Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


(Belajar Kognitivisme)

Disusun Oleh:
Kelompok 7

1. Helmilia Putri ( 220403502039)


2. Nur Rizky Ramadani (220403502038)
3. Fadel Rezky Adhari Mansyur ( 220403502029)

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman. Dalam konteks
ini, kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang sangat populer di kalangan ilmuwan
dan praktisi pendidikan. Teori ini berfokus pada cara manusia memproses informasi dan
mengambil keputusan dalam memperoleh pengetahuan.
Kognitivisme berkembang pada masa setelah Behaviorisme, yaitu pada tahun 1950-an.
Behaviorisme menekankan pada belajar melalui pengalaman yang dihadapi seseorang secara
langsung. Sedangkan, kognitivisme berfokus pada cara manusia memproses informasi yang
diterima dan mengambil keputusan berdasarkan pengalaman tersebut.
Salah satu tokoh dalam kognitivisme adalah Jean Piaget. Ia menyatakan bahwa anak-anak
memiliki pola pikir yang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak cenderung berpikir konkrit
dan menerima informasi secara langsung, sedangkan orang dewasa mampu berpikir abstrak
dan memproses informasi secara lebih kompleks. Hal ini membuka jalan bagi pengembangan
model pembelajaran yang berfokus pada kognitivisme.
Dalam dunia pendidikan, kognitivisme sangat relevan untuk dikaji. Teori ini memberikan
pandangan yang berbeda tentang bagaimana orang belajar dan memperoleh pengetahuan.
Dengan memahami kognitivisme, guru dapat mengembangkan metode pembelajaran yang
lebih efektif dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu teori kognitivisme dalam pembelajaran?


2. Bagaimana proses belajar menurut teori kognitivisme?
3. Apa saja prinsip-prinsip kognitivisme yang dapat diterapkan dalam pembelajaran?
4. Bagaimana peran guru dalam menerapkan teori kognitivisme dalam pembelajaran?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari penerapan teori kognitivisme dalam pembelajaran?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Memahami prinsip-prinsip dasar belajar kognitivisme
2. Mengetahui cara kerja otak manusia dalam menerima, menyimpan, dan mengolah
informasi
3. Membangun keterampilan berpikir kritis dan analitis dalam memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat informasi dengan lebih efektif
5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan kolaborasi dalam konteks pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

Teori belajar kognitivisme adalah suatu teori belajar yang lebih mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajar. Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antar stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar melibatkan prinsip-prinsip
dasar psikologi, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat pengalaman
sendiri.

B. KONSEP DASAR KOGNITIVISME

Kognitivisme merupakan salah satu teori pembelajaran yang berfokus pada


pemrosesan informasi dalam otak manusia. Berikut adalah konsep dasar kognitivisme:

1. Pemrosesan Informasi: Kognitivisme menganggap bahwa pembelajaran terjadi


melalui pemrosesan informasi dalam otak manusia. Proses ini melibatkan
pengolahan, penyimpanan, dan pengambilan informasi.
2. Memori: Kognitivisme juga menekankan pentingnya memori dalam pembelajaran.
Memori jangka pendek dan jangka panjang memainkan peran penting dalam
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
3. Konstruktivisme: Kognitivisme juga mengadopsi prinsip konstruktivisme, yaitu
bahwa pembelajaran terjadi melalui konstruksi pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang sudah ada.
4. Aktivitas Mental: Kognitivisme menekankan pentingnya aktivitas mental dalam
pembelajaran. Proses seperti memperhatikan, memilih, mengorganisir,
mengintegrasikan, dan memperbaiki informasi membantu pengetahuan yang ada
diubah menjadi pengetahuan baru.
5. Transfer: Kognitivisme juga menekankan pentingnya transfer pengetahuan, yaitu
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang
berbeda.

Dengan memahami konsep dasar kognitivisme, pembelajar dapat memanfaatkan


teori ini untuk merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

C. TOKOH DAN KAJIAN BELAJAR MENURUT KOGNITIVISME

Tokoh-tokoh Kognitivisme yaitu Jean Piaget, Jarome Bruner, dan Ausebel.


Aplikasi Teori Kognitivisme dalam Kegiatan Pembelajaran. Hakekat belajar menurut
teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan
informasi, reorganisasi perceptual, dan proses internal.
1. Jean Piaget
Menurut Jean Piaget perkembangan kognitif memiliki peran yang sangat
penting dalam proses belajar. Perkembangan kognitif pada dasarnya merupakan
proses mental. Proses mental tersebut pada hakekatnya merupakan perkembangan
kemampuan penalaran logis (development of ability to respon logically). Bagi
Piaget, berfikir dalam proses mental tersebut jauh lebih penting dari sekedar
mengerti. Semakin bertambah umur seseorang, maka semakin kompleks susunan
sel syarafnya dan semakin meningkat pula kemampuan kognitifnya. Proses
perkembangan mental bersifat universal dalam tahapan yang umumnya sama,
namun dengan berbagai cara ditemukan adanya perbedaan penampilan kognitif
pada tiap kelompok manusia. Sistem persekolahan dan keadaan sosial ekonomi
dapat mempengaruhi terjadinya perbedaan penampilan dan perkembangan kognitif
pada individu, demikian pula dengan budaya, sisitem nilai dan harapan masyarakat
masing-masing.

