Anda di halaman 1dari 3

PENCAK SILAT SEBAGAI NILAI LUHUR BANGSA

Pencak silat merupakan cabang beladiri tradisional yang ada di Indonesia, lahir dan
berkembang sebagai budaya lokal. Dalam pengertian yang lebih umum Pencak silat adalah
merupakan suatu pendidikan jasmani, rohani, kesenian, dan warisan budaya bangsa, serta
mempunyai nilai untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
mempertinggi kecerdasan, keterampilan, memperkokoh kepribadian dan mempertebal rasa
percaya diri.
Pencak silat sebagai seni beladiri dan bagian dari budaya Indonesia yang bernilai luhur.
Maka nilai- nilai luhur pencak silat terkandung dalam jati dirinya yang meliputi 3 hal pokok
sebagai satu kesatuan, yaitu:
1. Budaya Indonesia sebagai asal dan coraknya
2. Falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya
3. Pembinaan mental spiritual / budi pekerti, bela diri, seni dan olah raga sebagai aspek
integral dari substansinya.

Kata pencak silat baru digunakan secara umum di Indonesia ketika didirikan organisasi pencak
silat indonesia (IPSI) di surakarta. Namun masih banyak yang berpendapat bahwa pokok-
pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia
olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional
atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh
oleh PERSILAT, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia. yang mempersatukan
pencak silat seluruh Indonesia

A. Hakekat Pencak Silat


Pencak Silat pada hakekatnya merupakan metode perkelahian yang efektif, karena metode
tersebut membuat seseorang menjadi pemberani dan diantara orang yang menguasainya
akan timbul suatu persaingan dan pertentangan.

Penerapan metode tersebut harus di barengi dengan pendidikan sikap mental agar dapat
dikendalikan dengan baik. Maksud pendidikan mental ini adalah pandangan dan
kebijaksanaan hidup yang pada dasarnya bertujuan untuk membentuk manusia yang
konsisten dan konsekuen dalam setiap jiwanya, mampu mentaati kaidah peraturan yang ada,
sehingga tercipta manusia yang berbudi pekerti luhur, bersusila, saleh dan bermartabat, serta
menjunjung tinggi kebenaran dan menghapus kemunafikan.

B. Nilai-Nilai Luhur Dalam Pencak Silat


Nilai- nilai luhur pencak silat yang ditanamkan dalam setiap orang adalah nilai- nilai
falsafah budi pekerti luhur yang dijiwai dan diliputi oleh nilai- nilai luhur falsafah pancasila.
Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam pencak silat mempunyai 4 (empat) substansi yaitu:
1. Nilai Etis (aspek mental spiritual), meliputi sikap dan sifat bertaqwa kepada tuhan yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, cinta tanah air, penuh persaudaraan dan tanggung
jawab, suka memaafkan, serta mempunyai rasa solidaritas tinggi dengan menjunjung
tinggi kebenaran, kejujuran, dan keadilan.

2. Nilai Teknis (aspek bela diri), meliputi sifat dan sikap kesiagaan mental dan fisikal yang
dilandasi dengan sikap ksatria, tanggap dan selalu melaksanakan atau mengamalkan ilmu
beladirinya dengan benar, menjauhkan diri dari sikap dan perilaku sombong dan
menjauhkan diri dari rasa dendam.

3. Nilai Estetis (aspek seni), meliputi sikap dan sifat cinta budaya bangsa, karena pencak
silat sebagai budaya bangsa yang bernilai luhur guna memperkuat kepribadian bangsa,
mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan.

4. Nilai Atletis (aspek olah raga), meliputi sifat dan sikap menjamin kesehatan jasmani dan
rohani serta berprestasi di bidang olah raga. Hal ini berarti kesadaran dan kewajiban
untuk berlatih dan melaksanakan pencak silat sebagai olah raga, merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari, misalnya dengan selalu menyempurnakan prestasi, jika latihan dan
pelaksanaan tersebut dalam pertandingan maka harus menjunjung tinggi sportifitas.
1
Nilai- nilai luhur pancasila, nilai-nilai luhur pencak silat, dan nilai-nilai budi pekerti luhur
merupakan satu kesatuan utuh yang harus dihayati dengan baik dan benar serta dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen oleh seluruh manusia pencak silat Indonesia.

