Anda di halaman 1dari 7

Tugas Individu

PSIKOLOGI BERMAIN
“ Permainan Tarik Tambang ”

OLEH :

KIKI ANDI KAROS TS.


( A1Q1 16 114 )

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
TUGAS PSIKOLOGI BERMAIN
“ Permainan Tarik Tambang ”

Sumber : https://id.lovepik.com/image-400967722/children-of-tug-of-war.html

A. Deskripsi Permainan
Permainan ini merupakan permainan tradisional di Indonesia.
Permainan ini sering diperlombakan dalam rangka perayaan hari Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Setiap 17-an, ada permainan tarik
tambang, panjat pinang, dan sebagainya. Namun, permainan ini juga sering
dilakukan anak-anak di sekolah pada hari-hari biasa. Seperti namanya,
dibutuhkan sesuatu untuk ditarik dalam permainan ini, yaitu tali tambang. Tali
yang digunakan biasanya tali nilon berukuran besar, seperti tali timba. Tiap
anak berdiri memegang ujung tali. Kelompok ujung tali yang satu dengan
ujung satunya diharapkan sama banyaknya. Untuk menentukan tim tarik
tambang bisa dilakukan dengan hompimpa. Jika bertanding tarik tambang
melawan tim sekolah lain, sebaiknya pilihlah anggota tim yang kuat dan
punya keahlian. Di antara tali yang ditarik diberi tanda batas. Barang siapa
melewati garis batas yang telah ditentukan, tim tersebut dianggap kalah.
Pada saat tarik tambang, kadang ada yang terjatuh berguling sehingga
mengundang tawa para pemain dan penonton. Permainan ini menuntut
sportivitas dan kerja sama dalam tim (Yulita, 2017).
Cara permainan tarik tambang ini cukup mudah. Pertandingan tarik
tambang melibatkan dua regu, dengan 5 atau lebih peserta. Dua regu
bertanding dari dua sisi berlawanan dan semua peserta memegang erat
sebuah tali tambang. Di tengah-tengah terdapat pembatas berupa garis.
Masing-masing regu berupaya menarik tali tambang sekuat mungkin agar
regu yang berlawanan melewati garis pembatas. Regu yang tertarik melewati
garis pembatas dinyatakan kalah. Taktik permainan terletak pada
penempatan pemain, kekuatan tarik dan pertahanan tumpuan kaki di tanah.
Pada umumnya pemain dengan kekuatan paling besar ditempatkan di ujung
tali, untuk menahan ujung tali saat bertahan atau menghentak pada saat
penarikan (Wikipedia).

