Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI PERMAINAN DOLANAN ANAK LOMPAT TALI MELALUI

TRI PUSAT PENDIDIKAN

“Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dolanan Anak”

Dosen Pengampu: Arya Dani Setyawan,M.Sn

Oleh

Atikah Adiyani (2018015305)

Kelas 7H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2020
PENDAHULUAN
Permainan tradisional adalah sebuah permainan turun temurun dari nenek moyang
yang didalamnya mengandung berbagai unsur dan nilai yang memiliki manfaat besar bagi
yang memainkannya. Menurut James Danandjaja, permainan tradisional adalah salah satu
bentuk permainan anak-anak yang beredar secara lisan di antara a nggota kolektif tertentu,
berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Jika
dilihat dari akar katanya permainan tradisioanl tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh
suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan
manusia(anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan (Azizah:2016:284). Permainan
tradisional sudah tumbuh dan berkembang sejak zaman dahulu. Setiap daerah memiliki jenis
permainan tradisional yang berbeda.
Pada zaman dahulu permainan dijadikan sebagai sarana rekreasi untuk mencapai
kesenangan. Permainan tradisional dipercaya mengandung nilai luhur yang diciptakan oleh
nenek moyang sebagai sarana pembelajaran bagi anak-anak. Permainan tradisional dipercaya
mengandung nilai luhur tabg diciptakan oleh nenek moyang sebagai sarana pembelajaran
bagi anak-anak. Permainan tradisional merupakan salah satu aktivitas penting sebagai sarana
belajar bagi anak-anak pada masa dahulu, permainan tradisional tidak bisa dibiarkan hilang.
Permainan tradisional adalah suatu aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak-anak sejak
zaman dahulu dengan aturan-aturan tertentu guna memperoleh kegembiraan. Permainan
tradisional memiliki kandungsn nilai dan manfaat yang tersimpan di dalamnya dan dapat
memberikan efek positif bagi siapa saja yang memainkannya.
Permainan tradisional atau dolanan anak memiliki banyak sekali jenisnya. Di era
milenial seperti ini dolanan anak atau permainan tradisional semakin jarang diminati anak-
anak. Permainan tradisional merupakan sebuah permainan yang dimainkan secara tradisional
tanpa menggunakan keahlian teknologi. Bermain merupakan suatu fenomena yang sangat
menarik perhatian para pendidik, psikologi, ahli filsafat dan banyak orang lagi sejak beberapa
dekade yang lau. Mereka tertantang untuk lebih memahami arti bermain dikaitkan dengan
tingkah laku manusia. Bermain benar-benar merupakan pengertian yang sulit dipahami
karena muncul dalam beraneka ragam bentuk. Bermain itu sendiri bukan hanya tampak pada
tingkah laku anaktetapi pada usia dewasa bahkan bukan hanya dewasa. Bermain dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbnagkan
hasil akhir. Bermain bagi anak berkaitan dengan peristiwa, situasi, interaksi, dan aksi.
Bermain mengacu pada aktivitas seperti beraku pura-pura dengan benda soisodrama, dan
permainan yang beraturan. Bermain berkaitan dengan tiga hal, yaitu keikutsertaan dalam
kegiatan, aspek, afektif, dan orientasi tujuan.
Salah satu permainan yang masih populer di daerah Purworejo yaitu lompat tali.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan dan darimana permainan ini berasal. Namun,
permainan lompat tali sudah muncul sejak Belanda menjajah Indonesia. Tetapi, ada pula yang
mengatakan bahwa asal pemainan lompat tali dari benua Eropa yang kemudian menyebar ke
benua-benua lainnya termasuk di benua Asia Tenggara yakni tepatnya Indonesia.
