NIM : 858870161
UT : NGANJUK RAYA
Semenjak kecil Jean Piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh makhluk hidup yang memungkinkannya untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. Pada awalnya beliau mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur
mental. Peaget menamakan struktur mental tersebut sebagai schema, di mana schema juga merupakan unsur yang penting
untuk beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan masa hidupnya untuk menjelaskan tahap-tahap yang
bervariasi dari organisasi mental.
Melalui proses asimilasi, anak menggunakan schema lama untuk memperoleh informasi baru. Melalui proses akomodasi,
schema awalberubah untuk menyesuaikan dengan pengalaman- pengalaman anak. Sebagai hasil dari dua proses tersebut schema pada
anak berkembang menjadi lebih kompleks untuk mengatur keselarasan kegiatannya di dunia. Piaget membagi perkembangan
mental anak menjadi empat tahapan :
Tahap sensori motor (usia 0-2) ciri-ciri khusus, kecerdasan motorik (gerak) dunia (benda)
yang ada adalah yang tampak tidak ada bahasa pada tahap awal.
Tahap pre-operasional (usia 2-7) ciri-ciri khusus, berpikir secara egosentris alasan- alasan didominasi oleh persepsi lebih
banyak intuisi daripada pemikiran logis belum cepat melakukan konservasi.
Tahap konkret operasional (usia 7-11 atau 12) ciri-ciri khusus, dapat melakukan konservasi logika tentang kelas dan
hubungan pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan yang nyata.
Tahap formal operasional (usia 7-11 atau 12 th 14 th atau 15 th) ciri-ciri khusus, pemikiran
yang sudah lengkap pemikiran yang proporsional kemampuan untuk mengatasi hipotesis perkembangan idealisme yang kuat.
Menurut piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam
pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah :
1. Seluruh anak melalui tahapan yang sama secara berurutan
2. Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian
Dan apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak
Bruner merupakan salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar
kognitif. Beliau beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi. Kegiatan pengolahan informasi tersebut
meliputi pembentukan kategori-kategori. Di antara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut
sebagai koding. Teori belajar bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan.
Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner mengembangkan model pembelajaran penemuan. Model ini
pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang yang nyata. Peranan guru dalam
pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi
informasi melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.
Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa.
Model pembelajaran ini mempunyai banyak manfaatnya, antara lain bahwa pembelajar (siswa) akan mudah mengingatnya apabila
informasi tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan. Manfaat lainnya adalah apabila pembelajar telah
memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih lama, dan masing banyak lagi manfaat yang lainnya. Dalam penerapan
model ini guru mungkin terganggu dengan kebisingan dalam keributan siswa.
Kegiatan Belajar 3 : Teori Belajar Gagne dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD
Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah
lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relative tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi
berulangkali setiap menghadapi situ asi yang baru. Ada beberapa ciri penting tentang belajar yaitu :
Belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak dari suatu analogi antara manusia dan
computer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan informasi ( processing model ), proses belajar dianggap sebagai
transformasi input menjadi output seperti yang lazim terlihat pada sebuah komputer.
Menurut Ausubel, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep
yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah
diketahui oleh siswa. Informasi yang baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak yang terlibat
dalam penyimpanan pengetahuan tersebut.
Ada dua prinsip yang mengaitkan konsep-konsep yang diperlukan untuk belajar yaitu diferensiasi progresif dan
rekonsiliasi integrative. Dalam diferensiasi progresif, konsep- konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum
ke konsep- konsep yang lebih khusus. Sedangkan dalam rekonsiliasi integrative, konsep-konsep atau gagasan- gagasan perlu
diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
Kegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai pengertian, fungsi dan tujuan, pertimbangan pemilihan, dan
jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA.
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang
memakai kaca mata dengan warna tertentu pada saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan
pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian
yang akan disajikan, sehingga pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan,
serta bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan datang. Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau
proses pengkajian dengan suatu terminilogi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan
adalah pertimbangan faktor-faktor terkait antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemampuan
siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.
Pendekatan yang akan dilakukan pada kegiatan belajar I pada modul ini adalah pendekatan Lingkungan, Pendekatan
konseptual, Pendekatan faktual, Pendekatan nilai, Pendekatan inkuiri, Pendekatan sejarah.
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai. Pendekatan inkuiri memiliki
prosedur umum merancanakan, mendiskusikan, membuat hipotesis, menganalisis (secara rasiona,
penggalian/penemuan/discover,eksperimen), menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum. Pendekatan keterampilan proses
adalah mengajarkan berbagai keterampilan proses yang biasa digunakan para ilmuwan dalam mendapatkan atau
memformulasikan hasil IPA. Pendektan sejarah mengajarkan IPA dalam menyajikan berbagai penemuan dan perkembangan
temuan dikaitkan dengan ilmu IPA.
Contoh gambaran penerapan pendekatan yang dijelaskan pada kegiatan belajar ini berupa garis besar dari pembelajaran
sedangkan rincian prosedur pembelajaran tersbut dibahas dalam pembahasan tentang metode pembelajaran. Evaluasi formatif dan
sumatif dijelaskan secara ringkas untuk semua pendekatan yang dibahas. Aspek kempuan yang dievaluasi terkait dengan ranah
kognitif, psikomotor, dan sikap, tergantung dengan kesesuaian dengan jenis yang dipilih
MODUL 3 : METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA SD
1. Metode Penugasan
Adalah suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan siswa.
Tujuannya untuk merangsang siswa aktif belajar secara individual maupun kelompok. Metode penugasan digunakan
untuK memperkaya materi dan merupakan tindak lanjut dari kegiatan belajar sebelumnya.
a. Keuntungannya
- Membuat siswa aktif belajar
2. Metode Diskusi
Merupakan penyampaian bahan pelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah yang bersifat problematic.
Tujuannya
Alasan Penggunaan :
a. Topik bahasan bersifat problematic
b.Merangsang siswa untuk berdebat secara ilmiah
c. Melatih siswa untuk berfikir kritis dan terbuka
d.Mengembangkan suasana demokratis dan berjiwa besar
e. Siswa memiliki pandangan yang berbeda–beda tentang topik diskusi f. Adanya hubungan masalah yang didiskusikan dengan topik
lain
b.Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun terobosan–terobosan baru c. Menumbuhkan
kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis
c. Bisa menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri
d.Keputusan yang dihasilkan orang banyak lebih baik dengan keputusan yang dihasilkan satu orang
Kelemahannya :
a. Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa
d. Biasanya didominasi oleh orang–orang yang aktif berbicaraSulit menerapkan hasil keputusan
yang sudah disepakati bersama f. Dapat menumbuhkan reaksi di luar kelas, misalnya bentrok
fisik.
Merupakan cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah. Tujuanya
a. Mengecek dan mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa
b.Memberikan kesempatan pada siswa untuk membahas materi pelajaran yang belum dipahami
c. Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar bagi siswa
d.Melatih siswa berfikir dan berbicara secara sistematis.
Alasan penggunaannya :
a. Menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan
h. Merangsang siswa menggunakan daya fikir dan daya nalarnya i. Distribusi pertanyaan tidak merata
j. Membuat siswa yang tidak biasa berbicara menjadi nerves (gugup) l. Bisa membuang waktu jika siswa tidak
responsive.
4. Metode Latihan
Adalah suatu tekhnik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang dipelajari.