Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN PARIWISATA

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTAS PARIWISATA

DI LEVEL PEMERINTAH DAERAH

Dosen Pengampu :

Veni Ravida, SPd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. Mentari Ageng R. 18080324007


2. Shinta Aulia D. 18080324013

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI

PENDIDIKAN TATA NIAGA 2018 A

TAHUN AJARAN 2020/2021


Kata Pengantar

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karenaatas


limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat mengelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul “Makalah
Manajemen Pariwisata”.

Tidak ada gading yang tak retak karenanya saya sebagai penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun
penulisannya. Saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai
masukan maupun saran yang bersifat membengun yang diharapkan berguna bagi seluruh
pembeca.

Kediri, 01 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................
1.3 TUJUAN .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................

BAB III STUDI KASUS .............................................................................................

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................

KESIMPULAN ...............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau hiburan,
dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas tersebut. Pariwisata pada saat ini
merupakan sebuah mega bisnis. Ribuan bahkan jutaan orang mengeluarkan uang,
meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan diri dan
menghabiskan waktu luang. Pariwisata telah menjadi bagian penting dan gaya hidup
di negara-negara maju.
Kodhyat (1998), menyatakan pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat
ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai
usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagaiaan dengan lingkungan
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sementara itu, Murphy (1985),
mendefinisikan sektor pariwisata sebagai keseluruhan dari elemen yang terkait
dengan wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lainnya, yang
merupakan akibat dari perjalanan pariwisata ke daerah tujuan wisata sepanjang
perjalanan tersebut tidak permanen.
Merencanakan dan mengembangkan suatu kawasan pariwisata tidaklah mudah
karena perencanaan pariwisata meliputi proses yang kompleks dengan
mempertimbangkan berbagai pihak. Kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran
serta pemerintah baik pemerintah pusan maupun daerah. Pemerintah bertanggung
jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan daerah atau kawasan pariwisata,
pembangunan fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan
pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian perencanaan pariwisata?
2. Apakah keterlibatan dan tanggung jawab pemerintah daerah perlu dalam
perencanaan pariwisata?
3. Apakah pihak-pihak di level daerah memiliki kepentingan dan keterlibatan dalam
perencanaan pariwisata?
4. Bagaimanakah proses administrasi publik untuk sektor pariwisata di level
pemerintah daerah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pariwisata.
2. Untuk mengetahui perlunya keterlibatan dan tanggung jawab pemerintah daerah
dalam perencanaan pariwisata.
3. Untuk mengetahui pihak-pihak di level daerah yang memiliki kepentingan dan
keterlibatan dalam perencanaan pariwisata.
4. Untuk mengetahui proses administrasi publik untuk sektor pariwisata di level
pemerintah daerah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perencanaan Pariwisata


