Anda di halaman 1dari 4

TEORI KOGNITIVISME

Teori kognitivisme merupakan salah satu teori yang melibatkan penggunaan unsur-unsur yang
mengandung kognitif atau mental. Menurut teori ini, belajar adalah sebuah proses mental yang aktif
untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan sehingga perilaku yang tampak
pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti
motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan lain sebagainya (Baharuddin & Wahyuni, 2007: 88).
Adapun teori ini didukung oleh beberapa ahli, diantaranya Jean Piaget, Jerome Bruner dan David P.
Ausubel.

1. Jean Piaget

Menurut Jean Piaget terdapat 3 proses dasar yang mempengaruhi perkembangan kognitif,
diantaranya asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi merupakan pemanduan informasi
baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki sedangkan akomodasi penyesuaian struktur kognitif
yang dimiliki dengan informasi baru dan ekuilibrasi merupakan penyesuaian yang terjadi secara
terus menerus antara proses asimilasi dan akomodasi. Dan perlu diketahui dalam perkembangan
kognitif terjadi sebuah proses seperti melihat, menyentuh dan beradaptasi, yaitu penyesuaian
terhadap lingkungan.

2. Jerome Bruner
Teori ini beranggapan bahwa proses belajar yang baik dapat dilakukan seperti seseorang
pendidik memberikan kesempatan kepada siswa agar menemukan sebuah sebuah konsep
sendiri. Misalnya peserta didik dibiarkan untuk menemukan rumus luas kubus secara induktif
sehingga nantinya mendapatkan sebuah rumus tersebut. Menurut Bruner, terdapat 3 tahapan
kognitif, yaitu: tahap enaktif, seorang individu melakukan sesuatu untuk mengenali lingkungan
(observasi). Tahap kedua yaitu ikonik, aktivitas seorang individu belajar melalui gambaran-gambaran.
Tahap ketiga yaitu simbolik tahap ini mengenai memanipulasi sesuatu yang abstrak menjadi
sebuah simbol . Implikasi Teori ini dalam proses pembelajaran, misalnya memberikan peserta
didik dengan suatu masalah, sehingga peserta didik tersebut berusaha memecahkan masalahnya itu
sendiri dengan cobaan demi percobaan.

3. David P. Ausubel
Teori ini mengutamakan belajar yang bermakna. Terdapat perbedaan belajar
menerima dan menemukan. Dengan menerima seorang individu hanya menghafal sedangkan
menemukan seorang individu tidak hanya menerima saja melainkan menemukan sebuah
konsepnya sehingga belajar tersebut lebih bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika seorang
individu mengumpulkan kejadian-kejadian baru kedalam struktur pengetahuan yang dimilikinya.

Aplikasi Teori Belajar Kognitif dalam Proses Belajar dan Pembelajaran

Dalam teori belajar kognitif, siswa diharapkan mampu terlibat secara aktif dalam proses belajar dalam
memadukan informasi baru terhadap struktur kognitif yang telah dimilikinya misalnya sebagai
hasil
pengalaman sehingga proses belajar tersebut sangat bermakna bagi siswa itu sendiri. Aplikasi
teori belajar kognitif dalam proses pembelajaran berupa langkah-langkah pembelajaran:

Menurut Piaget:

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Memilih materi pelajaran

3. Menentukan topik-topik dalam pembelajaran

4. Menentukan kegiatan yang bersesuaian dengan topik-topik

5. Mengembangkan metode pembelajaran

6. Mengevaluasi proses belajar siswa

Menurut Bruner:

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (misalnya struktur kognitif awal siswa)

3. Memilih materi pelajaran

4. Memilih topik-topik dalam pembelajaran untuk dipelajari siswa secara induktif


(dari khusus ke umum)

5. Mengembangkan bahan-bahan belajar

6. Mengatur topik-topik dalam pembelajaran dari sederhana ke kompleks

7. Mengevaluasi proses belajar siswa

Manurut Ausubel:

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (misalnya struktur kognitif awal siswa)

3. Mamilih materi pelajaran dan menampilkannya dalam bentuk konsep-konsep inti

4. Menentukan topik-topik dalam pembelajaran dalam bentuk advance organizer


(misalnya dibantu dengan sarana peta konsep, diagram, dll)

5. Menerapkan konsep-konsep inti dalam bentuk nyata

6. Mengevaluasi proses belajar siswa


KELEBIHAN TEORI BELAJAR KOGNITIF
1.Dapat membantu guru untuk mengenal siswa secara indiviidu dan meningkatkan kemampuan siswa
untuk memecahkan masalah
2.Dapat melihat tingkat perkembangan kognitif manusia mulai dari bayi hingga dewasa sehingga
memudahkan untuk memilih pelajaran yang tepat bagi anak di usia tertentu
3.Dapat mempelajari materi pembelajaran yang rumit untuk memecahkan dan untuk
menciptakan kreasi atau ide baru
KEKURANGAN TEORI BELAJAR KOGNITIF
1.Teori ini dianggap dekat dengan psikologi belajar daripada teori belajar, sehingga dalam
proses belajar menjadi tidak mudah
2.Teori ini dianggap sulit dipraktekkan secara murni karena seringkali merasa bingung
untuk memahami unsur-unsur kognitif menjadi bagian-bagian yang jelas
3.Teori ini tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan
4.Teori ini sulit dipraktekkan khususnya ditingkat lanjut dan beberapa dari teori ini sulit dipahami dan
pemahamannya masih belum tuntas.
DAFTAR PUSTAKA

- Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. (hal.13)

- Bell Gredler, Margaret E. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali Pers .

- Artikel tentang “Artikel tentang “Teori belajar menurut aliran kognitivisme”

http://banyubeningku.blogspot.com/2011/04/teori-belajar-menurut-aliran.html (diakses pada


tanggal 20 September 2014, 16:20)

- Mardhiyanti, D. 2010. Teori Belajar Bermakna dari David P. Ausubel . online : artikel tentang “Teori
Belajar Bermakna dari David P Ausubel” http://dinaoctaria.wordpress.com/2012/10/15/teori-belajar-
bermakna-dari-david-p-ausubel/ (diakses pada 20 september, 17:10)

- Artikel tentang “Analisis Kekurangan Dan Kelebihan Teori Kognitif Dan Konstruktivistik”
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/analisis-kekurangan-dan-kelebihan-teori-
kognitif-dan-konstruktivistik-2/ (diakses pada 21 september, 11:10)

- Artikel tentang “APLIKASI TEORI BELAJAR KOGNITIF”


http://mamanhermansyah11.blogspot.com/2013/03/teori-belajar-kognitif-dan-penerapannya.html
(21 September, 11.20)

Anda mungkin juga menyukai