Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan masing-masing aliran klasik dan berikan komentar saudara pada setiap aliran tersebut !

1) Aliran Empirisme
Yaitu aliran yang menganggap bahwa manusia dalam hidup dan perkembangan pribadinya
semata-mata ditentukan oleh dunia luar. Sedangkan pengaruh dari dalam (faktor keturunan)
dianggap tidak ada. Aliran ini berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi dewasa itu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak
kecil.
Aliran ini mencontohkan dengan lahirnya dua anak kembar yang dibesarkan dalam lingkungan
berbeda. Yang seorang dididik dalam lingkungan agamis yang penuh aturan tetapi dengan kasih
sayang. Dan yang seseorang lagi di didik dalam lingkungan kaya tetapi dengan kesibukan masing-
masing. Pada akhirnya, yang satu tumbuh tumbuh menjadi seorang guru dan yang lain tumbuh
menjadi seorang penjudi.

Menurut saya, aliran empiris perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang
dipengaruhi oleh lingkungan, baik dari luar maupun dalam diri orang tersebut. Jadi segala
kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman.
Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat
dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya
lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.

2) Aliran Nativisme
Aliran ini berkeyakinan bahwa anak yang baru lahir membawa bakat, kesanggupan dan sifat-sifat
tertentu. Pendidikan dan lingkungan tidak berpengaruh sama sekali dan tidak berkuasa.
Misalnya seorang anak usia sekolah mempunyai bakat melukis. Setiap waktu dia isi dengan
kegiatan melukis. Dan kegiatan sekolah tidak dihiraukan sama sekali. Dia mau menjalankan
kegiatan sekolahnya karena ada paksaan dari orangtua dan guru. Bila suatu saat paksaan
tersebut berhenti, dia akan kembali pada dunia lukisnya.

Menurut saya, aliran nativisme ini peran pendidikan dan lingkungan sangat tidak bepengaruh
dalam perkembangan manusia, karena mereka telah memiliki bakat sejak lahir. Lingkungan sama
sekali tidak mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan
menjadi jahat, jika pembawaanyan baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan
dalam perkembangan anak adalah lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang
alami.

3) Aliran Naturalisme
Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir didunia mempunyai
pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan ,
seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu J.J. Rousseau sebagai berikut:”semua anak adalah
baik pada waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi semua rusak di tangan manusia”. Oleh
karena itu sebagai pendidik Rousseau mengajukan “pendidikan alam” artinya anak hendaklah di
biarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan
banyak mencampurinya. Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang di berikan orang
dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu, aliran ini juga di sebut
negativisme. Naturalisme memiliki prinsip tentang proses pembelajaran bahwa peserta didik
belajar melalui pengalaman sendiri.

Menurut saya, aliran naturalisme lebih ingin perkembangan manusia berkembang secara alami
tanpa dicampur tangani oleh orang lain, maupun lingkungan dan pendidikan. Jadi menurut aliran
ini pendidikan harus di jauhkan dari anak-anak, seperti di ketahui, gagasan naturalisme yang
menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini malah terbukti sebaliknya pendidikan makin
lama makin di perlukan.

4) Aliran Konvergensi
Teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia tergantung pada dua
faktor, yaitu bakat atau pembawaan dan faktor lingkungan atau pendidikan.
Sebagai contoh, seorang anak yang baru lahir, pada tahun-tahun pertama akan belajar berbicara
kemudian bercakap-cakap. Dia bisa melakukan itu karena dia bisa mendengar orang-orang
disekitarnya juga bercakap-cakap.

Menurut saya, aliran konvergensi ini dalam perkembangan manusia dipengaruhi oleh bakat sejak
lahir yang didukung oleh lingkungan dimana ia berada untuk menentukan bakat yang dia miliki
baik atau buruk.

2. Buatlah narasi singkat terkait implementasi pilar Pendidikan UNESCO dalam dunia persekolahan
di Indonesia !
1) Learning to know (belajar untuk mengetahui)
Belajar dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak bisa menjadi bisa.
Orang membaca karena ingin mengetahui sesuatu.
Pada implementasinya pilar ini sudah berjalan di Indonesia, proses belajar, membaca,
menghafal, dan mendengarkan di kelas merupakan implementasi dari pilar ini.

2) Learning to do (belajar melakukan sesuatu)


yaitu belajar untuk melakukan sesuatu atau berkarya, hal ini tidak terlepas dari belajar
mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Belajar melakukan atau
berkarya pada hakikatnya berkaitan dengan vokasional. Sehingga belajar berkarya merupakan
upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk keprofesionalan dalam
bekerja.
Implementasi pilar ini pada sekolah Indonesia yaitu siswa diajarkan untuk membuat karya seni,
atau kerajinan tangan dengan kreatif yang dibuat dari benda-benda alam dan benda sekitar
lingkungan mereka.

3) Learning to be (belajar menjadi diri sendiri)


Learning to be sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan anak
serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya
bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif,
peran guru sebagai fasilitator bertugas sebagai penunjuk arah sekaligus menjadi mediator
bagi peserta didik. Hal ini sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi diri peserta
didik secara utuh dan maksimal. Selain itu, pendidikan juga harus bermuara pada bagaimana
peserta didik menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang berperi kemanusiaan.

Konsep learning to be, perlu di pahami oleh pendidik dan praktisi pendidikan untuk melatih
siswa agar mampu memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Jadi implementasi pilar inidalam pendidikan Indonesia yaitu melakukan pembelajaran yang
menyuruh siswa maju di depan kelas, menyatakan pendapat saat berdiskusi, menampilkan karya
atau pentas seni saat acara pensi di sekolah sehingga percaya diri di depan banyak orang.

4) Learning to live together (belajar hidup bersama)


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus hidup bersama
yang saling membutuhkan.
Learning to live together, dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter toleransi, bersahabat, cinta
damai, demokratis, menghargai prestasi, peduli lingkungan, peduli sosial, cinta tanah air, dan
kebangsaan.

Implementasi pilar ini di dalam pendidikan di Indonesia yaitu melalui kerja kelompok, bermain
game, gotong royong, kerja bakti, kegiatan pramuka, kegiatan OSIS, bakti sosial, perayaan hari
besar agama dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai