Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

"MANUSIA AGAMA DAN ISLAM"

Dosen Pembimbing : Miftakhul Choiri, M.pd I


Disusun Oleh. : Farikhatusholihah
Moch. Khoirul Afifatul
M. Alfian Mubarok

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
Tahun Ajaran 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan


rahmat,taufik dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
pengerjaan makalah yang berjudul ”Manusia, Agama Dan Islam”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
parapembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
bermanfaatuntuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

BOJONEGORO, 14 SEPTEMBER 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………….. I
KATA PENGANTAR ……………………………………….. II
DAFTAR ISI …………………………………………………. III
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ………………………………….. 4
BAB II : PEMBAHASAN
1. MANUSIA
Pengertian manusia …………………………………….. 5
Ciri – ciri manusia ……………………………………... 6
Tujuan penciptaan manusia .......................7
Kedudukan manusia. .................................7
HAKIKAT MANUSIA
Hakikat manusia secara umum ………………………… 8
Hakikat manusia menurut Al- Qur’an …………………. 9
2. AGAMA
Pengertian agama ………………………………………. 9
Syarat – syarat agama ………………………………….. 10
Unsur – unsur agama …………………………………... 11
Fungsi agama …………………………………………... 12
D. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA …………..12
3. ISLAM
Pengertian Islam............................13
Manusia sebagai Kebutuhan Fitri.................13
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah...15
Islam Sebagai Agama yang Lurus.............16

BAB III PENUTUPAN


A. Kesimpulan ………………………………………………….. 19
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………. 20

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia, Agama dan Islam merupakan masalah yang sangat penting , karena
ketiganya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan
datang, yang tetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai
spiritual yang sesuai dengan agama-agama samawi (agama yang datang dari langit
atau agama wahyu).

Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari
penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif.
Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di
samping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda
muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat.

Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak
dan juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-
individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.

Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang


melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. MANUSIA
1. Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup.

Pengertian Manusia dalam Alqur’an


Istilah kunci yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk pada
pengertian manusia menggunakan kata-kata basyar, al-insan, dan ann-
nas.
Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk
biologis (QSAli ‘Imran :47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat
biologis manusia, sepertimakan, minum, hubungan seksual dan lain-lain.
Kata al-insan, Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai
penanggung amanah (QS Al-Ahzab :72), kedua al-insan dihubungankan
dengan predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya sifat keluh
kesah, kikir (QS Al-Ma’arij :19-21) dan ketiga al-insan dihubungkan
dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan
nonmateri (QS Al-Hijr :28-29). Semua konteks al-insan ini menunjuk pada
sifat-sifat manusia psikologis dan spiritual.

5
Kata an-nas dalam Al-Qur’an mengacu kepada manusia sebagai
makhluk sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka mengaku
beriman padahal sebenarnya tidak (QS Al-Baqarah :8) Dari uraian ketiga
makna untuk manusia tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia
adalah mahkluk biologis, psikologis dan sosial. Ketiganya harus
dikembangkan dan diperhatikan hak maupun kewajibannya secara
seimbang dan selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku
(sunnatullah).
Menurut agama Islam itu sendiri ,manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya yang lain, yang
dipercaya untuk menjadi
khalifah dimukabumi.

2. Ciri – ciri Manusia


Manusia dibandingkan makhluk lain mempunyai ciri, antara lain, ciri
utamanya adalah :
1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam berbentuk baik, ciptaan
tuhan yang paling sempurna. “Sesungguhnya kami telah menjadikan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At tin [95]:4)
2. Manusia diciptakan tuhan untuk menjadi khalifah nya di bumi. Hal
itu dinyatakan Allah dalam firman-nya. Di dalam surat al-baqarah [2]:30
3. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala
perbuatannya dalam firman-nya yang kini dapat dibaca dalam Al-Quran
surat At-Thur [52]:21 “Setiap manusia terikat (dalam arti bertanggung
jawab terhadap apa yang dilakukannya.”
4. Berakhlak. Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan
makhluk lainnya. Artinya, manusia adalah makhluk yang diberi Allah
kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk.

