Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan merupakan salah satu bagian yang diberikan dalam kegiatan
pembelajaran

pendidikan

jasmani

dan

olahraga

dengan

tujuan

untuk

meningkatkan derajat sehat, kebugaran, dan keterampilan. Sebagai pelaksanaan


pendidikan jasmani dan olahraga, pokok bahasan permainan menjadi salah satu
materi yang paling disukai peserta didik karena suasana yang dibangun sangat
menarik dan menantang. Sehingga peserta didik sering kali meminta permainan
untuk mengisi pembelajaran pendidikan jasmani. Permainan yang harus dipahami
dan dikuasai oleh guru pendidikan jasmani dan olahraga mencakup permainan
bola besar seperti sepak bola, bola voli, bola tangan, dan bola basket. Sedangkan
permainan bola.
Permainan tradisional merupakan kekayaan khasanah budaya lokal, yang
seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Jika
dihitung mungkin terdapat lebih dari ribuan jenis permainan yang berkembang di
negara kita, yang merupakan hasil pemikiran, kreativitas, prakarsa coba-coba,
termasuk hasil olah budi para pendahulu kita, yang jika didokumentasikan akan
sangat mencengangkan kita. Pertanyaannya, kemanakah semua jenis permainan
tradisional tersebut? Ketika anak anak kita tengah gencar-gencarnya diserbu oleh
permainan modern melalui tayangan televisi, justru permainan tradisional dalam
pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dewasa ini sudah tidak dikenal dan tidak
diperkenalkan lagi oleh para guru penjas.
Permainan tradisional menjadi alternatif dalam pembelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga di SD. Pemasalan permainan ini lebih ditekankan pada
upaya pelestarian budaya bangsa yang sudah mulai ditinggalkan oleh generasi
baru karena lebih menyukai permainan modern. Beberapa bentuk permainan yang
bisa dilaksanakan oleh anak SD adalah sebagai berikut: permainan hadang,
Bebentengan, Dagongan, Tarik tambang, Terompah panjang, Lari balok, Balap
karung, Boy-boyan, Patok lele.

Makalah ini akan membahas mengenai olah raga permainan tradisional khas
dari provinsi Sumatera Selatan yaitu Hadangan atau Gobak Sodor. Olahraga
tradisional ini merupakan warisan leluhur yang erat kaitannya dengan budaya,
agama dan tradisi masyarakat sehingga perlu dipertahankan keberadaannya untuk
memperkaya budaya bangsa. Beberapa dasa warsa yang lalu olahraga tradisional
tumbuh dan berkembang diberbagai pelosok tanah air, terutama di daerah
pedesaan, jumlah dan bentuk permainan sangat beraneka ragam. Namun, pada era
moderenisasi telah membawa permainan rakyat tersebut lambat laun tergusur dan
tidak dikenali olah masyarakat. Keberadaan dan identitas olahraga tradisional saat
ini sebagaian ada yang masih bertahan dan sebagian sudah tidak membekas pada
kehidupan masyarakat. Sehingga, generasi muda kebanyakan tidak mengenal
olahraga tradisional yang pernah tumbuh dan berkembang di daerahnya.
Permainan tradisional Hadangan ini dapat dikenalkan kembali kepada
anak-anak SD untuk dapat meningkatkan kualitas fisik juga melestarikan budaya.
Dalam pelaksanaannya, guru tidak perlu memaksakan harus membeli peralatan
dengan biaya tinggi. Upayakan saja dari lingkungan yang ada di sekolah dengan
mencari bahan yang murah dan terjangkau anak.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari permainan tradisional itu sendiri?
2. Bagaimana karakteristik dari permainan tradisional?
3. Apa yang dimaksud dengan permainan Hadangan dan bagaimana peraturan
serta cara permainan itu sendiri
4. Apa saja perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan Hadangan?
5. Apa nilai yang terkandung dalam permainan Hadangan?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini
adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari permainan tradisional.


