3. Kompetensi Kepribadian = menunjukan sikap ditiru dan dipatuhi pribadi yang baik
4. Kepribadian social = pergaulan social
Menurut Piaget, dasar dari belajar adalah aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan suatu proses sosial.
Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai
bagian dari kelompok sosial. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam suatu struktur kegiatan
mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku.
Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian Piaget yaitu
struktur, isi dan fungsi.
1. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan
perkembangan logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-
operasi menuju pada perkembangan struktur-struktur.
2. Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya
terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
3. Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Menurut
Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
Organisasi memberikan organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi
proses-proses fisik atau psikologis menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi
terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
Konsep Piaget yang akan diangkat pada pengaplikasian teori perkembangan kognitif pada
pembelajaran fisika adalah konsep akomodasi.
B. Pembelajaran Fisika
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah (McDermott : 1996). Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”
sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar (Munaf : 2001). Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan
pembelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk
sains dalam bentuk hands-on activity (Depdiknas : 2006).
Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,
proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang
dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam
mempelajari rahasia gejala alam (Holil : 2009).
Sejalan dengan pernyataan tersebut, berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Siswa lebih ditekankan dapat mempelajari sendiri fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-prinsip dengan pemberian pengalaman belajar secara langsung (Depdiknas : 2006).
TEORI BELAJAR
Teori manapun pada prinsifnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir,
pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian.
Macam-macam Teori Belajar
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori
belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar
konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif
diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan
pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah
proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan
pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel
menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama
terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep
sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari
lingkungan.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi
makna melalui pengalaman nyata.
Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses yaitu interaksi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan belajar kelompok.
Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran, pembelajaran
secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional,
dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau
membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia
(Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung.
Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya
untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami
proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia)
Bertolak dari perubahan yang ditimbulkan oleh perbuatan belajar, para ahli teori belajar berusaha
merumuskan pengertian belajar. Di bawah ini dikutip beberapa batasan belajar, agar dapat
menjadi bahan pemikiran dan renungan mengenai pengertian belajar yang berlangsung di kelas.
Belajar proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan, pemaksaan,
atau kondisi sementara (seperti lelah, mabuk, perangsang dan sebagainya).
Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu yang
relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk
memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap, sebagai
akibat dari latihan. Menurut Hilgard (Suryabrata, 2001:232) menyatakan belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang
keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Belajar adalah ditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap dalam perilaku yang terjadi karena
adanya latihan dan pengalaman-pengalaman.Kemudian menurut Bower (1987: 150) “Learning is
a cognitive process”. Belajar adalah suatu proses kognitif.
Dalam pengertian ini, tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi dapat dimasukan
dalam pengertian belajar yaitu, perubahan yang mengandung suatu usaha secara sadar, untuk
mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa elemen
penting yang mencirikan pengertian belajar yaitu :
Teori manapun pada prinsifnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir,
pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian. Ini berarti
kegiatan belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman. Perubahan akibat proses belajar adalah karena adanya usaha dari
individu dan perubahan tersebut berlangsung lama. Belajar merupakan kegiatan yang
aktif, karena kegiatan belajar dilakukan dengan sengaja, sadar dan bertujuan.
Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, maka diusahakan faktor penunjang
seperti kondisi peserta didik yang baik, fasilitas dan lingkungan yang mendukung serta
proses belajar mengajar yang tepat.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori
belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar
konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif
diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan
pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah
proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan
pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel
menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama
terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep
sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari
lingkungan.
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan
Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi
makna melalui pengalaman nyata.
Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow
mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting
dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit”
seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit”
tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik
yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan
kemampuan positif ini.
Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam
domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang
lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, keasadaran, memahami perasaan orang
lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan
kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.
Selain menitik beratkan pada hubungan interpersonal, para pendidikan yang beraliran humanistik
juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan
kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan
berfantasi. Pendidik humanistik mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai
perilaku manusia. “Berapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia? Dan bagaimana aku bisa
membantu mereka untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik?
Melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini
mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal
yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi.
Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan
pendidikan emosi sama dengan mengabaikansalah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat
belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari pendekatan humanistik ini sama
seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang menitikberatkan kognisi.
Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu usaha untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis manuisa atau dengan freudian yang melihat motivasi sebagai
berbagai macam kebutuhan seksual, humanistik melihat perilaku manusia sebagai campuran antara
motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini memunculkan salah satu ciri utama
pendekatan humanistik, yaitu bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain.
Akan sangat jelas perbedaan antara motivasi manusia dan motivasi yang dimiliki binatang. Hirarki
kebutuhan motivasi maslow menggambarkan motivasi manusia yang berkeinginan untuk bersama
manusia lain, berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri sekaligus juga menggambarkan motovasi
dalam level yang lebih rendah seperti kebutuhan fisiologis dan keamanan.
Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan
merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapa
psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang,
untuk lebih baik, dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting
ini dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar
apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya
keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam Freudian
ataupun pengelola perilaku seperti pada behaviorisme.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik
dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Berikut adalah para tokoh dalam aliran psikologi humanistik. 3 tokoh aliran humanistik akan
disinggung, namun demikian tokoh humanistik yang menjadi fokus dalam paper ini adalah Carl
Rogers.
Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana
membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan
kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan
lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri
makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit
hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti
rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut
membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua
kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri(self).
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang
telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat
menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan
seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting
yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa
perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum
terpenuhi.
Carl Ransom Rogers
Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902 di
sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah pertanian
diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar pertanian di
Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di
Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil.
Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan
seminarinya.
Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud
dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga
banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis.
Perbedaan teori yang didapatkannya justru membuatnya menemukang benang merah yang
kemudian dipakai untuk mengembangkan teorinya kelak.
Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk mengembangkan idenya tentang
psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas
Universitas Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan akademik membuat
Rogers mengembangkan metode client-centered psychotherapy. Disini dia lebih senang
menggunakan istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi dibandingkan memakai istilah
pasien. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1.
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Kecewa karena tidak bisa menyatukan psikiatri dengan psikolog, Rogers pindah ke California
tahun 1964 dan bergabung dengan Western Behavioral Science Institute. Ia lalu mengembangkan
teorinya ke bidang pendidikan. Selain itu ia banyak memberikan workshop di Hongaria, Brazil,
Afrika Selatan, dan bahkan ke eks Uni Soviet. Rogers wafat pada tanggal 4 Februari 1987.
Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme suram dan putus asa dalam
psikoanalisis serta menentang teori behaviorisme yang memandang manusia seperti robot. Teori
humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia
mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai dengan pengertian
humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang
menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri,
dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu.
Struktur Kepribadian
Sejak awal Rogers mengamati bagaimana kepribadian berubah dan berkembang, dan ada tiga
konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya: Organisme, Medan fenomena, dan self.
1. Organisme
Pengertian organisme mencakup tiga hal:
mahkluk hidup
organisme adalah mahkluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya dan merupakan
tempat semua pengalaman, potensi yang terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni
persepsi seseorang mengenai kejadian yang terjadi dalam diri dan dunia eksternal
Realitas Subyektif
Oranisme menganggap dunia seperti yang dialami dan diamatinya. Realita adalah persepsi
yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk tingkah laku.
Holisme
Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan dalam satu bagian akan
berpengaruh pada bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan,
yaitu tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
2. Medan Fenomena
Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik
disadari maupun tidak disadari. Medan fenomena ini merupakan seluruh pengalaman pribadi
seseorang sepanjang hidupnya di dunia, sebagaimana persepsi subyektifnya.
3. Diri
Konsep diri mulai terbentuk mulai masa balita ketika potongan-potongan pengalaman
membentuk kepribadiannya dan menjadi semakin mawas diri akan identitas dirinya begitu bayi
mulai belajar apa yang terasa baik atau buruk, apa ia merasa nyaman atau tidak. Jika struktur diri
itu sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk. Aktualisasi diri adalah kecenderungan
untuk mengaktualisasikan sang diri sebagai mana yang dirasakan dalam kesadaran. Sehingga
kecenderungan aktualisasi tersebut mengacu kepada pengalaman organik individual, sebagai
suatu kesatuan yang menyeluruh, akan kesadaran dan ketidak-sadaran, psikis dan kognitif.
Menurut Carl Rogers ada bebeapa hal yang mempengaruhi Self, yaitu:
Kesadaran
Tanpa adanya kesadaran, maka konsep diri dan diri ideal tidak akan ada. Ada 3 tingkat
kesadaran.
- Pengalaman yang dirasakan dibawah ambang sadar akan ditolak atau disangkal.
- Pengalaman yang dapat diaktualisasikan secara simbolis akan secara langsung diakui oleh
struktur diri.
- Pengalaman yang dirasakan dalam bentuk distorsi. Jika pengalaman yang dirasakan tidak
sesuai dengan diri (self), maka dibentuk kembali dan didistorsikan sehingga dapat
diasimilasikan oleh konsep diri.
Kebutuhan
- Pemeliharaan
Pemeliharaan tubuh organismik dan pemuasannya akan makanan, air, udara, dan keamanan
, sehingga tubuh cenderung ingin untuk statis dan menolak untuk berkembang.
- Peningkatan diri
Meskipun tubuh menolak untuk berkembang, namun diri juga mempunyai kemampuan
untuk belajar dan berubah.
- Penghargaan positif (positive regard)
Begitu kesadaran muncul, kebutuhan untuk dicintai, disukai, atau diterima oleh orang lain.
- Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
Berkembangannya kebutuhan akan penghargaan diri (self-regard) sebagai hasil dari
pengalaman dengan kepuasan atau frustasi. Diri akan menghindari frustasi dengan mencari
kepuasan akan positive self-regard.
Stagnasi Psikis
Stagnasi psikis terjadi bila :
- ada ketidak seimbangan antara konsep diri dengan pengalaman yang dirasakan oleh diri
organis.
- Ketimpangan yang semakin besar antara konsep diri dengan pengalaman organis membuat
seseorang menjadi mudah terkena serangan. Kurang akan kesadaran diri akan membuat
seseorang berperilaku tidak logis, bukan hanya untuk orang lain namun juga untuk dirinya.
- Jika kesadaran diri tersebut hilang, maka muncul kegelisahan tanpa sebab dan akan
memuncak menjadi ancaman.
Untuk mencegah tidak konsistennya pengalaman organik dengan konsep diri, maka perlu
diadakan pertahanan diri dari kegelisahan dan ancaman adalah penyangkalan dan distorsi
terhadap pengalaman yang tidak konsisten. Distorsi adalah salah interpretasi pengalaman dengan
konsep diri, sedangkan penyangkalan adalah penolakan terhadap pengalaman. Keduanya
menjaga konsistensi antara pengalaman dan konsep diri supaya berimbang.
Cara pertahanan adalah karakteristik untuk orang normal dan neurotik. Jika seseorang gagal dalam
menerapkan pertahanan tersebut, maka individu akan menjadi tidak terkendali atau psikotik.
Individu dipaksakan untuk menerima keadaan yang tidak sesuai dengan konsep dirinya terus
menerus dan akhirnya konsep dirinya menjadi hancur. Perilaku tidak terkendali ini dapat muncul
mendadak atau dapat pula muncul bertahap.
Dinamika Kepribadian
1. Penerimaan Positif (Positive Regard) → Orang merasa puas menerima regard positif,
kemudian juga merasa puas dapat memberi regard positif kepada orang lain.
2. Konsistensi dan Salingsuai Self (Self Consistensy and Congruence) → organisme berfungsi
untuk memelihara konsistensi (keajegkan = keadaan tanpa konflik ) dari persepsi diri, dan
kongruen (salingsuai) antara persepsi self dengan pengalaman.
3. Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freud memandang organisme sebagai sistem energi,
dan mengembangkan teori bagaimana energi psikik ditimbulkan, ditransfer dan disimpan. Rogers
memandang organisme terus menerus bergerak maju. Tujuan tingkahlaku bukan untuk mereduksi
tegangan enerji tetapi mencapai aktualisasi diri yaitu kecenderungan dasar organisme untuk
aktualisasi: yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) dan peningkatan diri (enhancement).
Perkembangan Kepribadian
Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orangyang mendorong orang untuk
semakin kompleks, ekspansi, sosial, otonom, dan secara keselutuhan semakin menuju aktualisasi
diri atau menjadi Pribadi yang berfungsi utuh (Fully Functioning Person)
Ada lima ciri kepribadian yang berfungsi sepenuhnya:
Orang yang terbuka untuk mengalami mampu mendengar dirinya sendiri, merasakan
mendalam, baik emosional maupun kognitif tanpa merasa terancam. Mendengar orang
membual menimbulkan rasa muak tanpa harus diikuti perbuatan untuk melampiaskan rasa
muak tersebut.