Perencanaa pariwisata memiliki posisi penting didalam pembangunan image suatu
destinasi. Perencanaan pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu perencanaan dan
pariwisata. Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang sudah
terkoordinasi demi mencapai suatu tujuan tertentu dan juga dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan pariwisata merupakan yang melakukan suatu aktivitas perjalanan berkeliling
dari satu tempat ke tempat lain yang menjadi objek tujuan wisata dengan sebuah
perencanaan yang matang. Sehingga perencanaan pariwisata dapat disimpulkan sebagai
rangkaian, tahapan, dan metode untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan
dimasa yang akan datang.
Kebijakan pariwisata memberikan filsafat dasar untuk pembangunan dan menentukan
arah pengembangan pariwisata di destinasi tersebut untuk masa depan. Sebuah destinasi
dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada
aktivitas wisata. Dalam pelaksanaan pengembangan, perencanaan merupakan faktor yang
perlu dilakukan dan dipertimbangkan. Menurut Inskeep (1991:29), terdapat beberapa
pendekatan yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan pariwisata,
diantaranya:
a. Continous Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan dilihat sebagai
proses yang akan terus berlangsung didasarkan pada kebutuhan dengan memonitor
feed back yang ada.
b. System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan sistem dan perlu
direncanakan seperti dengan tehnik analisa sistem.
c. Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem diatas, dimana
semua aspek dari pengembangan pariwisata termasuk didalamnya institusi elemen
dan lingkungan serta implikasi sosial ekonomi, sebagai pendekatan holistik.
d. Integrated Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem dan keseluruhan
dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai sistem dan keseluruhan
dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai sistem yang terintegrasi
dalam seluruh rencana dan total bentuk pengembangan pada area.
e. Environmental and sustainable development approach, pariwisata direncanakan,
dikembangkan, dan dimanajemeni dalam cara dimana sumber daya alam dan budaya
tidak mengalami penurunan kualitas dan diharapkan tetap dapat lestari sehingga
analisa daya dukung lingkungan perlu diterapkan pada pendekatan ini.
f. Community Approach, pendekatan yang didukung dan dikemukakan juga oleh Peter
Murphy (1991) menekankan pada pentingnya memaksimalkan keterlibatan
masyarakat lokal dalam perencanaan dan proses pengambilan keputusan pariwisata,
untuk dapat meningkatkan yang diinginkan dan kemungkinan, perlu memaksimalkan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan manajemen yang dilaksanakan
dalam pariwisata dan manfaatnya terhadap sosial ekonomi.
g. Implementable Approach, kebijakan pengembangan pariwisata, rencana, dan
rekomendasi diformulasikan menjadi realistis dan dapat diterapkan, dengan tehnik
yang digunakan adalah tehnik implementasi termasuk pengembangan, program aksi
atau strategi, khususnya dalam mengidentifikasi dan mengadopsi.
h. Application of systematic planning approach, pendekatan ini diaplikasikan dalam
perencanaan pariwisata berdasarkan logika dari aktivitas.

Perencanan hendaklah mencakup beberapa tindakan, mulai dai scope yang kecil
sampai pada hal-hal yang luas, dari lokal, regional maupun nasional. Suatu hal yang perlu
diperhatikan ialah ketentuan yang membatasi sehingga dapat menimbulkan pengaruh
terhadap tujuan pariwisata dan mencatat apa yang menjadi kelemahan, kekuatan dalam
mengembangkan daya tarik bagi para wisatawan. Dengan demikian akan diketahui
tindakan apa saja yang perlu digunakan demi kelancaran pariwisata selanjutnya, terutama
melalui kebijakan pemerintah yang banyak membantu perkembangan pariwisata.

2.2. Keterlibatan dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Dalam Perencanaan


Pariwisata
Pemerintah memiliki otoritas untuk menetapkan semua keputusan strategis dalam hal
pembangunan pariwisata. Suatu perencanaan yang akan atau sudah dibuat sangat
mungkin dipengaruhi secara politis oleh kebijakan pemerintah. Damanik dan Weber
(2006) menyatakan bahwa dalam hal pengembangan pariwisata, pemerintah dapat
memainkan peran/bahkan memiliki tanggung jawab dalam hal sebagai berikut :
a. Peraturan tata guna lahan pengembangan kawasan pariwisata.
Pembangunan pariwisata sangat terkait erat dengan pemanfaatan lahan sebagai tempat
pengembangan pariwisata. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan mengenai
penggunanan lahan agar dalam pengembangan pariwisata tidak terjadi masalah sosial.
b. Perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya.
Salah satu dari ukuran keberhasilan pengembangan pariwisata adalah terjaminnya
kelestarian sumber daya yang menjadi daya tarik wisata. Terkait dengan upaya
pengembangan pariwisata berkelanjutan, maka kelestarian lingkungan alam dan
budaya yang menjadi sumber daya pariwisata harus menjadi prioritas.
c. Penyediaan infrastruktur pariwisata.
Pemerintah juga memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam hal penyediaan
infrastruktur pariwisata, karena masalah ini juga memiliki keterkaitan dengan
wilayah/daerah. Kebijakan fasilitas fiskal, pajak, kredit dan ijin usaha; negara
memiliki hak untuk merumuskan kebijakan terkait dengan semua masalah tersebut
yang mempunyai dampak sangat luas.
d. Keamanan dan kenyamanan berwisata.
Pemerintah harus dapat memberikan jaminan keamanan ini pada masyarakat maupun
wisatawan yang datang. Jaminan kesehatan; isu mengenai kesehatan ini sangat besar
pengaruhnya terhadap pembuatan keputusan wisatawan, dan hal ini merupakan
wacana pariwisata internasional.
e. Penguatan kelembagaan pariwisata.
Karena luasnya cakupan pariwisata, pengembangan pariwisata tidak akan bisa
dilaksanakan secara sendiri oleh pengembang pariwisata tanpa melibatkan pihak lain.
f. Pendampingan dan promosi pariwisata.
Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam memperkenalkan produk wisata kepada
negara lain. Dalam pelaksanaannya bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah maupun
bekerja sama dengan pihak pengusaha pariwisata.
g. Regulasi persaingan usaha.
Supaya terjamin adanya persaingan yang baik, diperlukan suatu regulasi. Regulasi
inilah yang menjadi kewenangan pemerintah untuk membuatnya.
h. Pengembangan sumber daya manusia.
Pemerintah punya peran sangat penting dalam hal ini, misalnya dalam membuat
aturan mengenai tata cara pendidikan yang harus dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan khusus pariwisata.

Pemerintah bertanggung jawab atas empat utama yaitu: perencanan daerah atau kawasan
pariwisata, pembangunan fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan
pariwisata, pembuatan dan penegakan peraturan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
peran-peran pemerintah dalam bidang pariwisata tersebut di atas:
a. Perencanaan Pariwisata
Pariwisata merupakan industri yang memiliki kriteria-kriteria khusus, mengakibatkan
dampak positif dan negatif. Untuk memenuhi kriteria khusus tersebut, memaksimalkan
dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan sehubungan dengan
pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan pariwisata yang matang. Dalam
pariwisata, perencanaan bertujuan untuk mencapai cita-cita atau tujuan pengembangan
pariwisata. Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup beberapa hal penting
yaitu:
-  perencanaan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan
berbagai jenis industri yang berkaitan dengan pariwisata.
-  perencanaan penggunaan lahan.
- perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan jalan, bandar udara, dan
keperluan lainnya seperti; listrik, air, pembuangan sampah dan lain-lain.
-  perencanaan pelayanan sosial yang berhubungan dengan penyediaan lapangan
pekerjaan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejastraan sosial, dan.
- perencanaan keamanan yang mencakup keamanan internal untuk daerah tujuan wisata
dan para wisatawan.
b. Pembangunan Pariwisata
Pembagunan pariwisata umumnya dilakukan oleh sektor swasta terutama
pembangunan fasilitas dan jasa pariwisata. Namun, pengadaaan infrastruktur umum
seperti jalan, listrik dan air yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata terutama
untuk proyek-proyek yang berskala besar yang memerlukan dana yang sangat besar
seperti pembangunan bandar udara, jalan untuk transportasi darat, proyek penyediaan air
bersih, dan proyek pembuangan limbah merupakan tanggung jawab pemerintah. Selain
itu, pemerintah juga berperan sebagai penjamin dan pengawas para investor yang
menanamkan modalnya dalam bidang pembangunan pariwisata.
c.  Kebijakan Pariwisata
Kebijakan merupakan perencanaan jangka panjang yang mencakup tujuan
pembangunan pariwisata dan cara atau prosedur pencapaian tujuan tersebut yang dibuat
dalam pernyataan-pernyataan formal seperti hukum dan dokumen-dokumen resmi lainya.
Kebijakan yang dibuat permerintah harus sepenuhnya dijadikan panduan dan ditaati.
Kebijakan-kebijakan yang harus dibuat dalam pariwisata adalah kebijakan yang
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja, dan
hubungan politik terutama politik luar negeri bagi daerah tujuan wisata yang
mengandalkan wisatawan manca negara.
d. Peraturan Pariwisata
Peraturan pemerintah memiliki peran yang sangat penting terutama dalam melindungi
wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman perjalanannya. Peraturan-
peraturan penting yang harus dibuat oleh pemerintah untuk kepentingan tersebut adalah:
- peraturan perlindungan wisatawan terutama bagi biro perjalanan wisata yang
mengharuskan wisatawan untuk membayar uang muka (deposit payment) sebagai
jaminan pemesanan jasa seperti akomodasi, tour dan lain-lain.
- Peraturan keamanan kebakaran yang mencakup pengaturan mengenai jumlah minimal
lampu yang ada di masing-masing lantai hotel dan alat-alat pendukung keselamatan
lainnya.
- Peraturan keamanan makan dan kesehatan yang mengatur mengenai standar
kesehatan makanan yang disuguhkan kepada wisatawan.
- Peraturan standar kompetensi pekerja-pekerja yang membutuhkan pengetahuan dan
keahlian khusus seperti seperti pilot, sopir, dan nahkoda.

