Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA

“MARTABAT MANUSIA”

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Cahaya Izzatunisa
Nabila Aulia
Nandhita M
Nurihalwa Putri L

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PENGENALAN KAMPUS MAHASISWA BARU
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang mencakup:
1. Martabat Manusia
2. Keistimewaan manusia
3. Karakteristik manusia
4. Penilaian perbuatan manusia
Kami mengharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
mempelajari agama Islam terutama pada bidang studi endidikan agama Islam. Dan
kami selaku penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada makalah
kami ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
khususnya pada Dosen Bidang Studi ini. Demi kesempurnaan dalam membuat
makalah (karya tulis) pada waktu mendatang. Untuk itu kami selaku penulis
mengucapkan terima kasih.

Bandung, 11 Agustus 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
a. Latar belakang ..................................................................................... 4
b. Rumusan masalah dan tujuan .............................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
BAB III PEENUTUP ..................................................................................... 15
a. Penutup ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang paling sempurna.
Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah
hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini. Salah satu kesempurnaan
manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain adalah adanya akal dan nafsu. Dua
hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta
memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-
Isra: 70.
Selain itu, ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga
membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati. Jika hati manusia itu
kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT. Namun sebaliknya
jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang kotor tentu derajatnya akan
ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk Allah SWT tentu manusia selain memiliki hak juga
memiliki kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah pada Allah SWT
yang merupakan tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang
dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT. Adapun tanggung
jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai
khalifatullah dan sebagai abdi/ hamba Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan martabat manusia?
1.2.3 Apa yang dimaksud tanggung jawab manusia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui penjelasan mengenai hakikat manusia.

4
1.3.2 Untuk mengetahui penjelasan mengenai martabat manusia
1.3.3 Untuk mengetahui penjelasan mengenai tanggung jawab manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak dilakukan.
Manusia bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk
(negartif) untuk diri mereka sendiri. Secara umum manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosial, karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia
perlu bantuan dari orang lain.
Adapun beberapa definisi manusia menurut para ahli, yaitu :
1) ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada
atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".
2) UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan
prana atau badan fisik.
3) I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu
cipta, rasa dan karsa.
4) OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang
berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan
ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan
lingkungan
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain
Al- Insaan, Al-Naas, Al-Abd, Bani Adam, dan sebagainya. Al-Insaan berarti suka,

5
senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-Naas berarti manusia
(jama’). Al-Abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani Adam berarti anak-
anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam. Namun dalam Al-Quran
dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan
memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.
Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan
informasi lewat wahyu Al-quran dan realita faktual yang tampak pada diri
manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat tersebar tidak bertumpuk
pada satu ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya agar manusia berusaha
mencari, meneliti, memikirkan, dan menganalisanya. Tidak menerima mentah
demikian saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran
dan sunnah rasul secara analitis dan mendalam.
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian laboratorium sebagai
perbandingan, untuk merumuskan mana yang benar bersumber dari konsep awal
dari Allah dan mana yang telah mendapat pengaruh lingkungan. Hasil peneliti
Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia terdiri
dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan aqal.

2.2 Martabat Manusia


2.2.1 Martabat Manusia Menurut Umum
Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang terhormat sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia
mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebth terhormat
dibandingican dengan makhluk lainnya.
2.2.2 Martabat Manusia Menurut Agama Islam
Martabat adalah harga diri tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan
yang terhormat, dan martabat saling berkaitan dengan maqam, maksudnya adalah
secara dasarnya maqam merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap
khalik-Nya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya seseorang sufi di

6
hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan spritual dalam beribadah kepada
Allah Swt.
Maqam ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil
ibadahnya yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan maqam
tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan maqam ini
jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga dengan nama martabat tujuh,
seseorang hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui
bimbingan dari seseorang yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap
tingkatnya, seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan
tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir
pada setiap maqam, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada maqam
tersebut.
Tingkat martabat seseorang hamba di hadapan Allah Swt mesti melalui
beberapa proses sebagai berikut :
1. Taubat;
2. Memelihara diri dari perbuatan yang makruh, syubhat dan apalagi yang
haram;
3. Merasa miskin diri dari segalanya;
4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat merintangi hati terhadap
tuhan yang maha esa;
5. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirNya;
6. Meningkatkan ketaqwaan dan tawakkal kepadaNya;
7. Melazimkan muraqabah (mengawasi atau instropeksi diri);
8. Melazimkan renungan terhadap kebesaran Allah Swt;
9. Meningkatkan hampir atau kedekatan diri terhadapNya dengan cara
menetapkan ingatan kepadaNya;
10. Mempunyai rasa takut, dan rasa takut ini hanya kepada Allah Swt saja.
Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah anugerah berupa
keistimewaan yang sifatnya internal yang tidak dianugerahkan kepada
selainnya dan itulah yang menjadikan manusia mulia serta harus dihormati,
walaupun ia telah menjadi mayat. Darah, harta, dan kehormatannya tidak

7
boleh diganggu dan dirampas, semuanya harus dihormati dan dimuliakan.
Keistimewaan manusia berupa fisik maupun nonfisik, selain diberi panca
indera yang sempurna, manusia juga diberi hati yang berfungsi untuk
menimbang dan mengambil keputusan. (An-Nahl: 78). Diberikan petunjuk
sebagai panduan hidup. (Al-Fatihah: 6). Allah Zat Yang Maha Kuasa yang
telah menciptakan seluruh makhluknya. Dengan kekuasaan Allah Yang Maha
Pencipta, telah menciptakan manusia dan setiap manusia dibedakan dengan
tiga unsur:
1. Wajahnya (Al-Mu'minun: 14),
2. Suaranya (Ar-Rum: 22), dan
3. Sidik jarinya (Al-Qiyamat:
Selain itu, salah satu keistimewaan manusia yang paling utama adalah
dianugerahi akal dan kecerdasan, manusia di lengkapi dengan sistem
penyimpan informasi/memori. Sistem penyimpan informasi pada manusia ada
dua macam, yaitu:
1. Jaringan otak, yang menyimpan informasi apapun yang dapat
direkam olehnya. Otak manusia mempunyai kemampuan untuk
menyimpan lnformasi sebanyak 10 pangkat 13 bits.
2. DNA (desoxyribonucleic acid) – kromosomal, yaitu molekul DNA
yang ada di kromosom, yang menyimpan informasi genetik manusia.
2.3 Karakteristik Manusia
Karakteristik  dalam kamus besar bahasa indonesia ialah sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain.
Karakteristik manusia adalah  sifat-sifat kejiwaan dalam diri
manusia, akhlak atau budi pekerti dalam diri manusia, akhlak atau budi
pekerti yang dimilikinya. karakteristik asal kata dari karakter atau watak.
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memenuhi atau
mempengaruhi pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat yang dimiliki
manusia atau makhluk hidup yang lainnya.

8
Karakter dalam bahasa arab disebut akhlak. akhlak sama seperti
karakter atau perilaku. Karakteristik manusia  adalah akhlak atau karakter
yang dimiliki manusia mempengaruhi perilaku, budi pekerti, dan tabiat
manusia.
Bagaimana dalam pandangan islam mengenai karakteristik
manusia? 
Islam menjelaskan tentang karakteristik manusia terutama dalam
alquran dan hadits menerangkan tentang karakteristik manusia yang bagus
dan karakteristik manusia yang jelek. 
Alquran dan hadis  banyak sekali menjelas mengenai karakteristik
manusia. Karakteristik manusia dalam alquran ada yang bersifat baik dan
ada juga besifat buruk.
Karakteristik yang baik diantaranya: mutaqin,
solihin,mutashodiqin, mukminin, muslimin, khosi'un, qonitin dan nama-
nama berdasarkan karakteristik yang baik.
2.3.1 Karakteristik manusia yang baik dalam pandangan Islam
Karakteristik manusia yang baik dalam islam berarti manusia
tersebut selalu melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Manusia atau hamba Allah SWT berada dalam ketaatan, seperti
yang dicontohkan diatas yang akan mendapatkan ampunan dan pahala
yang besar disisi Allah SWT.
 Muttaqin . Muttaqin adalah gelar bagi orang yang selalu
melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Diterang dalam surat albaqoroh 1-5 menjelaskan tentang orang
yang bertakwa (Muttaqin).
 Shalihin. shalihin adalah orang-orang atau hamba Allah SWT yang
selalu beramal soleh atau berbuat baik sehingga menjadi amal yang
diridhoi-Nya. dijelaskan dalam surat hud ayat 117, Ali imran ayat
39, albaqarah ayat 130, almukminun ayat 1-9 dan masih banyak
lagi ayat yang lainnya.