3. Tujuan Penciptaan Manusia

6
Manusia diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian
ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh
masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat, puasa,
zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata
memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai dengan
kehendak dan kesukaan (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi
larangan-Nya

4. Kedudukan Manusia
Kedudukan manusia yang dimaksud di sini adalah konsep yang
menunjukkan hubungan manusia dengan Allah dan dengan
lingkungannya. Ayat-ayat yang relevan dengan masalah tersebut adalah
antara lain :
1. Q.S.Fathir, 35/43:39
Ayat 39-41: Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengangkat manusia sebagai
khalifah di bumi dan penjelasan tentang keesaan Allah dan kekuasaan-
Nya.
‫ض فَ َم ْن َكفَ َر فَ َعلَ ْي ِه ُك ْف ُرهُ َوال يَ ِزي ُد ْال َكافِ ِرينَ ُك ْف ُرهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم ِإال‬
ِ ْ‫هُ َو الَّ ِذي َج َعلَ ُك ْم َخالِئفَ فِي األر‬
)٣٩( ‫َم ْقتًا َوال يَ ِزي ُد ْال َكافِ ِرينَ ُك ْف ُرهُ ْم ِإال َخ َسارًا‬
“Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi.
Barang siapa kafir, maka (akibat) kekafirannya akan menimpa dirinya
sendiri. Dan kekafiran orang-orang kafir itu hanya akan menambah
kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Dan kekafiran orang-orang kafir itu
hanya akan menambah kerugian mereka belaka.”
2. Q.S. Hud, 11/52:61
”Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia
berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada bagimu Tuhan
yang berhak disembah selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi
(tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya].
Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat dan memperkenankan (doa
hamba-Nya)."

7
3. Q.S Az-Zariyat, 51/67:56
1. Manusia Sebagai Khalifah
Kedudukannya manusia sebagai khalifah. Dijelaskan bahwa Allah
yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Penegasan
ini mengisyaratkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Selanjutnya ayat tersebut juga mengingatkan bahwa siapa yang ingkar,
khususnya mengingkari Tuhan yang telah menjadikan khalifah, maka ia
sendiri yang menanggung akibat pengingkarannya itu berupa kemurkaan
Tuhan dan kerugian bagi dirinya sendiri.

2. Manusia Sebagai Pembangun


Kedudukan manusia sebagai pembangun peradaban berdasarkan
firman Tuhan yang telah di kemukakan, yakni Huwaansya’akum min al-
ardh wa’sta’marakumfiha, “Dia telah menghidupkan kamu di bumi dan
memberi kamu kesukaan memakmurkannya (menjadikan kamu sebagai
pembangun kemakuran).”

5. HAKIKAT MANUSIA
Hakikat manusia secara umum adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas
tingkah laku intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya
ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta
mampu menentukan nasibnya.
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan
membuat dunia lebih baik untuk ditempat
5. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya mterbatas
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.

8
6. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
7. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama
lingkungan sosial, ahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan
martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
8. Makhluk yang berfikir. Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti
mencari jawaban, mencari jwaban berarti mencari kebenaran.
Hakikat Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan
mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Al-Quran
justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam
perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di
negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan
beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini.
Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya
adalah berpembawaan baik (positif, haniif).

B. AGAMA
1. Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a=tidak
gama=kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang
dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia baratter dapat
suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu: religi, religie,
religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian , perbuatan ini berupa usaha atau sejenis
per ibadatan yang dilakukan secara berulang ulang.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah system yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Maha kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.