Pengalaman hidup bebas dengan cara yang diinginkan sendiri, tanpaperasan tertekan atau
terhambat. Orang itu melihat banyak pilihan hidup dan merasa mampu mengerjakan apa
yang ingin dikerjakannya.
1. Kreatifitas (Creativity)
Merupakan kemasakan psikologik yang optimal. Orang dengan good life kemungkinan
besar memunculkan produk kreatif dan hidup kreatif.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus
belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna
bagi siswa
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang
penting diantaranya ialah :
Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan
angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran
bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan
disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan
menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah
menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya
secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang
umumnya dilalui adalah :
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi
pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis
terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.
Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah
menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswaa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak
agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.
Kesimpulan
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh
maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri.
Daftar Pustaka
Alwilsol (2004), Psikologi Kepribadian, UMM Press
Freist, J & Freist, Gregory (1998), Theories of Personality, Amerika : Mc Graw Hill.
Hall, Calvin S., & Lindzey, Gardner (2000), Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis),
Dr. A. Supratiknya (ed.), Jogjakarta :Kanisius .
Robert, Thomas B., Four Psychologies Applied to Education, 1975, New York, Hals Ted Press
Dvision
Smith, Mark K. , (1997), Carl Rogers, Core Conditions and Education, www.
Infred.org/thinkers/et-rogers.htm#intro.
PERBEDAAN KTSP KURTILAS DAN KURNA
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta
didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan pendidikan. Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam
kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang
studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pendidikan nilai dan pembentukan karaktek tidak hanya dilakukan pada tataran
kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang
pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau (Competensy Based Curriculum) dijadikan acuan
dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya
pada jalur pendidikan sekolah.
Beberapa aspek atau ranah yang terkadang terkandung dalam konsep kompetensi dapat
diuraikan sebagai berikut :
Dari berbagai sumber, sedikitnya dapat didefinisikan lima karakteristik kurikulum berbasis
kompetensi, yaitu :
5. Belajar tuntas
A. Pendahuluan
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak,
anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi
bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman
bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam
diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan
antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen
yang relevan di dalam struktur kognitif anak. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-
konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep
untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami
secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka
guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki anak
dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan
baru yang akan diajarkan.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang
dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan
orang/guru menjelaskan.
a. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dalam pembelajaran terdapat
dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach).
b. Strategi pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan, selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target)
yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik
awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan
pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran
J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-
discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan
antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi pembelajaran yakni :
1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan.
2) Penyampaian informasi.
3) Partisipasi siswa
4) Tes, dan
5) Kegiatan lanjutan
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and Briggs, komponen dalam strategi
pembelajaran adalah :
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberi stimulus (masalah, topic, konsep).
5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
6) Menimbulkan penampilan siswa
7) Memberi umpan balik
8) Menilai penampilan
9) Menyimpulkan.
c. Metode pembelajaran
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan
of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Wina Senjaya (2008).
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) brainstorming; (7) debat, (8) seminar,
(9) bermain peran (role play), (10) studi kasus.
d. Teknik pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas
yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
e. Taktik pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki
sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang
sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan
dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari
guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga
seni (kiat).
f. Model pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan
model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4)
model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran
tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah
modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda
dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan
dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya,
maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah
ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai
dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia,
para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menemukan sumber-sumber literaturnya. Namun, jika para guru (calon
guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses
(beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada
dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada
gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya
semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
C. Metode Pembelajaran
Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
1. Ceramah
Merupakan metode pembelajaran yang memberikan informasi pada sejumlah siswa pada suatu
kesempatan. Kekuatan yang dimiliki metode ini adalah dapat mencakup banyak siswa, tidak
banyak memerlukan peralatan serta penyaji dapat tepat waktu. Namun kelemahannya tidak
mendorong seseorang untuk mengingat semua materi, partisipasi siswa terbatas, penilaian
terbatas pada kemampuan siswa dan tidak ada keseimbangan berpikir antara guru-siswa.
2. Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan pembelajaran seorang guru yang memperlihatkan suatu proses.
Kekuatan dari metode ini adalah lebih menimbulkan minat, dapat menjelaskan prinsip-prinsip dan
prosedur yang masih belum jelas serta belum dipahami untuk keterampilan tertentu. Namun
kelemahaannya memerlukan waktu persiapan yang agak lama, peralatan mahal dan sering
dilakukan oleh kelompok terbatas.
3. Diskusi
Metode diskusi merupakan ajang bertukar pikiran diantara sejumlah orang dalam membahas
masalah tertentu yang dilaksanakan secara teratur, dan bertujuan untuk memecahkan masalah
secara bersama. Kekuatan metode ini adalah siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran, mengembangkan tanggungjawab, mengembangkan rasa percaya diri, ide
berkembang, terbuka, terarah, memperoleh banyak informasi. Namun kelemahannya
memerlukan banyak waktu, perlu persiapan yang matang serta perlu waktu untuk siswa yang
bersifat pemalu dan otokratif.
4. Simulasi
Metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menirukan suatu kegiatan
atau pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Kekuatan yang dimiliki metode ini adalah bersifat
menyenangkan, dapat mengembangkan kreativitas siswa, kegiatan dilakukan tanpa memerlukan
lingkungan sebenarnya, menimbulkan interaksi antar siswa, serta menumbuhkan cara berpikir
kritis. Namun kelemahannya siswa harus siap mental, lebih mementingkan proses pengertian,
tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.
5. Laboratorium / Praktek
Metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan konsep
pelajaran yang telah diterima. Kekuatan yang dimiliki metode ini adalah dapat mengembangkan
kreativitas siswa, menimbulkan interaksi antar siswa, serta menumbuhkan cara berpikir kritis.
Namun kelemahannya membutuhkan waktu lama, tidak semua hal dapat dipraktekkan.
6. Brainstorming
Metode ini digunakan dalam pemecahan masalah, setiap anggota kelompok mengusulkan
dengan cepat kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Kekuatan dari metode ini adalah dapat
memunculkan pendapat baru, merangsang semua anggota mengambil bagian, tidak menyita
waktu, hanya sedikit pengalaman yang diperlukan. Kelemahannya adalah mudah lepas dari
kontrol, harus ada evaluasi, dan anggota cenderung mengadakan evaluasi setelah satu pendapat
diajukan.