2. Untuk mengetahui karakteristik dari permainan tradisional.
3. Untuk memahami permainan Hadangan dan bagaimana peraturan serta cara
permainan itu sendiri
4. Untuk mengetahui perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan
Hadangan?
5. Untuk mengetahui nilai yang terkandung dalam permainan Hadangan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga


yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan
selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang
memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat.
Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk
mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin
seperti

bekerja

mencari

nafkah,

sekolah

(http://gurupaud.blogspot.nl

2010/09/menjadi-cerdas-dan-ceria-dengan.html)
Olahraga tradisional merupakan permainan asli rakyat sebagai aset budaya
bangsa yang memiliki unsur olah fisik tradisional. Permainan rakyat yang
berkembang cukup lama ini perlu dilestarikan, karena selain sebagai olahraga
hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, olahraga ini juga mempunyai
potensi untuk meningkatkan kualitas jasmani bagi pelakunya.
Olahraga tradisional semula tercipta dari permainan rakyat sebagai pengisi
waktu luang. Karena permainan tersebut sangat menyenangkan dan tidak
membutuhkan biaya yang sangat besar, maka permainan tersebut semakin
berkembang dan digemari oleh masyarakat sekitar. Permainan ini dilakukan dan
digemari mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa, sesuai dengan karakter
permainan yang dipakai. Beberapa permainan rakyat yang sudah cukup dikenal
oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dan menjadi olahraga tradisional
adalah seperti egrang, terompah panjang, patok

lele, gobak sodor (hadang),

sumpitan, gebuk bantal, gasing, lari balok, tarik tambang, benteng, dagongan,
panjat pohon pinang, sepak raga, lomba perahu, lompat batu nias, karapan sapi,
dan lain-lain.
Olahraga tradisional merupakan salah satu peninggalan budaya nenek
moyang yang memiliki kemurnian dan corak tradisi setempat. Indonesia dikenal
memiliki kekayaan budaya tradisional yang sangat beraneka ragam. Namun
seiring dengan semakin lajunya perkembangan teknologi di era globalisasi ini,
kekayaan budaya tradisional semakin lama semakin tenggelam. Semuanya mulai
tenggelam seiring dengan pengaruh budaya asing, maraknya permainan
playstation, game watch, computer game (Pontjopoetro, S. Dkk, 2002).

Tenggelamnya budaya permainan tradisional tersebut tentunya merupakan


suatu keprihatinan bagi kita semua. Jika generasi saat ini tidak berusaha
melestarikan maka lambat laun budaya tradisional akan semakin tenggelam dan
suatu saat akan punah, sehingga identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang
berkebudayaan tinggi akan hilang.
Penyebab tenggelamnya budaya tradisional tersebut tentunya terdiri dari
berbagai macam, seperti :
1) Kurangnya sosialisasi olahraga tradisional kepada masyarakat;
2) Tidak adanya minat masyarakat untuk menggali kekayaan tradisional;
3) Tidak ada minat melombakan secara berjenjang, berkelnajutan, dan
berkesinambungan.
Sejak digulirkannya Undang Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan

Nasional,

perhatian

pemerintah

untuk

memunculkan

dan

melestarikan serta mengembangkan kembali budaya permainan tradisional sudah


semakin terlihat. Hal ini, terlihat pada saat digelarnya acara pemubukaan sebuah
event olahraga nasional, selalu ditampilkan di antara atraksi lainnya adalah salah
satu jenis olahraga tradiisonal ditampilkan. Bahkan, Kementerian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia, sudah menggulirkan dua (2) program kegiatan
unggulan tingkat nasional, yaitu Festival Olahraga Tradisional dan Invitasi
Olahraga Nasional. Kedua even skala nasional ini dilaksanakan setiap dua tahun
sekali secara bergantian. Untuk Festival jatuh pada tahun genap dan Invitasi
dilaksanakan pada tahun ganjil (Menpora, 1991).
B. Karakteristik Permainan Tradisional
Agar suatu kegiatan dapat dikategorikan sebagai permainan tradisional
tentunya harus teridentifikasikan unsur tradisinya yang memiliki kaitan erat
dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok masyarakat tertentu. Di samping itu,
kegiatan itupun harus kuat mengandung unsur fisik yang nyata-nyata melibatkan
kelompok otot besar dan juga mengandung unsur bermain yang melandasi
maksud dan tujuan dari kegiatan itu. Maksudnya, suatu kegiatan dikatakan
permainan tradisional jika kegiatan itu masih diakui memiliki ciri tradisi tertentu,
melibatkan otot-otot besar dan hadirnya strategi serta dasarnya tidak sungguhsungguh terlihat seperti apa yang ditampilkannya. Olahraga tradisional pada

