamati perubahan pada daun sawi.
7. Anak menceritakan perubahan daun sawi akibat penyerapan air oleh daun sawi
8. Guru mengamati kegiatan anak melakukan percobaan sawi warna warni.

Note: Dalam melakukan kegiatan ini, guru akan membagi siswanya menjadi beberapa
kelompok. Kemudian memberikan tugas pada setiap kelompok untuk melakukan eksperimen
bersama dalam kelompok dan mencatat seluruh hasil eksperimen yang telah mereka
peroleh. Guru akan membantu siswanya jika ada yang mengalami kesulitan dalam melakukan
eksperimen tersebut. Di akhir eksperimen, guru akan memberikan kesempatan kepada siswa
agar memberikan argumentasi dan pendapat yang mereka peroleh dari hasil percobaan
tersebut.
Berbeda halnya dengan teori Gagne maka peranan awal dari guru sangatlah penting dan
menjelaskan tujuan belajar materi yang diajarkan. Disini guru dapat membuka hasil
video dan foto melalui ppt, youtube dan lainnya. Guru menjelaskan topik pembelajaran
hari itu dengan judul penyerapan air. Setelah guru membimbing pelajaran maka siswa
akan diajak untuk berpikir secara kognitif dan menemukan fenomena-fenomena yang
terjadi. Maka siswa akan dapat terangsang dan mencoba mencari jawaban dari
pertnyaan mengenai kapilaritas air. Hingga pada akhirnya siswa dan guru mendapatkan
umpan balik dengan baik dan dapat menghasilkan penguatan (reinforcement) pada
siswa yang belajar.

3. Sebenarnya teori Bruner dan Gagne sama-sama ingin mencapai tujuan agar siswa
dapat belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal. Namun perbedaan
dari kedua teori belajar tersebut adalah proses belajarnya. Di dalam teori Bruner, siswa
dapat merasakan langsung proses belajar dengan melihat secara langsung/nyata objek
yang dipelajarinya melalui eksperimen / observasi. Dengan hal ini siswa di ajak untuk
dapat berpikir dan memberikan pendapatnya tentang hasil belajar. Jadi dari teori Bruner
bisa dikatakan bahwa siswa memiliki peran penting dalam proses belajar ini dan guru
hanya menjadi pendamping dan membimbing siswa jika memerlukan bantuan. Hal ini
sungguh berbeda dengan teori Gagne yang mengajarkan siswa dalam proses belajarnya
dengan memberikan informasi/ kasus yang terjadi di kehidupan siswa sehingga mereka
bisa melakukan cara belajarnya melalui berpikir kritis/ kognitif. Cara menolong siswa
dalam belajar adalah dengan memberikan motivasi dan merangsang siswa agar
mngeluarkan pendapatnya. Di dalam proses belajar Gagne, guru harus lebih banyak
berkontribusi bagi siswanya dalam memberikan materi dengan berbagai media/ sumber
lainnya yang dapat membantu siswa dalam menguasi konsep materi belajar.

4. - Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil


penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan
memperoleh informasi tentang hal-hal penting. Terkadang menarik bagi siswa, namun
kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat
mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang
gambaran menyeluruh.
- Pendekatan konseptual adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman
melalui generalisasi, dan berpikir abstrak. Konsep dimulai dengan memperkenalkan
benda konkret, berkembang menjadi simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa
ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih kompleks. Konsep yang
kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas,
didukung media atau sarana yang tepat. Contoh: Kalau pengajar menjelaskan konsep
“mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata mereka secara konkret. Pengajar
bertanya, “Dimana matamu?, Apa gunanya mata ?, Berapa matamu ? “. Dan pertanyaan-
pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda konkret dengan fungsinya dan
kegiatannya.
- Pendekatan Inkuiri adalah suatu strategi pembelajaran dimana guru dan murid
mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan.
Arti inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun
hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan
tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga anak untuk melakukan eksperimen sendiri.
- Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam
proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 2002). Pendekatan keterampilan proses ini
dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan
perkembangan IPTEK. Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan
kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun
menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa.

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : Cita Hati


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema : Tumbuhan
Satuan pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/ Semester : III(Satu) / II (Dua)
Waktu : 30 menit (1x pertemuan)

A. Kompetensi Dasar
1. Memahami bahwa Tumbuhan adalah bagian dari makhluk hidup
2. Memahami fungsi bagian-bagian utama tumbuhan berbunga (sebatas akar,
daun, batang dan bunga).
B. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu mendeskripsikan fungsi bagian-bagian utama tumbuhan
berbunga (sebatas akar, daun, batang dan bunga).
2. Siswa mampu mengidentifikasi fungsi dan bagian tumbuhan dari berbagai
tumbuhan di lingkungannya.
C. Materi Pembelajaran:
1. Mengenal dan memahami tumbuhan
2. Menyebutkan dan mengurutkan bagian tumbuhan berbunga
3. Membawa salah satu jenis tumbuhan berbunga
4. Menggambar serta menuliskan fungsi setiap bagian tumbuhan
D. Metode pembelajaran:
Metode pembelajaran dapat dilakukan melalui sesi tanya jawab, berdiskusi,
bercerita di depan kelas dengan menggunakan pendekatan scientific yang
bertujuan membangun tumbuh kembang anak melalui observasi, tanya jawab
dan bereksperimen yang pada akhirnya siswa berani mengkomunikasikan /
menceritakan pengalamannya di depan kelas.
E. Alat dan media pembelajaran:
1. Video bergambar mengenai tumbuhan
2. PPT materi pembelajaran tentang tumbuhan
3. Aplikasi paint untuk menggambar
4. Games tentang tumbuhan melalui Quizziz
F. Langkah-langkah pembelajaran
No. Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
1. Awal ❖ Guru membuat suasana belajar yang 5 menit
(pendahuluan) kondusif
❖ Berdoa sebelum memulai pelajaran dan
melakukan absensi
❖ Guru menyampaikan topik pembelajaran
yang akan dibahas adalah tentang
tumbuhan
2. Inti ❖ Guru menanyakan apakah siswa 20 menit
mengetahui bagian-bagian tumbuhan
❖ Guru meminta anak-anak menyebutkan
semua bagian tumbuhan beserta fungsinya
❖ Guru menggambarkan bagian tumbuhan
melalui aplikasi “paint”
❖ Guru menunjukkan video bergambar
tentang tumbuhan
❖ Guru menyampaikan materi pembelajaran
melalui PPT
❖ Guru akan meminta beberapa anak untuk
mencoba menyebutkan kembali bagian
tumbuhan beserta fungsinya melalui
games aplikasi Quizziz

3. Akhir ❖ Guru mengulang kembali dan memberikan 5 menit


(penutup) kesimpulan tentang pelajaran yang sudah
dipelajari hari ini
❖ Guru menutup pelajaran hari ini dengan
berdoa

G. Penilaian:
Teknik penilaian:
- Penilaian melalui observasi (anak-anak belajar untuk menyebutkan bagian
tumbuhan dan mengingat fungsi bagian tumbuhan)
- Penilaian sikap

Anda mungkin juga menyukai