7. Debat
Merupakan metode pembelajaran yang memilih dan menyusun materi ajar menjadi suatu paket
pro dan kontra. Kekuatan dari metode ini adalah dapat mengembangkan kemampuan akademik
siswa dan merangsang kemampuan siswa untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan
posisinya dalam kelompok debat. Namun kelemahannya adalah tidak semua siswa dapat terlibat
langsung, kurang efektif.
8. Seminar
Metode belajar mengajar yang melibatkan sekelompok orang yang mempunyai pengetahuan
yang mendalam tentang suatu hal. Kekuatan dari metode ini adalah melatih menumbuhkan sikap
positif siswa, memperkaya pengetahuan siswa serta memberi kesempatan siswa untuk saling
berinteraksi. Namun kelemahannya memakan waktu lama dan bila siswa belum kondusif maka
seminar tidak berjalan efektif.
9. Bermain Peran (Role Play)
Merupakan metode yang menetapkan seseorang pada situasi tertentu, seolah-olah
menggambarkan situasi sebenarnya melalui penokohan, pengekspresian sikap, dan tindakan-
tindakan. Kekuatan metode ini adalah dapat mendorong keterlibatan lebih mendalam dan
memusatkan perhatian pada aspek yang dikehendaki. Kelemahannya adalah keengganan
melakukan peran, tidak menghayati, kurang realistis, dianggap dialog biasa.
10. Studi Kasus
Metode ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan konsep dan teknik analisis dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kekuatan metode ini adalah dapat
memberikan wawasan yang luas, pertukaran pendapat, membuka kesiapan mental serta
menemukan beberapa alternatif. Namun kelemahannya adalah sulit mengukur sikap dan
perilaku, hambatan waktu, dapat menimbulkan frustasi bagi siswa yang tidak punya ide
pemecahan masalah.
E. Model Pembelajaran
Beberapa model yang dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran, diantaranya:
a. Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil.
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa
sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik
yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang
bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang
terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan
menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke
kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting
dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa.
Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap
seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus
menguasai topik secara keseluruhan.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari
prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih
mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan
itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan
presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru
membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
f. Cooperative Script
Merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan bagian-bagian.
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa agar dibaca dan dibuat ringkasannya.
3. Guru dan siswa menetapkan yang pertama berperan sebagai pembicara dan yang berperan
sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya.
5. Sementara pendengar :
a. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya
atau dengan materi lainnya
6. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta
lakukan seperti di atas.
7. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
8. Penutup
g. Snowball Throwing
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi
3. Setiap ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Setiap siswa diberi satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa
yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup
i. Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif
jawaban. Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereviu pengetahuan awal siswa.
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di
papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan
sesuai konsep yang disediakan guru
PENUTUP
Kehidupan akan terasa indah apabila ada variasi, sebaliknya akan terasa membosankan
jika segalanya monoton tak berubah. Perubahan ke arah perbaikan adalah tuntutan alamiah yang
menjadi kebutuhan setiap insan dalam setiap kehidupan.
Manusia telah dibekali akal dan rasa untuk berkreasi, menciptakan inovasi, agar segalanya
berubah ke arah yang lebih baik dengan ikhtiar mulai dari diri sendiri. Begitu pula peran seorang
guru dalam pembelajaran, penciptaan suasana kondusif perlu dilakukan, karena unsur rasa
dalam berpikir selalu turut serta dan tak bisa dipisahkan. Oleh karena itu penciptaan suasana
kondusif perlu dilakukan sehingga dalam belajar siswa tidak lagi merasa cemas, tidak lagi takut
dalam berpartisipasi, tidak lagi dirasakan sebagai kewajiban, melainkan menjadi kesadaran dan
kebutuhan, dalam suasana perasaan yang nyaman dan menyenangkan.
Dan seorang guru yang ideal adalah guru yang selalu dinamis dan mampu menggunakan
teknologi komunikasi positif, dalam hal ini media internet dalam rangka menambah khazanah
pengetahuan dan kemampuannya dalam menyelenggarakan pembelajaran yang efektif, dengan
model pembelajaran yang inovatif. Sebab pada hakekatnya menjadi guru adalah perjalanan
menjadi pahlawan. Semoga menjadi guru yang profesional, bermartabat dan sejahtera. Selamat
berjuang....!
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Ahmad Sudradjat. Blogspot.com
Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
(http://smacepiring.wordpress.com/)
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).
Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Ninik Sri Widayati, 2011. Materi Metode dan Model Pembelajaran disampaikan pada peserta Training
of Trainer (ToT) Guru Pemandu Program Bermutu se-Jawa Timur di View Tretes Hotel
Pasuruan
Puskur Depdiknas, 2006. Pembelajaran Tematik
Puskur Depdiknas, 2006. Metode-metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Catatan Rangkuman Belajar dan Pembelajaran Fisika
(pertemuan ke-2 sampai pertemuan ke-9)
Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd
Pengajaran Pembelajaran
(berpusat pada pengajar atau guru) (berpusat pada pembelajaran)
Focus pada materi Focus pada proses
Penekanan pada mengetahui apa Penekanan pada mengetahui apa,
bagaimana, mengapa
Belajar secara individual Kelompok team
Siswa bergantung (dependen) pada guru Siswa bekerja secara independen
Tujuan belajar ditentukan oleh guru Tujuan belajar menegosiasikan dengan
siswa
Penilaian hanya terpacu pada ujian tertulis Penilaian dari berbagai aspek
Transfer dari guru Siswa aktif mencari sendiri
Ceramah fleksibel
Peretmuan ke-3
Kamis, 12-02-2015
Belajar adalah proes perubahan individu akibat dari pengalaman yang bersifat permanen.
Ditrasi adalah melek (kemampuan mencari dan mengumpulkan informasi)
Hakikat belajar :
1. Perubahan tingakah laku yang dapat di amati dan di ukur. Diamati dari sikap keseharian
dan proses pembelajaran, diukur dari hasil belajar guna mengukur kognitif dan
psikomotor. (taksonomi bloom).
2. Bersifat permanen. Permanen akibat terjadinya proses proses belajar dan tidak
menghendaki perubahan yang sementara saja.
3. Diakibatkan oleh pengalaman. Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu
melalui alat indranya dengan stimulus yang berasal dari sumber belajar.
