Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM”

DISUSUN OLEH :

NAMA : RACHEL GRISIA ILOVA

NIM : 2220112543

DOSEN PENGAMPU:

ALI ASMUL,M.PD.

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik,Solawat beriring salam
selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Dengan selesainya makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung .

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung sayai. saya menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, sayai mohon maaf
jika ada kesalahan di dalamnya. Sayai juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun terhadap makalah ini dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu
dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Padang, 25 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Pengertian Manusia ...................................................................................... 3
B. Komponen Biologis ..................................................................................... 6
C. Unsur-unsur Manusia ................................................................................... 7
D. Karakteristik Manusia .................................................................................. 9
E. Tujuan Penciptaan Manusia .......................................................................... 10
F. Fungsi dan Peranan Manusia ........................................................................ 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................ 14
LAMPIRAN GAMBAR........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam pikiran adalah
berbagai macam perspektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional
(animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Pemikiran tentang
hakikat manusia sejak zaman dahulu kala sampai sekarang belum juga berakhir
dan memiliki kemungkinan hal tersebut tidak akan pernah berakhir. Pada
kenyataannya, orang menyelidiki manusia itu dari berbagai sudut pandang.
Banyak yang menyelidiki manusia dari segi fisik yaitu antropologi fisik, adapula
yang menyelidiki dengan sudut pandang budaya yaitu antropologi budaya,
sedangkan yang menyelidiki manusia dari sisi hakikatnya disebut antropologi
filsafat. Memikirkan dan membicarakan hakikat manusia inilah yang
menyebabkan orang tak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang
memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia itu sendiri, yaitu
apa dari mana dan mau kemana manusia itu. Manusia dalam perkembangannya
dipengaruhi lingkungan dan pembawaan dari orang tua mereka.
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia
terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam
pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas
tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan
tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan
pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya.
Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas
kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan
alam.

1
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dibuatlah makalah dengan judul
“Hakikat Manusia Menurut Islam”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manusia dalam islam?
2. Bagaimana penciptaan manusia dalam islam?
3. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain?
4. Apakah tujuan penciptaan manusia?
5. Apa fungsi dan peranan manusia dalam islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manusia dalam islam.
2. Untuk mengetahui penciptaan manusia dalam islam.
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain.
4. Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peranan manusia dalam islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-
insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka,
senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia
(jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak
Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah
makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh
petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi
lewat wahyu Al-quran dan realita faktual yang tampak pada diri manusia.
Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat
atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya agar manusia berusaha mencari,
meneliti,memikirkan, dan menganalisanya. Tidak menerima mentah demikian saja.
Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran dan sunnah
rasul secara analitis dan mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan
penelitian laboratorium sebagai perbandingan, untuk merumuskan mana yang
benar bersumber dari konsep awal dari Allah dan mana yang telah mendapat
pengaruh lingkungan.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

3
3. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati.
4. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
5. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Penyebutan nama manusia dalam Alquran tidak hanya satu macam. Berbagai
istilah, diantaranya:
1. Dari aspek historis penciptaan manusia disebut dengan Banu Adam:

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmuu yang indah di setiap (memasuki)

mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya


Allah tidak menyukai orang-orang berlebihan. (Al- A’raaf, 7:31)

2. Dari aspek biologis manusiaan disebut dengan basyar yang mencerminkan


sifat-sifat fisik-kimia-biologisnya:

“Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang


mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah (Kami
mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia): (Orang) ini tidak lain

4
hanyalah manusia (basyar) seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu
makan dam meminumd ari apa yang kamu minum”. (Al-Mu’minun, 23:33)

3. Dari aspek kecerdasan manusia disebut dengan insan yakni makhluk terbaik
yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan.

“Dia menciptakan manusia (insan). mengajarnya pandai berbicara”. (Ar-


Rahmaan, 55:3-4)

4. Dari aspek sosiologisnya disebut annas yang menunjukkan sifat yang


berkelompok sesama jenisnya.

5. “Wahai manusia, sembahklah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan


orang-orang sebelum yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Al-Baqarah,
2: 21)
6. Dari aspek posisinya disebut ‘abdun (hamba) yang menunjukkan
kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patih kepada-Nya:

“Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan
dan di belkanag mereka? Jika Kami menghendaki niscaya Kami benamkan
mereka di bumi atau kami jatuhkan mereka gumpalan dari langit.

