Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN DAN UMAT MANUSIA

ZZZZZZZZZZ
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan apa yang kami harapkan.
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu dan juga agar kita dan pembaca lebih mampu
memahami isi makalah ini.
Atas terselesainya makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Ainur Rofiq S.sos.I.,M.sos selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang
telah membimbing kami, Dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pribadi
dan pembaca umumnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata
yang kurang berkenan.

Banyuwangi, 27 April 2023

Penulis
COVER....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

BAB I......................................................................................................................iv

PENDAHULUAN.................................................................................................iv

A. LATAR BELAKANG................................................................................iv

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................iv

BAB II.....................................................................................................................5

PEMBAHASAN.....................................................................................................5

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP.............................................................................................................11

A. KESIMPULAN..........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentu tidaklah mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah
saling menghormati dan menghargai.

Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Ilmu pengetahuan pada dasarnya


lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik
untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk
menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan
melestarikan hasil yang sudah dicapai oleh manusia sebelumnya. Usaha-usaha
tersebut terakumulasi sedemikian rupa sehingga membentuk tubuh ilmu
pengetahuan yang memiliki strukturnya sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam Makalah Ini Dapat Dirumuskan

1. Apa Hubungan Manusia Dengan Ilmu Pengetahuan?


2. Apa Fungsi Ilmu Pengetahuan Bagi Manusia
3. Peran – Peran Ilmu Bagi Manusia Dan Dunia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Manusia
Adapun pandangan menurut para ahli

1. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal.


Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena
jasmani dan rohani merupakan satu barang.
2. ABINENO J. Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”
3. UPANISADS Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana ataubadan fisik
4. I WAYAN WATRA Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
5. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia
dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
6. ERBE SENTANU Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bisa dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
7. PAULA J. C & JANET W. K Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih
makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinanan.

5
B. Manusia menurut agama islam
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-
insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka,
senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia
(jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-
anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam. Namun dalam Al-Quran
dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan
memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.

A. Peran Dan Tugas Pokok Utama Manusia Di Muka Bumi


1. Manusia sebagai a’bid; artinya hamba Allah, sebagai hamba Allah dimuka
bumi memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepadaNya.
Sebagaimana firmannya Q.S.Adz Dzaariyat, 51: 56: “Wa maa khalaqtul
jinna wal insa illa liya’buduun.” Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Dan firman
Allah Q.S.Al – Bayyinh ayat 5: “wamaa umiruu illa liya’budullaha
mukhlisiina lahuddin ” Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya ”
2. Manusia sebagai khalifah; artinya pemimpin dimuka bumi. Bila
direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian dipakai daya
nalar dengan pikiran yang tajam, akan disadari betapa kehadiran manusia
di muka bumi ini bukanlah atas kemauan sendiri, melainkan merupakan
kreasi terindah dari Al Khalik. Manusia dilahirkan sebagai khalifah, yang
harus mampu mengubah dunia menjadi “Alam abdiyah yang terang
benderang” karena peran manusia sebagai rahmatan lil ’ alamin.
Kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi
lingkungan, menjadi regulator, memberi kesejukan dan menyejukan arah
kehidupan yang terang benderang (Q.S. Al Ahzab,3 : 46).

6
B. Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian
penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya
membayangkan aspek ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan
di muka bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan vertical
(manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal (
manusia dengan alam semesta dan manusia Dalam hal ini Allah
berfirman:Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari
mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi aku makan.
Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).

C. Ilmu Pengetahuan
Ilmu terbagi 2 yakni: 1. Ilmu eksakta adalah spesifikasi keilmuan yang
menitikberatkan pada hukum sebab akibat. 2. humaniora merupakan
spesifikasi keilmuan yang membahas sisi kemanusian selain yang
bersangkutan dengan biologis maupun fisiologisnya
1. Pengertian ilmu pengetahuan secara umum Pengertian Ilmu adalah
pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)itu.
2. Kedudukan imu pengetahuan dalam islam Ilmu menempati kedudukan
yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya
ayat al-Qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi
dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan
bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. salah satu ciri yang

7
membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap
masalah ilmu (sains), Al quran dan Al –sunah mengajak kaum muslim
untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan
orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi. Allah Swt
berfirman dalam al-Qur’an yang artinya: Allah meninggikan beberapa
derajat (tingkatan) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-
orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan). dan Allah Maha
mengetahui aayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang
beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk
menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar
betapa kecilnya manusia dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh rasa
kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal ini sejalan
dengan firman Allah: sesungguhnya yang takut kepada allah diantara
hamba –hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu).pa yang kamu
kerjakan.
3. Sumber ilmu pegetahuan .
a) wahyu Arti wahyu dari segi bahasa adalah petunjuk yang di
sampaikan secara sembunyi, atau dengan kata lain wahyu tersebut
menggunakan metode sembunyi-sembunyi dalam
penyampaiannya. Pengertian wahyu Menurut syara' wahyu adalah
pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari
beberapa hamba-Nya mengenai beberapa petunjuk dan ilmu
pengetahuan yang hendak diberitahukannya tetapi dengan cara
yang tidak biasa bagi manusia, baik dengan perantaraan atau tidak
dengan perantaraan.
b) ilham ilham ialah jiwa suatu pengetahuan kedalam jiwa yang
meminta supaya dikerjakan oleh yang menerimanya dengan tidak

8
lebih dahulu dilakukan ijtihad dalam menyelidiki hujjah- hujjah
agama.
c) naluri Naluri ialah pembawaan alami yang tidak disadari atau tidak
perlu dipelajari karena memang sudah bawaan (fitrah atau kodrat)
dari Allah Sang Pencipta, yang mendorong untuk berbuat sesuatu,
dan terdapat pada semua jenis makhluk hidup, baik itu hewan
maupun manusia. Biasanya kata naluri digunakan untuk menunjuk
sesuatu berupa pembawaan khas suatu makhluk atau berupa kasih
sayang induk pada anaknya.
d) panca indra Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga /
kuping, kulit dan lidah.

