KELOMPOK 2 :
DESTI MARTINA
RADEN AYU VIYONA PUTRI NABILA
DOSEN :
Dr. H. Rusli, S.Ag., MM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen dan teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan tugas dan ide idenya sehingga makalah ini bisa
pembaca. Namun terlepas dari itu, penyusun memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharap kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan
berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam
kebudayaan. Dikatakan unik karena manusia memiliki berbagai macam perbedaan
dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi
kebutuhannya.
Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik di antara makhluk
Allah yang lain. Struktur manusia terdiri atas unsur jasmaniah dan rohaniah. Dalam
stuktur jasmaniah dan rohaniah tersebut, Allah memberikan seperangkat kemampuan
dasar yang memiliki kecenderungan berkembang, dalam psikologi disebut
potensialitas, yang menurut aliran psikologi behaviorisme disebut kemampuan dasar
yang secara otomatis dapat berkembang.
Dalam pandangan Islam kemampuan dasar atau pembawaan itu disebut dengan
fitrah. Secara bahasa, Fitrah berasal dari fathoro, dalam bahasa Arab ( )فطرةyang berarti
“membuka” atau “menguak”, juga berarti perangai, tabiat, kejadian, asli, agama,
ciptaan yang dalam pengertian etimologis mengandung arti kejadian.
Di jelaskan bahwa manusia itu lahir dengan fitrah, yang memiliki berbagai potensi
kebaikan. Oleh karena itu potensi tersebut baru akan dapat mencapai tujuan yang
sebenarnya apabila dijaga, dipelihara, dibimbing dan dikembangkan secara terarah,
bertahap dan berkesinambungan. Pengembangan potensi manusia dapat dilakukan
dengan beragam cara. Dan semua potensi tersebut bisa dikembangkan melalui
pendidikan yang baik dan sesuai dengan perkembangan yang di miliki nya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keberadaan manusia dalam Islam
2. Untuk mengetahui potensi manusia dalam Islam
3. Untuk mengetahui peranan manusia yang diciptakan oleh Allah dalam Islam
4. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam Islam
vi
BAB II
PEMBAHASAN
Keberadaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi utama, yaitu beribadah
kepada Allah SWT. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT
manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk
menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT.
Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan
perannya. Oleh karena itu beribadah kepada-Nya harus dilakukan secara sukarela,
karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia. Dalam hal ini Allah
berfirman:
Sebagai hamba Allah, manusia adalah makhluk kecil dan tak memiliki kekuasaan.
Oleh karena itu, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil
Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam. Agama Islam
vii
mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah
(`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi.
Maka, setiap langkah, keinginan hati dan gerak-geriknya harus searah dengan
alunan-alunan kehendak-Nya. Semakin mantap langkahnya dalam merespon seruan
Islam dan semakin teguh hatinya dalam menerapkan tugas serta kewajibannya, maka ia
akan mampu menangkap arti yang ada di ibadahnya. Seperti nilai yang ada di dalam
ibadah shalat, yaitu sebagai pertolongan bagi manusia dalam mengarungi lautan
kehidupan dan sebagai benteng kokoh untuk menghindari, menghadang, dan
mengantisipasi gelombang kekejian dan kemungkaran.
Allah tidak akan mungin membiarkan hamba-Nya hidup dalam kesengsaran dan
penderitaan. Oleh karena itu, Allah membekali manusia dengan segenap potensi yang
ada di dalam dirinya. Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), rohani (spiritual),
dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia
untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Tetapi dari ketiga komponen
itu, potensi spiritual dan akal memegang peran penting dalam menentukan kesuksesan
seseorang di dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itulah manusia akan tahu
kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan.
1. Potensi fisik
Merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan dan diberdayakan untuk
berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Potensi fisik berfungsi
sesuai dengan jenisnya. Contohnya, mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga
untuk mendengar, dan sebagainya.
Fungsi dan peranan manusia adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus
pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah,
apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari
diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada
manusia, yaitu :
Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan
tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu
dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau
melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam
perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal
ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembahKu”.
maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia mempunyai akal dan hati untuk
berfikir (kognitif), rasa (affektif), dan perilaku (psikomotorik).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uinsu.ac.id/1114/4/BAB%20I.pdf
http://studyinglathif.blogspot.com/p/blog-page_54.html?m=1
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://
karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/gdlhub-abdulmuizs-579-1-3.abdul-
z.pdf&ved=2ahUKEwjX-
fGWt5qBAxWAcGwGHW4EDFYQFnoECAwQBg&usg=AOvVaw3ADuTNQ5GiE3yGoLU
HFQYN