Oleh:
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh individu, terlebih
lagi pendidikan yang diajarkan sejak dini pada lingkungan keluarga, hal tersebut
sangat lah berpengaruh terhadapan perkembangan pemikiran sebagai fondasi dasar
sebelum anak menerima ilmu pengetahuan umum agar ilmu yang kelak akan
didapatkan dapat dipergunakan sebaik mungkin, agar tercipta generasi penerus bangsa
yang unggul serta peningkatan sumber daya manusia. Pada makalah ini akan dikaji
teori belajar kognitif yang mana teori ini lebih mementingkan bahwa belajar bukan
hanya sekedar untuk memperoleh nilai, namun lebih menekankan bagaimana usaha
tiap individu dalam upaya menggali ilmu pengetahuan didalam lembaga pendidikan
formal maupun non-formal. Aliran kognitif berupaya mendeskripsikan apa yang
terjadi dalam diri seseorang ketika ia belajar serta menaruh perhatian pada peristiwa-
peristiwa internal. Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori belajar kognitif?
2. Bagaimana teori kognitif menurut para ahli?
3. Bagaimana teori kognitif dalam pembelajaran?
4. Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitifistik?
5. Bagaimana contoh kasus pelaksanaan pembelajaran menurut teori kognitif?
3. Tujuan
1. Untuk mengerti lebih jelas mengenai teori belajar kognitif.
2. Untuk mengetahui pemahaman dan pengertian teori kognitif menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui penerapan teori kognitif didalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui contoh dari studi kasus, pelaksanaan pembelajaran menurut
teori kognitif.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori belajar kognitifistik.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Teori Piaget
Perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu :
a. sensory motor
b. pre operational
c. concrete operational, dan
d. formal operational.
3. Teori Vygotsky
Pada teori ini mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi
situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara
orang dan lingkungan, yang mencakup objek artifak, alat, buku, dan komunitas
tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perkembangan kognitif berasal dari situasi social.