B. Analisis Aspek Perkembangan


Permainan tarik tambang sebagaimana yang telah dideskripsikan
diatas tentu memiliki pengaruh terhadap aspek-aspek perkembangan,
khususnya jika dimainkan oleh usia anak-anak. Berikut ini beberapa aspek
perkembangan yang ada dalam permainan tarik tambang tersebut :
1. Aspek Fisik
Di lihat dari aspek fisik, anak-anak yang sering bermain tarik
tambang akan membantu meningkatkan kekuatan fisik tubuhnya. Kita
tentu tahu bahwa permainan ini membutuhkan kekuatan fisik untuk bisa
memenangkan permainan, mulai dari kekuatan tangan untuk menarik tali
dan juga kekuatan kaki untuk bisa menahan agar posisi tubuh tidak
sampai tertarik ke depan hingga harus mengalami kekalahan. Permainan
ini juga dapat melatih motorik anak karena banyak menggunakan gerakan.
2. Aspek Emosional
Dari aspek emosional, permainan tarik tambang juga memiliki
pengaruh bagi anak-anak. Dengan permainan berkelompok seperti tarik
tambang ini, anak akan mengasah emosinya sehingga timbul toleransi
dan empati terhadap orang lain, kesabaran, kejujuran, rasa nyaman dan
terbiasa dalam kelompok.
3. Aspek Sosial
Sementara dari aspek sosial, permainan tarik tambang cukup
berpengaruh. Hal ini dikarenakan tarik tambang adalah permianan yang
membutuhkan kekompakkan dan kerja sama dalam tim. Sebuah tim akan
berusaha sekuat mungkin agar bisa memenangkan permainan.
Permainan ini menjadikan anak untuk berperan melatih kepercayaan
pada teman dan melatih kekuatan serta tanggung jawab diri sendiri. Jika
seorang anak tidak memainkan peran tersebut, maka aspek sosial tidak
dapat berjalan. Permainan tarik tambang dapat mengajarkan anak untuk
bekerjasama dan bersosialisasi dengan teman sepermainan. Dari proses
bekerjasama, bersosialisasi dan interaksi bermain, anak-anak telah
belajar mengenai, kekompakan, kekuatan, kemandirian, tanggung jawab,
kepercayaan diri, keberanian, dan dapat mengenal aturan-aturan dalam
bermain.
4. Aspek Bahasa
Perkembangan aspek bahasa juga tidak kalah penting. Melalui
permainan tarik tambang, selain memerlukan kekuatan fisik juga
membutuhkan komunikasi dalam sebuah tim agar bisa memenangkan
permainan. Komunikasi ini dilakukan salah satunya dengan bahasa
(verbal) dan juga non verbal. Anak-anak akan mencoba menyusun
strategi permainan dengan berkomunikasi terlebih dahulu, misalnya siapa
yang akan menempati posisi di depan, tengah, dan belakang. Selain itu,
lewat bahasa juga anak-anak bisa lebih bersemangat dalam bermain.
Biasanya anak-anak akan berteriak untuk bisa saling menyemangati satu
sama lain, dan secara tidak langsung hal tersebut justru semakin
meningkatkan kekuatan mereka.
5. Aspek Kognitif
Kemudian yang terakhir adalah aspek kognitif. Secara umum
disetiap permainan tentu membutuhkan strategi berpikir, termasuk dalam
hal ini adalah permainan tarik tambang. Melalui permainan tarik tambang,
anak-anak akan belajar bagaimana cara menyusun strategi agar mereka
bisa memenangkan permainan. Dan ini tentu adalah upaya untuk melatih
peran otak atau kognitif mereka, salah satunya terkait proses pemecahan
masalah atau problem solving. Artinya, dalam permainan tarik tambang,
anak-anak tidak hanya dituntut untuk memiliki fisik yang kuat, tetapi juga
strategi berpikir yang baik.