D. Fungsi ilmu pengetahuan


1. Fungsi deskriptif:
menggambarkan ,melukiskan dan memaparkan suatu obyek atau
masalah sehingga mudah dipelajari
2. Fungsi pengembangan: menemukan hasil ilmu yang baru
3. Fungsi prediksi: meramalkan kejadian yang besar kemungkinan terjadi
sehingga dapat dicari tindakan percegahannya
4. Fungsi Kontrol: mengendalikan peristiwa yang tidak dikehendaki.

E. Syarat-syarat ilmu
1. Objektif, Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar
maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau
mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian
antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan

9
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang
penelitian.
2. Metodis, adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang
berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem
yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab
akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal, Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu
yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-
umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu
alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia
konteks dan tertentu pula.
5. Religius, segala upaya yang dilakukan dalam mencari ilmu digunakan
dalam upaya mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Ilmu, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan yang
lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh
makhluk lainnya yaitu akal dan daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan
bernalar itu dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak yang
paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terus berusaha untuk
menambah dan mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang
didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala kerusakan, karena manusia
diutus untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.

Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari pengalaman yang


didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang mereka miliki (rasional) dari
pengalaman tersebut manusia terus-terusan mengolahnya dengan cara berpikir
sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas akan mampu
menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola muka bumi ini.
Namun, tidak selamanya pengetahuan yang diperoleh manusia ini bermanfaat, ada
juga pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan ataupun mudarat.
a.Ilmu Eksakta/Ilmu Alam Ilmu alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk
pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum
yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Sains (science) diambil dari
kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan
Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk
dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process,
inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11).

11
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para
ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang
gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah
kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas. Tingkat kepastian ilmu
alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim
juga disebut ilmu pasti. Di samping penggunaan secara tradisional di atas, saat ini
istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti yang lebih cocok dalam
pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi
biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik(terkait
dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang mendasari alam semesta. Cabang-
cabang utama dari ilmu alam adalah: Astronom,Geologi dan Biologi,Geografi fisik
berbasis ilmu,Ekologi,Ilmu bumi,Fisika,Kimia b. Ilmu Humaniora Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat, humaniora berarti “ilmu pengetahuan
(agama, filsafat, sejarah, bahasa, dan sastra, pelbagai cabang seni, dsb) yang berusaha
menafsirkan makna kehidupan manusia di dunia dan berusaha menafsirkan martabat
kepada penghidupan dan eksistensi manusia”. Sedangkan menurut kamus Merriam-
Webster, humaniora yang dalam bahasa Inggris disebut humanities adalah cabang
kajian (sebagaimana filsafat, seni, dan bahasa) yang menyelidiki konsep-konsep dan
persoalan-persoalan manusia yang berbeda dengan proses-proses alami (seperti fisika
atau kimia) dan hubungan-hubungan sosial (seperti dalam antropologi atau ekonomi).

Dari pengertian-pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan setidaknya dua


hal. Yang pertama, humaniora adalah ilmu yang mengkaji hakikat manusia beserta
persoalan-persoalan manusiawi mereka dengan tujuan untuk meraih kualitas
kehidupan yang lebih baik. Karena humaniora mempelajari tentang manusia, oleh
karena itu, objek material ilmu ini sebenarnya adalah manusia itu sendiri. Yang
kedua, humaniora terdiri dari cabang-cabang ilmu lain, diantaranya bahasa, sastra,

12
filsafat, sejarah, dan seni. Ilmu-ilmu ini pada dasarnya sama-sama mengkaji tentang
manusia, namun dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh, bahasa mengkaji
manusia melalui perilaku komunikasi verbal yang dilakukannya. Sastra mengkaji
manusia melalui karyanya yang berupa tulisan-tulisan bernilai tinggi yang
mencerminkan kedalaman berfikir dan olah rasa. Filsafat mengkaji manusia melalui
pemikiran-pemikiran bijaksananya yang selalu ingin menemukan hakikat kebenaran
dan eksistensinya. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ILMU PENGETAHUAN
Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan yang
lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh
makhluk lainnya yaitu akal dan daya nalar. Kemampuan manusia untuk berpikir dan
bernalar itu dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan otak yang
paling sempurna dibandingkan dengan otak berbagai jenis makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terus berusaha untuk
menambah dan mengumpulkan llmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan yang
didapatkan adalah untuk memelihara bumi ini dari segala kerusakan, karena manusia
diutus untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.

Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari pengalaman yang


didapatkannya ( empiris ) dan juga logika yang mereka miliki (rasional) dari
pengalaman tersebut manusia terus-terusan mengolahnya dengan cara berpikir
sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Manusia yang cerdas akan mampu
menggali kumpulan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola muka bumi ini.
Namun, tidak selamanya pengetahuan yang diperoleh manusia ini bermanfaat, ada
juga pengetahuan yang ternyata menimbulkan suatu permasalahan ataupun mudarat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dwiloka, B. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta


Hardjasoemantri, K. 1999. Hukum Tata Lingkungan, Edisi Ketujuh. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sudirdja, E. R. 2010. Rangkuman Buku Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar Populer. Bandung: Fakultas Hukum Universitas Pasundan
Suriasumantri, S.J. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka
Sinar Harapan,

14

Anda mungkin juga menyukai