PENDAHULUAN
kemanusia atau hubungan personal, interpersonal dan masyarakat secara agung dan
luhur, tidak ada perbedaan satu sama lain, keadilan, relevansi, kedamaian yang
mengikat semua aspek manusia. Kedamaian yang hadir dalam diri manusia dan itu
sifatnya fitrah. Kedamaian akan hadir, jika manuia itu sendiri menggunakan dorongan
sebagai makhluk ciptaaan Allah SWT yang bukan saja unik, tapi juga sempurna, namun
jika sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan seiring fitrah, maka janji
Fitrah kemanusiaan yang merupakan pemberian Allah SWT memang tidak dapat
ditawar, dia hadir seiring tiupan ruh dalam janin manusia dan begitu manusia lahir
dalam bentuk “manusia” punya mata, telinga, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya,
sangat tergantung pada wilayah, tempat, lingkungan di mana manusia itu dilahirkan.
Anak yang dilahirkan dalam keluarga dan lingkungan muslim sudah barang tentu
secara akidah akan mempunyai persepsi keAllah SWTan (iman) yang sama, begitu pun
nasrani dan lain sebagainya. Inilah yang sering dikatakan sebagai sudut lahirnya
Dalam wacana studi agama sering dikatakan bahwa fenomena keberagamaan manusia
1
tidak hanya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang normativitas melainkan juga
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang begitu sempurna dan kompleks.
Untuk memahami dan mengenal jati diri kita sebagai manusia dan tujuan dari
penciptaan kita di dunia ini, maka sangatlah penting untuk kita mempelajari dan
Sehingga Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia menurut Islam adalah makhluk ciptaan Allah yang diberikan akal
khalifah di bumi. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Dan (ingatlah), ketika Allah
hendak menjadikan (seorang khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'” (QS.
1.1 Fitrah
Fitrah adalah kodrat atau sifat dasar manusia yang telah ditanamkan oleh
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka
3
1.2 Akhlak
Akhlak atau budi pekerti merupakan konsep penting dalam Islam, karena
akhlak yang baik akan membawa manusia kepada kesuksesan di dunia dan
untuk memilih jalan yang benar atau salah.” (QS. Ash-Shams: 7-10).
1.3 Keadilan
manusia sebagai makhluk biologis (QS Ali ‘Imran [3]:47) tegasnya memberi
4
Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung
predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir (QS
penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS Al-Hijr
[15]:2829).
Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan
spiritual. Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 dalam Al-Qur’an mengacu
(sunnatullah).
bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang
menimpa Nabi Adam sebagai cikal bakal manusia, yang melakukan dosa
diturunkan dari surga, tidak bisa dijadikan argumen bahwa manusia pada
5
Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang
dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di
negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan
fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk
Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar
perjuangan yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu.
Sebab didalam hidup manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral
Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi
jiwa manusia.
6
Menurut Freud, superego selalu mendampingi ego. Jika ego yang
mempunyai berbagai tenaga pendorong yang sangat kuat dan vital (libido
waktu bisa memberikan justifikasi terhadap ego manakala instink, intuisi, dan
intelegensi
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling luhur, mulia, karena
dan mampu memilih hidupnya. Eksistensi manusia berasal dari kata latin
existere yang artinya muncul, ada, timbul, dan memiliki keberadaan aktual.
7
yang menentukan hidup. Allah menegaskan tujuan penciptaan manusia
dalam firman-Nya, yang artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
Hakikat ibadah, menurut Sayyid Quthb tersimpul dalam dua prinsip, yakni:
menyadari bahwa dalam alam ini hanya ada satu Allah SWT yang kepada-
ibadah atau tidak dalam suatu hadits beliau, yang artinya: Sesungguhnya
Hadits di atas memberi petunjuk bahwa shalat, puasa, zakat dan haji hanya
yang diciptakan oleh Allah SWT1. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang
tahu kita bahwa manusia telah secara aktif diciptakan dengan cara yang
sangat pribadi oleh Tangan Tuhan yang langsung. Semua anggota umat
8
manusia, termasuk yang saleh dan berdosa, diberkahi dengan martabat,
di dalamnya.
itu, dia akan dibangkitkan atau dihidupkan kembali di alam akhirat. Di alam
dan diperhitungkan oleh Allah Yang Maha Adil. Setiap peranan akan
mendapa balasan. Peranan yang baik akan mendapat balasan yang baik,
sementara peranan yang buruk akan mendapatkan balasan yang buruk pula.
sampai akhir hayat. Hal itu dilakukan agar manusia benar-benar menjadi
makhluk yang paling mulia dan bertaqwa dengan sebenar benar taqwa.
9
C. Tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT
Hamba Allah adalah orang yang taat dan patuh kepada perintah Allah.
Ketaatan, ketundukan dan kepaAllah SWT manusia itu hanya layak diberikan
posisi sebagai ciptaan dan Allah SWT sebagai Pencipta. Posisi ini memiliki
Penciptanya. Hal ini sudah termaktub dalam A1-Qur’an tentang tujuan Allah
Beribadah kepada Allah rnerupakan prinsip hidup yang paling hakiki bagi
2. Tugas Khalifah
kelestarian alam. Dalam hal ini, Al-Quran berfirman: “Dan janganlah kamu
Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
10
Manusia juga diberikan akal dan pikiran sebagai alat untuk beribadah dan
Kami angkut mereka di darat dan di laut, Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini dapat dipahami
dari firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah : 30, “Ingatlah ketika Allah SWTmu
Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata
karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, dan adakalanya
11
Pengertian terakhir inilah yang dimaksud dengan “Allah mengangkat
ayat 39, Q.S Al an’am ayat 165. Manusia adalah makhluk yang termulia di
antara mahluk- makhluk yang lain (Q.S Al Isra : 70) dan ia dijadikan oleh
Allah SWT dalam sebaik- baik bentuk/ kejadian, baik fisik maupun psihisnya
(Q.S At Tin : 5), serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-
serta mewujudkan keselamatan dan kebahgiaan hidup di muka bumi (Q.S al-
maidah : 16), dengan cara beriamn dan beramal shaleh (Q.S Al-ra’ad : 29),
merupakan tugas suci dan amanah dari Allah sejak manusia pertama hingga
manusia akhir zaman yang akan datang, dan merupakan perwujudan dari
tersebut menyangkut :
adalah makhluk yang dapat dan harus dididik/ diajar (Q.S al-
12
baqarah :31) dan yang mampu mendidik /mengajar (Q.S Ali imran:187,
al-an’am :51)
o Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Kata akhlak berasal dari kata
khuluq atau khalq. Khuluq merupakan bentuk batin/ rohani, dan khalq
al-Anfal : 46 )
o Bertanggung jawab terhadap mar ma’ruf nahi munkar ( Q.S Ali Imran 104
dan 110)
dalamnya adalah para fakir miskin serta anak yatim (Q.S al Taubah : 60,
13
al Nisa’ : 2), orang yang cacat tubuh (Q.S ‘Abasa : 1-11), orang yang
cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan
14
BAB III
PENUTUP
Manusia menurut Islam memiliki konsep dan makna yang sangat penting,
karena manusia adalah makhluk yang memiliki tugas sebagai khalifah di bumi.
Dalam Islam, manusia juga memiliki beberapa konsep dan karakteristik yang
unik, seperti fitrah, akhlak, keadilan, makhluk sosial, makhluk berakal, dan
makhluk yang rentan. Untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai
15