Disusun oleh :
KELOMPOK 3
FAKULTAS EKONOMI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PEMBAHASAN
Secara umum, pengertian penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau
langkah yang konkrit serta dilakukan untuk memindahkan suatu produk baik itu
berupa barang maupun jasa dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya.
Tujuan utama dari penjualan Ya itu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk
ataupun barang yang dihasilkan produsen dengan pengelolaan yang baik dalam
pelaksanaannya penjualan sendiri tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku
yang bekerja di dalamnya seperti agen pedagang maupun tenaga pemasaran.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlunya stategi untuk melakukan proses
penjualan, diantaranya harus metapkan langkah – langkah proses penjualan
diantaranya :
Langkah - langkah dalam proses penjualan
Definisi approaching :
Proses approach dimulai saat kita bertatap muka dengan prospek dan diakhiri
saat memulai mendiskusikan produk. Pada approach ini kita melakukan ‘build
rapport’. Pada fase ini kita harus memperhatikan penampilan kita. Kita harus
menggunakan baju yang rapi dan terlihat professional. Pada approach, kesan
pertama sangat menentukan tahap berikutnya.
Pada tahap pendekatan, tenaga penjual harus mengerti bagaimana bertemu dan
menyapa pembeli serta menjalin hubungan sebagai permulaan yang baik. Dalam
tahap ini termasuk di dalamnya mengenai penampilan tenaga penjual, cara
memulai pembukaan, dan cara untuk menindaklanjuti. Kelancaran dialek dan
adanya perasaan kesamaan dalam nilai kebudayaan sangat bermanfaat dalam
meningkatkan komunikasi dengan pembeli.
Teknik-Teknik Prospecting
1. Prospecting and Qualifying.
Langkah pertama dalam menjual adalah mengidentifikasi dan mengkualifikasi
prospek. Secara historis, kebanyakan perusahaan akan memberikan tugas
menemukan leads ini kepada tenaga penjualan mereka. Namun sekarang, banyak
perusahaan mengambil tanggungjawab untuk menemukan dan mengkualifikasikan
leads sehingga tenaga penjualan dapat menggunakan waktu mereka untuk
melakukan apa yang dapat mereka lakukan dengan sebaik-baiknya, yaitu: menjual.
Perusahaan dapat memperoleh leads melalui cara-cara berikut:
a. Mencari sumber data (koran, buku telepon) dalam usaha untuk mencari nama-
nama. Perusahaan dapat mendapatkan informasi mengenai perusahaan dan industri
melalui penjual daftar komersial.
b. Membuka kios di pameran perdagangan (trade show) untuk mendorong leads
untuk mampir
c. Mengundang pelanggan yang sudah ada untuk menyarankan nama – nama dari
prospek
d. Mengolah sumber referral yang lain, seperti pemasok, dealer, sales
representatives bukan pesaing, banker, dan eksekutif asosiasi perdagangan.
e. Menghubungi organisasi dan asosiasi dimana prospek berada atau menjadi
anggota di dalamnya
f. Terlibat dalam aktifitas bicara atau menulis yang akan menarik perhatian
g. Menggunakan telepon, surat dan internet untuk menemukan leads
h. Kontak dengan pelanggan prospek tanpa janji temu terlebih dahulu (cold
canvassing). Setelah memperoleh leads, kemudian perusahaan dapat
mengkualifikasikan leads dengan menghubungi mereka melalui surat atau telepon
untuk memperkirakan tingkat ketertarikan dan kapasitas finansial mereka. Leads
ini dapat dikategorikan menjadi hot prospects, warm prospects, dan cool
prospects, dengan hot prospect ditangani oleh tenaga penjual, dan warm prospects
ditangani melalui telemarketing untuk follow-up. Biasanya diperlukan 4 kali
kunjungan pada prospek untuk menyelesaikan sebuah transaksi bisnis.
2. Preapproach.
Pada tahap ini, tenaga penjualan perlu untuk mempelajari sebanyak mungkin
mengenai perusahaan prospek (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam
kebutusan pembelian) dan pembeli dari prospek (bagaimana karakter personal dan
model pembelian). Tenaga penjual harus menetapkan tujuan kunjungan:
mengkualifikasikan prospek, mengumpulkan informasi, melakukan penjualan
secepatnya. Tugas yang lain adalah: menentukan pendekatan kunjungan yang
paling baik, bisa kunjungan personal, telepon atau surat. Timing yang baik juga
harus dipertimbangkan karena banyak prospek sibuk pada jam - jam tertentu.
