Anda di halaman 1dari 4

2.

Pengertian Perkembangan Kognitif pada peserta didik


Seacara sederhana, Kemampuan kognitif adalah kemampuan anak untuk berpikir
lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan interaksinya dengan
masyarakat dan lingkungan dalam pemecahan masalah. Dengan berkembangnya
kemampuan kognitif ini akan memudahkan peserta didik menguasai pengetahuan umum
yang lebih luas, sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam
Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah satu
aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan
memikirkan lingkungannya.
Psikologi pembelajaran kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak
ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada
dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi
untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan
respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu, Teori psikologi kognitif
memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran,
untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain,
aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan
informasi.
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang anak
terjadi secara bertahap, lingkungan tidak dapat mempengaruhi perkembangan
pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan
tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat
secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah.
Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda dengan
Piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks sosial dan
interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu
pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu
pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah
dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik, misalnya di
masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami bahwa kognitif
atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan
masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan
bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
4. Teori Pembelajaran Menurut Jerome Bruner

Jerome Bruner menganggap, bahwa belajar itu meliputi tiga proses kognitif, yaitu
memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan. Pandangan terhadap belajar yang disebutnya sebagai
konseptualisme instrumental itu, didasarkan pada dua prinsip, yaitu pengetahuan orang
tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan yang dibangunnya, dan
model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang itu.

Pematangan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang ditunjukkan oleh


bertambahnya ketidaktergantungan respons dari sifat stimulus. Pertumbuhan itu tergantung
pada bagaimana seseorang menginternalisasi peristiwa-peristiwa menjadi suatu ”sistem
simpanan” yang sesuai dengan lingkungan. Pertumbuhan itu menyangkut peningkatan
kemampuan seseorang untuk mengemukakan pada dirinya sendiri atau pada orang lain
tentang apa yang telah atau akan dilakukannya.

Ciri khas Teori Pembelajaran Menurut Bruner

Menurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.
Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai
efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan
berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan
memecahkan masalah.

1. Empat Tema tentang Pendidikan


Bruner mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat
ditransformasikan. Perlu diketahui, tidak hanya itu saja namun dalam proses belajar juga
ada empat tema pendidikan yang perlu diperhatikan yaitu:

1. mengemukakan pentingnya arti struktur pengetahuan. Hal ini perlu karena dengan
struktur pengetahuan kita menolong siswa untuk melihat, bagaimana fakta-fakta yang
kelihatannya tidak ada hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain.
2. tentang kesiapan untuk belajar. Menurut Bruner kesiapan terdiri atas penguasaan
ketrampilan-ketrampilan yang lebih sederhana yang dapat mengizinkan seseorang
untuk mencapai ketrampilan-ketrampilan yang lebih tinggi.
3. menekankan nilai intuisi dalam proses pendidikan. Dengan intuisi, teknik-teknik
intelektual untuk sampai pada formulasi-formulasi tentatif tanpa melalui langkah-
langkah analitis untuk mengetahui apakah formulasi-formulasi itu merupaka
kesimpulan yang sahih atau tidak.
4. tentang motivasi atau keinginan untuk belajar dan cara-cara yang tersedia pada para
guru untuk merangsang motivasi itu.

2. Model dan Kategori


Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi. Asumsi pertama adalah
bahwa perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif. Berlawanan dengan
penganut teori perilaku Bruner yakin bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan
lingkungannya secara aktif, perubahan tidak hanya terjadi di lingkungan tetapi juga dalam
diri orang itu sendiri

3. Belajar sebagai Proses Kognitif


Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir
bersamaan. Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu:

1. tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman
baru,
2. tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis
pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin
bermanfaat untuk hal-hal yang lain,
3. evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil transformasi pada tahap kedua tadi
benar atau tidak.
Dalam tahap Proses Kognitif ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi
simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.
Cara penyajian enaktif ialah melalui tindakan, jadi bersifat manipulatif. Dengan cara ini
seseorang mengetahui suatu aspek dari kenyataan tanpa menggunakan pikiran atau kata-
kata. Jadi cara ini terdiri atas penyajian kejadian-kejadian yang lampau melalui respon-
respon motoric. Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara
langsung terlihat dalam memanipulasi(mengotak atik) objek. Misalnya seseorang anak yang
enaktif mengetahui bagaimana mengendarai sepeda.

1. Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal. Pengetahuan disajikan oleh
sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan
sepenuhnya konsep itu. Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan
pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-
gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang
merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. Misalnya sebuah
segitiga menyatakan konsep ke-segitiga-an.
2. Penyajian simbolik menggunakan kata-kata atau bahasa. Penyajian simbolik
dibuktikan oleh kemampuan seseorang lebih memperhatikan pro posisi atau
pernyataan daripada objek-objek, memberikan struktur hierarki pada konsep-konsep
dan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan alternatif dalam suatu cara
kombinatorial. Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran
internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik
yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari
objek-objek yang dimanipulasinya

Dengan demikian Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun dapat


diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual kepada anak, bahkan dalam tahap
perkembangan manapun. Bruner beranggapan bahwa anak kecilpun akan dapat mengatasi
permasalahannya, asalkan dalam kurikulum berisi tema-tema hidup, yang
dikonseptualisasikan untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu:
Berdasarkan uraian di atas teori belajar Bruner, dapat disimpulkan bahwa dalam proses
belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya
masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi,
motivasi, dan minat siswa.

Anda mungkin juga menyukai