Anda di halaman 1dari 5

TEORI KOGNITIVISME

Mata kuliah : Pembelajaran PPKn SD


Dosen pengampu : Eva Oktaviana,M.Pd

Disusun oleh:

Ali Nur Seto 20218600046


Chiga Remadhania 20218600029
Fatma Nur Azizah 20228610058
Winda Rahmadani 20218600022
Windi Rahmadani 20218600021

KELAS 4SDAR
JURUSAN PERGURUAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS STKIP KUSUMA NEGARA
CIJANTUNG
2023
Teori belajar Bruner termasuk dalam teori belajar kognitivisme, yaitu merupakan
teori belajar yang menjelaskan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-
tujuannya. Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang
berlangsung hampir bersamaan. Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam
belajar, yaitu:
1. Tahap Informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau
pengalaman baru.
2. Tahap Transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis
pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang
mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain.
3. Tahap Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil transformasi pada
tahap kedua tadi benar atau tidak.
4. Tahap Enaktif, tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak
secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik) objek.
5. Tahap Ikonik, tahap ini pengetahuan disajikan melalui sekumpulan
gambar-gambar yang mewakili suatu konsep, tetapi tidak mendefinisikan
sepenuhnya konsep itu.
6. Tahap Simbolik, tahap ini dilakukan melalui kegiatan penyajian
berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui
serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak,
berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek
yang dimanipulasinya.
Jerome Bruner menganggap, bahwa belajar itu meliputi tiga proses kognitif, yaitu
memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan.
Pada teori bruner ini seringkali dikenal dengan nama discovery learning yang
pada penerapannya meliputi pembelajaran berbasis lingkungan yang dilakukan
agar anak mempunyai rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya yang pada
prosesnya langsung dilakukan diluar ruangan agar anak dapat langsung
bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses belajar akan
berjalan dengan baik apabila materi pelajaran dapat berkesinambungan atau saling
terkait dengan kognitif yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
  Ausubel juga berpendapat bahwa pendidik juga harus bisa mengembangkan
potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. Itu artinya, bisa
mengasosiasikan sebuah fenomena, pengalaman, dan juga berbagai macam fakta
yang ada di dalam lingkungannya. Menurut Ausubel belajar adalah berdasarkan
jenis proses superordinat, representasi, dan kombinasi yang terjadi selama
penerimaan informasi.
Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua dimensi, yakni:
1. Dimensi pertama yang berhubungan dengan cara penyampaian informasi
atau materi pelajaran dapat dikomunikasikan pada siswa dalam bentuk
belajar penerimaan atau penemuan.
2. Dimensi kedua yang menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan
informasi itu pada struktur kognitif yang sudah ada.
Belajar dengan penemuan yang bermakna, yaitu mengaitkan pengetahuan yang
telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari itu. Atau sebaliknya,
siswa terlebih dahulu menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari
kemudian pengetahuan baru tersebut ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah
ada.
Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, yakni pelajaran yang dipelajari
ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya, kemudian ia hafalkan.
Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna, yaitu materi pelajaran yang telah
tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian
pengetahuan yang baru ia peroleh itu dikaitkan dengan pengetahuan lain yang
telah dimiliki.
Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna, yaitu materi pelajaran yang
telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir,
kemudian pengetahuan yang baru ia peroleh itu hafalkan tanpa mengaitkannya
dengan pengetahuan lain yang telah ia miliki.

Teori kognitif menurut Vygotsky yaitu pengetahuan anak yang diperoleh melalui
kegiatan interaksi sosial antara individu dengan individu atau individu dengan
kelompok dan dalam suatu lingkungan, Teori perkembangan kognitif menurut
Vygotsky dan Jean Piaget adalah berbeda. Teori perkembangan kognitif menurut
Vygotsky yaitu teori dimana anak ketika belajar mendapat pengaruh besar dari
orang tua dan orang – orang di sekitarnya. Karena anak – anak jika diajari oleh
orang tua dan orang – orang yang sudah terlatih maka anak akan lebih memahami
dan mengerti apa yang sedang ia lakukan dan pelajari.
Teori vygotsky adalah teori kognisi sosiobudaya yang memfokuskan bagaimana
perkembangan kognitif diarahkan oleh budaya dan interaksi sosial.
1. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Vygotsky mengistilahkan Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) yaitu
anak yang mendapatkan tugas yang dirasa sulit bagi anak untuk dikerjakan
sendiri. Akan tetapi jika dibantu oleh orang dewasa atau oleh orang yang
terlatih maka anak dapat mengerjakan tugas yang dirasa sulit tersebut.

2. Konsep Scaffolding
Vygotsky menjelaskan tentang perubahan dukungan yang dialami oleh
anak selama proses pembelajaran terkait dengan perkembangan kognitif.

3. Bahasa dan Pemikiran


Menurut Vygotsky, pembicaraan yang dilakukan oleh anak tidak hanya
untuk berkomunikasi saja, melainkan untuk membantu mereka dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Karena dengan menggunakan bahasa
meskipun bahasa yang diucapkan belum sempurna, tapi dengan bahasa
tersebut sudah mewakili apa yang diinginkan atau diutrakan oleh anak.

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, L. (2016, April 3). Perkembangan anak Kognitif Anak Menurut Vygotsky.
Retrieved from
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/lutfinamalia/570114
c3eaafbde01760565f/perkembangan-kognitif-anak-menurut-vygotsky

Ariesta, F. W. (2021, Juli 8). Implementasi Teori Belajar Kognitivisme Dalam


Pandangan Jean Piaget dan Jerome Bruner. Retrieved from
https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/08/implementasi-teori-belajar-kognitivisme-
dalam-pandangan-jean-piaget-dan-jerome-bruner/

Thabroni, G. (2022, April 22). Teori Belajar Ausubel. Retrieved from


https://serupa.id/teori-belajar-ausubel/

Anda mungkin juga menyukai