9
 Khasiun. Khasiun adalah orang yang selalu khusu dalam solatnya.
contoh diterangkan QS. Al-mukminun ayat 14 dan Q.S
almukminun ayat 1-2.
 Mutashadiqin. Mutashadiqin adalah hamba Allah SWT yang selalu
bersedekah dijalan Allah SWT secara ikhlas. Dalam Alquran Q.S
Alahzab ayat 35. Mereka akan mendapatkan ampunan dan pahala
yang besar.
 Sobirin. Sobirin adalah orang yang sabar. sabar dalam ketaatan,
sabar menjauhi larangan dan sabar dalam bentuk ujian. Dalam
Alquran Q.S Alahzab ayat 35.
 Muslimin. Muslimin adalah orang yang berserah diri kepada Allah
SWT dengan hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada-
Nya. Muslimin adalah golongan yang akan mendapatkan ampunan
dan pahala yang besar disisi Allah SWT. Diterang Dalam Alquran
Q.S Alahzab ayat 35.
 Mukminin. Mukminin adalah orang yang beriman kepada Allah
SWT tanpa menyembah dan beribadah kepada selain Allah SWT.
Dalam Alquran Q.S Alahzab ayat 35.
 Hafizin. Hafizin adalah hamba Allah SWT yang selalu memelihara
dirinya dari perbuatan dosa atau orang yang selalu memelihara
kemaluannya. Dalam Alquran Q.S Alahzab ayat 35.
 Shoimin. Shoimin adalah orang atau hamba Allah SWT yang
selalu melaksanakan puasa. Dalam Alquran Q.S -Alahzab ayat 35
 Qonitin. Qonitin adalah orang yang selalu dan senantiasa beribadah
dan patuh kepada Allah SWT baik laki-laki dan perempuan. Dalam
Alquran Q.S Alahzab ayat 35.

2.4 Penilaian Perbuatan Manusia


2.4.1 Pandangan Islam tentang Baik dan Buruk
Perilaku, tindakan atau perbuatan manusia dalam berbagai situasi
dan pilihan dapat bernilai baik dan buruk. Penetapan nilai baik atau

10
buruknya perbuatan manusia itu dilakukan menurut berbagai pendapat
seperti yang telah di jelaskan di atas.
Apa yang telah dikemukakan dalam pandangan-pandangan tersebut
tentang tolok ukur atau indikator untuk menentukan nilai baik dan buruk
hanya bersifat subyektif, lokal, dan temporal. Oleh karenanya kriteria
nilai-nilainya bersifat relatif.
Dalam ajaran Islam, tolok ukur untuk menentukan nilai dan
buruknya suatu perbuatan bersumber kepada dua, yakni al-Qur’an (wahyu
Allah) dan hadist Nabi Muhammad Saw.Dalam al-Qur’an dan al-Hadist
istilah yang berkaitan dengan kebaikan dan keburukan banyak dijumpai.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan baik, misalnya: al-hasanah,
thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, azizah, dan al-birr. Al-hasanah
menunjukkan sesuatu yang disukai atau dipandang baik, dari segi akal,
hawa nafsu, maupun panca indera (al-Raghib Asfahani, t.t.: 117).
Allah Swt. berfirman:

“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka


baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu” (QS. al
Qashash: 84).
Istilah at-thayyibah untuk menunjukkan sesuatu yang
memberikan kenikmatan pada pancaindera dan jiwa, makanan,
minuman, pakaian, rumah dan sebagainya (al-Raghib Asfahani, t.t.:
117). Sebagaimana Allah berfirman:

11
“Kami turunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah dari makanan
yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu” (QS. al-Baqarah: 57).
Kata al-khair digunakan untuk menggambarkan kebaikankebaikan
oleh seluruh umat manusia atau segala sesuatu yang bermanfaat bagi
manusia. Allah berfirman:

Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati,


maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha
Mengetahui (QS. al-Baqarah: 158).
Al-mahmudah menunjukkan pada perbuatan yang utama sebagai
akibat dari melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah Swt. (al-Raghib
Asfahani, t.t.: 117). Kebaikan-kebaikan di dalamnya bersifat batin dan
spiritual.

