Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ANALISIS TEORI BELAJAR KOGNITIF

Oleh:

1. Maylinda Gusti Pradiga (18080324005)


2. Shinta Aulia Damayanti (18080324013)
3. Fransiska Sekar Kinasih (18080324035)
4. Wilda Nurfi Dera Sagita (18080324061)

PRODI S1 PENDIDIKAN TATA NIAGA


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SEMESTER GANJIL 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh individu, terlebih
lagi pendidikan yang diajarkan sejak dini pada lingkungan keluarga, hal tersebut
sangat lah berpengaruh terhadapan perkembangan pemikiran sebagai fondasi dasar
sebelum anak menerima ilmu pengetahuan umum agar ilmu yang kelak akan
didapatkan dapat dipergunakan sebaik mungkin, agar tercipta generasi penerus bangsa
yang unggul serta peningkatan sumber daya manusia. Pada makalah ini akan dikaji
teori belajar kognitif yang mana teori ini lebih mementingkan bahwa belajar bukan
hanya sekedar untuk memperoleh nilai, namun lebih menekankan bagaimana usaha
tiap individu dalam upaya menggali ilmu pengetahuan didalam lembaga pendidikan
formal maupun non-formal. Aliran kognitif berupaya mendeskripsikan apa yang
terjadi dalam diri seseorang ketika ia belajar serta menaruh perhatian pada peristiwa-
peristiwa internal. Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan
bentuk-bentuk representasi yang mewakili obyek-obyek yang dihadapi.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori belajar kognitif?
2. Bagaimana teori kognitif menurut para ahli?
3. Bagaimana teori kognitif dalam pembelajaran?
4. Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitifistik?
5. Bagaimana contoh kasus pelaksanaan pembelajaran menurut teori kognitif?
3. Tujuan
1. Untuk mengerti lebih jelas mengenai teori belajar kognitif.
2. Untuk mengetahui pemahaman dan pengertian teori kognitif menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui penerapan teori kognitif didalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui contoh dari studi kasus, pelaksanaan pembelajaran menurut
teori kognitif.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori belajar kognitifistik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif


Istilah kognitif berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti
mengetahui. Dalam arti yang luas cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan (neisser,1976).Teori belajar kognitif lebih mendeskripsikan
apa yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia belajar. Teori ini lebih menaruh
perhatian pada peristiwa-peristiwa internal. Peristiwa belajar yang dialami manusia
bukan semata masalah respon terhadap stimulus atau rangsangan, melainkan adanya
pengukuran dan pengarahan diri yang dikontrol oleh otak. Dalam aliran kognitif,
penataan kondisi bukan sebagai penyembah terjadinya belajar, melainkan sekedar
memudahkan belajar. Keaktifan individu dalam belajar menjadi unsur yang sangat
penting dan menentukan kesuksesan belajar.
System kognitif mengandalkan input sensoris yang berfungsinya perhatian,
pemrosesan informasi dan beberapa subsistem memori secara memadai untuk
mengonstruksi pengetahuan dan kecakapan. Yang juga penting, system kognitif
berfungsi paling baik jika system-sistem lain emosional, social, fisik atau reflektif
tidak bersaing menarik perhatian. Jika sistem-sistem cenderung bersaing dan bukan
bekerja sama, maka pembelajaran secara drastic akan menurun.
Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-
bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, objek-objek itu
representasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau
lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Pembahasan
tentang belajar kognitif akan dibatasi pada dua aktifitas kognitif yaitu mengingat dan
berfikir.

B. Teori Belajar Kognitif Menurut Beberapa Pakar


1. Teori Lewin
Adanya asosiasi tidak memberikan “motor penggerak” bagi aktifitas mental.
Menurutnya akan selalu ada tegangan yang perlu pada tiap aktifitas belajar
berlangsung sebagai akibat perubahan kognitif. Perubahan kognitif atau
pengetahuan dapat terjadi karena pengulangan situasi perlu diulang-ulang dalan
strukturnya berubah. Hal terpenting bukanlah ulangan itu terjadi melainkan
struktur kognitif yang berubah. Terbukti, daya reksperimen mengenai insight
bahwa terlalu banyak ulangan tidak menambah belajar, sebaliknya menyebabkan
kejenuhan psikologis yang menyebabkan kekaburan dalam struktur kognitif.

2. Teori Piaget
Perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu :
a. sensory motor
b. pre operational
c. concrete operational, dan
d. formal operational.

3. Teori Vygotsky
Pada teori ini mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi
situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara
orang dan lingkungan, yang mencakup objek artifak, alat, buku, dan komunitas
tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa
perkembangan kognitif berasal dari situasi social.