5
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasan
Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya)”. (Saba’, 34:9)

B. Komponen Biologis
Manusia dibentuk dair komponen-komponen yang dikandung di dalam tanah.
Ayat-ayat yang menyebutkan manusia dibentuk dari:
1. Tuurab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebut dalam ayat:

“Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya -- sedang dia bercakap-cakap


dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu
seorang laki-laki yang sempurna?”

2. Tiin, yaitu tanah lembung, sebagaimana ayat:

“(Tuhan) memulai penciptaan manusia dari lempung”. (As-Sajadah, 32:7)


3. Tiinul laazib, yaitu tanah lempung yang pekat sebagaimana disebut dalam
ayat:

“Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang


lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?"
Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.”

6
4. Salsalun, yaitu lempung yang dikatakan kalfakhkhar (seperti tembikar). citra di
ayat ini menunjukkan bahwa manusia “dimodelkan”
5. Salsalum_min hamain masnuun (lempung dari lumpur yang dicetak/diberi
bentuk) sebagaimana disebut dalam ayat:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Al-Hijr, 26)
6. Sulaalatun min tiin, yaitu dari sari pati lempung. Sulaalat berarti sesuatu yang
disarikan dari sesuatu yang lain.
7. Air yang dianggap sebagai asal usul seluruh kehidupan.

C. Unsur-Unsur Manusia
1. Jasad
Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran
dinyatakan diciptakan dari tanah. Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih
lanjut melalui proses yang dimulai dari sari pati makanan, disimpan dalam
tubuh sampai sebagiannya menjadi sperma atau ovum (sel telur), yang keluar
dari tulang sulbi (laki-laki) dan tulang depan (saraib) perempuan (a-Thariq: 5-
7). Sperma dan ovum bersatu dan tergantung dalam rahim kandungan seorang
ibu (alaqah), kemudian menjadi yang dililiti daging dan kenpmudian diisi
tulang dan dibalut lagi dengan daging. Setelahnia berumur 9 (sembilan) bulan,
ia lahir ke bumi dengan dorongan suatu kekuatan ruh ibu, menjadikan ia
seorang anak manusia.
Meskipun wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-
nilai kejiwaan untuk terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat
mewujudkan sperma dan ovum berkualitas tinggi, baik dari segi materinya
maupun nilainya, Alquran mengharapkan agar umat manusia selalu
7
memakan makanan yang halalan thayyiban (Surat Al-baqarah: 168, Surat Al-
maidah 88, dan surat Al-anfal 69). Halal bermakna suci dan berkualitas dari
segi nilai Allah. Sedangkan kata thayyiban bermakna bermutu dan berkualitas
dari segi materinya.
2. Ruh
Ruh adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada
janin dalam kandungan (Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat
Shaad 27) ketika janin berumur 4 bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah
bahasa dikenal adanya istilah ruhani, kata ini lebih mengarah pada aspek
kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur’an disebut nafs.
Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk :
1. Membawa dan menerima wahyu (Surat As-Syuara 193)
2. Menguatkan iman (Surat Al-Mujadalah 22)
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa manusia pada dasarnya sudah siap
menerima beban perintah-perintah Allah dan sebagai orang yang dibekali
dengan ruh, seharusnya ia elalu meningkatkan keimanannya terhadap Allah.
Hal itu berarti mereka yang tidak ada usaha untuk menganalisa wahyu Allah
serta tidak pula ada usaha untuk menguatkan keimanannya setiap saat berarti
dia mengkhianati ruh yang ada dalam dirinya.
3. Nafs
Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Qur’an
menginformasikan bahwa yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada
Surat Al-Anbiya ayat 35 dan Surat Al-Ankabut ayat 57, Surat Ali-Imran ayat
185. Hadist menginformasikan bahwa ruh manusia menuju alam barzah
sementara jasad mengalami proses pembusukan, menjelang ia bersenyawa
kembali secara sempurna dengan tanah.
Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis:
1. Nafs Al-amarah (Surat Yusuf ayat 53), ayat ini secara tegas
memberikan pengertian bahwa nafs amarah itu mendorong ke arah
kejahatan.
8
2. Nafs Al-lawwamah (Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21) dari
penjelasan ayat tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs
lawwamah ini adalah jiwa yang condong kepada dunia dan tak acuh
dengan akhirat.
3. Nafs Al-Muthmainnah (Surat Al-Fajr ayat 27-30). Nafs muthmainnah
ini adalah jiwa yang mengarah ke jalan Allah untuk mencari
ketenangan dan kesenangan sehingga hidup berbahagia bersama
Allah.
4. Qalb
Al-Qalb berasal dari kata qalaba yang berarti berubah, berpindah atau
berbalik dan menurut Ibn Sayyidah berarti hati. Musa Asyari (1992)
menyebutkan arti al-qalb dengan dua pengertian, yang pertama pengertian
kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulat panjang, terletak
di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua
adalah pengertian yang halus yang bersiffat ketuhanan dan rohaniah yaitu
hakikat manusia yang dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan
dan arif.
5. Akal
Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alaman sedangkan
mengingat Tuhan adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu. Keduanya
merupakan kesatuan saya rohani untuk dapat memahami kebenaran sehingga
manusia dapat memasuki suatu kesadaran tertinggi yang bersatu dengan
kebenaran ilahi.