Lompat tali merupakan permainan tradisional yang sangat populer dikalangan anak-
anak pada era 80-an. Permainan lompat tali dimainkan secara bersama-sama oleh 3 hingga 10
anak. Peralat yang digunakan dalam permainan lompat tali sangat sederhana yaitu, karet
gelang yang dijalin hingga panjangnya mencapai sekitar (3 sampai 4 meter) tidak terlalu
panjang ataupun pendek. Lompat tali merupakan permainan populer di kalangan anak
perempuan, namun tak jarang ada pula anak laki-laki yang tertantang memainkan permainan
ini. Permainan lompat tali membutuhkan ketrampilan khusus karena harus melompati tali
yang terbuat dari jalinan karet gelang sepanjang 2 hingga 4 meter. Dalam permainan lompat
tali ini ada kesepkatan yang mereka sepakati bersama. Semua harus melompati karet
berdasarkan tingkatan-tingktan tertentu. Dimulai dari ketinggian satu lutut, kemudian
dilanjutkan ke ketinggian selangkangan, pinggang atau pusar, dada, pundak, telinga, atas
kepala dan terakhir umumnya setnggi sejengkal di atas kepala. Semua dilakukan bertahap
dari tahapan tingan hingga ke tertinggi.
Di Indonesia sendiri permainan ini banyak dijumpai diberbagai daerah namun dengan
nama yang berbeda-beda. Misalnya seperti Yeye, Tali Merdeka, Lompatan, Lompat Tali,
Ubeng-Ubengan, dan lain-lain. Ini dari permainan lompaat tali adalah melompat tali karet
yang tersimpul. Penanaman pada permainan ini pun ada kaitannya dengan tingkah laku atau
perbuatan yang dilakukan oleh pemain itu sendiri, khususnya pada lompatan terakhir. Pada
lompatan terakhir, biasanya tali karet akan direnggangkan oleh pemegangnya setinggi
kepalan tangan yang diacungan ke udara oleh pemegang karet.
Dalam permainan lompat tali ini tentunya ada manfaat untuk melatih motorik dan fisik
anak. Anak yang bermain lompat tali bisa berolahraga sembari bermain dengan ceria.
Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan
anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat
mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan. Kelenturan serta
ketepatan koordinasi tangan dan mata. Mengembangkan motorik sangat diperlukan anak agar
mereka dpat tumbuh dan berkembang secara optimal. Seefel menyatakan bahwa ketrampilan
motorik dibagi menjadi 3 yaitu: a. Ketrampilan lokomotorik (berjalan, berlari, meloncat,
meluncur), b. Ketrampilan nonlokomortorik (menggerakkan bagian tubuh dengan anak diam
di tempat), mengangkat, mendorong, melengkung, berayun, menarik, c. Ketrampilan
memproyeksi dan menerima/menangkap benda, menangkap dan melempar.
Tahapan tantangan yang dalam permainan dapat memacu anak untuk mempunyai
semangat dan sportivitas. Selain itu permainan ini karena dilakukan secara berkelompok juga
dapat melatih anak untuk bersosialisasi antar teman sebaya. Dalam proses pembelajaran
kegiatan permainan lompat tali, guru juga menggali pengetahuan anak sejauh mana anak
dapat paham dan mengenal macam permainan tradisional. Melalui kegiatan permainan
lompat tali ini dapat mengembangkan beberapa aspek perkebangan anak sesuai dengan teori-
teori yang sudah di jelaskan di atas, terutama dalam aspek fisik motorik anak. Dimana ketika
anak sama sekali tidak mau ergerak dalam artian pendiam, setelah mengikuti permainan ini
dengan sendirinya tubuh anak akan bergerak, mulai dari tangan, kaki, dan seluruh badan.
Pada dasarnya ketrampilan motorik setiap orang berbeda-beda tergantung pada banyaknya
gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsur yang dikebangkan dalam
kebugaran-jasmani pada perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh,
keterampilan, dan kontrol motorik.
Permainan tradisional memiliki ciri-ciri seperti berikut memerlukan lapangan/bahan yang
luas, dimainkan banyak orang, menggunakan bahan-bahan dari alam, melibatkan aktivitas
fisik-motorik. Manfaat bermain lompat tali menurut Keen Achroni yaitu sebagai berikut
memberikan kegembiraan pada anak, melatih semangat kerja keras anak-anak untuk
memenangkan permainan dengan melompati berbagai tahap ketinggian tali, melatih
kecermatan anak karena untuk dapat melompati tali (terutama pada posisi-posisi tinggi),
melatih motorik kasar anak, yang sangat bermnafaat untuk mmebentuk otot yang padat, fisik
yang kuat dan sehat, serta mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Permainan yang
dimainkan dengan lompatan-lompatan ini juga bermanfaat menghindarkan anak dari risiko
mengalami obesitas, melatih keberanian anak dan mengasah kemampuannya untuk
mengambil keputusan. Hal ini karena untuk melompati tali dengan ketinggian tertentu
membuthkan keberanian untuk melakukannya. Anak juga harus mengambil keputusan
apakah akan melompati atau tidak, menciptakan emosi positif bagi anak. Sebab ketika
bermain lompat tali, anak bergerak, berteriak, dan tertawa, menjadi media bagi anak untuk
bersosialisasi, membangun sportivitas anak, pembelajaran mengenai sportivitas ini diperoleh
ketika harus menggantikan posisi memegang tali ketika ia gagal melompati tali.