dasarnya dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yang secara umum


menggambarkan karakteristik dari cara pelaksanaannya. Pada pengelompokkan
pertama, kita dapat membedakan olahraga tradisional dari pekat tidaknya unsur
tradisi yang melekat pada olahraga tersebut, sehingga dapat dibedakan antara yang
sangat pekat unsur tradisi dan unsur seninya seperti pencak silat dan benjang
(http://gurupaud.blogspot.nl/2010/09/menjadi-cerdas-dan-ceria-dengan.html).
Permainan tradisional biasanya tumbuh dan digali dari warisan leluhur
nenek moyang suatu bangsa. Permainan tradisional adalah permainan yang
dilakukan oleh orang-orang tempo dahulu yang berasal dari kebiasaan masyarakat
dalam mengisi waktu luang dengan tujuan untuk mencari kesenangan. Permainan
tradisional umumnya berasal dari suatu budaya masyarakat yang secara tradisi
menjadikan aktivitas itu sebagai media berkomunikasi antara individu yang satu
dengan individu lainnya. Pada umumnya permainan tradisional ini dilakukan oleh
anak-anak, karena dunia mereka adalah bermain dan memiliki berbagai imajinasi.
Anak-anak umumnya mampu berimajinasi dengan berimprovisasi dalam
mengembangkan permainannya. Daya imajinasi inilah yang dikembangkan lebih
lanjut untuk meningkat menjadi permainan. Biasanya permainan ini secara tidak
disengaja dilakukan namun menarik perhatian. Lambat laun menjadi tradisi
masyarakat yang akhirnya dipopulerkan sebagai permainan tradisional.
Permainan tradisional tidak dipertandingkan dalam lingkup dunia, karena
biasanya hanya dimiliki oleh daerah-daerah tertentu saja. Tapi tidak menutup
kemungkinan apabila dunia memandang bahwa permainan itu layak untuk
diangkat menjadi sebuah event dunia, why not? Seperti sepak takraw yang tadinya
permainan tradisional sudah menjadi permainan moderen karena memiliki
organisasi dunia secara resmi.
Di indonesia, permainan tradisional sangatlah beragam. Hampir tiap
daerah memiliki khas permainan yang sering dilakukan masyarakatnya. Meskipun
ada beberapa permainan tradisional yang memiliki ciri-ciri hampir sama antara
yang satu dengan yang lainnya, namun namanya yang berbeda.
C. Olah Raga Permainan Hadangan / Gobak Sodor

Hadang adalah permainan olahraga tradisional yang tidak mempergunakan


alat apapun sebagaimana permainan tradisional sebelumnya. Olahraga tradisional
hadang dimainkan secara beregu, baik putera maupun puteri. Jumlah anggota regu
sebanyak 8 orang, terdiri dari 5 orang sebagai pemain inti dan 3 orang selebihnya
sebagai pemain cadangan. Ada sedikit perbedaan pada permainan olahraga
tradisional ini, selain dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Namun
yang membedakan dengan permainan olahraga tradisional lainnya adalah pada
permainan ini tidak hanya dilakukan sebagai permainan untuk dilombakan pada
acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus atau
peringatan hari jadi Kabupaten atau Kota saja, tetapi juga sering dilakukan
sebagai pengisi waktu senggang (Biasworo, 2014 (http://ortrad.blogspot.nl /
2012/08/hadang.html).

Gambar : Olah Raga Permainan Hadang (Gobak Sodor)


Sumber : http://ortrad.blogspot.nl/2012/08/hadang.html

Permainan olahraga tradisional hadang ini dapat dibuat di ruangan terbuka


(stadion, lapangan terbuka, halaman rumah, lapangan, atau jalan raya bila
memungkinkan) maupun tertutup (gedung olahraga, gedung pertemuan).

Sebaiknya arena yang akan dipergunakan memiliki permukaan yang datar atau
rata.
Untuk membedakan regu satu dengan regu lainnya, setiap regu diwajibkan
memakai kostum seragam bernomor dada dan punggung ukuran 15 cm X 20 cm,
dari angka 1 sampai dengan 8. Kapten regu diberi tanda khusus pada lengan kanan
atas berbentuk pita berwarna melingkar.
Lamanya permainan olahraga tradisional hadang ini adalah 2 X 15 menit
dan diberi waktu untuk istirahat selama 15 menit. Pelatih atau tim manajer
diperkenankan mengajukan time out. Time out diberikan kepada masing-masing
regu sebanyak satu kali, masing-masing satu menit selama permainan. Ketia
pelaksanaan time out, jam dimatikan dan dicatat posisi masing-masing pemain.
Setalah time

out selesai,

posisi

masing-masing

pemain

seperti

sebelum

diberlakukan time out.


Pemenang dalam permainan hadang ini ditentukan dari besarnya nilai yang
diperoleh salah satu regu, setelah permainan berakhir 2 X 15 menit. Penetapan
nilai diambil dari setiap pemain yang berhasil melewati garis depan sampai
dengan garis belakang diberi nilai satu, dan pemain yang juga berhasil melewati
garis belakang sampai dengan garis depan diberi nilai satu. Apabila, terjadi nilai
sama setelah waktu yang ditetapkan 2 X 15 menit, maka diberikan waktu
perpanjangan selama 10 menit (2 X 5 menit) tanpa diberi waktu istirahat. Tetapi
bila masih sama, maka pemenang ditentukan berdasarkan hasil undian.