D. Karakteristik Manusia
Manusia memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain
yang paling mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran
menyebabkan adanya konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung
jawab, dan pembalasan. Diantara karakteristik manusia adalah:
9
1. Aspek kreasi

Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang
terbaik dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam
aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia
lebih fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
2. Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam
semesta di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar
yang tidak bisa di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia
menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan
dalam hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak
akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi
makhluk yang sombong atau maksiat.
4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi
penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan
diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.

E. Tujuan Penciptaan Manusia


Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian
penyembahan kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya
membayangkan aspek ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti
ketundukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka
bumi, baik ibadah ritual yang menyangkut hubungan vertical (manusia dengan
Tuhan) maupun ibadah sosial yang menyangkut horizontal ( manusia dengan alam
semesta dan manusia).
10
Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia
terhadap terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh
karena itu penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak
membutuhkan sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual
penyembahannya. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku
tidak menghendaki supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah,
Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (az-
Zaariyaat, 51:56-58).
“Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan
dekimikian itulah agama yang lurus.” (Bayinnah, 98:5)
Penyembahan yang sempurna dari seseorang manusia akan
menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola
kehidupan alam semesta. Keseimbangan alam dapat terjaga dengan hukum-hukum
alam yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan manusia tidak sekedar akan
menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan
manusia di tengah-tengah alam.

F. Fungsi dan Peranan Manusia dalam Islam


Berpedoman kepada QS Al Baqarah 30-36, maka peran yang dilakukan adalah
sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran
Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan
ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu
kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah
ditetapkan Allah, diantaranya adalah :

11
1. Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54); Belajar yang dinyatakan
pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al
Qur’an.
2. Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39); Khalifah yang telah diajarkan ilmu
Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud
dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan
3. Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ); Ilmu yang telah diketahui bukan
hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk
dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan
oleh Nabi SAW.
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah
kepada manusia.
a. Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi
kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak
mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk
yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di
dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah.
Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56 “Dan tidak Aku ciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”
b. Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah
bahwa hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar
di hari akhir nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah
tapi orang tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain
Islam. Hal ini tercantum dalam QS Al A’raf : 172
c. “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini
Tuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi
saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini(keesaan Tuhan)”
12
d. Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan
misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk
memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan
sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah
seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah
yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman
sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali
Allah yang mempusakai dunia ini.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa hakekat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai
khalifah di bumi ini dan untuk beribadah kepada Allah SWT. yang mampu
merubah bumi ini kearah yang lebih baik. Hal yang menjadikan manusia sebagai
khalifah adalah karena manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk
lainnya, seperti akal dan perasaan. Selain itu manusia diciptakan Allah dalam
bentuk yang paling baik, ciptaan Allah yang paling sempurna.

B. Saran
Sebaikya mahasiswa memahami pengertian hakikat manusia dan dapat
menerapkan hakikat manusia di dunia pendidikan.

14
LAMPIRAN GAMBAR

15
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi., dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islma Pada Pergunuan
Tinggi Umum. Jakarta: Departemen Agama RI.
Mardana, Ari. 2015. Hakikat Manusia Dalam Islam.
http://arimardana.blog.fisip.uns.ac.id/2015/04/23/hakikat-manusia-menurut-islam
/Diakses pada tanggal 09 Februari 2019.
Rachmat, Noor. 2009. Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia. Depok: Ulinnuha press.
http://limubermanfaat.blogspot.com/2011/01/fungsi-dan-peran-manusia.html
http://www.scribd.com/doc/48595986/6/Tanggung-Jawab-Manusia-sebagai-Hamba-d
an-Khalifah-Allah

16

Anda mungkin juga menyukai