4. Meliputi aspel kognitif(pengetahuan), afektif(sikap), dan psikomotor(keterampilan).
Rountee 5 jenis stimulus (rangsangan)
1. Human interaction
2. Realita
3. Pctoial representasion (gambar yang meliputi susunan objek dan peristiwa nyata)
4. Witten symbols
5. Recorded sound
Tujuan intruksional (pembelajaran)
1. Salah satu metode klasifikasi tujuan intruksional secara berjenjang dan progresif
dimulai dari yang terendan ke yang tinggi.
2. Peratama kali pada tahun 1956 oleh 34 pakar ( Benyamin Bloom)
3. Edisi revisi pada tahun 2001 oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwolth
Aspek Kognitif (Pengetahuan)
Aspek kognitif sebelum revisi Aspek kognitif Edisi Revisi pada
(1956) tahun (2001)
C1. KNOWLEDGE C1. REMEMBER
C2. COMPRENSION C2. UNDESRSTAND
C3. APPLICATION C3. APPLY
C4, ANALYSIS C4. ANALYZE
C5. SYNTHESIS C5. EVALUATE
C6. EVALUATION C6. CREATE
Dimensi kognitif :
1. Fakta (kaktual)
2. Konsep (konseptual)
3. Prosedur (procedural)
4. Metakogis (metakognitif)
Pertemuan ke-4
Kamis, 19-02-2015
Peretemuan ke-5
Kamis, 26-02-2015
(Kelompok Wildan)
Teori kognitif :
Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori
kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing
memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan
(organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana
peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
5 hasil belajar menurut Gagne :
1. Keterampilan intelektual
2. Strategi kognitif
3. Informasi verbal
4. Kemampuan motorik
5. Sikap
Peretemuan ke-6
Kamis, 05-03-2015
Pertemuan ke-7
Selasa, 10-03-2015
Tahap-tahap seminar:
Pemaparan
Pembahasan masalah
Pemecahan masalah
6. Lokakarya
Pertemuan ke-8
Kamis, 19-03-2015
• Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang
prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk
penerapannya
Dari umum ke khusus
• Pendekatan Sejarah ( History )
Djoko Suryo (2005: 3) merumuskan beberapa indikator terkait dengan
pembelajaran sejarah tersebut yaitu:
1. Pembelajaran sejarah memiliki tujuan, substansi, dan sasaran pada segi-segi
yang bersifat normatif;
2. Nilai dan makna sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan
daripada akademik atau ilmiah murni;
3. Pembelajaran sejarah memberikan latihan berpikir kritis dalam memetik
makna dan nilai dari peristiwa sejarah yang dipelajarinya;
4. Pembelajaran sejarah tidak saja mendasari pembentukan kecerdasan atau
intelektuilitas, tetapi pembentukan martabat manusia yang tinggi; dan
5. Relevansi pembelajaran sejarah dengan orientasi pembangunan nasional
berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.
Pertemuan ke-9
Kamis, 26-03-2015
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran
Model mengajar
1. Berpikir induktif dan deduktif
2. Scientific inquiry
3. Cooperative learning
4. PBL (Problem Based Learning)
Interaksi belajar mengajar adalah hubungan timbal balik antara seorang guru yang
berupaya memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar melalui proses
perubahan, perilaku akibat adanya komunikasi guru dan siswa.
Jenis-jenis interaksi belajar antara guru dan siswa menurut Darwansyah (2006:283) ada
beberapa diantaranya :
1. Interaksi satu arah
Interaksi satu arah, yaitu interaksi antara guru dan siswa. Dimana guru
menempatkan diri sebagai pusat interaksi terhadap seluruh siswa.
2. Interaksi dua arah
Interaksi dua arah merupakan pola interaksi yang di kembangkan dari guru
kepada siswa dan juga memberi kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi kepada siswa.
3. Interaksi multi-arah
Interaksi multi arah yaitu pola interaksi yang di kembangkan antara guru
dengan siswa, dan siswa dengan guru dan juga interaksi antara siswa sendiri
secara bergantian.
Aplikasi Interaksi Dikelas
1. Ceramah guru
2. Tugas kelompok
3. Diskusi kelas
4. Tanya jawab
5. Eksperimen
6. Demonstrasi keterampilan
7. Tugas individual
8. Laporan kelompok
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
3. Keterampilan Mengajar
Ada 8 Dasar-dasar Keterampilan dalam mengajar, yaitu :
1. Keterampilan Bertanya (Questioning)
2. Keterampilan Menjelaskan
3. Keterampilan Variasi Stimulus
4. Keterampilan Memberikan Penguatan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
7. Keterampilan Mengelola Kelas
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru
sebagai stimulus untuk memunculkan jawaban (respon) dari peserta didik.
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan yang menyajikan bahan
belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti,
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran
tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan sifat antusias
Penerapan Media Pembelajaran dan Evaluasi Pengajaran
Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran
Nida Robiah Al Adawiyah
1142070052
B. Pengabaian
. Ketika memukul kulit sebuah drum, tampak kulit drum bergerak bolak-balik naik-turun,
gerak bolak-balik secara periodik melalui suatu titik seimbang inilah yang disebut getaran.
Penjelasan
Gerhana bulan akan terjadi ketika cahaya matahari menuju ke bulan terhalang oleh bumi. Dan
gerhana matahari terjadi ketika cahaya matahari yang menuju ke bumi terhalang oleh bulan.
D. Penggunaan Analogi
Energi
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tapi hanya dapat diubah dari bentuk
satu ke bentuk yang lain. Dalam hal ini yang dijelaskan adalah dari perubahan energi dan
pemanfaatannya. bahwa energi tidak dapat dimnafaatkan secara langsung, tetapi dirubah
duludari bentuk satu ke bentuk lain, misalnya dari energi listrik dapat diubah ke energi
panas dan dimanfaatkan untuk memasak, menyetrika dll, atau energi listrik ke energi
gerak.
Untuk energi bisa dianalogikan dengan uang, bahwa uang tidak dapat dimakan atau
dimanfaatkan secara langsung, tetapi harus diubah dulu ke misalnya dengan cara
dibelikan dulu baik ke makanan atau ke alat kehidupan lain, baru setelah itu uang bisa
dimanfaatakan.
G. Partikularisasi
Contoh partikularisasi pada Kalor Jenis:
Kalor jenis suatu zat adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1˚C atau 1K.