Dalam permainan ini ada beberapa hal yang harus disiapkan diantaranya:
1. Alat permainan
Permainan ini hanya menggunakan lapangan yang berbentuk empat
persegi panjang (seperti lapangan bulutangkis).
Bentuk area hadang merupakan area petak persegi panjang yang
mempunyai panjang lapangan 15 meter dan lebar 9 meter. Kemudian area
8

tersebut dibagi 6 petak dengan ukuran masing-masing petak 4,5 meter X 5


meter. Pinggir lapangan sebaiknya dibuat jangan dari tali (plastic atau tamper),
namun sebaiknya diberi tanda dengan kapur saja. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kemungkinan buruk salah satu peserta yang terkit tali dan akan
mencederai. Garis permainan ditandai dengan garis selebar 5 cm, dan
upayakan pembuatan garis tersebut tidak mudah luntur atau hilang.

Gambar : Bentuk Area Hadang


Sumber : Biasworo, 2014 (http://ortrad.blogspot.nl/2012/08/hadang.html)
2. Tempat bermain
Permainan hadang dapat dilakukan dimana saja, baik di luar ruangan
seperti: pantai, tanah lapangan, halaman, dan berbagai tempat terbuka lainnya.
Bahkan di dalam ruangan permainan hadang dapat dilakukan, hanya ruangan
harus luas minimal seluas lapangan bulutangkis. Apabila kita akan
menentukan tempat bermain dapat ditentukan di lapangan berukuran 20 x 6
meter dan waktu bermain selama 15 menit.
3. Jumlah pemain

Permainan hadang dapat dilakukan oleh siapa saja baik laki-laki


maupun perempuan, baik anak-anak atau orang dewasa. Di lapangan dapat
ditentukan jumlah pemainnya yaitu sebanyak 4 orang masing-masing regu,
misal kelompok A = 4 orang, maka kelompok B juga 4 orang.
4. Tahapan permainan
a. Diawali dengan mempersiapkan para pemain untuk masing-masing
kelompok
b. Mempersiapkan tempat bermain dan perlengkapan yang diperlukan
c. Sebelumnya harus diundi untuk menentukan kelompok bertahan dan
penyerang.
d. Kelompok bertahan berada di atas garis dan berusaha menjaganya jangan
sampai penyerang melewati garis yang dihadangnya.

5. Pelaksanaan permainan
a. Saat permainan dimulai, kelompok bertahan menjaga garisnya dan
kelompok penyerang berusaha melewati garis yang dihadang.
b. Penghadang pada garis pertama diperbolehkan menghadang lawan dengan
menggunakan garis tengah yang melintasi keempat garis.
c. Angka 1 diperoleh kelompok, apabila salah seorang anggotanya berhasil
melintasi garis akhir. Semakin banyak anggota yang melintasi garis akhir
tersebut maka semakin banyak angka yang didapat.
d. Salah satu kelompok akan dinyatakan menang apabila sudah memperoleh
angka terbanyak selama waktu 15 menit. Apabila skor sama, maka harus

10

dipertandingkan babak tambahan selama 10 menit, hingga diperoleh


pemenangnya.

Gambar : Permainan Hadangan di Sekolah


Sumber : http://ortrad.blogspot.nl/2012/08/hadang.html
D. Nilai yang Terkandung dalam Permainan Hadang
Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang mengandung nilainilai budaya pada hakikatnya merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan
keberadaannya. Ada permainan yang sifatnya bertanding dan ada juga yang
diutamakan utamakan untuk mengisi waktu luang sebagai bentuk rekreasi.
Menurut Sukirman Dharmamulya (1996), nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam permainan tradisional diantaranya :
1. Melatih sikap mandiri,
2. Berani mengambil keputusan,
3. Penuh tanggung jawab, Jujur, Sikap dikontrol oleh lawan,

11

4. Kerjasama, saling membantu dan menjaga, membela kepentingan kelompok,


berjiwa demokrasi, patuh pada peraturan, penuh perhitungan.
5. Ketepatan berfikir dan bertindak, tidak cengeng, berani, bertindak sopan,
bertindak luwes.
Demikian banyak nilai yang terkandung dalam permainan tradisional.
Muatan pendidikan dan juga nilai-nilai kemanusiaan yang kreatif dan handal akan
terbentuk dalam jiwa anak sehingga tak akan pantang menyerah.
Selain yang disebutkan Sukirman di atas, nilai-nilai yang terkandung dari
permainan tradisional adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Menanamkan budaya trampil kerja


