Anda di halaman 1dari 7

PERMAINAN TRADISIONAL

Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan
mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas,
ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya
melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan jaman,
permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan
dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata
banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan,
psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar.

Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan


perkembangan jaman, sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian
dan manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga
membantu meningkatkan daya otak. Berbeda dengan permainan anak jaman
sekarang yang hanya duduk diam memainkan permainan dalam layar monitor
dan sebagainya. Setiap daerah, atau negara memiliki permainan tradisional
berbeda-beda. Berikut ini permainan tradisional asal Indonesia yang sekarang
hampir terlupakan.

Sebelum permainan-permainan tersebut berkembang pesat, dahulu


permainan-permainan tradisional sangat digemari anak-anak pada zamannya.
Permainan zaman dahulu banyak sekali mengajarkan pentingnya sebuah
proses dan menyisipkan nilai-nilai kebaikan. Permainan tradisional juga akan
melatih anak dalam bersosial. Selain itu permainan tradisional juga sangat baik
untuk melatih ketangkasan dan motorik anak. Jadi, meskipun zaman telah
berubah, akan lebih baik jika anak-anak sekarang diperkenalkan dengan
permainan tradisional karena pada intinya baik permainan modern maupun
permainan tradisional sama-sama menyenangkan dan memiliki manfaat.
A.      Pengertian Permainan Tradisional

Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang


turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di
baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan
permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap
menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media
permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek
psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia
orang dewasa.
Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan
kegiatan dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan
yang sesuai dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam Naville
Bennet  bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut:
(1) Permainan sebagai kecendrungan, (2) Permainan sebagai konteks, dan (3)
Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Menurut Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan
kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima
pengertian bermain; (1) sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai
intrinsik pada anak (2) tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih
bersifat intrinsik (3) bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur
keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif
keikutsertaan anak, dan (4) memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan
seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar
bahasa, perkembangan sosial.
Oleh karena itu, bahwa permainan tradisional disini adalah permainan
anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan
masyarakat. Permainan tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat
merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk
menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan
kenyamanan sosial. Dengan demikian bermain suatu kebutuhan bagi anak.
Jadi bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam
kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari termasuk dalam permainan
tradisional. Menurut Bennet dengan ini diharapkan bahwa permainan dalam
penddikan untuk anak usia dini ataupun anak sekolah terdapat pandangan
yang jelas tentang kualitas belajar, hal ini diindikasikan sebagai berikut: (1)
gagasan dan minat anak merupakan sesuatu yang utama dalam permainan, (2)
permainan menyediakan kondisi yang ideal untuk mempelajari dan
meningkatkan mutu pembelajaran, (3) rasa memiliki merupakan hal yang
pokok bagi pembelajaran yang diperoleh melalui permainan, (4) anak akan
mempelajarai cara belajar dengan permainan serta cara mengingat pelajaran
dengan baik, (5) pembelajaran dengan permainan terjadi dengan gampang,
tanpa ketakutan, (6) permainan mumudahkan para guru untuk mengamti
pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa akan mengalami berkurangnya
frustasi belajar.
Permainan tradisional menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu
bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara
anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun
serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional
anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan
darimana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-
kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama.
Jika dilihat dariakar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan
yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari
generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan
mendapat kegembiraan.
Menurut Atik Soepandi, Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah
perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun
tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah
segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari
orang  tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala
perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariska secara turun
temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk
menyenangkan hati.
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu :
permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding
(kompetitif) dan permainan yang bersifat edukatif. Permainan tradisional yang
bersifat rekreatif pada umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang.
Permainan tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir,
bersifat kompetitif, diainkan oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai criteria
yang menentukan siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai
peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya. Sedangkan perainan
tradisional yag bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di
dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan
berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka
perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Berbagai
jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya. Inilah
salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam masyarakat.
Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar mereka dapat
menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.

B. Macam-macam Permainan Tradisional

Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia,


hampir di seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah
mengalami masa-masa bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan
tradisional perlu dikembangkan lagi karena mengandung banyak unsur
manfaat dan persiapan bagi anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Beberapa contoh permainan tradisional akan dijelaskan secara lebih rinci
sebagai berikut :

1. Bekel
2. Galasin
3. Congklak
4. Petak Umpet
5. Gasing
6. Kelereng
7. Egrang
8. Kasti

C. Keterampilan Dasar Dalam Permaianan Bola Kasti/Bola kecil

Keterampilan dasar permainan yang diperlukan dalam permainan bola


kasti/bola kecil secara umum diantaranya adalah berlari, berjalan, meloncat,
menghindar, melempar, dan menangkap bola, serta memukul bola. Berikut
akan kami uraikan beberapa keterampilan dasar dalam permainan bola
kasti/bola kecil secara umum.

A. Keterampilan melempar bola


Cara melempar bola ada tiga macam, yaitu lemparan bawah, lemparan
samping, dan lemparan atas. Sedangkan hasil lemparan bola diantaranya
mengahasilkan bola yang mengelendung, mendatar, dan melambung. Berikut
ada beberapa cara melempar bola yaitu :

1. Cara melempar bola dari bawah


2. Lemparan dari samping badan
3. Melempar bola dari atas

B. Keterampilan menangkap bola


Sikap badan dan posisi tangan pada saat menangkap bola tergantung dari
datang nya bola. Apakah bola melambung, bola mendatar, bola rendah, atau
bola yang menggelundung atau menyesuri tanah. Berikut ada juga beberapa
cara menangkap bola seperti:

1. Menangkap bola melambung


2. Menangkap bola mendatar
3. Menangkap bola randah
4. Menangkap bola mengelundung

C. Keterampilan memukul bola


Cara memukul bola dengan pemukul dalam permaianan bola
kasti/kecil ada beberapa cara ddisesuaikan dengan karakteristik pemukulnya.
Pemukul bola kasti,bola bakar, dan bola kippers, berukuran lebih pendek bila
pemukul bola bakar cukup dengan satu tangan.adapun berikut cara cara
memukul bola

1. Cara memukul bola dengan satu tangan


Pukulan ini relatife mudah dilakukan, juga memungkinkan jarak hasil
pukulan menjadi jauh. Cara memukul dengan satu tangan biasanya dilakukan
dengan cara forehand, dapat dilakukan dengan tig acara yaitu
2. Cara memukul bola dengan dua tangan

Anda mungkin juga menyukai