Akhirnya, tenaga penjual harus merencanakan keseluruhan strategi penjualan untuk
prospek.
3. Approach.
Tenaga penjualan harus tahu bagaimana menyapa pembeli untuk mendapatkan
hubungan sebagai awal yang baik. Tenaga penjual bisa mempertimbangkan
mengenakan pakaian yang setara dengan yang dipakai pembeli; menunjukkan
kesopanan dan perhatian pada pelanggan; dan menghindari tingkah laku yang
mengganggu, misalnya memelototi pelanggan.
4. Presentation and demonstration .
Pada tahap ini, tenaga penjualan memberitahukan mengenai produk kepada
pembeli, dengan menggunakan formula AIDA (attention, interest, desire, action).
Perusahaan dapat memilih 3 tipe presentasi penjualan berikut:
a. Canned approach Pendekatan ini adalah yang tertua, dimana sales berbicara.
Hal ini berdasarkan pada pemikiran stimulus - respon bahwa pembeli pasif dan
dapat didorong untuk melakukan pembelian dengan menggunakan stimulus kata,
gambar, cara dan tindakan yang tepat.
b. Formulated approach Pendekatan ini juga berdasarkan pemikiran stimulus-
respon tetapi pertama-tama mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan gaya
pembelian kemudian menggunakan pendekatan yang telah dirumuskan untuk tipe-
tipe pembeli tertentu.
c. Need - satisfaction approach Pendekatan dimulai dengan mencari kebutuhan
pelanggan yang sesungguhnya dengan mendorong pelanggan untuk lebih banyak
berbicara. Tenaga penjual berperan sebagai konsultan bisnis yang diharapkan
untuk membantu pelanggan menghemat uang atau menghasilkan uang lebih
banyak. Presentasi penjualan dapat dikembangkan dengan alat-alat demonstrasi
yaitu booklet, slide, film, audio, dan kaset video, sampel produk, dan simulasi
menggunakan komputer.
5. Overcoming Objections.
Pelanggan biasanya selalu mengutarakan keberatan selama presentasi atau
ketika ditanya untuk order. Keberatan dapat terdiri dari harga, jadwal pengiriman,
atau karakteristik dari produk atau perusahaan. Untuk mengatasi keberatan ini,
tenaga penjual memelihara pendekatan yang positif, yaitu dengan menanyakan
pembeli untuk mengklarifikasi keberatan, menanyai pembeli dengan cara dimana
pembeli harus menjawab keberatannya sendiri, menolak kevalidan dari keberatan,
atau mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli. Mengatur dan mengatasi
keberatan adalah perluasan keahlian dari negosiasi.
6. Closing.
Beberapa tenaga penjual tidak bisa mencapai tahap ini atau tidak
melakukannya dengan baik.
Ada beberapa teknik menutup penjualan.
a. Mereka dapat meminta order
b. Meringkas point-point persetujuan
c. Menawarkan untuk membantu sekretasisnya menulis order
d. Menanyakan apakah pembeli menginginkan A atau B
e. Membuat pelanggan untuk membuat pilihan minor seperti warna atau ukuran
f. Menunjukkan apa yang akan pelanggan lewatkan bila order tidak dilakukan
sekarang
g. Tenaga penjual dapat menawarkan rangsangan untuk menutup penjualan,
seperti harga spesial, ekstra kuantiti, atau hadiah yang bisa didapat.
7. Following up and maintenance.
Diperlukan untuk mengukur kepuasan pelanggan dan bisnis ulang. Tenaga
penjual harus menjadwalkan untuk melakukan follow-up ketika order pertama
sudah diterima untuk memastikan pelaksanaan, petunjuk dan pelayanan yang
layak. Kunjungan ini akan mendeteksi masalah-masalah yang ada, mengukur
kepuasan pelanggan, dan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin
timbul.
C. Mendiskusikan Pertanyaan Pelanggan Sebelum Melakukan Pembelian
1. Ori atau KW, Gan?
Pertanyaan ini banyak ditujukan kepada seller yang menjual produk bermerek
dan produk ponsel atau barang elektronik lainnya. Originalitas produk bukanlah
sesuatu yang dapat dinilai buyer melalui layar monitor. Ada baiknya seller
mencantumkan keterangan apakah produk yang dijualnya ini orisinil atau
imitasi.
2. Ada warna atau varian lain, Sis?
Pertanyaan ini banyak disampaikan kepada seller produk fashion dan produk
kecantikan lainnya. Misalnya, buyer sering bertanya apakah produk pakaian yang
dijual di toko online memiliki warna lain di luar yang ditampilkan dalam foto.
