Anda di halaman 1dari 7

6.

1 TUGAS TUTORIAL 1

Nama : Yuyun
NIM : 857236496
Semester : 2 (Dua) / S1 PGSD BI (119)
Kode/Mata Kuliah : PDGK4202 / PEMBELAJARAN IPA di SD
Tutor : Adi Nestiadi, M. Pd
1. Ada 4 teori belajar kognitif pembelajaran IPA di SD, yaitu :

1. TEORI BELAJAR JEAN PIAGET


Semenjak kecil Jean Piaget tertarik pada macam-macam struktur tubuh makhluk
hidup yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pada
awalnya beliau mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur
mental. Piaget menamakan struktur mental tersebut sebagai schema, di mana schema
juga merupakan unsur yang penting beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget
menghabiskan masa hidupnya untuk menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari
organisasi mental.
Melalui proses asimilasi, anak menggunakan schema lama untuk memperoleh
informasi baru. Melalui proses akomodasi, schema awal berubah untuk menyesuaikan
dengan pengalaman-pengalaman anak. Sebagai hasil dari dua proses tersebut schema
pada anak berkembang menjadi lebih kompleks untuk mengatur keselarasan
kegiatannya di dunia. Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat
tahapan :
• Tahapan sensori motor (usia 0-2 tahun) ciri-ciri khusus, kecerdasan motorik
(gerak) dunia (benda) yang ada adalah yang tampak tidak ada bahasa pada
tahap awal.
• Tahap pre-operasional (2-7 tahun) ciri-ciri khusus, berpikir secara egosentris
alasan-alasan didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada
pemikiran logis belum cepat melakukan konservasi.
• Tahap konkret operasional (usia 7-11 atau 12) ciri-ciri khusus, dapat
melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang
angka berpikir terkait dengan yang nyata
• Tahap formal operasional (usia 7-11 atau 12 th atau 15 th) ciri-ciri khusus,
pemikiran yang sudah lengkap pemikiran yang proporsional kemampuan
untuk mengatasi hipotesis perkembangan idealisme yang kuat.

Penerapan teori Piaget dalam pembelajaran di SD :


1. Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan
2. Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian
3. Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk
menjamin perkembangan intelektual anak.
Cara pembelajaran IPA di SD berdaasarkan Teori Piaget :
1. Guru harus selalu memperhatikan pada setiap siswa apa yang mereka lakukan,
apakah mereka melaksanakan dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan
kesulitan.
2. Guru harus berbuat seperti apa yang Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan
kepada anak untuk menemukan sendiri jawabanya, sedangkan guru harus selalu
siap dengan alternative jawaban bila sewaktu-waktu sibutuhkan.
3. Pada akhir pembelajaran, guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat
menemukan jawaban yang diinginkan.

2. TEORI BELAJAR BRUNER


Bruner merupakan salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar
kognitif. Beliau beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan
informasi. Kegiatan pengolahan imformasi tersebut meliputi pembentukan kategori-
kategori. Diantara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan
yang disebut dengan koding.
Bruner menyusun suatu model belajar yang disebut sebagai model belajar
penemuan(discovery learning). Bruner beranggapan bahwa model belajar penemuan
sesuai dengan hakiki manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu
pengetahuan secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya,
serta akhirnya akan mendapatkan pengetahuan yang bermakna.Model belajar
penemuan dapat dipandang sebagai suatu belajar yang terjadi apabila seseorang
(siswa) tidak diberikan dengan konsep atau teori, melainkan siswa sendiri yang
harusmengelola dan melakukan penemuan sehingga dapat menemukan konsep atau
teori itu. Hal ini mensyaratkan siswa untuk menemukan hubungan-hubungan di antara
informasi yang ada. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan
mempunyai kelebihan-kelebihan .Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain;
pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama atau dengan kata lain akan lama
untuk diingatnya dan akan lebih mudah untuk diingat disbanding dengan cara-cara
belajar yang lainnya.