C. Falsafah Budi Pekerti Luhur dalam Pencak Silat

Falsafah budi pekerti luhur bagi manusia yang menguasai pencak silat kedudukannya
sebagai makhluk tuhan, makhluk individu, makhluk social, dan makhluk alam semesta
secara umum adalah sebagai berikut:
1. Manusia sebagai makhluk tuhan yang mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya secara konsisten dan konsekuen melaksanakan nilai-nilai ketuhanan dan
keagamaan, Secara vertical maupun horizontal. Manusia harus menunjukkan sikap
religiusnya tidak hanya dalam kehidupan keagamaan tetapi juga dalam kehidupan
pribadi, masyarakat di alam semesta.
2. Manusia sebagai makhluk individu wajib menngkatkan dan mengembangkan kualitas
kepribadiannya untuk mencapai kepribadian yang luhur, yakni kepribadian yang
bernilai dan berkualitas tinggi yang sesuai dengan pandangan masyarakat, Negara dan
agama. Misalnya, selalu menepati janji, sabar, dapat dipercaya (tidak berkhianat), tidak
mempunyai sifat iri dan dengki.
3. Manusia sebagai makhluk alam semesta berkewajiban untuk melestarikan kondisi dan
keseimbangan alam semesta yang memberikan kemajuan, kesejahteraan dan
kebahagiaan manusia sebagai karunia dari tuhan. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai
sikap mencintai lingkungan hidup yang aman dan nyaman.

Manusia yang demikian dalam rumusan IPSI disebut sebagai manusia yang taqwa,
tanggap, teguh, tekun dan trengginas (manusia yang mampu mengendalikan diri,
mengatur dan mengarahkan diri dari kepentingannya dengan baik dan benar sesuai
dengan norma-norma yang ada), karena itu falsafah budi pekerti luhur ini dapat juga
disebut sebagai falsafah pengendalian diri.

D. Tri Prasetya Pesilat


Tri prasetya yang harus ada dalam diri pesilat ada 3 yaitu:
a. Pesilat adalah manusia yang berbudi pekerti luhur
b. Pesilat adalah insan yang menghormati sesamanya dan mencintai persahabatan serta
perdamaian.
c. Pesilat adalah ksatria yang menegakkan kebenaran, kejujuran, dan keadilan serta tahan
uji dalam menghadapi cobaan dan godaan.

Tri Prasetya tersebut sebagai satu kesatuan yang merupakan esensi dari nilai-nilai falsafah
budi pekerti luhur dalam kapasitasnya sebagai falsafah moral universal.

Mengamalkan Tri Prasetya pesilat pada dasarnya adalah mengamalkan nilai- nilai falsafah
moral universal dan hal ini wajib dilaksanakan oleh manusia pencak silat dalam
kedudukannya sebagai:
1. Pribadi Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Diri Dan Martabat Diri
2. Insan Dalam Rangka Menjunjung Tinggi Nilai- Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab.
3. Ksatria Dalam Rangka Memenuhi Kewajiban Pribadi Dan Kemanusiaan Secara
Konsisten,
4. Konsekuen, Disiplin Dan Bertanggung Jawab.

2
E. PENUTUP

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pencak silat tidak hanya merupakan sebuah bela
diri yang tanpa tujuan, tapi mempunyai nilai- nilai luhur yang wajib dilaksanakan untuk
dihayati dengan baik dan benar, serta diamalkan secara konsisten dan konsekuen
sebagaimana yang terdapat dalam Tri Prasetya pesilat.

Pencak silat sebagai beladiri yang tumbuh dan mengakar dalam masyarakat Indonesia,
adalah merupakan budaya bangsa yang harus dilestarikan. Sebagai hasil kreasi budaya
bangsa yang harus dilestarikan adanya nilai-nilai luhur yang terkandung dialamnnya, adalah
bagian penting dan merupakan jati diri beladiri pencak silat karena sangat bermanfaat bagi
individual maupun masyarakat. Penghayatan nilai-nilai luhur pencak silat secara
keseluruhan merupakan tugas pesilat dalam menjaga dan melestarikan pencak silat dari
berbagai aspeknya.

Anda mungkin juga menyukai