C. Penerapan Teori Belajar Kognitif Didalam Pembelajaran


Penerapan teori belajar kognitif sangatlah penting dalam proses pembelajaran,
baik di lembaga formal maupun non-formal. Dalam proses pembelajaran guru juga
diharapkan untuk memperhatikan tahapan perkembangan kognitif masing masing
peserta didik, karena tidak semua peserta didik memiliki kemampuan yang sama rata.
Salah satu contoh dari penerapan teori belajar yaitu, dalam proses belajar siswa tidak
selalu terkontrol oleh guru dan berpacu pada buku, namun siswa sebaiknya dibimbing
untuk lebih aktif dalam memperoleh dan menggali lebih dalam ilmu pengetahuan agar
ilmu yang diperoleh juga lebih luas. Selain itu guru harus menunjukan minat dan
memiliki pemahaman yang mendalam mengenai kandungan materi yang akan mereka
ajarkan, karena penilaian siswa bergantung terhadap penguasaan materi dan interaksi
yang baik oleh guru. Jika siswa merasa antusias terhadap materinya, antusiasme itu
menular karena dapat mendorong keinginan untuk belajar dan meraih tujuan dari
pembelajaran dengan memperoleh prestasi akademik . Untuk menarik minat para
siswa guru juga diharapkan memiliki metode pembelajaran yang menarik sehingga
guru menjadi perhatian utama. Selain itu belajar akan lebih bermakna apabila materi
yang dipelajari tersebut dipahami daripada dihafalkan.

D. Kekurangan dan Kelebihan Teori Belajar


 Kelebihan :
a. Proses kognitif lebih cenderung aktif dari pada pasif, dapat dilihat dari rasa
ingin tahu yang tinggi yang dimiliki orang-orang terhadap hal baru mengenai
informasi yang belum dimengerti.
b. Proses kognitif berlangsung sangat efisien dan akurat, disebabkan manusia
memiliki kesanggupan untuk mengenal kata-kata baru dan struktur bahasa
yang kompleks.
c. Proses kognitif cenderung lebih efektif, ketika menangani informasi positif
dari pada negative, orang akan lebih mudah memahami bentuk kalimat
pernyataan yang positif (misalnya,”amin adalah anak yang jujur”) dari pada
kalimat negative misalnya, “amin adalah bukan anak yang tidak jujur”.
 Kelemahan :
a. Proses kognitif tidak dapat diamati secara langsung
Tidak seorangpun yang dapat melihat apa yang terjadi didlam pikiran
seseorang yang sedang belajar, membuat kepurtusan, atau memecahkan
masalah.
b. Proses kognitif cenderung dipengaruhi oleh emosi yang tengah dialamii
seseorang.
Secara umum ttugas-tugas kognitif misalnya didalam belajar, mengingat,
membuat keputusan dapat dilakukan dengan lebih efektuf ketika sedang
Bergembira dari pada bersedih.

E. Studi Kasus didalam Teori Belajar Kognitif


Di dalam kehidupan sekolah, pastinya tidak bisa jauh dari mata pelajaran
pendidikan agama. Sejak pertama menempuh pendidikan di sekolah dasar sampai ke
perguruan tinggi pun masih diberi limo pengetahuan tersebut. Dalam studi kasus yang
kami analisis, siswa yang berprestasi baik di dalam mata pelajaran agama, tentu akan
lebih rajin beribadah. Dan dia juga tidak akan segan segan memberi pertolongan atau
bantuan terhadap orang yang membutuhkan. Sebab ia merasa memberi bantuan itu
adalah kebajikan, sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut
berasal dari pemahaman yang mendalam terhadap materi materi pelajaran agama yang
ia terima dari gurunya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori belajar kognitif lebih mendeskripsikan apa yang terjadi dalam diri
seseorang ketika ia belajar, karena di dalam proses belajar melibatkan proses
berpikir yang cukup kompleks dan pada teori ini sangat mementingan proses
belajar daripada hasil yang diperoleh. Ciri khasnya terletak dalam belajar
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-
objek yang dihadapi. Teori ini lebih menaruh perhatian pada peristiwa-peristiwa
internal yakni bagaimana cara individu untuk berupaya menggali ilmu
pengetahuan serta pemahaman tentang situasi yang berkaitan dengan apa yang
telah menjadi tujuan belajarnya, agar menjadi suatu bentuk akhir yang sesuai
dengan peningkatan kemampuan berpikir seorang individu
DAFTAR PUSTAKA

Syah, muhibbin.1995. PSIKOLOGI PENDIDIKAN.Cetakan ketiga.Bandung:PT


Remaja Rosdakarya
Suharnan.2005.PSIKOLOGI KOGNITIF.Cetakan pertama. Surabaya : Srikandi
Baharuddin. 2009. Pendidikan dan psikologi perkembangan.cetakan pertama.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Winkel, w.s. 1996. PSIKOLOGI PENGAJARAN. Cetakan pertama. Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia

Anda mungkin juga menyukai