Secara singkat, Bruner memberikan tiga ciri utama pembelajaran penemuan, yaitu:
1. Keterlibatan siswa dalam proses belajar.
2. Peran guru adalah sebagai seorang penunjuk (guide) dan pengarah bagi siswanya
yangmencari informasi. Jadi guru bukan sebagai penyampai informasi.
3. Umumnya dalam proses pembelajaran digunakan barang-barang nyata.

Penerapan model belajar Bruner dalam pembelajaran IPA di SD :


1. Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan
barang yang nyata.
2. Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi
melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.
Cara pembelajaran IPA di SD berdasarkan model Bruner :
1. Pembelajar (Siswa) akan mudah mengingat materi pembelajaran apabila informasi
tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan.
2. Apabila pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih
lama.

3. TEORI BELAJAR GAGNE


Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan
seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut
bersifat relative tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang
kali setiap menghadapi situasi yang baru. Seorang dapat mengetahui belajar telah
berlangsung pada diri seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, dan perubahan tersebut bertahan lama. Ada beberapa ciri
penting tentang belajar yaitu:
1. Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia.
2. Belajar menyangkut interaksi antar pembelajar (orang yang belajar) dan
lingkungannya.
3. Belajar telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahan
cukup lama selama kehidupan orang itu.

Model belajar menurut Gagne meliputi 8 langkah yang sering disebut kejadian-
kejadian instruksional (instructional events), meliputi:
1. Mengaktifkan motivasi(activating motivation).
2. Memberi tahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar (instructional information)
3. Mengarahkan perhatian(directing motivation)
4. Merangsang ingatan(stimulating recall)
5. Menyediakan bimbingan belajar(providing learning guidance)
6. Meningkatkan retensi (enhacing retention)
7. Mengelurkan perbuatan(eliciting performance)
8. Mengeluarkan perbuatan (eliciting performance) dan memberi umpan balik
(providing feedback).

Hasil belajar menurut Gagne :


1. Informasi verbal
2. Keterampilan-keterampilan intelektual
3. Strategi-strategi kognitif
4. Sikap-sikap
5. Keterampilan-keterampilan

4. TEORI BELAJAR AUSUBEL


Ausubel adalah seorang ahli psikolog kognitif. Inti dari teori belajarnya adalah
belajar bermakna. Bagi Ausabel belajar bermakna merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur
kognitif seseorang. Jadi dalam belajar bermakna, infomasi baru diasimilasikan pada
sumber-sumber relevan yang telah ada dalam struktur kognitif sesorang.
Ausubel menyatakan bahwa factor yang paling penting yang mempengaruhi
belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Pernyataan Ausubel inilah yang menjadi
inti teori belajarnya, yaitu belajar bermakna. David P. Ausubel menyebutkan bahwa
pengajaran secara verbal adalah lebih efisien dari segi waktu yang diperlukan untuk
menyajikan pelajaran dalam jumlah yang lebih banyak.
Seperti apa yang telah dibahas tadi, disebutkan bahwa factor yang paling penting
yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Pernyataan inilah
yang menjadi inti dari teori belajar Ausabel agar terjadi belajar bermakna maka
konsep baru atau pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah
ada dalam struktur kognitif siswa.
Dalam mengaitkan konsep-konsep ini dikemukakan 2 prinsip oleh Ausubel yaitu
prinsip diferensiasi progresif(progressive differentiation) dan prinsip rekonsilasi
integrative (integrative reconciliation). Dalam suatu seri pelajarana hendaknya siswa
diperkenalkan terlebih dahulu pada konsep-konsep yang lebih khusus. Dengan
perkataan lain model belajar menurut Ausubel pada umumnya berlangsung dari yang
umum ke yang khusus.
Dalam hal ini guru dalam mengajar terlebih dahulu mengajrkan konsep-konsep
umum kemudian secara perlahan-lahan menuju pada konsep-konsep yang lebih
sederhana. Contoh penyusunan nkonsep seperti ini disebut diferensiasi progresif yang
merupakan salah satu dari sekian banyak macam urutan belajar.

