Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN BAHASA

INGGRIS DALAM PERMAINAN TRADISIONAL

(TAPAK GUNUNG)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir (UAS)

Mata Kuliah Bahasa Inggris SD

Dosen Pengampu : Ibu Nur Hasanah M.Hum

Disusun Oleh :

Chiga Remadhania (20218600029)


Sia Mularsih Fauziah (20218600020)
Zahra Raniah Arrasyid (20218600055)
Nathan Joshep Siahaan (20218600062)

3 SDAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KUSUMA NEGARA

JAKARTA

2023
A. Latar Belakang Permainan Tapak Gunung

Permainan Tapak Gunung merupakan salah satu permaianan tradisional


yang paling populer khususnya di Jakarta. Penyebutan di setiap daerah
berbeda-beda ada yang mengatakan permainan ini dinamakan engklek,
demprak, dan tapak bulan.. Biasanya permainan ini dimainkan di lapangan
tanah atau lapangan semen yang garis-garisnya digambarkan dengan tongkat
(diatas tanah) ataupun kapur (diatas lapangan semen). Biasanya dimainkan 5-
10 orang anak.
Anak- anak memainkan permainan ini di sore hari hingga petang. Daya tarik
permaianan ini adalah keseimbangan dan konsentrasi anak-anak dalam
permaianan. Oleh karena itu permainan ini sangat melatih kemampuan motoric
anak-anak.
CARA BERMAIN

• Hompimpa dan suit untuk menentukan gilaran bermain


• Melempar bite ke kotak yang dituju
• Melompat maju menyebutkan angka dalam Bahasa Inggris
• Saat berbalik arah, menyebutkan warna kotak, warna angka, dan
buah dalam Bahasa Inggris ( sesuai intruksi pengajar )

RULES / PERATURAN

• Tidak boleh membungkuk saat melempar bite


• Bite tidak boleh keluar dari kotak
• Tidak boleh jatuh saat melompat
• Tidak boleh turun kaki
• Tidak boleh salah menyebut
• Teman tidak boleh membantu
• Tidak boleh menginjak kotak yang terdapat bite
B. Analisis Permainan

I. Jumlah Pemain, Kelas Berapa

➢ Dimainkan oleh 5 sampai 10 anak yang dimainkan oleh satu


anak dan bergantian atau bergiliran
➢ Berada di kelas rendah (kelas 2 dan 3)

II. Kelebihan Permainan Tapak Gunung


a. Tidak memerlukan biaya sama sekali
b. Melatih kendali, ketangkasan, dan keseimbangan gerakan
tubuh saat melompati kotak.
c. Melatih keterampilan motorik kasar, termasuk berlari,
melompat, dan melompat.
d. Melatih kemampuan reka visual

e. Meningkatkan kemampuan motor planning (perencanaan gerak).

III. Kekurangan Permainan Tapak Gunung

a. Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat


menimbulkan kericuhan.
C. Kesimpulan dan Penutup

Para pemuda dan anak-anak jarang sekali melestarikan

budaya tradisional Indonesia, jarang sekali mereka mengenal lebih dekat

dengan permainan tradisional. Mungkin jika dihitung dari milyaran remaja

di Indonesia, pasti cuma sedikit yang mengenal permainan tradisional.

Peran orang tua juga sangat penting dalam mengembangkan

budaya tradisional pada anak-anak saat ini, agar mereka tidak hanya bermain

terus menerus dengan gadget, padahal permainan tradisional lebih seru jika

dibandingkan dengan gadget.

Alasan memilih permainan tapak gunung untuk penelitian ini yaitu:

Untuk memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak

Sebagai wujud dari pelestarian warisan budaya, permainan ini juga mudah

Dipahami dan dapat dilakukan dimanapun, sebagai media untuk kembali


bersosialisasi dengan teman-teman yaitu dengan bermain bersama-sama
sehingga dapat mengembangkan sosio-emosional pada anak, permainan ini
juga dapat memacu peserta didik untuk belajar disiplin dan taat kepada
peraturan, serta dapat mengembangkan perkembangan fisik motorik anak.
Peneliti menganggap bahwa permainan tradisional tapak gunung adalah
media yang efektif, karena dalam proses bermainnya sangat bagus bagi anak
dari segi afektif dan psikomotor.
FOTO BERSAMA

Anda mungkin juga menyukai