Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA

KONSEP DAN POTENSI MANUSIA

KELOMPOK 2 :
DESTI MARTINA
RADEN AYU VIYONA PUTRI NABILA

DOSEN :
Dr. H. Rusli, S.Ag., MM

PROGRAM STUDI D4 KEAMANAN SISTEM INFORMASI


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
T.A 2023/2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan

rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen dan teman-teman yang telah

berkontribusi dengan memberikan tugas dan ide idenya sehingga makalah ini bisa

disusun dengan baik dan rapi

Penyusun berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, penyusun memahami bahwa makalah ini masih

jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharap kritik serta saran yang

bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1

1.3 Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3

2.1 Keberadaan Manusia................................................................................ 3

2.2 Potensi Manusia....................................................................................... 4

2.3 Peranan Manusia Yang Diciptakan Oleh Allah........................................ 5

2.3 Hakikat Manusia ...................................................................................... 6

BAB III PENUTUP...................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan............................................................................................... 8

3.2 Kritik Dan Saran....................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9
iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan
berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam
kebudayaan. Dikatakan unik karena manusia memiliki berbagai macam perbedaan
dengan setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi
kebutuhannya.

Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik di antara makhluk
Allah yang lain. Struktur manusia terdiri atas unsur jasmaniah dan rohaniah. Dalam
stuktur jasmaniah dan rohaniah tersebut, Allah memberikan seperangkat kemampuan
dasar yang memiliki kecenderungan berkembang, dalam psikologi disebut
potensialitas, yang menurut aliran psikologi behaviorisme disebut kemampuan dasar
yang secara otomatis dapat berkembang.

Dalam pandangan Islam kemampuan dasar atau pembawaan itu disebut dengan
fitrah. Secara bahasa, Fitrah berasal dari fathoro, dalam bahasa Arab (‫ )فطرة‬yang berarti
“membuka” atau “menguak”, juga berarti perangai, tabiat, kejadian, asli, agama,
ciptaan yang dalam pengertian etimologis mengandung arti kejadian.

Di jelaskan bahwa manusia itu lahir dengan fitrah, yang memiliki berbagai potensi
kebaikan. Oleh karena itu potensi tersebut baru akan dapat mencapai tujuan yang
sebenarnya apabila dijaga, dipelihara, dibimbing dan dikembangkan secara terarah,
bertahap dan berkesinambungan. Pengembangan potensi manusia dapat dilakukan
dengan beragam cara. Dan semua potensi tersebut bisa dikembangkan melalui
pendidikan yang baik dan sesuai dengan perkembangan yang di miliki nya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana keberadaan manusia dalam Islam?
v

2. Bagaimana potensi manusia dalam Islam?


3. Apa perananan manusia yang diciptakan oleh Allah dalam Islam?
4. Bagaimana hakikat manusia di dalam Islam?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keberadaan manusia dalam Islam
2. Untuk mengetahui potensi manusia dalam Islam
3. Untuk mengetahui peranan manusia yang diciptakan oleh Allah dalam Islam
4. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam Islam
vi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keberadaan Manusia

Keberadaan manusia di muka bumi ini mempunyai misi utama, yaitu beribadah
kepada Allah SWT. Dalam pandangan Islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT
manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk
menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT.

Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan
perannya. Oleh karena itu beribadah kepada-Nya harus dilakukan secara sukarela,
karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia. Dalam hal ini Allah
berfirman:

َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬


٥٦ - ‫س ِااَّل ِليَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
ْ ‫ق َّو َمٓا اُ ِر ْي ُد اَ ْن ي‬
٥٧ - ‫ُّط ِع ُموْ ِن‬ ٍ ‫َمٓا اُ ِر ْي ُد ِم ْنهُ ْم ِّم ْن ر ِّْز‬
٥٨ - ُ‫ق ُذو ْالقُ َّو ِة ْال َمتِيْن‬ ُ ‫اِ َّن هّٰللا َ هُ َو ال َّر َّزا‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah, Dialah
maha pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. (Qs. Az-
Zaariyaat, 51: 56-58).

Sebagai hamba Allah, manusia adalah makhluk kecil dan tak memiliki kekuasaan.
Oleh karena itu, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil
Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam. Agama Islam
vii

mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah
(`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi.

Maka, setiap langkah, keinginan hati dan gerak-geriknya harus searah dengan
alunan-alunan kehendak-Nya. Semakin mantap langkahnya dalam merespon seruan
Islam dan semakin teguh hatinya dalam menerapkan tugas serta kewajibannya, maka ia
akan mampu menangkap arti yang ada di ibadahnya. Seperti nilai yang ada di dalam
ibadah shalat, yaitu sebagai pertolongan bagi manusia dalam mengarungi lautan
kehidupan dan sebagai benteng kokoh untuk menghindari, menghadang, dan
mengantisipasi gelombang kekejian dan kemungkaran.