C. Identifikasi Permainan
Permainan tarik tambang sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
merupakan jenis permainan yang melatih kekuatan fisik dan otot manusia,
serta melatih kekompakkan dan kerja sama tim. Permainan tarik tambang ini
dapat digunakan sebagai terapi bermain untuk beberapa jenis gangguan atau
permasalahan psikologis. Salah satunya yaitu anak dengan gangguan
motorik seperti tuna daksa dan cacat fisik lainnya. Sebagaimana diketahui
bahwa anak yang mengalami gangguan motorik adalah seseorang yang
memiliki kelainan fisik dan gangguan fungsi fisik. Kelainan fisik merupakan
berbagai kelainan bentuk tubuh yang berhubungan dengan tulang, sendi dan
otot. Misalnya mereka yang menyandang kelainan amputie, kelainan bentuk
tubuh dan organ gerak, serta dislokasi sendi. Sedangkan gangguan fungsí
fisik adalah seseorang yang memiliki kondisi fisik normal tetapi memiliki
fungsi fisik yang terganggu atau motoriknya terganggu. Misalnya penyandang
polio dan cerebral palsy (Choiri, 2008).
Anak dengan gangguan motorik tersebut dapat diberikan berbagai
macam terapi untuk melatih kemampuan geraknya. Salah satunya yaitu
dengan terapi fisik atau physio therapy melalui beberapa jenis permainan.
Para guru dapat melatih kemampuan gerak anak dengan mengajak mereka
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna terapeutik yang terkandung
dalam cakupan terapi fisik. Salah satu kegiatan yang dimaksud adalah
dengan permainan tarik tambang. Melalui permainan ini, anak dengan
gangguan motorik diharapkan dapat melatih kemampuan atau fungsi
motoriknya, dan juga dapat dilakukan untuk menambah semangat pada
anak-anak tersebut.
Selain dapat digunakan pada anak dengan gangguan motorik,
permainan tarik tambang juga dapat diberikan pada anak-anak dengan
beberapa permasalahan psikologis, seperti pada sebagian anak yang suka
menyendiri ketika bermain, tidak mau bersosialisai dengan temannya bahkan
terlihat masih ada anak yang sulit untuk bekerjasama dengan temannya
disaat bermain, atau belum bisa beradaptasi dengan berbagai peraturan
disekolah. Kita tahu bahwa disetiap sekolah anak masih sering bertindak
dengan semaunya sendiri, masih ada anak yang ingin menguasai alat
permainan tanpa mau berbagi dengan teman, bahkan ada yang tidak mau
berteman dan mengajak temannya yang lain untuk mengucilkan salah satu
anak, dan masih banyak lagi permasalahan-permasalahan lainnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut adalah dengan melalui kegiatan
permainan tradisional. Salah satu bentuk permainan tradisional yang dapat
digunakan adalah tarik tambang. Tarik tambang adalah salah satu permainan
berkelompok yang biasa dimainkan pada lomba peringatan HUT
Kemerdekaan RI dan beberapa event lainnya. Permainan ini merupakan
bentuk permainan sosial yang membutuhkan kekompakan tim dan kerjasama
antar anak, biasanya ini dilakukan oleh 5 orang atau lebih tiap tim.
Permainan ini menjadikan anak untuk melatih kepercayaan pada teman dan
melatih kekuatan serta tanggung jawab diri sendiri. Jika seorang anak tidak
memainkan peran tersebut, maka permainan sosial tidak dapat berjalan.
Permainan tarik tambang dapat mengajarkan anak untuk bekerja sama dan
bersosialisasi dengan teman sepermainan. Dari proses bekerja sama,
bersosialisasi dan interaksi bermain, anak-anak dapat belajar mengenai
kesabaran, kekompakan, kekuatan, kemandirian, tanggung jawab,
kepercayaan diri, kejujuran, keberanian, dan dapat mengenal aturan-aturan
dalam bermain (Harahap dan Kamtini, 2017).
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Siti Mahyun Harahap
dan Kamtini pada tahun 2017 yang meneliti tentang Pengaruh Permainan
Tradisional Tarik Tambang Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 5-6
Tahun Di TK Panca Budi Medan T.A. 2016-2017. Hasil penelitian mereka
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
perkembangan sosial anak pada hasil sebelum perlakuan (pretest) dan
sesudah perlakuan (posttest). Hal ini dapat disebabkan karena adanya
penggunaan permainan tradisional tarik tambang bagi anak usia 5-6 tahun,
dimana dengan adanya perlakuan permainan tradisional tarik tambang
seperti ini akan memberikan pengalaman-pengalaman baru bagi
perkembangan sosial anak. Perkembangan sosial anak pada saat sebelum
dilakukan treatment hanya menerima pengetahuan dari guru. Perkembangan
sosial anak juga hanya dikembangkan di dalam kelas saja saat anak lagi
sedang belajar. Berbeda setelah dilakukan treatment dengan permainan tarik
tambang. Setelah pertama kali melihat dan mencoba, anak akan berpikir
bahwa permainan ini memerlukan kerjasama antar tim dan kekompakkan
supaya menang dan tidak terjatuh. Sehingga anak kemudian dapat saling
berkomunikasi dengan temannya dan semakin melatih kerjasama antar tim.
D. Referensi
Choiri, S. 2008. Makalah : Materi, Metode dan Penilaian Bina Gerak.
Harahap, S.M. & Kamtini. 2017. Pengaruh Permainan Tradisional Tarik
Tambang Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Di TK
Panca Budi Medan T.A. 2016-2017. Jurnal Bunga Rampai Usia Emas,
Vol (3) No (1).
Yulita, R. 2017. Permainan Tradisional Anak Nusantara. Jakarta Timur :
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tarik_tambang

Anda mungkin juga menyukai