Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Ahmad Suryadin
2. Muhammad Rizky Pratama
3. Ailsa Mahsanaya Putri Y.
4. Laila Dewi A.
YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan nikmat-Ny
a sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Manusia Menurut
Prespektif Islam dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi sala
h satu tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Humaniora.
Kami mengucapakan terima kasih banyak kepada Bapak Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag.
dan Dr. Muhammad Anshori, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Islam dan Ilmu
Humaniora. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dan
turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah memberikan balasan yang berli
pat ganda.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari peny
usunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan re
ndah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat dan j
uga inspirasi untuk pembaca.
Hormat kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Pengertian Manusia dalam Islam................................................................................................3
B. Penciptaan Manusia Dalam Islam...............................................................................................4
C. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain....................................................6
1. Aspek Kreasi.........................................................................................................................7
2. Aspek Ilmu............................................................................................................................8
3. Aspek Kemauan....................................................................................................................8
4. Pengarahan akhlak................................................................................................................8
D. Tujuan Penciptaan Manusia........................................................................................................8
1. Al-Ibadah..............................................................................................................................9
2. Al-Khilafah.........................................................................................................................10
3. Al-Amanah.........................................................................................................................11
BAB III....................................................................................................................................13
KESIMPULAN.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang misterius dan sangat menarik. Di
katakan misterius karena semakin dikaji semakin terungkap betapa banyak hal-hal me
ngenai manusia yang belum terungkapkan. Dan dikatakan menarik karena manusia se
bagai subjek sekaligus sebagai objek kajian yang tiada henti-hentinya terus dilakukan
manusia khusunya para ilmuwan. Oleh karena itu manusia telah menjadi sasaran studi
sejak dulu, kini dan kemudian hari. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengka
ji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan ling
kungan hidupnya.
Al-Quran tidak menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang (animal
) selama manusia mempergunakan akal dan karunia Tuhan lainnya. Namun, kalau ma
nusia tidak mempergunakan akal dan berbagai potensi pemberian Tuhan yang sangat t
inggi nilainya yakni pemikiran (rasio), kalbu, jiwa, raga, serta panca indra secara baik
dan benar, ia akan menurunkan derajatnya sendiri seperti hewan.1
Mengenai proses terciptanya manusia banyak teori-teori yang muncul sebelum
turunnya al-Quran. Dari mulai teori Aristoteles, Louis Pasteur, hingga Charles Darwin.
Mereka mencoba mengungkap tentang dari mana asal-usul hidup dan kehidupan. Se
menjak itulah (tepatnya 1860) muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua yang
hidup berasal dari yang hidup sebelumnya. Walaupun teori baru itu nampaknya lebih
hebat dan rasional, namun ternyata masih belum mampu menjabarkan “misteri” hidup
itu sendiri. Karena teori-teori tersebut tidak dapat memberikan jawaban atas pertanyaa
n tentang dari manakah asal-usul hidup pertama kali. Karena itulah, orang menjadi bin
gung. Pada abad pertengahan al-Qur’anul-Karim dan Rasulullah salah satunya pendob
rak pintu kegelapan teori ini dengan mengemukakan fakta-fakta penciptaan manusia y
ang sangat rumit dan ajaib.2
1
Albert Thomson, Manusia Menurut Islam, 2014, hlm 4.
2
St. Rahmatiah, Konsep Manusia Menurut Islam, 2015, hlm 1.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian manusia menurut perspektif Islam?
2. Bagaimana penciptaan manusia dalam Islam?
3. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain?
4. Apakah tujuan penciptaan manusia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian manusia menurut perspektif Islam.
2. Mengetahui proses penciptaan manusia dalam islam.
3. Memahami persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain menurut
Islam.
4. Memahami tujuan manusia dalam Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insa
an, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jina
k, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd bera
rti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal d
ari keturunan nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah
makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk
kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
3
Menurut Islam manusia itu terdiri dari dua bagian yang membuatnya menjadi
manusia sempurna, yaitu terdiri dari Jasmani dan rohani, disamping itu manusia juga t
elah dikaruniai fitrah. Kita hidup di dunia ini bisa menyaksikan sendiri ada persamaan-
persamaan yang dimiliki manusia. Seperti Cinta keadilan, kasih sayang, dan lainnya, it
ulah menurut kami yang disebut fitrah.