2. CONTOH PEMBELAJARAN IPA DI SD BERDASARKAN MODEL BRUNER

Berikut ini akan disampaikan dua contoh pembelajaran IPA di kelas III dan kelas IV
berdasarkan teori Bruner. Kedua contoh tersebut merupakan garis besar pembelajaran, jadi Anda
masih dapat mengembangkan dengan lebih rinci apa yang harus dilakukan dalam proses
pembelajaran. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah peran Anda sebagai guru, yang tidak lagi
sebagai pemberi informasi tetapi penuntun siswa untuk memperoleh informasi. Coba Anda
perhatikan contoh-contoh cara memberikan pertanyaan.

Kelas : III

Tujuan Umum : siswa mengenali bagian-bagian tumbuhan dan mampu mengelompokkan


tumbuhan berdasarkan ciri-ciri dan kegunaannya dengan pengamatan dan penafsiran.

Topik : Tumbuhan mempunyai bagian-bagian tertentu.

Cara Pelaksanaan

a. Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga.
b. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah pertanyaan seperti
berikut: Menurut kalian, bagaimana akar dapat berfungsi bagi tumbuhan?
c. Terima seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kesempatan kepada siswa mengajukan dan
menguji idenya sendiri.
d. Berilah pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian tumbuhan yang lainnya.
Selanjutnya perhatikan gambar di bawah ini.

Kelas : IV

Tujuan : Siswa memahami susunan, sifat dan kegunaan udara dengan melakukan percobaan
dan menafsirkan informasi.

Topik : Udara diperlukan bagi pembakaran.

Alat dan bahan :


a. gelas kecil
b. gelas besar stoples kira-kira berukuran 2 liter
c. stoples kira-kira ukuran 2 liter
d. lilin pendek 3 buah
e. korek api
Cara Pelaksanaan:

1. Sebelum memperbolehkan siswa untuk melakukan percobaan, berilah pertanyaan seperti:


a. Apa yang akan terjadi apabila lilin yang menyala ditutup dengan gelas?
b. Bagaimana kemungkinan yang akan terjadi apabila tiga lilin yang menyala ditutup dengan
penutup yang berbeda besarnya?
2. Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan idenya (sebagai hipotesis) dan
kemudian mengujinya melalui percobaan.
3. Setelah selesai melakukan percobaan, berilah pertanyaan seperti:
a. Apakah hasil percobaan sesuai dengan perkiraan semula?
b. Mengapa diperlukan waktu yang bersamaan saat menutup ketiga lilin?

3. Ada 3 pendekatan yang akan saya sebutkan, yaitu:


1. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha
untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akaan menarik
siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari
berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan. Sehingga dapat
dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar.
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan
memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa.
Penggunaaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih
bermakna sebab anak dihadapkan padakondisi yang sebenarnya sehingga dapat
memecahkan masalah lingkungan, dan menanamkan sikap cinta lingkungan.

2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran
yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks
kehidupan manusia sehari-hari. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan diharapkan
mampu menerapkan prinsip-prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi
sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin
timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian dapat menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat untuk menanamkan pemahaman konsep dan
pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat.

3. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan
memperoleh informasi tentang hal-hal penting. Terkadang menarik bagi siswa, namun
kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat
mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang
gambaran menyeluruh.

4. 3 metode belajar pada pembelajaran IPA di SD, yaitu :


1. Metode Penugasan
Manfaat metode penugasan ialah siswa dapat mengeksplor materi yang diajarkan di
sekolah ketika dirumah.

2. Metode Diskusi
Manfaat metode diskusi ialah siswa dapat membandingkan materi dari berbagai sudut
pandang.
3. Metode Tanya Jawab
Manfaat metode tanya jawab ialah guru dapat mengetahui sejauh mana murid Anda
mengerti dan mengingat tentang fakta yang dipelajari dan didengarnya.

Anda mungkin juga menyukai