Menananmkan keuletan dan ketabahan
Menanamkan cara berfikir yang divergent ( cikal bakal berfikir kreatif)
Menanamkan etos kerja yang produktif
Menanamkan jiwa aktif yang mengarah ke hal yang baru (original) dan

berbeda seperti saat bermain dengan lempung,


6. Menanamkan daya kompetisi yang tinggi, dan menanamkan kepercayaan diri
yang kuat.
Walaupun banyak manfaat dari permainan tradisional ini, keberadaannya
sekarang tinggal dalam bentuk tulisan atau juga terkubur ditelan kemajuan jaman.
Orangtua lebih senang anaknya bermain di dalam rumah dengan alasan yang kuat
yaitu : aman. Anak lebih banyak di beri playstation dan juga game-game lain yang
sesuai dengan jamannya.
Nilai budaya yang terkandung dalam olah raga Tradisional
1.
2.
3.
4.

Penghargaanmencapai prestasi yang unggul


Penghargaan prestasi orang lain
Ikatan kelompok
Relgiusitas dan lain-lain
Pentingnya olahraga tradisional dan kebudayaan olah raga Tradisional

perlu dikembangkan demi ketahanan budaya bangsa. Olah raga tradisional juga
merupakan nilai-nilai luhur untuk diketahui dan dihayati. Olah raga permainan
Tradisional perlu dilindungi, dibina, dikembangkan, diberdayakan, yang
selanjutnya diwariskan

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai
Permainan olah raga tradisional Hadang/ Gobak Sodor sebagai berikut :
1. Permainan tradisional telah menjadi aktivitas yang sering dilakukan
masyarakat saat ini, karena disinyalir dapat meningkatkan gairah hidup dan
kebugaran jasmani bagi pelakunya apabila dilakukan secara teratur dan
sungguh-sungguh baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.
2. Permainan tradisional hadangan dapat dilakukan sebagai media pendidikan,
terutama untuk pada siswa TK dan SD. Bahkan sudah dimasukkan dalam
kurkulum yang tentunya harus disajikan saat proses belajar mengajar penjas.
Dengan tujuan untuk melestarikan warisan nenek moyang dan juga dapat
meningkatkan kebugaran jasmani.
13

3. Hadang adalah permainan olahraga tradisional yang tidak mempergunakan


alat apapun sebagaimana permainan tradisional sebelumnya. Olahraga
tradisional hadang dimainkan secara beregu, baik putera maupun puteri.
Jumlah anggota regu sebanyak 8 orang, terdiri dari 5 orang sebagai pemain
inti dan 3 orang selebihnya sebagai pemain cadangan
4. Adapun nilai yang terkandung dalam permainan hadang adalah nilai-nilai
budaya yang terkandung dalam permainan tradisional diantaranya melatih
sikap mandiri, berani mengambil keputusan, penuh tanggung jawab, Jujur,
Sikap dikontrol oleh lawan, kerjasama, saling membantu dan menjaga,
membela kepentingan kelompok, berjiwa demokrasi, patuh pada peraturan,
penuh perhitungan, ketepatan berfikir dan bertindak, tidak cengeng, berani,
bertindak sopan, bertindak luwes.

B. Saran
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyarankan sebagai berikut :
1. Permainan olah raga tradisional seperti hadangan hendaknya dapat diterapkan
disekolah sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya tradisional negara kita.
2. Generasi sekarang hendaknya lebih mencintai permainan-permainan
tradisional agar tidak musnah ditelan oleh permainan-permainan modern
seperti video game, play station dan lain sebagainya.
3. Peserta didik hendaknya sejak dini diperkenalkan permainan tradisional
negara kita agar tumbuh rasa cinta tanah air dan budaya indonesia.

14

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Fajarwati, 2010. Menjadi cerdas dan ceria dengan permainan tradisional
(http://gurupaud.blogspot.nl/2010/09/menjadi-cerdas-dan-ceriadengan.html)
Pontjopoetro, S. Dkk (2002). Permainan Anak, Tradisional dan Aktivitas Ritmik.
(Modul). Jakarta. Pusat Penerbitan UT.
Menpora. (1991). Sejarah Olahraga Indonesia. Jakarta.
Biasworo, 2014. Hadang (http://ortrad.blogspot.nl/2012/08/hadang.html)
http://galeripenjas.blogspot.nl/2013/05/permainan-hadanggobak-sodorhadang.html

15

Anda mungkin juga menyukai