2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini dengan baik. Solawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada
junjungan kita Nabi tercinta, tauladan yang baik bagi manusia, Nabi besar Muhammad
SAW., yang telah membawa peradaban manusia ke peradaban yang sempurna, semoga
terlimpahkan juga kepada keluarganya, saudaranya, para sahabatnya, tabi’in, dan juga
kepada kita semua selaku umatnya. Aamiin…
Tujuan kami membuat makalah yang berjudul Peran manusia di bumi adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Materi PAI SMA.
Tak lupa saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. H. Zaenal Arifin
AR, S. Ag., M. Pd. I. selaku dosen Pengampu Mata kuliah Ibadah yang telah membimbing
kami.
Karena kami masih dalam proses belajar, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk tugas kami selanjutnya.
Manusia sering menadapat pujian dari Tuhan, seperti pernyataan Al-Qur’an yang
menyebutkan bahwa manusia tercipta dalam bentuk dan keadaan yang sebaik-
baiknya.
Al-Qur’an menjelaskan bahawa manusia terdiri atas dua unsur pokok, yaitu
gumpalan tanah dan embusan roh. Ia adalah kesatuan dari kedua unsur tersebut yang
tidak dapat dipisahkan. Jika dipisahkan, ia bukan manusia lagi sebagaimana air yang
merupakan perpaduan antara oksigen dan hydrogen yang bila salah satu di antaranya
terpisah ia bukan air lagi. Manusia menurut pandangan Al-Qur’an memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang bersumber dari gumpalan tanah tersebut, memenuhinya
ala manusia, bukan ala binatang.
Pada ayat lain, dijelaskan bahwa sebelum diciptakannya manusia Tuhan telah
menyampaikan rencana penciptaan ini kepada malaikat, yaitu agar makhluk ini
menjadi khalifah (penguasa atau wakil) Tuhan dibumi, sebagaimana disebutkan surat
Al-Baqorah ayat 30. Dari sini, jelas pula bahwa hakikat wujud manusia dalam
kehidupan ini adalah melaksankan tugas kekhalifahannya, membangun dan
mengelola dunia ini sesuai dengan kehendak ilahi. Oleh karna itu, ditetapkanlah
tujuan hidupnya, yakni mengabdi kepada Allah.
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat 51:56)
“ Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah kami ciptakan.” (Q.S. al-isra’ :70)
1. Manusia adalah wakil (khalifah) Allah SWT dimuka bumi. Ketika Allah SWT hendak
menciptakan manusia, Allah SWT memberitahu malaikat-Nya perihal maksud-Nya
“mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) dimuka bumi orang yang akan membuat
kerusakan dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
engkau dan menyucikan engkau? Tuhan berfirman: “sesungguhnya aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui” (QS. Al-baqarah:30)
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa dimuka bumi, dan dia meninggikan
sebagaian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadam (Qs. Al-An’am:165)
2. Diantara seluruh ciptaan, manusia memiliki kemampuan yang paling tinggi untuk
mendapatkan pengetahuan atau ilmu.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab :
"Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana." Allah berfirman : "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama
benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah
berfirman : "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku
mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa
yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah:31-33)
3. Fitrah manusia itu sedemikian rupa sehingga secara intuisi manusia tahu bahwa hanya
ada satu Allah SWT. Kalau manusia tidak percaya dan ragu, maka hal itu abnormal dan
merupakan penyimpangan dari fitrahnya.
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari keturunan anak-anak adam dari sulbi
(tulang rusuk) mereka dan Allah mengambil kesaksian kepada jiwa mereka ( seraya
berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu ? mereka menjawab,”Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi”. (QS. Al A’raf : 172)”
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (QS. Ar-Rum:30)
4. Selain unsur-unsur material yang ada dalam materi non-organis, tumbuhan dan binatang,
dalam fitrah manusia ada satu unsur ilahiah dan malaikat juga.
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air
yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalam (tubuh)wya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah:7-9)
5. Penciptaan manusia dilakukan dengan perhitungan yang matang, bukan kebetulan.
Manusia adalah makhluk pilihan.
“Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya
petunjuk.” (QS. Thaha:122)
Kepribadian manusia itu independen dan merdeka. Manusia adalah khalifah yang
diangkat Allah SWT dan memiliki misi serta tanggung jawab. Manusia dituntut untuk
memperbaiki bumi dengan dengan upaya dan prakarsanya, dan dituntut untuk memilih
kesejahteraan atau kesengsaraan. Al-Qur’an memfirmankan:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
amat zalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab:72)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada
yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al-Insan:2-3)
6. Manusia memiliki martabat dan kemuliaan. Allah SWT telah menjadikan manusia unggul
atas banyak makhluk-Nya. Manusia baru dapat merasakan bagaimana sesungguhnya
dirinya itu kalau mewujudkan martabat dan kemuliaannya serta memandang dirinya tak
pantas diperbudak dan tak layak berbuat buruk
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (QS. Al-Isra:70)
7. Manusia mendapat anugrah berupa cita rasa wawasan moral. Manusia tau mana yang
baik dan mana yang buruk dengan menggunakan ilham alamiah
“dan jiwa serta penyempurnaannya (penciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” (QS.Asy-Syams: 7-8)
8. Manusia tidak akan pernah cukup, tenang atau puas dengan apapun kecuali kalau dia
mengingat Allah SWT. Hasratnya tak ada ujungnya. Manusia cepat jenuh dengan apapun
yang didapatnya. Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT sajalah manusia
baru dapat menentramkan atau memuaskan dirinya
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-
Rad:28)
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju
Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS. Al-Insyiqaq:6)
9. Segala yang baik dimuka bumi ini telah diciptakan untuk manusia
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu...” (QS. Al-
baqarah:29)
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya...” (QS. Al-Jatsiyah:13)
Karena itu manusia mempunyai hak untuk memanfaatkannya secara halal
10. Manusia telah diciptakan untuk beribadah kepada Tuhannya saja dan untuk menerima
perintah daei-Nya, karena itu manusia berkewajiban menaati perintah-Nya
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat:56)
11. Manusia tak mungkin ingat siapa dirinya, kecuali kalau dia beribadah dan ingat kepada
Tuhannya. Jika dia lupa Tuhannya berarti dia lupa siapa dirinya dan berarti dia tidak tahu
siapa dirinya, untuk apa dirinya diciptakan, apa kewajiban dan hendak kemana dia.
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS.
AlHasyr:19)
12. Ketika manusia meninggal dunia dan saat itu tirai jasmani yang menutupi roh atau
jiwanya tersingkapkan, maka dia akan melihat dengan jelas banyak realitas yang
sekarang ini gaib.
“...maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (QS. Qaf:22)
13. Bukan keuntungan materi saja yang di upayakan untuk dicapai manusia. Memenuhi
kebutuhan hidup akan materi bukanlah satu-satunya motivasi manusia. Manusia sering
melakukan sesuatu untuk tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Mungkin saja semua upayanya
hanyalah untuk mendapatkan ridho Penciptanya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. (QS. Al-Fajr 27-28)
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki maupun perempuan (akan
mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sunga, kekal mereka di dalamnya,
dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah
lebih besar. Itulah keberuntungan yang besar (QS At-Taubah: 72).
b. Sisi Negatif
Pada saat yang sama Al-Qur'an sangat mencela dan mengecam manusia. Allah berfirman
dalam Al-qur'an:
- Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh (QS Al-Ahzab: 72)
- Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat menginginkan nikmat (QS Al-Hajj:
66)
- Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas karena dia melihat dirinya serba cukup
(QS Al-Alaq: 6-7)
- Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa (QS Al-Isra: 11)
- Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring,
duduk atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (Kembali) melalui
(jalannya yang sesat) seakan-akan dia pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan)
bahaya yang telah menimpanya (QS Yunus:12)
- Dan adalah manusia itu sangat kikir (QS Al-Isra: 100)
- Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah (QS Al-Kahfi: 54)
-Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa
kesusahan, dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan, dia amat kikir (QS Al-
Ma'arij: 19-21)