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di sisi Allah SWT. Manusia memiliki keun
ikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang bersif
at rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan ma
khluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagain
ya.3
Alquran yang diturunkan 1.400 tahun lalu banyak mengungkap informasi yang
baru saat ini berhasil ditemukan oleh ilmuwan melalui penelitian. Fenomena atau fakta
saat ini yang kemudian sesuai dengan Alquran, menunjukkan tanda-tanda kebesaran A
llah dan bahwa kitab suci umat Islam ini benar yang datangnya dari Sang Maha Pencip
ta.
Dalam buku berjudul 'Sains berbasis Alquran' karya Ridwan Abdullah Sani, me
ngungkap bahwa keterangan tentang manusia yang merupakan keturunan Nabi Adam
diciptakan dari saripati tanah.
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. K
emudian, Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (r
ahim)," bunyi Surah Al-Mu'minun Ayat 12-13.
Bila Ayat tersebut dibaca dalam teks Arab (Alquran), ditemukan kata sulalah y
ang dapat diartikan sebagai saripati atau intisari. Sementara itu, kata nuthfah memiliki
banyak arti, dapat berarti satu tetes air atau ukuran kecil dari benda yang dapat memba
sahi.
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan
3
Nur Fadilah, Hakikat Manusia, 2014, hlm 1-2.
4
dia mendengar dan melihat," bunyi Surah Al-Insan Ayat 2.
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lal
u tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia mak
hluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik," S
urah Al-Mu'minun Ayat 14 menjelaskan.
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) d
ari tanah.Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segum
pal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tu
lang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
4
Ibid, hlm 9-12.
5
paling baik.Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan
mati.”
Dari ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara berta
hap. Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu
pengetahuan modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sel telur yang belum dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletakan pada s
emacam tabung yang disebut fallopian. Saat bersenggama, akan ada satu sperma laki-l
aki yang membuahi sel telur. Sel telur yang dibuahi akan bergerak ke rahim
(uterus)dan menempel pada dinding rahim.Ketika menempel di dinding rahim, embrio
akan berkembang sekitar 3 bulan.Setelah itu, terjadi perkembangan janin selama
kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan.
Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk mencapai tujuan dengan didukung oleh
5
Ibid, hlm 12-14.
6
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan antara keduanya terletak pada dimensi
pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di dalamnya letak kelebihan dan
keunggulan yang di banding dengan makhluk lain.
Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan
makhluk yang memiliki karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu
berbeda dengan binatang, sehingga para pemikir disamakan dengan binatang.
Perbedaan paling utama antara manusia dengan makhluk lain adalah dalam
kemampuan melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang
memilikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
naluriah.
Di sisi lain manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu
yang diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya.
Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya
manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.6
1. Aspek Kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan
yang terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam
aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih
fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
6
Arista Sefreeyeni, HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM, 2013, hlm 14-16.
7
2. Aspek Ilmu
3. Aspek Kemauan
4. Pengarahan akhlak
Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak akan
mungkin lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Seperti
dalam surat al-Araaf, 129 dan at-Tin, 4.7
1. Al-Ibadah
8
” Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 21)
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan اmanusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (QS Al- Dzariyat: 56)
Lalu dijelaskan bahwa penghambaan diri kepada-Nya serta sesuai dengan kete
ntuan yang telah digariskan, dapat menghantarkan mereka kepada taqwa, yaitu suatu
derajat dimana seseorang dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam diri serta memili
ki kesadaran ketuhanan yang matang. Kemudian pada ayat 56 surat al- Dzariyat dije
laskan bahwa tujuan hakiki dari penciptaan jin dan manusia adalah dalam rangka ber
ubudiyah kepada-Nya. Pada ayat sebelumnya diungkapkan bagaimana pengingkaran
orang-orang Quraisy terhadap kerasulan Muhammad bahwa mereka menuding bahw
a Muhammad adalah tukang sihir dan se- bagainya. Hal itu bukanlah sesuatu yang b
aru, karena umat-umat sebelumnya juga berbuat serupa ketika menolak para nabi ya
ng diutus. Lalu Nabi Muhammad diajak untuk berpaling dari mereka serta hendakla
h ia senantiasa berzikir, sebab itulah yang dapat mendatangkan manfaat bagi kaum b
8
eriman.