2.2 Potensi Manusia

Allah tidak akan mungin membiarkan hamba-Nya hidup dalam kesengsaran dan
penderitaan. Oleh karena itu, Allah membekali manusia dengan segenap potensi yang
ada di dalam dirinya. Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), rohani (spiritual),
dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia
untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Tetapi dari ketiga komponen
itu, potensi spiritual dan akal memegang peran penting dalam menentukan kesuksesan
seseorang di dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itulah manusia akan tahu
kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan.

Macam-macam potensi manusia adalah sebagai berikut:

1. Potensi fisik
Merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan dan diberdayakan untuk
berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Potensi fisik berfungsi
sesuai dengan jenisnya. Contohnya, mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga
untuk mendengar, dan sebagainya.

2. Potensi mental intelektual (intelectual quotient)


Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak
belahan kiri). Potensi ini berfungsi, antara lain menganalisis, menghitung,
merencanakan sesuatu, dan sebagainya.
viii

3. Potensi sosial emosional (emotional quotient)


Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak
belahan kanan). Potensi ini berfungsi, antara lain untuk mengendalikan amarah,
bertanggung jawab, motivasi, 53 kesadaran diri, dan sebagainya. Emotional
quotient (EQ) lebih banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan lingkungan.

4. Potensi mental spiritual (spiritual quotient)


Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang
berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar (bukan hanya mengetahui
nilai, tetapi menemukan nilai). Dengan SQ manusia dapat muncul sebagai makhluk
yang utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual. Cara pengungkapan SQ
adalah melalui pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti.

5. Potensi ketangguhan (adversity quotient)


Merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri
kita yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi.
AQ merupakan salah satu faktor spesifik sukses (prestasi) seseorang karena mampu
merespons berbagai kesulitan dengan baik. Dengan AQ, berarti seseorang telah
mampu mengubah rintangan menjadi peluang.

2.3 Peranan Manusia Diciptakan Oleh Allah

Fungsi dan peranan manusia adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus
pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah,
apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari
diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada
manusia, yaitu :

1. Menjadi abdi Allah.


ix

Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan
tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu
dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau
melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam
perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal
ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembahKu”.

2. Menjadi saksi Allah.


Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya
Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir
nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang
tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam.

3. Manusia sebagai khalifah


Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus di pertanggung
jawabkan di hadapan-Nya.Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi
adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi
untuk mengelola dan memelihara alam.Khalifah berarti wakil atau pengganti yang
memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh
mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.Kekuasaan yang
di berikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya
m,engolah dan mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
hidupnya sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh Allah.

2.4 Hakikat Manusia


Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur biologis
yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi Secara Spiritual manusia adalah
roh atau jiwa. Secara Dualisme manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu jasmani
dann ruhani (Jasad dan roh). Potensi dasar manusia menurut jasmani ialah
kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, di darat, laut
x

maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia mempunyai akal dan hati untuk
berfikir (kognitif), rasa (affektif), dan perilaku (psikomotorik).

Menurut Al-Qur’an Hakekat manusia adalah sebagai berikut :


a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan nasibnya.
c. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
d. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
e. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
f. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
g. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan sosial.
h. Makhluk yang berfikir. Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti mencari jawaban,
mencari jwaban berarti mencari kebenaran.
xi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, kami menyimpulkan bahwa keberadaan manusia di


muka bumi ini mempunyai misi yang penting yaitu untuk beribadah dan menjalankan
kewajiban sebagai hamba Allah SWT. Dan sebagai mahluk ciptaan Allah SWT
manusia memiliki tugas dan peranan yang tertentu dalam menjalankan kehidupan
didunia. Tidak hanya tugas dan peranan yang hanya dimiliki manusia tetapi manusia
juga memiliki potensi yang besar didalam diri yang dapat merubah dunia kearah yang
lebih baik, karena manusia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk
lainnya yaitu akal. Oleh karena itu, manusia diciptakan Allah SWT dalam bentuk yang
paling baik dan sempurna.

3.2 Kritik Dan Saran

Demikian makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya, kami menyadari bahwa


makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan sebagai perbaikan untuk makalah
berikutnya. Sekian dan kami ucapkan terima kasih.
xii

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/1114/4/BAB%20I.pdf

http://studyinglathif.blogspot.com/p/blog-page_54.html?m=1

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://
karyailmiah.unipasby.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/gdlhub-abdulmuizs-579-1-3.abdul-
z.pdf&ved=2ahUKEwjX-
fGWt5qBAxWAcGwGHW4EDFYQFnoECAwQBg&usg=AOvVaw3ADuTNQ5GiE3yGoLU
HFQYN

Anda mungkin juga menyukai