Sebagai contoh, kalor jenis air adalah 4200 J/kg˚C. Itu berarti bahwa kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1˚C adalah 4200 Joule. Kalor jenis air
adalah zat yang kalor jenisnya paling besar. Ini berarti bahwa untuk massa dan kenaikan
suhu yang sama, air dapat mengambil kalor yang lebih besar jika bersentuhan dengan
benda yang suhunya lebih tinggi. Itulah sebabnya air dipilih sebagai cairan pengisi radiator
mobil dan bukan cairan lainnya.
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mobil yang bergerak lurus beraturan, akan
bergerak dengan kecepatan konstan yaitu 50 m/s, dan setiap detiknya akan menempuh
jarak yang tetap yaitu sejauh 50 meter.
2. Pengabaian
Pada konsep tumbukan lenting sempurna, secara kefisikaan, kedua benda dikatakan
bertumbukan lenting sempurna jika koefisien restitusi ( e ) sama dengan 1.
Secara sederhana, dengan mengabaikan koefisien restitusi, dua benda dikatakan
bertumbukan lenting smepurna apabila kedua benda yang bergerak dengan kecepatan
tertentu saling bertumbukan, dan keduanya terpental ke arah yang berlawanan (berbalik
arah). Maka kedua benda tersebut mengalami tumbukan lenting sempurna.
4. Penggunaan Analogi
Pada Hukum III Newton, diaktakan bahwa “Jika sebuah benda mengerjakan gaya terhadap
benda lain, maka bend lain akan mengerjakan gaya yang sama besar dan berlawanan pada
benda tersebut”. Secara matematis dikatakan bahwa:
𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Hukum III Newton ini dianalogikan dengan seseorang yang berenang. Bahwa gaya
yang diberikan seseorang untuk mendorong air ke belakang, akan sebanding dengan
gaya yang diberikan oleh air untuk medorong orang tersebut maju ke depan.
6. Generalisasi
Contohnya pada konsep frekuensi pada dawai:
Gitar merupakan salah satu alat musik petik yang dapat menghasilkan bunyi. Seperti
yang kita ketahui bahwa setiap senar pada gitar memiliki nada yang berbeda-beda. Dan
disadari ataupun tidak, jika kita perhatikan bahwa massa senar untuk setiap nada itu
berbeda-beda. Fakta ini menyiratkan bahwa massa senar dari senar tersebut dapat
memengaruh frekuensi (nada) yang dihasilkan dari masing-masing senar. Semakin
besar massa suatu senar, maka frekuensi yang dihasilkannya semakin kecil sehingga
nadanya menjadi rendah. Jadi, frekuensi pada dawa secara matematis adalah sebagai
berikut:
𝑛+1 𝐹 .𝑙
𝑓= ( ).√
2𝑙 𝑚
7. Partikularisasi
Contohnya pada Hukum Archimedes:
Hukum Archimedes berbunyi “Apabila seluruh atau sebagian permukaan benda
dimasukkan atau dicelupkan ke dalam suatu zat cair maka benda tersebut akan
mengalami suatu gaya ke atas yang sama besar dengan berat zat cair yang
dipindahkannya”.
Dari pernyataan Hukum Archimedes tersebut kita mengetahui bahwa benda dapat
mengapung, melayang dan tenggalam di air. Hal itu dapat terjadi karena adanya
perbedaan gaya ke atas yang diberikan oleh air terhadap benda. Ini pun berlaku ketika
kita berada di kolam renang, mengapa teman yang kita angkat di dalam kolam renang
akan lebih terasa ringan dibandingkan bila kita mengangkatnya di udara? Karena,
teman kita tersebut telah mendapatkan gaya ke atas yang diberikan oleh air terhadap
tubuhnya, sehingga kita akan merasa lebih ringan ketika mengangkatnya di dalam air.
Cu
I (Ohm)
Hambatan lampu
NIM : 1142070044
Semester : IVB
v(m/s)
15
10
s(m)
10 20 30
Berdasarkan grafik v terhadap s diatas dapat disimpulkan bahwa dalam waktu tempuh yang
sama atau konstan kecepatan akan berubah-ubah sesuai dengan besarnya jarak yang
ditempuh. Semakin besar jarak yang ditempuh maka semakin besar pula kecepatannya,
begitu pun sebaliknya semakin kecil jarak yang ditempuh semakin kecil pula kecepatannya.
2. Pengabaian
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak Cahaya
adalah paket partikel yang disebut foton. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya
dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik
dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday
dengan penemuan sinar katoda, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh Gustav
Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem fisik
dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori radiasi massa hitam oleh Max
Planck pada tahun 1899 dengan hipotesa bahwa energi yang teradiasi dan terserap dapat
terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen energi, Pada tahun 1905, Albert
Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik, cahaya yang menyinari atom mengeksitasi
elektron untuk melejit keluar dari orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de
Broglie menunjukkan elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga
tercetus teori dualitas partikel-gelombang. Albert Einstein kemudian pada tahun 1926
membuat postulat berdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang
disebut foton yang mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max
Planck mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan
menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan, termasuk
Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John von Neumann, Paul
Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan lain-lain.
Sehingga dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa cahaya "dualisme
gelombang-partikel"
3. Penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, sketsa, dan percobaan
Gambar di atas menunjukkan peristiwa gaya tarik dan gaya tolak magnet dimana
ketika magnet sejenis didekatkan maka akan saling tolak-menolak atau gari-garis gaya kedua
magnet tersebut mengarah keluar. Sedangkan ketika dua magnet yang tidak sejenis
didekatkan kedua magnet akan saling tarik menarik yang dilukiskan dengan garis gaya dari
magnet kutub utara masuk ke magnet kutub selatan.
4. Penggunaan analogi
Tekanan pada zat cair berhubungan dengan kedalamannya dimana semakin dalam
keadaan zat cair maka semakin besar pula tekanannya begitupun sebaliknya. Hal ini dapat
dianalogikan dengan seorang anak yang saling bertumpukkan dimana anak yang berada
diposisi paling bawah akan menerima tekanan yang semakin besar dibandingkan dengan
teman yang berada diatasnya.
5. Penggunaan tingkat pengembangan sejarah
Konsep Tata Surya:
1. TEORI GEOCENTRIS
Hipparchus (190-120 SM)
Bumi sebagai pusat edar tata surya. Bulan sebagai planet pertama-merkurius-venus-
matahari-mars-jupiter-saturnus (pada langit kedua sampai ketujuh). Semakin lambat
pergerakannya, jaraknya dari bumi semakin jauh. Semua benda bergerak mengelilingi
bumi dengan kecepatan konstan.