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai


suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat
kamu ke tempat yang terpuji (QS. al-Isra: 79).
Al-karimah digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang sangat
terpuji. Perbuatan tersebut sungguh mulia, seperti menafkahkan harta di
jalan Allah dan berbakti kepada kedua orang tua, sebagaimana firman
Allah:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah


selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya

12
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
Berbagai istilah kebaikan yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan
hadist menunjukkan bahwa tolok ukur kebaikan dalam ajaran Islam lebih
lengkap dan mendalam. Kebaikan dalam Islam itu meliputi aspek fisik,
akal, mental, jiwa, kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa tolok ukur kebaikan
dan keburukan menurut ajaran Islam bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah
Rasul. Dalam aspek lain, Islam memberikan ukuran kebaikan dan
keburukan dari suatu perbuatan itu didasarkan pada adanya kesadaran
penuh, kehendak dan niat untuk melakukan perbuatan itu.
Sejalan dengan teori umum akhlak yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa suatu perbuatan yang tergolong akhlak itu adalah
perbuatan yang disengaja atau dikehendaki. Setiap kehendak selalu
mengarah kepada suatu tujuan. Jadi dalam memberi nilai perbuatan
terletak pada kehendak dan tujuan. Dalam Islam kehendak dan tujuan itu
dimaksudkan agar di dalam berbuat memperoleh keridhaan Allah Swt.
Kehendak dalam berbuat adalah niat. Niat yang diridahi adalah ihklas
dalam berbuat (semata-mata hanya karena Allah). Perbuatan akhlak dalam
Islam baru dikatakan baik apabila perbuatan itu dilakukan sesuai dengan
tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang disertai niat yang ikhlas karena Allah.
Firman Allah:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus
(QS. Al-Bayyinah: 5) Rasulullah Saw. bersabda:

Segala perbuatan itu selalu disertai niat. Dan perbuatan itu dinilai sesuai
dengan niatnya.

13
BAB III
KESIMPULAN

14
Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang terhormat sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia
mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebth terhormat
dibandingican dengan makhluk lainnya.
Tercatat empat macam keistimewaan yang diberikan Oleh Allah kepada
manusia ialah, akal, agama, rasa malu, dan amal shalih. Manusia sebagai
pemimpin bumi mendapat kedudukan yang mulia disisi Allah SWT
Standar perbuatan adalah sesuatu yang mendasari, kenapa satu perbuatan
dilakukan atau ditinggalkan. Atas dasar inilah mengapa seseorang melakukan
perbuatan atau meninggalkan perbuatan. Oleh karena itu, kajian ini bermaksud
untuk mencari, apa alasan manusia untuk melakukan perbuatan (yang ia lakukan
secara sadar). Ada teori yang mengatakan bahwa, manusia sangat senang
melakukan segala sesuatu tatkala ia dibebaskan untuk berbuat, dan itulah motif
manusia untuk banyak melakukan perbuatan.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://islam.nu.or.id/hikmah/keistimewaan-manusia-sZtYs

16
http://anindahan.blogspot.com/2019/02/hakikat-martabat-dan-tanggung-
jawab.html#:~:text=Martabat%20manusia%20adalah%20harga
%20diri,hati%20nurani%20oleh%20Allah%20SWT
http://repository.unwira.ac.id/2164/4/BAB%20III.pdf
https://www.kompasiana.com/
irmanmuhammadridwan8203/6288f3901ee92209df2a6e82/karakteristik-
manusia-dalam-pandagan-islam?page=2&page_images=1

17

Anda mungkin juga menyukai