Selain itu pemerintah juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam
seperti flora dan fauna yang langka, air, tanah dan udara agar tidak terjadi pencemaran
yang dapat menganggu bahkan merusak ekosistem.

2.3. Pihak-Pihak Level Daerah Yang Memiliki Kepentingan dan Keterlibatan Dalam
Perencanaan Pariwisata
Pariwisata masa kini tidak hanya terkait dalam batas-batas wilayah dalam skala
tertentu. Pariwisata pada masa kini menjadi sangat khas karena melibatkan paduan
budaya dan bentang alam sehingga melibatkan seluruh pihak terkait didalamnya. Pihak-
pihak yang harus terlibat dalam perencanaan pariwisata antara lain :
a. Pemerintah (pusat dan daerah)
Pemerintah merupakan salah satu stakeholder di dalam pengelolaan bidang
pariwisata. Yang memiliki peran sebagai pembuatn berbagai kebijakan tentang
pariwisata pada suatu daerah serta berperan dalam meningkatkan devisa dan
pendapatan asli daerah melalui bidang pariwisata.
b. Komunitas lokal
Sering kali menimbulkan opini bahwa masyarakat lokal bukan termasuk
stakeholders dari pariwisata. Pada dasarnya msyarakat lokal memiliki
pengetahuan tentang fenomena alm dan budaya disekitarnya. Namun mereka tidak
memiliki kemampuan secara finansial dan keterlibatan langsung dalam kegiatan
pariwisata. Masyarakat lokal harus terlibat dalam pariwisata yang juga diharapkan
memberikan peluang dan akses untuk mengembangkan udaha pendukung
pariwisata seperti toko kerajinan, toko cindramata, warung makanan dan lainnya.
Selain itu keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata dapat
dilakukan dengan menyewakan tanahnya kepada operator pariwisata untuk
dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata, bekerja sebagai karyawan,
menyediakan pelayanan jasa kepada operator pariwisata dan membentuk usaha
patungan dengan pihak swasta.
c. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Ada beberapa peran yang dapat dimainkan oleh lembaga swadaya masyarakat
dalam perencanaan pariwisata antara lain :
 Sebagai fasilitator atau penghubung di antara para stakeholders pariwisata,
misal antara industri pariwisata dengan masyarakat lokal.
 Sebagai penggagas pengembangan pariwisata yang berbasisi kerakyatan agar
bisa memperluas tujuan dan mendapatkan dampak konservasi yang lebih
besar.
 Sebagai pelatih dan penyedia sumber informasi yang relevan yang
berhubungan dengan isu pariwisata.
 Sebagai pengawas kinerja pemerintah khususnya departemen yang menangani
kawasan yang dilindungi.
d. Organisasi-organisasi pariwisata
Salah satu organisasi yang ikut dalam partisipasi perencanaan pariwisata
adalah organisasi tata kelola bidang pariwisata yang dapat didasarkan pada
pengelolaan daya tarik wisata yang membutuhkan pengelolaan yang profesional
yang selanjutnya dapat menunjang destinasi wisata. Struktur organisasi tata kelola
ini tergantung pada kebutuhan lembaga yang sedang atau akan dibentuk.
e. Operator bisnis pariwisata
Operator bisnis pariwisata memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan pariwisata. Dalam menjalankan perannya operator bisnis
pariwisata harus menerapkan konsep dan peraturan serta panduan yang berlaku
dalam pengembangan pariwisata agar mampu mempertahankan dan meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan. Operator bisnis yang mempunyai peran sebagai
berikut; biro perjalanan wisata, hotel dan restoran.
f. Konsultan pariwisata
Jasa konsultan pariwisata merupakan usaha yang menyediakan sarana dan
rekomendasi mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, peneliti
dan pemasaran dibidang kepariwisataan. Kegiatan usaha jasa konsultasn
pariwisata ialah studi kelayakan, perencanaan, pengawasan, management dan
penelitian.
2.4 Administrasi Publik Untuk Sektor Pariwisata di Level Pemerintah Daerah
Administrasi publik merupakan usaha kerjasama kelompok dalam suatu lingkungan
publik atau merupakan suatu proses politik dengan memanfaatkan metode-metode
memerintah dalam menajalankan fungsi negara serta berusaha mengorganisir dan
mengkoordinasi sumber daya dan personil publik sehingga menghasilkan suatu kebijakan
publik yang telah diformulasikan, dimplementasikan dan dikelola untuk mencapai
kebutuhan masyarakat.