Agar seller tidak repot menjawab pertanyaan semacam ini, ada baiknya foto
semua warna atau varian produk ditampilkan di toko online.
3. Tolong jelaskan spesifikasinya, dong!
Buyer sering mengajukan pertanyaan ini di saat seller tidak menjelaskan
spesifikasi produk secara lengkap. Penting bagi seller untuk mencantumkan
keterangan produk dengan detil agar buyer mendapatkan semua informasi yang
dibutuhkan sebelum membeli.
4. Harga pas, nih?
Meski beberapa toko online mematok harga pas alias tidak bisa ditawar lagi,
banyak seller yang sering memberikan kesempatan tawar-menawar dengan buyer,
terutama saat seller berjualan di situs jual-beli online atau e-commerce.
Cantumkanlah keterangan apakah harga yang dipatok memang sudah tidak bisa
ditawar lagi atau masih bisa dinegosiasikan.
5. Ada garansi?
Pertanyaan ini sering muncul ketika buyer hendak membeli produk elektronik
beserta perlengkapannya dengan harga yang cenderung mahal. Buyer
membutuhkan garansi apakah produk mahal yang dibelinya memang benar-benar
tahan lama atau tidak. Ada baiknya seller memberikan garansi dalam selama
jangka waktu tertentu setelah buyer membeli produknya.
6. Ada jaminan cashback?
Karena tidak dapat menyentuh produk secara langsung, buyer khawatir kalau-
kalau produk yang dibelinya rusak, tidak sesuai keinginan, atau tidak sesuai
dengan foto yang dilihatnya di toko online. Menghadapi hal semacam ini, seller
bisa memberikan jaminan uang kembali untuk mengutamakan keputasan pembeli.
7. Bisa ditukar?
Senada dengan poin sebelumnya, buyer menginginkan adanya layanan untuk
menukar produk seandainya barang yang diinginkannya tidak sesuai dengan
keinginan. Pertanyaan semacam ini sering ditujukan kepada seller yang berbisnis
pakaian, sepatu, atau kebutuhan sandang lainnya. Alasan buyer ingin menukarkan
produk dengan yang lain biasanya karena ketidaksesuaian ukuran.
8. Pengirimannya lama, nggak?
Buyer tidak dapat langsung memperoleh produk yang dibelinya saat itu juga.
Inilah kekurangan bisnis online dibanding offline. Buyer sering bertanya, kapan
produk yang dipesannya akan sampai. Seller perlu mencantumkan keterangan
jangka waktu pengiriman ke berbagai daerah agar buyer dapat memperkirakan
kapan pesanannya tiba.
9. Berapa ongkir ke rumah saya?
Terkait poin sebelumnya, pertanyaan yang juga sering diajukan buyer adalah
berapa besar biaya pengiriman yang perlu ditanggungnya. Ongkir atau ongkos
kirim juga termasuk ke dalam hal yang dipertimbangkan buyer sebelum membeli.
Jika ongkir terlalu besar, banyak buyer lebih memilih membeli langsung di toko
offline.
10. Beli banyak, dapat diskon, dong?
Tidak hanya dalam bisnis offline, pertanyaan ini juga muncul saat buyer membeli
di toko online. Diskon atau potongan harga adalah sesuatu yang paling ditunggu-
tunggu buyer.
PENUTUP
pengertian penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau langkah yang konkrit
serta dilakukan untuk memindahkan suatu produk baik itu berupa barang maupun jasa dari
produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama dari penjualan Ya itu
mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsen
dengan pengelolaan yang baik dalam pelaksanaannya penjualan sendiri tidak akan dapat
dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja di dalamnya seperti agen pedagang maupun
tenaga pemasaran.
Untuk keberhasilan penjualan terdapat langkah – langkah yang harus dilakukan untuk
mendapatkan hasil seperti yang diinginkan . dan beberapa hal yang harus dilakukan ketika
pelanggan memerlukan bantuan informasi mengenai produk atau jasa yang kita jual .
Maka dari itu perlunya strategi –strategi atau proses penjualan untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan atau seperti yang di harapkan .
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/04/layanan-purna-jual-pengertian-unsur-
unsur-dan-contoh-layanan-purna-jual.html?m=1
http://webmuhammadiyah.blogspot.com/2014/08/pengertian-penjualan-jenis-
penjualan.html
https://gintong.me/2017/10/02/proses-penjualan-era-digital/
https://www.sales1crm.com/blog/mempersonalisasikan-proses-penjualan-untuk-sales-yang-
lebih-baik