Sedangkan menurut sehatq.com manfaat permainan lompat tali untuk anak yaitu
meningkatkan keseimbangan, meningkatkan kekuatan otot, menurunkan berat badan,
meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan suasana hati, mengembangkan kemampuan
otak, menumbuhkan keberanian, meningkatkan ketrampilan dan kesehatan mental. Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya permainan lompat tali merupakan
permainan tradisional yang perlu dilestarikan karena permainan lompat tali dapat digunakan
sebagai media pembelajaran efektif dan dapat menyenangkan anak. Tidak lain dapat
mempengaruhi perkembangan fisik motorik anak, khususnya perkembangan motorik
kasarnya. Dengan menerapkan permainan lompat tali ini orang tua dan guru dapat
menstimulus aspek-aspek perkembangan motorik kasar pada anak. Tidak hanya itu, lompat
tali juga suatu kegiatan bermain yang baik bagi tubuh. Lompat merupakan gerakan yang
dapat menggunakan rintangan atau jarak sesuai dengan kemampuan anak. Permainan ini
dapat dilakukan dengan cara berlari sambil melompat untuk melatih kekuatan dan
keseimbangan otot-otot anak. Dengan banyaknya manfaat yang diberikan, maka dukunglah
anak-anak untuk bermain lompat tali. Permainan ini akan membuatnya bersenang-senang
apalagi jika dilakukan bersama teman-temannya. Lakukan permainan tersebut di tanah yang
datar tanpa hambatan banyak batu ataupun benda tajam. Selain itu ajari juga anak untuk
melompat dengan baik dan benar supaya tidak cidera.
Dalam konsep ajaran ketamansiswaan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara
mengenai Tri Pusat Pendidikan yang merupakan sistem pendidikan tamansiswa yang
dilakukan dalam perguruan tinggi yang memusatkan pada lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Penerapan tri pusat pendidikan pada permainan
tradisional lompat tali pertama pada lingkungan keluarga. Semua pihak harus saling
bekerjasama dan keterkaitan. Tidak hanya satu pihak saja yang bekerja pihak sekolah juga
membutuhkan dukungan dari berbagai lingkungan seperti lingkungan keluarga dan
masyarakat.pendidikan tidak hanya berjalan di lingkungan sekolah saja.
Lingkungan keluarga berupa pendidikan budi pekerti, keagamaan, dan kemasyarakatan.
Permainan lompat tali di lingkungan keluarga yaitu mengajarkan tentang kerjasama, tolong
menolong, dan kekompakan. Pada permainan lompat tali diumpamakan seperti lingkungan
keluarga bahwa didalam keluarga kita harus saling tolong menolong antar anggota keluarga.
Selain itu sesama anggota keluarga juga harus saling bekerjasama baik dalam hal
membereskan rumah, membantu pekerjaan rumah, dan lain-lain. Selain di lingkungan
keluarga, penerapan nilai pada permainan lompat tali juga dapat diterapkan di lingkungan
sekolah. Pada permainan lompat tali dilingkungan sekolah kita diajarkan untuk saling tolong
menolong baik sesama teman maupun dengan guru, selian itu juga diajarkan untuk
bekerjasama daam hal kebaikan seperti membersihkan ruang kelas, piket bersama,
mengerjakan tugas bersama. Di lingkungan sekolah permainan lompat tali juga dapat
dilakukan sebagai salah satu bentuk olahraga dan untuk melatih kelincahan dan ketangkasan.
Dapat juga permainan lompat tali digunakan sebagai sarana hiburan ketika siswa sedang jam
istirahat sebagai hiburan yang dapat membuat siswa menjadi senang. Di lingkungan
masyarakat permainan lompat tali juga memberikan banyak sekali manfaat seperti dapat
menambah rasa bersosialisasi antar anak. Dengan mereka bermain akan membuat mereka
bersosialisasi baik dengan teman maupun dengan lingkungan masyarakat. Diajarkan juga
untuk saling rukun dan kompak selalu seperti membersihkan lingkungan bersama.