BAB III
STUDI KASUS

Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah dengan wilayah terbesar di Provinsi Jawa


Timur yang terletak di ujung timur pulau Jawa. Wilayah Banyuwangi membentang dari
dataran tinggi ke dataran rendah dengan kekayaan dan potensi sumber daya alam yang
melimpah. Banyuwangi memiliki daya tarik di sektor pariwisata yang sangat beragam.
Terdapat pemandangan alam seperti pantai, gunung, hutan, taman nasional, dll.
berdasarkan keragaman aset pariwisata yang lebih dominan pada wisata alam, maka
pembangunan pariwisata yang diutamakan adalah eco-tourism atau dengan kata lain
pembangunan pariwisata berwawasan lingkungan dan budaya.
Melihat ilustrasi diatas, dapat dibayangkan bahwa keberadaan sumber daya alam yang
kaya membuat pembangunan pariwisata menjadi mudah. Padahal sebenarnya tidak selalu
demikian karena berbagai masalah dapat timbul. Permasalahan yang muncul antara lain
adalah promosi yang tidak serius, transportasi yang sulit, akomodasi yang kurang
memadai, dan kurangnya infrastruktur pendukung lainnya. Hal ini telah diakui oleh
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Annas bahwa masalah utama dari pembangunan
pariwista di Banyuwangi adalah kendala infrastruktur. (www. Travel. Kompas.com)
BAB IV

KESIMPULAN
Perencanaan pariwisata bertujuan untuk mencapai cita-cita atau tujuan
pengembangan pariwisata. Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup
beberapa hal penting yaitu; perencanaan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk
memacu pertumbuhan berbagai jenis industri yang berkaitan dengan pariwisata,
perencanaan penggunaan lahan, perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan
jalan, bandar udara, dan keperluan lainnya seperti listri, air, pembuangan sampah dan
lain-lain, perencanaan pelayanan sosial yang berhubungan dengan penyedianaan
lapangan pekerjaan.
Pemerintah mempunyai andil besar dalam realisasi ideologi tersebut.
Pemerintah menyentuh hampir semua lapisan stakeholder sepertu masyarakat lokal,
pihak pengembangan, industri, wisatawan, dan lain-lain. Sehingga dalam posisi
strategis ini, hal itu merupakan tugas dan tanggung jawaban pemerintah untuk dapat
menjembatani aspirasi sosial masyarakat dan kebutuhan akan keseimbangan ekologis
atau sumber daya alam setempat.

Anda mungkin juga menyukai