2. Al-Khilafah
Lafaz al-khalifah dan yang se- makna dengannya (al-khalifah, al- khalaif dan alkhul
afa) terulang dalam al- Quran sebanyak 9 kali, yaitu dalam al- Quran Surat al-Baqar
ah ayat 30, surat al- An’am ayat 165, surat al-A’raf ayat 69 dan 74, surat Yunus ayat
8
Inong Satriadi, Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya, 2009, hlm 34-35.
9
14 dan 73,surat al-Namal ayat 62, surat Fathir ayat 39 dan surat Shad ayat 26. (M.Fu
ad Abdul Baqiy, t.th.: 305). Dalam hal ini akan dikemukakan beberapa ayat yaitu:
QS. al-Baqarah ayat 30, ” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaika
t: "Sesungguh- nya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." merek
a berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senanti
asa bertasbih dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
QS. al-An’am ayat 165 , ” Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa
di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) bebera
pa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesunggu
hnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun l
agi Maha Penyayang”.
Ayat 30 dari surat al-Baqarah adalah informasi bagi para malaikat bahwa Alla
h menciptakan khalifah (Adam dan keturunannya) di muka bumi. Ayat ini dan ayat-
ayat sebelumnya mengungkap- kan betapa banyaknya nikmat yang dianugerahkan k
epada manusia beriman, dimana mereka berpaling serta meng- hindarkan diri dari ke
maksiatan dan ke- kafiran sekaligus mengajak manusia lainnya menuju keimanan da
n ketaqwa- an. Adapun ayat-ayat sesudahnya meng- ungkapkan bagaimana pertumb
uhan manusia dalam bentuk dialog dan dis- kusi, dimana semua itu menggambarkan
rahasia dan hikmah yang agung.
Khalifah adalah pengganti Allah yang mengatur urusan-Nya di tengahtengah k
ehidupan manusia. Di samping itu khalifah juga dapat dipahami sebagai “suatu re
generasi yang silih berganti dimana mereka bertugas untuk me- makmurkan dan
mensejahterakan bumi”. Dengan demikian khalifah adalah hamba Allah yang ditu
gaskan untuk menjaga ke- maslahatan dan kesejahteraan dunia.9
3. Al-Amanah
Ungkapan kata al-amanah terulang dalam al-Quran sebanyak 6 kali yang juga terd
apat dalam enam ayat. Kata tersebut dalam bentuk mufrad (tunggal/ singular) teru
9
Ibid, hlm 35-37.
10
lang sebanyak dua kali, sedangkan dalam bentuk jamak/ plural terulang sebanyak
empat kali. Ayat-ayat tersebut terdapat dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 283
surat al-Nisa’ayat 58, surat al-Anfal ayat 27, surat al- Mukminun ayat 8, surat al-
Ahzab ayat 72 dan surat al-Ma’arij ayat 32. Dalam tulisan ini akan dikemukakan
QS al-Ahzab ayat 72 mengingat bahwa ayat ini sangat terkait erat dengan pokok p
ermasalahan, khususnya tentang tugas yang diemban oleh manusia.
” Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gun
ung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka kha
watir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguh
nya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”
10
Ibid, hlm 37.
11
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan t
erhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang sangat sempurna. Manusia di
beri akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah berupa Al-Quran m
elalui Rasulullah Saw. Dengan ilmu manusia dapat memahami segala sesuatu dan Allah men
ciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Manusia adalah makhluk yang sadar d
iri. Ini berarti bahwa ia adalah satusatunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas
kehadirannya sendiri. Ia harus mampu mengetahui, mempelajari dan menganalisis bagaimana
asal mula dirinya sendiri.
Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul manusia da
ri nabi Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan Al-Quran. Pendap
at kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuwan yang berpendapat bahwa asal u
sul manusia sesuai dengan teori evolusi yang artinya hasil evolusi dari kera-kera besar selama
bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Proses kejadian manusia be
rdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yai
tu dimana proses penciptaan nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi,
yang dimana manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang t
ersimpan dalam tempat kokoh (rahim). Kemudian nuthfah akan menjadi darah beku (‘alaqah)
didalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) da
n kemudian dibalut dengan tulang belulang serta ditiupkan ruh kepadanya. Allah menciptaka
n manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi d
erajatnya dari manusia dan tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia menyemba
h dan mengabdi kepada Allah SWT.
12
DAFTAR PUSTAKA
13