PENDIDIKAN FILSAFAT
“Kedudukan Alam Semesta, Manusia, Masyarakat Dan Ilmu Pengetahuan
Perspektif Filsafat Pendidikan Islam”
Disusun Oleh :
AHMAD KHOIRUL MA’MUN
Semoga apa yang saya sajikan dalam makalah ini dapat memberikan
sumbangsi dalam penncarian informasi di dunia Pendidikan di negeri tercinta
ini,dan tak lupa juga saya ucapkan terima kasih atas masukan dan sarannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan
yang lainnya, manusia diberi oleh Tuhan beberapa kelebihan yang tidak dimiliki
oleh makhluk lainnya, yaitu akal dan daya nalar. Kemampuan manusia untuk
berfikir dan bernalar itu dimungkinkan pada manusia karena ia memiliki susunan
otak paling sempurna dibandingkan otak berbagai jenis makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu terus berusaha untuk
menambah dan mengumpulkan ilmu pengetahuannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan alam semesta ?
2. Bagaimana kedudukan manusia dalam perspektif filsafat pendidikan islam ?
3. Bagaimana kedudukan ilmu pengetahuan dalam perspektif filsafat pendidikan
islam ?
4. Bagaimana kedudukan masyarakat dalam filsafat pendidikan islam ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Alam Semesta
Allah sebagai pencipta, pemilik kasih dan sayang untuk segenap
makhluk- Nya alam ini sebagai bukti dari kasih sayang Allah untuk manusia. Karna
alam semesta diciptakan untuk manusia, maka Allah telah menundukkan bagi
mereka untuk kepentingan manusia. Allah menundukan apa yang ada dilangit dan
bumi.Dialah yang memudahkan alam ini bagi manusia dan menjadikannya sebagai
tempat tinggal yang enak untuk didiami.
Agar manusia mudah memahami alam semesta, maka Allah menciptakan
ukuran atau ketentuan yang pasti ( sunnah Allah). Pada alam semesta, sehingga ia
bersifat fredichtable. Kemudian, agar manusia mudah memahami dan berinteraksi
dengan alam semesta ini, maka Allah menciptakan dengan derajat yang lebih
rendah dibanding manusia. Untuk itu, manusia tidak boleh tunduk kepada alam
semesta, tetapi harus tunduk kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakan dan
menundukan alam ini buat mereka.
Meskipun alam semesta ini diciptakan untuk manusia, namun bukan berarti
manusia dapat berbuat sekendak hati didalamnya. Hal ini bermakna bahwa
kekuasaan manusia pada alam semesta ini bersifat terbatas. Manusia hanya boleh
mengolah dan memanfaatkan alam semesta ini sesuai dengan iradah atau keinginan.
Tuhan yang telah mengamanahkan alam semesta ini kepada manusia. Memang,
sebagai khalifah Allah telah memberikan mandat kepada manusia untuk
mengatur bumi dan segala isinya. Demikianpun, kekuasaan seorang khalifah
tidaklah bersifat mutlak, sebab kekuasaannya dibatasi oleh pemberi amanah
kekhalifahan itu, yakni Allah.
Dalam persepektif pendidikan Islam, alam adalah guru manusia. Kita semua
wajib belajar dari sikap alam semesta yang tunduk mutlak pada hukum-hukum yang
telah ditetapkan Allah. Tidak terbayangkan oleh kita semua manakala
alam berprilaku diluar hukum-hukum Allah, alam melanggar sunahnya. misalnya
Gunung meletus menyemburkan api, matahari terbit dan turun ke bumi, bintang-
2
3
yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi
khalifa di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan
fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai
kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.
6
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis dan Nizar, Samsul. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam
Mulia.
Hasan, Ahmad. 1992. Khilafah Fi Al-Ardh Pembahasan Kontekstual. Jakarta: CV
Cakrawala Persada.
Arifin, H.M Prof. M.Ed., Filsafat Pendidikan Islam,Cet. VI, Remaja Rosdakarya,
PT Bumi Aksara, Jakarta ,2000.
Majid Fahry , Sejarah Filsafat Islam (Sebuah Peta Kronologis), Cet. I, Mizan, ,
Bandung, 2001.