Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FILSAFAT PENDIDIKAN MINGGU KE 2

NAMA : RIZKA ERIYANTO PRATIWI


NIM : A220200028
KELAS :A

1. Bedakan antara pertumbuhan manusia dengan perkembangan manusia.

Pertumbuhan merupakan proses yang terbatas waktu atau usia yaitu dari bayi baru
lahir hingga usia remaja. pertumbuhan adalah proses bertambahnya tinggi, maupun berat
tubuh pada makhluk hidup, yang dinyatakan dengan suatu ukuran atau bilangan. Seiring
dengan bertambahnya tinggi tubuh, berat badan seseorang juga akan bertambah.
pertumbuhan adalah sesuatu yang bisa dilihat langsung dengan mata.

Proses perubahan menuju kedewasaan melalui kematangan fungsi alat tubuh


manusia, terjadi pada kemampuan berpikir, hingga kematangan emosional seseorang..
Perkembangan tidak dapat diukur dengan angka dan tidak terbatas usia. Selama manusia
hidup akan terus mengalami suatu perkembangan dalam diri manusia
tersebut. perkembangan tidak bisa langsung dilihat dengan mata, atau tidak terlihat.

Pertumbuhan akan berhenti saat seseorang sudah dewasa, sedangkan


perkembangan akan terus terjadi sepanjang hidup seseorang.

2. Buatlah narasi singkat yang menggambarkan wujud sifat hakekat manusia.

a. Kemampuan Menyadari Diri

Menurut kaum rasionalis kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya
kemampuan adanya menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari
bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Sehingga
mempunyai kesadaran diri bahwa manusia mempunyai perbedaan dengan makhluk
lainnya.

b. Kemampuan Bereksistensi

Kemampuan bereksistensi yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan


mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos ini bukan
saja dalam kaitannya dengan soal ruang, melainkan juga dengan waktu. Dengan
demikian manusia tidak terbelanggu oleh tempat atau ruang ini (di sini) dan waktu ini
(sekarang), tapi dapat menembus ke “sana” dan ke “masa depan” ataupun “masa
lampau”.
c. Kata Hati (Consecience Of Man)

Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan
yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia. 
Dalam kaitan dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan “petujuk bagi
moral/perbuatan”. Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan
kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang
didasari oleh kata hati yang tajam.

d. Moral

Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral (etika)
menunjuk kepada perbuatan yang baik/benar ataukah yang salah, yang
berperikemanusiaan atau yang jahat.

e. Tanggung Jawab

Tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa


suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
Bertanggung jawab kepada masyarakat berarti menanggung tuntutan norma-
norma sosial. Bertanggung jawab kepada Tuhan berarti menanggung tuntutan norma-
norma agama misalnya perasaan berdosa dan terkutuk.

f. Rasa Kebebasan

Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai dengan kodrat
manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral. Yaitu kata hati yang
sesuai dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan kodrat manusia.

g. Kewajiban dan Hak

Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan hak
adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban dalam
realitas hidup sehari-hari, umumnya diasosiasikan dengan sesuatu yang
menyenangkan. Sedangkan kewajiban dipandang sebagai suatu beban. Tetapi ternyata
kewajiban bukanlah menjadi beban melainkan suatu keniscayaan..

h. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan


Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Kebahagiaan
tidak cukup digambarkan hanya sebagai himpunan saja, tetapi merupakan integrasi
dari segenap kesenangan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman pahit dan
penderitaan. Kebahagiaan hanya dapat dicapai apabila manusia meningkatkan
kualitas hubungannya sebagai mahluk yang memiliki kondisi serba terhubung dan
dengan memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
3. Buatlah skema tentang hakekat manusia dalam perspektif Islam.

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang
paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para
malaikat untuk bersujud kepada Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki
pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali
dengan akal dan pikiran.

a. Asal Kejadian Manusia

Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia
pertama yakni nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang
diciptakan Allah SWT dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan
segala karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka
bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Sesungguhya Aku


hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa
engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau?” Tuhan berfirman:”sesungguhnya
aku mengetahui apa yan tidak kamu ketahui”.(QS.Al-Baqarah : 30).

Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan penjelasan


dalam Alqur’an ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan
setelah turunnya Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah,
al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan al-lahm sebagaimana yang disebutkan dalam
ayat berikut ini :

”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah,
dan segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun ayat 12-
14)

b. Tujuan Penciptaan Manusia

Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah agar manusia dapat
menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama manusia adalah
beribadah dan menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya serta menjauhi
larangannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah
Aku.” (QS Adz Zariyat :56).

Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga dapat menjaga amanatnya
dalam menjaga alam dan isinya. Manusia sememstinya memiliki akhlak dan perilaku
yang baik kepada sesama maupun makhluk hidup yang lain.

c. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam

Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya
manusia. Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama
islam.

1) Sebagai Hamba Allah

Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT
dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah
seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa ramadhan dan
fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima zakat), haji (syarat
wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap
hati sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini :

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus …,”
(QS:98:5).

2) Sebagai al- Nas

Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam
Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan
manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam
ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa
keberadaan manusia lainnya (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi).
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut :

“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan


kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari
pada keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya
kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS: An Nisa:1).

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).

3) Sebagai khalifah Allah

Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa pada


hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau pemimpin
di muka bumi.(baca fungsi alqur’an bagi umat manusia)

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka


bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
…”(QS Shad:26).

Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai


pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.

4) Sebagai Bani Adam

Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang manusia
sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya
dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian


untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa
itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu
ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari
surga, …” (QS : Al araf 26-27).

5) Sebagai al- Insan

Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut
sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan
pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya
(baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud
berikut ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu
kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima
kasih.” (QS: Al Hud:9).

6) Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)

Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena


manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh,
memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-
ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti
hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir
dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta
perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar
manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia
sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan
hakikat utama penciptaannya

Anda mungkin juga menyukai