PEMBAHASAN
Permainan anak di daerah Purworejo Jawa Tengah tepatnya di desa Tegalrejo, Kecamatan
Grabag, Kabupaten Purworejo permainan tradisional lompat tali masih dilakukan oleh anak-
anak daerah setempat meskipun sudah tidak sesering dahulu. Anak-anak zaman sekarang
lebih sering bermain dengan gedgetnya masing-masing atau jikalau mereka kumpul mereka
jarang memainkan permainan tradisional mereka lebih sering bermain game online bersama.
Permainan lompat tali ini biasanya dilakukan ketika mereka sedang sekolah di jam istirahat
atau di jam waktu luang. Selain itu biasanya mereka melakukannya saat pulang dari sekolah.
Anak-anak biasanya bermain lompat tali sekedar untuk hiburan dan kesenangan mereka tanpa
mereka sadari banyak sekali manfaat yang mereka dapatkan ketika mereka bermain lompat
tali tersebut. Selain mendapatkan kesenangan mereka juga mendapatkan manfaat lain seperti
melatih kelincahan, melatih ketanggapan, dan masih banyak lagi. Waktu bermain lompat tali
ini tidak mereka tentukan. Terkadang mereka dapat bermain selama berjam-jam namun juga
hanya beberapa menit. Mereka biasanya bermain secara berkelompok terkadang juga
individu.
Apabila mereka bermain berkelompok akan ada kelompok yang bertugas dan ada
kelompok yang bermain. Jika mereke bermain secara individu maka setiap kita kalah maka
kita jaga dan urutan untuk bermain lagi tergantung jika ada teman lainnya yang kalah lagi.
Karena alat dan bahan untuk bermain lompat tali hanyalah karet biasanya karet ini mereka
beli secara bersama-sama atau ada juga anak yang memiliki sendiri. Karet biasanya dibuat
oleh mereka sendiri dengan cara mengambil 2 karet terlebih dahulu, selanjutnya meletakkan
karet kedua setengah atau di tengah-tengah dari karet pertama, tarik sisi karet kedua kedalam
karet pertama sehingga bertemu dengan sisi kanan karet kedua, selanjutnya tinggal
memasukkan karet selanjutnya di tengah karet kedua, lakukan hal tersebut seterusnya sampai
selesai.
Di daerah sekitar permainan lompat tali ini dapat dilakukan oleh siapaun tidak hanya
anak-anak saja. Anak-anak pun tidak terpatok pada usia mulai usia enam atau tujuh taun
sudah dapat bermain lompat tali ini. Bermain lompat tali ini sangatlah mudah hanya dengan
merentangkan tali yang dioegang oleh 2 orang di setiap ujugnya. Setelah itu kita tinggal
melompat sesuai ketinggian yang dimulai dari mata kaki, lutut, pinggang, dsb sampai dengan
diatas kepala. Apabila ada pemain yang terjerat atau mengenai karet maka mereka kalah dan
harus bergantian memegang talinya. Apabila semua pemain telah berhasil menyelesaikan
lompatan dari awal hingga akhir maka permainan akan kembali lagi dari tingkatan yang
paling bawah.
Permainan lompat tali ini mengandung banyak sekali nilai yang utama yaitu nilai sosial
buday. Permainan tradisional memiliki arti tersendiri dalam menanamkan sikap, ketrampilan,
dan perilaku pada anak. Permainan tradisional juga mengandung nilai luhur seperti nilai
agama, edukatif, norma dan etika yang kesemuanya akan bermanfaat pada kehidupan kelak.
Permainan lompat tali memiliki banyak sekali nilai seperti a. Nilai toleransi, b. Nilai disiplin,
c. Nilai kerja keras, d. Peduli lingkungan, e. Peduli sosial, f. Tanggaungjawab, g.
Kekompakan dan kerjasama, dan masih banyak lagi.
Hasil penelitian menjukkan bahwa nilai-nilao pembangun karakter anak dalam permainan
tradisional lompat tali yaitu a.religius permainan lompat tali imuali anak-anak selalu
mengundi permainan dengan kalimat hompimpalaiyumgambreng yang artinya Tuhan
kembali ke Tuhan marilah kita bermain, mengajarkan kepada pemain untuk berdoa, psrah,
dan menyakini atas kekuasaan Tuhan, b.jujur setiap pemain dalam permainan tradisional
dituntu untuk melakukan permainan sesuai dengan aturan main yang sudah disepakati.
Dalam permainan lompat tali pelompat tidak boleh menginjak tali karet an apabila menginjak
maka berganti pemegang tali, c.toleransi karena pada dasarnya permainan lompat tali untuk
dapat menghargai pemain yang lain seperti yang menang menghargai pemain yang kaah
begitu juga sebaliknya dalam permainan ini tidak memandang hal yang berkaitan dengan
ksata agama dan lain-lain, d.disiplin pada permainan lompat tali ditunjukkan secara tidak
langsung saat pemain bersedia untuk mentaati aturan main yang sudah disepakati selain itu
pemain bersedia mengantri menunggu giliran main, e.kerjakeras pada permainan ini
tercermin dari semnagat para pemain yang berusaha agar dapat melompati tali karet dengan
berbagai macam ketinggian, f.cinta tanah air yaitu dengan ikut melestraikan kebudayaan
banga Indonesia, g.kreatif pada permainan ini tercermin dari gerakan-gerakan yang
bermacam-macam, h.bersahabat yang dapat dilihat dari perminan ini membutuhkan banyak
anak sehingga mau tidak mau mereka harus bersosialisasi dan saling berkomunikasi satu
sama lain. Dan masih banyak lagi nilai yang terdapat pada permainan lompat tali ini.
Kita sebagai generasi muda generasi penerus bangsa harus dapat melestarikan budaya
Indonesia terutama budaya daerah sendiri. Hal itu dapat dilakukan dengan sering
melaksanakan atau mengikuti permainan lompat tali ini, sering mengajak anak-anak untuk
bermain ini sehingga mereka tidak hanya mengetahui permainan modern saja, mengadakan
acara seperti festival permainan tradisional setiap tahunnya sehingga siswa tidak lupa dan
ikut melestarikan permainan tersebut, tidak terpengaruh oleh budaya asing dan tidak ikut
melaksanaka kegiatan yang tidak berbau budaya asing. Masih banyak sekali hal yang dapat
kita lakukan untuk melestraikan budaya daerah sendiri kita harus melestraikannya mulai dari
sekarang.
PENUTUP
Permainan anak lompat tali merupakan salah satu permainan tradisional yang
dilakukan menggunakan karet. Cara bermain lompat tali sangat mudah hanya dengan
melompat pada karet yang telah direnggangkan tanpa mengenai batas karetny. Lompat tali
mengandung banyak sekali nilai seperti nilai relgius, niali kebersamaan, nilai kreatif,
kerjakeras dan masih banyak lagi. Menfaat dari bermain lompat tali ini tidak hanya untuk
bersenang-senang dan membuat hati gembira saja namun bermain lompat tali dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesehatan, dan dapat juga melatih motorik
kasar pada anak. Setiap daerah memiliki perbedaan pada penyebutan nama seperti Yeye, Tali
Merdeka, Lompatan, Lompat Tali, Ubeng-Ubengan, dan lain-lain. Penerapan nilai
ketamansiswaan pada permainan lompat tali yaitu Tri Pusat Pendidikan seperti keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Banyak sekali penerapan nilai pada permainan lompat tali yang
dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Melinda. (2017). Eksistensi Permainan Tradisional. Purwokerto: FKIP UMP.


Mu'mala, K. A. (2019). Optimalisasi Permainan Lompat Tali dalam Mengembangka Motorik
Kasar Anak. Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 58-66.
Rahmawati, D. (2020, Mei 25). Sehatq.com. Retrieved from
http://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/artikel/murah-dan-sederhana-ini-
manfaat-permainan-lompat-tali-untuk-anak/amp
Rhoudotul Jannah, d. (2020). Nilai-nilai Pengembangan Karakter Dalam Permainan Anak
Tradisional Using Banyuwangi. permainan Anak Tradisional Using dalam
Pembangunan Karakter Anak, 5-6.
Tasropi. (2020, Juli 29). Jawa Pos. Retrieved from www.radarsemarang.id:
http://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-guruku

Anda mungkin juga menyukai