9
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin
yang berarti:hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan,
keputusan dan pembalasan.Kesemuanya itu memberikan gambaran
bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari
seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah
laku tertentu, sebagai manifestasi ketaat anter sebut
(Moh.Syafaat,1965).
Dan secara umum, Agama adalah suatu system ajaran tentang Tuhan,
dimana penganut-penganut nya melakukan tindakan-tindakan ritual,
moral atau social atas dasar aturan-aturan-Nya.Oleh karena itu suatu
agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
a. Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang
harus diyakini.
b. Aspekritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan,
untuk minta perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjuk
kan kesetiaan dan penghambaan
c. Aspek moral ,yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak
yang benar dan baik bagi individu dalam kehidupan.
d. .Aspeksosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
3. Unsur-Unsur Agama

2. Syarat-Syarat Agama
a. Percaya dengan adanya Tuhan
b. Mempunyai kitab suci sebagai pandangan hidup umat-
umatnya
c. Mempunyai tempat suci
d. Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai panutan
e. Mempunyai hari raya keagamaan

3. Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur
pokok:

10
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar
tanpa ada keraguan lagi
2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia
dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat
beragama sesuai dengan ajaran agam.
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman
keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur
pokok:
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa
ada keraguan lagi
2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan
Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat
beragama sesuai dengan ajaran agama.
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman
keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

4. Fungsi Agama
· Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
· Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia
dengan manusia.
· Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
· Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
· Pedoman perasaan keyakinan
· Pengungkapan estetika (keindahan)

11
· Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama

D. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN


Agama dan kehidupan beragama merupakan unsur yang tak terpisahkan
dari kehidupan dan sistem budaya umat manusia. Sejak awal manusia
berbudaya, agama dan kehidupan beragama tersebut telah menggejala
dalam kehidupan, bahkan
memberikan corak dan bentuk dari semua perilaku budayanya. Agama
dan perilaku keagamaan tumbuh dan berkembang dari adanya rasa
ketergantungan manusia terhadap kekuatan ghaib yang mereka rasakan
sebagai sumber kehidupan mereka.

Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat


dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu :
Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya
suatu masyarakat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi
(dalam bahasa Arab disebut Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau agama-
agama primitif dan tradisional.
Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat
wahyu dari Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam
bahasa Arab langit disebut samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia
memiliki pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-
konsep kehidupan sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan
hidupnya dan kemudian melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan
ideologi bersama suatu masyarakat. Agama semacam ini dinamakan
sebagai agama filsafat, seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme,
Zoroaster atau Budha.

C. ISLAM
1. Pengertian Islam

12
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang
artinya damai atau kedamaian, salamah yang artinya keselamatan,
aslama yang artinya berserah diri atau tunduk patuh. Sementara agama
Islam dapat di definisikan sebagai suatu sistem ajaran ketuhanan yang
berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat manusia dengan
wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman
hidup manusia di dunia yang berisi peraturan perintah dan larangan agar
manusia memperoleh kebahagaian di dunia dan di akhirat kelak.

2. Manusia sebagai Kebutuhan Fitri


Manusia terdiri dari dimensi fisik dan non fisik. Dimensi non fisik,
yaitu jiwa (psyche), fikiran (ratio), dan rasa (sense). Rasa yang dimaksud
adalah kesadaran manusia akan kepatuhan (senseofethic), keindahan
(senseofaesthetic), dankebertuhanan (senseoftheistic).
Rasa kebertuhanan (senseoftheistic) adalah perasaan pada diri
seseorang yang menimbulkan keyakinan akan adanya sesuatu yang
maha kuasa di luar dirinya (transcendence) yang menentukan segala
nasib yang ada.
Keyakinan akan adanya Tuhan di capai oleh manusia melalui tiga
pendekatan, yaitu:

a. Material experien ceofhumanity. Membuktikan adanya Tuhan


melalui kajian terhadap fenomena alam semesta.
b. Inner experien ceofhumanity. Membuktikan adanya Tuhan melalui
kesadaran bathiniyyah dirinya.

c. Spiritual experien ceofhumanity. Membuktikan Tuhan di dasarkan


pada wahyu yang di turunkan oleh Tuhan melalui Rasul-Nya. 2. Sebab-
sebab manusia perlu memeluk agama Manusia perlu memelukan agama
sebab di samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan, manusia
juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain di gunakan oleh kata Al-
Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur’an Nafs
di ciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung

13
serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena
itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk di beri
perhatian lebih besar. Sebagai mana firman Allah swt. Yang berbunyi:
‫وهاونفس‬99‫فجورهاوتقوهافالهمهاوماس‬Artinya: “Demina serta demi penyempurna
ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”.
(QS.Al-Syams:78) Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan
agama adalah karena manusia dalam kehidupanya senantiasa
menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari luar maupun
yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa
nafsu dan bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar dapat berupa
rekayasa dan upaya- upaya yang di lakukan manusia yang secara sengaja
berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela
mengeluar kabiaya, tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan dalam
berbagai bentuk kebudayaan yang di dalamnya mengandung misi
menjauhkan manusia dari Tuhan. Allah berfirman dalam Al-Qr’ an
SuratAl-Anfal: 36 Yang artinya: “sesungguh ya orang-orang yang kafir itu
menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”.
(QS.Al-Anfal:36) Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang-orang mengikuti
keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan
lain sebaginya di buat dengan sengaja. Untuk itu, upaya membatasi dan
membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini
meningkat, sehingga uapaya mengagamakan masyarakat menjadi
penting

3. Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah

kemanusian Islam adalah suatu system ajaran ketuhanan yang berasal


dari Allah SWT, diturunkan kepada ummat manusia dengan wahyu
melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai agama yang datang
dari Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentua jaran Islam akan
selaras dengan fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan

14
asal manusia secara umum sejak kelahiran (bahkan sejak awal
penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih bersifat
potensial atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu di
kembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang
berkaitan dengan dimensifisik atau non fisik, yaitu akal, nafsu, perasaan
dan kesadaran (qalb) dan ruh. Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah
keagamaan tersebut buat pertamakali ditegaskan dalam ajaran Islam.
Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia sebelumnya.
Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini, muncul
beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam
keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi
perlunya manusia memeluk agama. Sebagai mana firman Allah yang
berbunyi:

‫فأقموجهكللدينحنيافطرةاللهالتىفطرالناسعليها‬

Artinya: “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,


tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dngan
fitrah itu”. (QS.Ar-Rum:30). Adanya potensi fitrah agama yang terdapat
pada manusia tersebut dapat pula di analisis melalui istilah Ihsan yang di
gunakan Al-Qur’ an untuk menunjukan manusia. Mengacu kepada
informasi yang di berikan Al-Qur’an, Musa Asy’ ari sampai pada suatu
kesimpulan, bahwa manusia Ihsan adalah manusia yang menerima
pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Melalui uraian
tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam diri manusia sudah
terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini memerlukan
pembinaan, pengarahan, dan seterusnya dengan mengenal agama
kepadanya. Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusia anakan
membawa manusia ke arah kebaikan dan ke selamatan baik bagi dirinya
maupun bagi orang lain.

4. Islam Sebagai Agama yang Lurus

Islam merupakan agama yang lurus karena islam sebagai hidayah


(petunjuk) dalam kehidupan umat manusia sebagai mana firman Allah

15
dalam surat Al-Baqarah : 38) “Nanti akan Aku berikan kepadamu
petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan di timpa rasa khawatir
dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati ”. (Q.SAl-
Baqarah:38)

A. Hidayah Allah untuk manusia Hidayah

secara istilah Islam berarti ‘Petunjuk yang di berikan oleh Allah pada
makhluk hidup agar mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan
dan menemukan solusi (pemecahan)‘ bagi persoalan hidup yang di
hadapinya’. Oleh karena itu hidayah merupakan alat bantu yang di
berikan oleh Allah kepada makhluk hidup untuk mempermudah
menjalani kehidupannya Ada 4 tingkat hidayah yang di berikan oleh
Allah swt. Kepada manusia,yaitu:

1) Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), yaitu petunjuk untuk


kehidupan yang di berikan oleh Allah swt. Bersamaan dengan kelahiran
berupa kemampuan untuk menghadapi kehidupan, sehingga sanggup
untuk bertahapan hidup (fungsi survival).

2) Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa


kemampuan indera dalam menangkap citra lingkungan hidup, sehingga
ia dapat menentukan lingkungan mana yang sesuai dengannya sehingga
menemukan kenyamanan dalam menjalani kehidupan secara fisikal
(fungsi adaptif).

3) Hidayah aqliyyah (bersifat intelektual) yaitu petunjuk yang di berikan


oleh Allah swt. Berupa kemampuan berfikir dan menalar, yaitu
mengolah segala informasi yang di tangkap melalui indera. Dengan
kemampuan ini manusia memiliki kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuan sehingga dapat memanipulasi dan mereka yang
salingkungan untuk menciptakan kemudahan, kesejahteraan dan
kenyamanan hidupnya (fungsi developmental atau pengembangan
hidup).

16
4) Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama) yaitu petunjuk yang di
berikan Allah swt. Kepada manusia berupa ajaran-ajaran praktis untuk di
terapkan dalam meniti kehidupan secara individual dan menata
kehidupan secara komunal, bersama- sama orang lain, sehingga manusia
mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan ketenangan batin
dalam menjalani kehidupannNYA.

Hidayah ketiga dan ke empat ini hanya di berikan kepada umat manusia
dengan kedua jenis hidayah inilah manusia berbeda dengan makhluk
hidup lainnya. Dengan hidayah aqliyyah (kemampuan intelektual),
manusia menjadi berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan
binatang (demikian juga dengan jin dan malaikat). Dan dengan hidayah
diniyyah (petunjuk agama), manusia dapat meningkatkan
spirituallitasnya dan mencapai ketingkat yang lebih tinggi dari malaikat
sekali pun

b. ISLAM, Satu-satunya hidayah diniyyah

Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan,


Allah menurunkan agamanya sebagai pedoman yang harus dijadikan
referensi dalam menetapkan setiap keputusan, dengan jaminan ia akan
terbebas dari segala kebingungan dan kesesatan. Firman Allah yang
terjemahannya: “Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam
menempuh kehidupan). Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku
tersebut, niscaya mereka tidak akan di timpa rasa khawatir dan takut
(dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”.(Q.SAl-Baqarah:38).
Dan Allah swt. Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah yang benar
yang Iaridhoi itu adalah agama islam.“Sesungguhnya agama disisi Allah
hanyalah ISLAM”.“ Pada hari ini Aku lengkapkan bagimu agamamu dan
Aku sempurnakann hikmat-Ku kepadamu. Dan Aku ridhoi Islam sebagai
agamamu.

c. Agama islam, dapat berperan dan berfungsi bagi manusia yang dapat
dikembangkan oleh setiap individu, sebagai berikut:

17
1. Pemberi makna bagi perbuatan manusia.

2. Alat control bagi perasaan dan emosi.

3. Pengendali bagi hawa nafsu yang terus berkembang.

4. Pemberi reinfor cement (dorongan penguat) terhadap

kecenderungan berbuat baik pada manusia.

5.Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ø Sehingga dapat di simpulkan bahwa agama sangat di perlukan

oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih
bermakna.

Ø Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial


yang memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba
Allah dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah), mengantur alam dan
mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu
sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada
sunnatullah. Rasa agama dan perilaku keagamaan (agama dan
kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan manusia,
atau dengan istilah lain merupakan “fitrah”manusia.

agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup


sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah
Islam. Agama Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk
mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah)
yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang
terdapat dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan akherat.
Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama

18
kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama
kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Agama Islam

https://sharing-ilmudunia.blogspot.com/2017/02/makalah-agama-islam-
agama-dan-manusia-d.html?m=1

Drs.Fathoni Ahmad Miftah, M.Ag, Pengantar Studi Islam, 2001,


Semarang, Gunung Jati.

Supadie Didiek Ahmad,dkk. Pengantar Studi Islam, 2011 , Jakarta,


Rajawali Pers.

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UPI, 2009, Islam Tuntunan dan
Pedoman Hidup, Value Press, Bandung

Website :

http: www.google.com

http: www.anakciremai.com

http: www.sarjoni.wordpress.com

19

Anda mungkin juga menyukai