Pertumbuhan merupakan proses yang terbatas waktu atau usia yaitu dari bayi baru
lahir hingga usia remaja. pertumbuhan adalah proses bertambahnya tinggi, maupun berat
tubuh pada makhluk hidup, yang dinyatakan dengan suatu ukuran atau bilangan. Seiring
dengan bertambahnya tinggi tubuh, berat badan seseorang juga akan bertambah.
pertumbuhan adalah sesuatu yang bisa dilihat langsung dengan mata.
Menurut kaum rasionalis kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya
kemampuan adanya menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari
bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Sehingga
mempunyai kesadaran diri bahwa manusia mempunyai perbedaan dengan makhluk
lainnya.
b. Kemampuan Bereksistensi
Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan
yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia.
Dalam kaitan dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan “petujuk bagi
moral/perbuatan”. Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan
kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang
didasari oleh kata hati yang tajam.
d. Moral
Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral (etika)
menunjuk kepada perbuatan yang baik/benar ataukah yang salah, yang
berperikemanusiaan atau yang jahat.
e. Tanggung Jawab
f. Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai dengan kodrat
manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral. Yaitu kata hati yang
sesuai dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan kodrat manusia.
Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan hak
adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban dalam
realitas hidup sehari-hari, umumnya diasosiasikan dengan sesuatu yang
menyenangkan. Sedangkan kewajiban dipandang sebagai suatu beban. Tetapi ternyata
kewajiban bukanlah menjadi beban melainkan suatu keniscayaan..
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan
penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang
paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para
malaikat untuk bersujud kepada Adam Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki
pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali
dengan akal dan pikiran.
Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia
pertama yakni nabi Adam As. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang
diciptakan Allah SWT dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan
segala karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka
bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini :
”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah,
dan segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
jadikan segumpal daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun ayat 12-
14)
Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah agar manusia dapat
menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama manusia adalah
beribadah dan menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya serta menjauhi
larangannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini :
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah
Aku.” (QS Adz Zariyat :56).
Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga dapat menjaga amanatnya
dalam menjaga alam dan isinya. Manusia sememstinya memiliki akhlak dan perilaku
yang baik kepada sesama maupun makhluk hidup yang lain.
Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan hakikat diciptakannnya
manusia. Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia berdasarkan pandangan agama
islam.
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT
dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah
seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa ramadhan dan
fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima zakat), haji (syarat
wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap
hati sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini :
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam
Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan
manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam
ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa
keberadaan manusia lainnya (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi).
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut :
“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang manusia
sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya
dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut
sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan
pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya
(baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud
berikut ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu
kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima
kasih.” (QS: Al Hud:9).
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar
manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia
sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan
hakikat utama penciptaannya