2. TEORI HELIOCENTRIS
Nicolas Copernicus (1473-1543)
Matahari sebagai pusat edar tata surya. Merkurius sebagai planet pertama-venus-bumi-
mars-jupiter-saturnus-uranus-neptunus. Perputaran harian langit akibat perputaran bumi
pada sumbu putarannya dan perubahan tahun langit akibat perputaran planet mengelilingi
matahari.
6. Generalisasi
Energi Mekanik
Dari uraian yang kompleks
Ketika kita melemparkan sebuah bola vertikal ke atas dan amati sampai jatuh lagi ke
lantai,Ketika bola bergerak ke atas, kecepatan bola semakin lama semakin melambat dan
ketinggian bola semakin besar. Pada ketinggian tertentu, bola berhenti sesaat dan kembali
lagi ke bawah dengan kecepatan yang semakin besar. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa
energi gerak semakin lama semakin kecil sampai menjadi nol ketika berhenti sesaat pada
ketinggian tertentu.
Energi gerak (Ek) tersebut ternyata berubah menjadi energi potensial gravitasi (Ep)
sampai akhirnya mencapai maksimum. Begitu pula sebaliknya, energi potensial gravitasi
semakin kecil ketika bola tersebut bergerak ke bawah. Adapun energi geraknya semakin
besar dan mencapai maksimum ketika sampai di lantai, tetapi energi potensial gravitasinya
menjadi nol ketika sampai di lantai. Setelah diam di lantai, semua energi mekanik benda
habis. Apabila benda selama bergerak naik dan turun hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi,
besar energi mekanik selalu tetap. Dengan kata lain, jumlah energi potensial dan energi
kinetik selalu tetap. Pernyataan itu disebut Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
Uraian sederhana
Jadi dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa energi potensial merupakan
energi yang berdasarkan kedudukannya artinya semakin tinggi suatu benda maka semakin
besar pula energi potensialnya, dan energi mekanik berdasarkan kecepatannya artinya
semakin cepat suatu benda maka semakin besar juga energi kinetiknya
7. Partikulasi
Konveksi atau aliran dalam kalor
Uraian Sederhana
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-
partikel zat tersebut.
Uraian Kompleks
Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. kita dapat memahami peristiwa
konveksi, antara lain:
1. Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem
aliran air panas.
2. Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin
laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan
dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik.
Angin laut dan angin darat merupakan contoh peristiwa alam yang melibatkan arus
konveksi pada zat gas. Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan. Hal ini
mengakibatkan udara panas di daratan akan naik dan tempat tersebut diisi oleh udara dingin
dari permukaan laut, sehingga terjadi gerakan udara dari laut menuju ke darat yang biasa
disebut angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari, biasa digunakan oleh nelayan
tradisional untuk pulang ke daratan. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada
lautan. Hal ini mengakibatkan udara panas di permukaan air laut akan naik dan tempat
tersebut diisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi gerakan udara dari darat menuju
ke laut yang biasa disebut angin darat. Angin darat terjadi pada malam hari, biasa digunakan
oleh nelayan tradisional untuk melaut mencari ikan.
8. Pengabaian pembeda pernyataan konsep
1. Teori atom menurut Leokippos dan Demokratos
Atom adalah suatu partikel yang paling kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
2. Teori atom menurut Aristoteles
Atom adalah suatu materi yang dapat dibagi-bagi secara terus-menerus atau sekecil-
kecilnya tanpa batas.
3. Teori atom menurut Dalton
a. Senyawa terbentuk dari gabungan dua atau lebih atom yang berbeda
b. Atom adalah materi yang tersusun dari partikel-partikel yang terkecil
c. Atom tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan serta tidak dapat dipecah
atau diperkecil lagi dengan sifat yang sama
d. Unsur disusun oleh dua atau lebih atom yang sama, di mana setiap unsur memiliki sifat
dan bentuk yang berbeda
e. Reaksi kimia adalah penggabungan yang disertai pemisahan atom-atom dari unsur atau
senyawa pada pereaksian tersebut.
Jadi atom adalah Partikel terkecil yang dibagi-bagi yang tidak dapat dipecah atau
dimusnahkan
2. Bagaimana para ahli geologi dapat memisahkan biji yang mengandung uranium dari
granit, padahal uranium dalam granit itu menyatu?
Para ahli geologi memanfaatkan sifat benda terapung, melayang, dan tenggelam di dalam
zat cair. Benda yang terapung berarti massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis zat cair.
Benda melayang berarti massa jenisnya sama dengan massa jenis zat cair. Sedangkan
benda yang tenggelam berarti massa jenisnya lebih besar dari massa jenis zat cair. Nah
disini pada biji tersebut itu dipecah-pecah menjadi kecil, kemudian dimasukkan ke dalam
zat cair yang terbuat dari kromoform yang massa jenisnya 4.000 kg/m3 . Akhirnya granit
mengapung karena massa jenisnya lebih kecil, yaitu 2.700 kg/m3 , dan uranium tenggelam
karena massa jenisnya 7.000 kg/m3.
3. Apa yang terjadi apabila 2 gaya berlawanan sama besar bekerja pada sebuah balok
di lantai mendatar yang licin?
Karena resultan kedua gaya R = 0, maka benda memiliki dua kemungkinan yaitu :
1. diam atau,
2. bergerak dengan kecepatan tetap
Mengapa demikian?
Gabungan kedua gaya tersebut tentu = nol, dan karena gaya yang searah dengan kecepatan
menyebabkan benda bergerak makin cepat dan satu gaya lain menyebabkan benda bergerak
makin lambat, sehingga benda itu kemungkinan diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap. Kecepatan benda nol atau diam jika semula benda diam dan kemungkinan lainnya
benda bergerak dengan kecepatan tetap, karena semula benda tersebut bergerak.
“ Benda yang diam cenderung diam, benda yang bergerak cenderung bergerak dengan
kecepatan tetap apabila resultan gaya pada benda tersebut sama dengan nol seimbang “.
Ungkapan ini pertama kali dikemukakan oleh Newton dalam hukumnya yang pertama
sehingga disebut hukum I Newton (hukum kelembaman Newton). Dari hukum I tersebut
dapat dibalik penulisannya sebagai berikut.
“ Jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol, maka benda tersebut dalam keadaan diam
atau bergerak dengan kecepatan tetap. Konsep diam menjadi sangat penting apabila kita
berbicara tentang keseimbangan “.
Telah disinggung bahwa gaya yang searah dengan gerak menyebabkan gerak benda makin
cepat (gerak benda dipercepat) sedangkan gaya yang melawan arah gerak menyebabkan
benda bergerak makin lambat (gerak benda yang diperlambat). Perlambatan atau
percepatan diberi notasi a berasal dari akselerasi, dan merupakan besaran yang mempunyai
arah. Bila arah a searah kecepatan gerak, maka gerak benda dipercepatan. Bila arah a
melawan kecepatan, gerak benda diperlambatan.
4. Mengapa gerakan kereta api atau kereta listrik ketika di atas lintasan rel bergerak
dengan laju tetap?
Karena kereta api bergerak pada lintasan yang lurus, maka kereta api mengalami gerak
lurus. Jika masinis menjalankan kereta api dengan kelajuan tetap maka untuk selang waktu
yang sama, kereta api akan menempuh jarak yang sama. Nah gerak yang dialami oleh
kereta api tersebut menggunakan konsep Gerak lurus Beraturan (GLB), GLB adalah gerak
suatu benda pada lintasan yang lurus dimana pada setiap selang waktu yang sama, benda
tersebut menempuh jarak yang sama.
5. Bagaimana perangkat ponsel dapat terhubung dengan perangkat ponsel yang lain
padahal mereka saling berjauhan?
Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep gelombang elektromagnetik.
Dimana gelombang elektromagnetik membahas dua hukum dasar yang menghubungkan
gejala kelistrikan dan kemagnetan. Pertama arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi)
medan magnet.ini dikenal sebagai gejala induksi magnet. Kedua, medan magnet yang
berubah ubah terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi) medan listrik dalam
bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal dengan gejala induksi elektromagnetik. Medan
magnet yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang juga
berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga dapat
menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka akan
dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet dan medan
listrik ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke segala arah maka ini
merupakan gejala gelombang. Gelombang semacam ini disebut gelombang
elektromagnetik karena terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang merambat dalam
ruang.
6. Soal Definisi
Bila arah F searah dengan v (kecepatan) maka gerak benda semakin cepat, berarti arah a
searah v, searah juga dengan F. Sebaliknya bila arah F melawan arah v, gerak benda makin
lambat/diperlambat). Arah a melawan v, arah F melawan v, sehingga arah a searah F.
Kesimpulan arah percepatan a selalu searah dengan resultan gaya F.
“ Percepatan yang timbul pada sebuah benda sebanding dan searah dengan resultan gaya
serta berbanding terbalik dengan massa. “
Pernyataan ini disebut Hukum II Newton
7. Soal hitungan
Pegas digantungi beban bermassa 1 kg sehingga pegas mengalami pertambahan panjang 2 cm.
Jika percepatan gravitasi 10 m/s 2 , tentukan :
(a) konstanta pegas
(b) usaha yang dilakukan oleh pegas pada beban
Dik :
Massa (m) = 1 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s 2
Pertambahan panjang pegas (x) = 2 cm = 0,02 meter
Dit :
konstanta pegas dan usaha yang dilakukan oleh gaya pegas
Jawab :
a) Konstanta pegas a) Usaha yang dilakukan oleh gaya
Rumus hukum Hooke :
pegas
F=kx
Balik rumus ini untuk menghitung konstanta W=–½kx2
pegas :
W = – ½ (500)(0,02) 2
F
k W = – (250)(0,0004)
X
w W = -0,1 Joule
x Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada
mg beban bernilai negatif karena arah gaya pegas
x
berlawanan dengan dengan arah
(1)(10)
k= = 500 Newton/meter
0.02 perpindahan beban.
Nida Robiah Al Adawiyah
1142070052
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SMP N Bali
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/I
Materi pokok : 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan
minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta
pengaruhnya terhadap kesehatan
Alokasi waktu : 5 jam pelajaran (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
D. Materi Pembelajaran
1. Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman
Zat adiktif-psikotropika
E. Metode pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode pembelajaran : Diskusi dan Eksperimen
3. Model pembelajaran : Discovery Learning
F. Media
1. Alat/bahan : papan tulis, spidol, infocus, computer.
2. Media pembelajaran : LKS
3. Sumber belajar : buku, guru, LKS, akses internet, lingkungan sekitar.
3. Kegiatan Penutup
Siswa dan guru mereview atau menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.
Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain
yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.
Siswa menjawab kuis (evaluasi/umpan balik) materi tentang zat adiktif dan
psikotropika.
Melakukan refleksi.
Melaksanakan program tindak lanjut yaitu berupa program remedial dan
pengayaan: Hasil tes dianalisis untuk mengetahui ketercapaian ketercapaian
KKM, serta mengidentifkasi indikator-indikator mana yang belum dicapai peserta
didik atau materi-materi yang belum dikuasai oleh peserta didik. Bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM diberi remidial yaitu mempelajari kembali
materi yang belum dikuasai dengan dibimbing guru. Pelaksanaan remidial
dilakukan satu minggu setelah tes akhir bab dijadwalkan pada waktu tertentu
misalnya setelah jam sekolah berakhir selama 30 menit. Bagi peserta didik yang
sudah memenuhi KKM namun masih belum memasuki bab berikutnya, maka
diberi program pengayaan misalnya melalui program pemberian tugas yang lebih
menantang (challence). Pelaksanaan program pengayaan dan remidial dapat
dilaksanaan dalam waktu yang bersamaan.
Pemberian tugas untuk mempelajari lebih lanjt tentang upaya pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif (psikotropika).
Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya
H. Evaluasi/Penilaian.
Pengamatan Perilaku Ilmiah
Peniaian keterampilan
Keterampilan
No yang dinilai Skor Rubrik
1 Cara mencampurkan bahan makanan 3 Mencampurkan dengan berani
yg diuji dalam air karena telah mengerti maksud
dari langkah-langkahnya
2 Mencampurkannya dengan
banyak menanya ke teman
lain.
1 Mencampurkannya dengan
ragu-ragu
2 Cara memasukkan bahan makanan ke 3 - Dengan hati-hati
dalam beberapa gelas beker - Dengan cermat
- Sesuai prosedur
2 - Dengan hati-hati
- Dengan cermat
- Tidak sesuai prosedur
1 - Asal-asalan
- Tidak hati-hati