PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang
mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial
(ruh, jiwa, akal dan sebagainya). Unsur jasad akan hancur dengan kematian,
sedangkan unsur jiwa akan tetap dan bangkit kembali pada hari kiamat. (QS.
Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk yang mulia, bahkan lebih mulia dari
malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29). Bahkan manusia adalah satu-satunya mahluk
yang mendapat perhatian besar dari Al-Qur’an, terbukti dengan begitu
banyaknya ayat al-Qur‟an yang membicarakan hal ikhwal manusia dalam
berbagai aspek-nya, termasuk pula dengan nama-nama yang diberikan al-Qur’an
untuk menyebut manusia, setidaknya terdapat lima kata yang sering digunakan
Al-Qur’an untuk merujuk kepada arti manusia, yaitu insan atau ins atau al-nas
atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam atau durriyat adam.
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak
pernah tuntas. Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu
permainan yang tidak pernah selesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai
manusia. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala,
namun sampai saat ini pun belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia
yang sebenarnya.
Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini ingin
mengingatkan kembali kepada para pembaca mengenai eksistensi dan manusia
dalam pandangan islam serta tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah di muka bumi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep manusia menurut pandangan Islam?
2. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain?
3. Apa tujuan penciptaan manusia?
4. Apa saja fungsi dan peran manusia?
5. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah SWT?
C. Tujuan
1. Untuk memahami bagaimana konsep manusia menurut pandangan
Islam
2. Untuk mengetahui apa persamaan dan perbedaan manusia dengan
makhluk lain
3. Untuk mengetahui apa tujuan penciptaan manusia
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan peran manusia
5. Untuk memahami bagaimana tanggung jawab manusia sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Manusia
Manusia dan hewan pada dasarnya sama saja. Manusia baru bisa dikatakan
lebih baik daripada hewan apabila manusia mampu mengisi hati, otak, dan badannya
sesuai dengan ketentuan Allah.
Pertama, manusia dan hewan sama-sama memiliki hati. Hati hewan tidak
ada isinya. Sedangkan hati manusia harus berisi keimanan kepada Allah. Hati
manusia harus bertauhid kepada Allah. Keimanan inilah yang nantinya mendorong
otak dan badan manusia untuk terus beribadah kepada Allah. Apabila hati manusia
tidak diisi dengan iman, maka apa bedanya dengan hati seekor hewan?
Kedua, manusia dan hewan sama-sama memiliki otak. Otak hewan tidak ada
isinya. Sedangkan otak manusia harus selalu diisi dengan ilmu. Itulah kenapa
manusia diwajibkan menuntut ilmu seumur hidupnya. Dengan ilmu manusia mampu
merancang dorongan dari hati (niat) menjadi sebuah rencana-rencana ibadah.
Apabila otak manusia tidak pernah diisi dengan ilmu, lalu apa bedanya dengan hati
seekor hewan?
Ketiga, manusia dan hewan sama-sama memiliki fisik (tubuh). Isi tubuh
manusia dan hewan adalah makanan. Hewan bebas memakan apa saja dengan cara
apa saja asalkan perutnya kenyang. Tetapi manusia harus memakan makanan
yang halalan thayyiban. Manusia harus memakan makanan yang halal dengan cara
yang halal pula. Apabila manusia makan hanya untuk membuat perutnya kenyang
dan tidak memperhatikan halal dan haramnya, lalu apa bedanya fisik manusia
dengan fisik seekor hewan?
Hati, otak, dan fisik manusia dan hewan adalah sama. Yang membedakan
adalah isinya. Maka, teruslah membina iman, menuntut ilmu, dan mencari rezeki
dengan cara halal agar kita menjadi manusia yang sesungguhnya.
َأَفَح ِس ْبُتْم َأَّنَم ا َخ َلْقَناُك ْم َع َبثًا َو َأَّنُك ْم ِإَلْيَنا اَل ُتْر َج ُعوَن
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami?” (QS. Al Mukminun:115).
ُهَّللا اَّلِذ ي َخ َلَق َس ْبَع َس َم اَو اٍت َو ِم َن األْر ِض ِم ْثَلُهَّن َيَتَنَّز ُل األْم ُر َبْيَنُهَّن
ِلَتْع َلُم وا َأَّن َهَّللا َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر َو َأَّن َهَّللا َقْد َأَح اَط ِبُك ِّل َش ْي ٍء ِع ْلًم ا
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala
sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang ada, dapat disimpulkan
bahwa konsepsi Islam terhadap manusia menekankan pentingnya pemahaman
akan dua dimensi manusia, yaitu jasad dan ruh, serta peran manusia sebagai
khalifah di bumi. Tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk menyembah
Allah dan menjaga keseimbangan alam. Manusia memiliki tanggung jawab
sebagai hamba dan khalifah Allah, yang melibatkan ketaatan pada-Nya,
pengelolaan alam, serta pertanggungjawaban pada diri sendiri, masyarakat, dan
Allah. Semua aktivitas kehidupan harus berorientasi kepada Allah, dengan nilai
perbuatan diukur dari niatnya. Kesimpulannya, manusia dalam konsepsi Islam
memiliki peran yang mulia sebagai khalifah Allah di bumi, dengan tanggung
jawab untuk beribadah, menjaga alam, dan bertanggung jawab pada diri
sendiri, masyarakat, dan Allah.
B. Saran
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
beberapa saran yang dapat diberikan adalah:
1) Pentingnya untuk terus memperdalam pemahaman akan konsepsi Islam
terhadap manusia, termasuk dua dimensi manusia, yaitu jasad dan ruh,
serta peran manusia sebagai khalifah di bumi.
2) Mendorong kesadaran akan tanggung jawab manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah, yang melibatkan ketaatan pada-Nya, pengelolaan alam,
serta pertanggungjawaban pada diri sendiri, masyarakat, dan Allah.
3) Mengajak untuk selalu berorientasi kepada Allah dalam segala aktivitas
kehidupan, dengan mengukur nilai perbuatan dari niatnya.
4) Menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menjalankan
peran sebagai manusia sesungguhnya, dengan memperhatikan aspek
kehalalan dalam makanan dan cara memperoleh rezeki.
5) Merangsang refleksi diri terhadap eksistensi dan tanggung jawab
manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi, serta
mengingatkan akan peran manusia dalam menjaga alam dan beribadah
kepada Allah.
Dengan menerapkan saran-saran di atas, diharapkan dapat memperkuat
pemahaman dan pelaksanaan konsep Islam terhadap manusia, serta memotivasi
untuk menjalankan peran sebagai khalifah Allah dengan lebih baik.
C.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/335825647_Hakikat_Manusia_Menurut_Islam
https://www.gurusiana.id/read/sitiwahyuni050802/article/yang-membedakan-manusia-
dengan-hewan-kajian-aqidah-269660#google_vignette
https://dinulislami.blogspot.com/2016/03/tujuan-penciptaan-manusia-menurut-
islam.html
https://prezi.com/ppbpsqgmm_ih/tanggung-jawab-manusia-sebagai-hamba-dan-
khalifah-allah/