2. J.S Bruner
Menurut Bruner, belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar
penemuan yang terjadi dalam proses belajar. Guru harus menciptakan situasi belajar
yang problematis, menstimulus siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, mencari
jawaban sendiri dan melakukan eksperimen. Bentuk lain dari belajar penemuan
adalah guru menyajikan contoh-contoh dan siswa bekerja dengan contoh tersebut
sampai dapat menemukan sendiri dan melakukan eksperiman.

3. Ausebel
Menurut Ausubel, belajar dapat di klasifikasikan ke dalam dua dimensi.
Dimensi pertama, berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran
disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua,
menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur
kognitif yang ada. Struktur kognitif tersebut mencakup fakta-fakta, konsep-konsep
dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diinginkan oleh siswa. Pada
tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan kepada siswa baik
dalam bentuk belajar penerimaan yang manyajikan informasi secara final, maupun
dalam bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa menemukan sendiri
sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa
menghubungkan atau mengaitkan informasi baru dengan struktur pengetahuan
(fakta, konsep-konsep, generalisasi dan lainnya) yang dimiliki oleh siswa, dalam hal
ini terjadi belajar bermakna (meaningful learning). Akan tetapi, siswa dapat juga
berusaha mencoba-coba menerima, menguasai dan menghafal informasi baru itu
tanpa menghubungkan dengan konsep-konsep yang ada dalam kognitifnya, maka
terjadilah belajar hafalan (rote learning).

D. APLIKASI DAN IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

1. Aplikasi teori kognitivisme dalam pembelajaran

Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar
yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual dan proses internal.
Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat
diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa.

2. Implementasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran

Teori kognitif menekankan pada proses perkembangan peserta didik. Meskipun


proses perkembangan peserta didik mengikuti urutan yang sama, namun kecepatan dan
pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda. Dalam proses pembelajaran,
perbedaan kecepatan perkembangan mempengaruhi kecepatan belajar peserta didik,
oleh sebab itu interaksi dalam bentuk diskusi tidak dapat dihindarkan. Pertukaan
gagasan menjadi tanda bagi perkembangan penalaran peserta didik. Perlu disadari
bahwa penalaran bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan secara langsung, namun
perkembangannya dapat disimulasikan.
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar
yang berkaian dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal.
Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak
digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristik.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

Kelebihan teori kognitif dalam pembelajaran adalah :

1. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri


Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena
merekatidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi memproses
informasi yangdiperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan
mengembangkan pengetahuan.Sedangkan membuat siswa lebih mandiri contohnya
pada saat siswa mengerjakan soalsiswa bisa mengerjakan sendiri karena pada saat
belajar siswa menggunakan fikiranyasendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa
bergantung dengan orang lain dengan.

2. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah


Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah
karenasiswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses
pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali
dan menyimpaninformasi dalam ingatannya. Serta Menekankan pada pola pikir
peserta didik sehingga bahan ajar yang ada lebih mudah dipahami.

3. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan


ingatan yangdimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang
diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya
ingat peserta didik untukselalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.

4. Dapat membantu guru untuk mengenal siswa secara individu sehingga


dapat mengembangkan kemampuan siswa.

Sementara untuk kekurangan teori kognitif dalam pembelajaran adalah :

1. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta
didik,sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta
didik itumempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
2. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
3. Sulit dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut.
4. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan
peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam pembelajaran, kognitivisme adalah teori yang menekankan pada


peran penting proses kognitif manusia dalam belajar. Teori ini menyatakan
bahwa seseorang belajar melalui pengolahan informasi dan membangun
pengetahuan baru dengan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan
yang sudah dimiliki sebelumnya.
Dalam konteks pendidikan, kognitivisme menekankan pada pentingnya
penyajiian informasi yang terstruktur dan berurutan, serta adanya kesempatan
untuk mempraktekkan dan menerapkan pengetahuan baru tersebut.
Pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kemampuan individu masing-
masing.
Kognitivisme juga menekankan pada pentingnya motivasi dan peran penting
belajar aktif dalam proses pembelajaran. Seseorang harus terlibat secara aktif
dalam pembelajaran dan merespon informasi yang diterima.
Secara keseluruhan, teori kognitivisme memberikan kontribusi penting
dalam memahami bagaimana manusia belajar dan mengembangkan
pengetahuan baru. Selain itu, teori ini juga memberikan pedoman bagi para
pendidik dalam merancang metode pembelajaran yang efektif dan sesuai
dengan kemampuan individu masing-masing.
BAB IV
PENUTUP

Dalam belajar kognitivisme, kita mempelajari tentang bagaimana proses


mental manusia dalam memproses informasi dan bagaimana informasi tersebut
disimpan dan diambil kembali dalam memori. Teori belajar kognitivisme
berfokus pada pemahaman dan pengolahan informasi yang terjadi dalam otak
manusia, yang melibatkan memori jangka pendek dan jangka panjang,
pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah.
Dalam belajar kognitivisme, kita juga mempelajari tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses belajar dan bagaimana pengalaman yang diperoleh
dapat memengaruhi pemrosesan informasi dalam otak. Dalam
mengimplementasikan teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran, metode
pembelajaran yang ditekankan adalah penggunaan strategi-strategi
pembelajaran yang mengaktifkan kognitif siswa, seperti diskusi, simulasi, dan
eksperimen.
Secara keseluruhan, belajar kognitivisme memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang bagaimana belajar dan berpikir manusia. Dengan
memahami proses mental manusia, kita dapat mengembangkan metode
pembelajaran yang lebih efektif dan membantu siswa meraih pemahaman yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai