Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tolitoli, 27 Desember 2023

Penulis

Febriawan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1. Latar Belakang ................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
3. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
A. Pengertian Unsur Jasmaniyah Dan Rohaniyah ................................... 2
B. Cara Mengelolanya ............................................................................ 6
BAB III PENUTUP .................................................................................... 8
1. Kesimpulan ...................................................................................... 8
2. Saran ................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah terdiri dari unsur jasmani dan
rohani, manusia adalah puncak ciptaan dan makhluk Allah yang tertinggi
keistimewaan ini yang di yang menjadikan manusia dijadikan khalifah.
manusia dijadikan oleh Allah sebagai makhluk yang paling mulia karena
kesempurnaan bentuk dan kelebihan akal pikiran yang ikut
membedakannya dari makhluk lainnya. Sebagai konsekuensinya manusia
tuntutan berbakti kepada Allah dengan memanfaatkan kesempurnaan dan
kelebihan akal pikirannya.
Dalam kaitan dengan pertumbuhan fisiknya manusia dilengkapi
dengan potensi berupa kekuatan fisik fungsi organ tubuh dan panca indra
kemudian dari aspek mental manusia dilengkapi dengan akal bakat fantasi
maupun gagasan. Potensi ini dapat mengantarkan manusia memiliki
peluang untuk bisa menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan sekaligus menempatkan sebagai makhluk yang
berbudaya.
Selain itu manusia juga dilengkapi unsur lain yaitu kalbu dengan
kalbunya ini terbuka kemungkinan manusia untuk menjadi dirinya sebagai
makhluk yang bermoral merasakan keindahan kenikmatan beriman dan
kehadiran ilahi secara spiritual.
Manusia dinilai sebagai makhluk yang potensial yang dapat
dikembangkan, manusia juga dikenal sebagai makhluk alternatif sebagai
makhluk dianugerahi kemampuan untuk menentukan arah dan pilihan
hidupnya. 1 Manusia juga memiliki struktur yaitu jasmani rohani dan
nafsani.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian unsur jasmaniyah dan rohaniyah?
2. Bagaimana cara mengelolanya?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian unsur jasmaniyah dan rohaniyah,
2. Untuk mengetahui cara mengelolanya.

1
Jalaludin, Teologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 12

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur Jasmaniyah Dan Rohaniyah


a. Unsur jasmaniyah
Unsur jasmaniyah manusia sering juga disebut jasad. Oleh karna
itu, hal ini identik dengan proses penciptaan manusia yang terdapat
didalam Al-qur’an. Salah satunya di al-qur’an Q.S Al-mu’minun [23]:
12,13 dan 14 yang artinya :
12. Dan sesungguh, kami telah menciptakan manusia dari sari pati
(berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kukuh (rahim).
14. Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat lalu
sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang berulang. Lalu tulang berulang itu kami
bungkus dengan daging kemudian kami menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain. maha suci Allah, pencipta paling baik.
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa jasad (fisik jasmani)
merupakan salah satu unsur yang ada dalam diri manusia. Mengapa?
Karna jasad (fisik jasmani) memiliki banyka kelemahan dan umurnya
singkat, seorang manusia dikatakan cantik atau tampan, dikatakan
perkasa, pintar, genius, hanya sampai umur maximal 60 tahun, setelah
itu telah keriput, bahkan ada yang sudah pikundan sudah pakai
tongkat.
Bahkan menurut Al-Qur’an. Jasad atau fisik yang cantik atau
tampan dan genius hanyalah berasal dari setetes air yang hina. Jasad
atau fisik tersebut memiliki unsur yang semuanya berasal dari tanah
dan jika meninggal dunia lalu dikubur, akan kembali pada tanah lagi,
kecantikan dan kegeniusannya sudah tidak tersisa lagi. Sudah menyatu
juga dengan tanah.2
b. Unsur rohaniyah
Unsur kedua dalam diri manusia adalah ruh (ciptaan-Nya), yang
ditiupkan kedalam janin yang berusia 120 hari. Hanya sedikit
pengetahuan manusia tentang ruh, seperti yang terdapat dalam Q.S Al-
Isra [17]: 85 yang Artinya:

2
Akmal Ridho Gunawan Hasibuan, Menyinari Kehidupan dengan Cahaya Al-Qur’an,
(PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2018). 42

2
"Mereka bertanya kepada mu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah
(kepada mereka) bahwa ruh itu adalah urusan Tuhan ku dan kamu
tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit."
Ruh itu berasal dari Allah SWT. karena Allah memiliki sifat suci
dan baik, maka apa yang berasal dari Allah pun (ruh) memiliki sifat
suci dan baik. Kumpulan sifat baik yang dibawa ruh ini disebut Takwa
(potensi kebaikan).
1. Nafs
Ruh ini ketika bercampur dengan jasad akan berubah
menjadi Nafs yang sifatnya tidak akan murni membawa sifat
Takwa tetapi akan bercampur dengan sifat Fujur (potensi
keburukan) yang terkandung dalam Jasad.
Fitrah nafs ini memiliki tiga komponen pokok, yaitu Nafsu.
Akal dan Qalbu yang saling berinteraksi dan terwujud dalam
bentuk kepribadian.
Nafs dalam arti sempit berarti jiwa. Dalam arti lebih luas,
nafs berarti diri atau individu dengan segala totalitasnya yang
mencakup aspek jasmani, rohani dan nafs. 3
Ketika kita menelaah ayat-ayat Al-Qur'an, kita temukan
ayat-ayat tersebut menunjukan berbagai keadaaan jiwa manusia
dan menamainya. dengan nama-nama yang berbeda yang
mencerminkan tingkatan kondisi jiwa/nafsu, adapun tiga macam
nafsu sebagai berikut:
1. Nafsu Ammarah Diambil dari ayat Al-qur'an surat Yusuf :53
"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhna nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang." (QS.
Yusuf:53)
2. Nafsu LawaamahBerdasarkan Al-Qur'an surat Al-Qiyamah :2
"dan Aku bersumpah demi jiwa yang selau menyesai (dirinya
sendiri)" Dalam nafsu lawwamah ini sudah timbul penyesalan,
walaupun penyesalan itu datang nya belakangan. Ketika
mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT maka akan
mulai timbul penyesalan atas pelaksanaan tersebut. Pekerjaan
yang dilarang masih sering dikerjakan namun terkadang suatu
ketika menyadari bahwa kegiatan tersebut dilarang oleh-Nya.

3
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2008), 58

3
3. Nafsu Muthmainnah Berdasarkan Al-Qur'an surat Al-Fajr: 27-
30 "wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah
kedalam golongan hamba- hambaku dan masuklah kedalam
surga-Ku". Yaitu jiwa yang selalu patuh kepada tuntunan Ilahi
dan mersa tenang dengan-Nya. la selalu cenderung kepada hal-
hal positif, ini adalah nafsu yang dirahmati Allah.
2. Qalbu
Definisi hati menurut Al-Ghazali adalah suatu elemen yang
bersifat halus dan berifat ketuhanan yang tidak nampak dengan
mata kasar dan amat berperan penting di dalam analisis sesuatu
perkara atau ilmu yang di peroleh firman Allah SWT dalam surat
Al-Araf ayat 179. Hati ini sifatnya berbolak-balik yaitu apabila
setan menguasainya maka ia akan condong kepada keburukan
(Fujur), tetapi sebaliknya jika malaikat yang membantu
menguasainya maka akan condong melakukan perbuatan. kebaikan
(Takwa).4
Berbicara berkenaan berbolak-baliknya hati, Al-Ghazali
membagi hati kepada 3 jenis yaitu:
1. Hati yang bersih (Qolbun Shohihun/salimun) Yaitu hati yang
dibangun dengan keimanan dan ketakwaan yang kukuh dan
penuh dengan akhlak yang terpuji, hati ini tidak mudah
terpesona dengan rayuan syaiton. Hati ini telah mencapai tahap
cemerlang dan bersih, maka akan melahirkan rasa syukur,
sabar, takut (khauf), ridha, tawakal, dsb. Hati inilah yang
dimaksud Allah seperti dalam firman-Nya dalam QS.Al-
Ra'd:28 Artinya "ketahuilah bahwa hanya mengingat Allah
akan menjadi tenang".
2. Hati yang kotor (Qolbun Mayyitun) Yaitu hati yang berisi hawa
nafsu, penuh dengan akhlak yang tercela dan mudah dimasuki
dengan syaiton. Segala tindakan yang tampak dari manusia
adalah kesan dari tuduknya hati kepada hawa nafsu. Hati seperti
ini terdapat dalam firman-Nya dalam QS.Al-furqon:43-44
Artinya "sudahkan engkau (Muhammad) melihat orang yang
menjadikan keinginannya atau hawa Nafsunya sebagai
Tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya. Atau
apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu

4
Muhammad ‘Abdullāh al-Syarqawi, Op.Cit, 51

4
mendengar atau memahami mereka itu hanyalah seperti hewan
ternak bahkan sesat jalannya.
3. Hati yang senantiasa berbolak-balik diantara kebaikan dan
kejahatan (Qolbun Maridun) Hati ini terkadang menjadi hati
yang bersih yang cenderung cinta. kepada Allah, keimanan,
keikhlasan, dan tawakal kepada-Nya namun pada masa lain
menjadi hati yang kotor yang cenderung cinta kepada nafsu.

3. Akal
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata aqal pada
mulanya berarti tali pengikat, penghalang. Al-Qur'an
menggunakannya bagi sesuatu yang mengikat ata menghalangi
seseorang terjerumus dalam kesalahan atau dosa. Tanpa akal,
manusia tida dapat dituntut pertanggung jawaban dari apa yang
dibuat.5
Az-Za'balawi6 setelah menelusuri makna kata akal dalam
Lisanul Arab Muhiitf al Muhith akhirnya menemukan kata akal
mengandung pengertian sebagai berikut.
1. Akal sebagai kemampuan untuk membedakan antara yang baik
dan buruk, anatara yang berbahaya dan bermanfaat.
2. Akal merupakan anugrah Allah yang diberikan kepada
manusia, tidak kepada makhluk-makhluk lain, agar manusia
mampu memahami dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
3. Akal adalah alat bagi manusia untuk memahami agama Allah
yang di kehendaki-Nya dan syari'at-Nya yang diridhai-Nya
untuk hamba-Nya, agar dengan itu kehidupan manusia menjadi
lurus.
Beberapa hal yang menyebabkan akal manusia bisa
berfungsi dengan baik yaitu dengan cara memanfaatkan
pancaindera secara baik dan benar untuk memahami sesuatu,
memanfaatkan ilmu yang telah dipahami sebelumnya,
memanfaatkaan kejadian-kejadian yang ada di lingkungan sekitar
sebagai bahan pemikiran dan merenungkan diri sendiri.

5
M.Quraish Shihab, Logika Agama, (Tangerang: PT. Lentera Hati), 2017. 45
6
Az-Za’Balawi, Sayyid Muhammad. 2007. Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu
Jiwa. Jakarta: Gema Insani Press,46-47
5
B. Cara Mengelolanya
Adapun cara mengelola unsur jasmaniyah dan rohaniyah sebagai berikut:
a. Unsur jasmaniyah
Mengelola jasmani melibatkan beberapa aspek, seperti kebugaran
fisik, pola makan sehat, dan istirahat yang cukup. Rencana latihan
teratur, pola makan seimbang, dan tidur yang cukup dapat membantu
menjaga kesehatan jasmani. Pastikan untuk menyertakan aktivitas
fisik, nutrisi yang baik, dan istirahat yang cukup dalam rutinitas harian
Anda.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan aspek-aspek berikut:
1. Variasi Latihan:Campurkan berbagai jenis latihan untuk melibatkan
berbagai otot dan aspek kebugaran, termasuk kardiovaskular,
kekuatan, dan fleksibilitas.
2. Konsistensi:Jadwalkan waktu secara teratur untuk berolahraga.
Konsistensi dalam latihan membantu membangun kebiasaan yang
sehat.
3. Pemanasan dan Pendinginan:Lakukan pemanasan sebelum
berolahraga untuk mempersiapkan tubuh, dan pendinginan
setelahnya untuk mencegah cedera dan mengurangi ketegangan
otot.
4. Hidrasi:Minum cukup air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi,
terutama selama dan setelah berolahraga.
5. Manajemen Stres:Temukan cara untuk mengelola stres, karena
stres dapat berdampak negatif pada kesehatan jasmani. Yoga,
meditasi, atau aktivitas santai lainnya bisa membantu.
6. Pemeriksaan Kesehatan Rutin:Lakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala dan konsultasikan dengan profesional medis untuk
memastikan tubuh berfungsi dengan baik.
7. Pola Makan Sehat:Sertakan makanan bergizi dalam pola makan
sehari-hari. Pilih makanan yang kaya akan vitamin, mineral, dan
nutrisi esensial.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, Anda dapat menciptakan
struktur yang seimbang untuk mengelola kesehatan jasmani.
b. Unsur rohaniyah
Untuk mengelola dimensi rohaniah, pertimbangkan langkah-
langkah berikut:
1. Meditasi dan Refleksi: Sediakan waktu untuk meditasi atau refleksi
diri guna menenangkan pikiran dan menghubungkan diri dengan
dimensi spiritual.

6
2. Doa atau Ritual Keagamaan: Jika Anda memiliki keyakinan
keagamaan, laksanakan doa atau ritual keagamaan secara teratur
untuk memperkuat ikatan spiritual.
3. Pembacaan dan Pembelajaran: Baca literatur rohaniah atau ajaran
agama Anda, dan lakukan pembelajaran yang mendalam untuk
memperkaya pemahaman spiritual Anda.
4. Berbagi dan Kebaikan: Lakukan tindakan kebaikan dan berbagi
dengan sesama. Menyumbangkan waktu atau sumber daya Anda
untuk membantu orang lain dapat memberikan kepuasan spiritual.
5. Bergabung dengan Komunitas: Temukan komunitas spiritual atau
keagamaan di sekitar Anda. Bergabung dengan komunitas dapat
memberikan dukungan sosial dan peluang untuk berbagi
pengalaman spiritual.
6. Pertimbangkan Nilai dan Etika: Tentukan nilai dan etika yang akan
menjadi pedoman hidup Anda. Ini dapat membimbing keputusan
dan tindakan Anda sehari-hari.
7. Pemeliharaan Hati Nurani: Berprinsip pada kejujuran, integritas,
dan kebaikan hati. Evaluasi secara berkala sejauh mana Anda
menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.
8. Ritual Pribadi: Buat ritual pribadi yang mendukung konektivitas
spiritual Anda, seperti saat menjelang tidur atau saat bangun pagi.
9. Berpikir Positif dan Bersyukur: Latih diri untuk berpikir positif dan
bersyukur atas berkah kehidupan. Ini dapat meningkatkan
kesejahteraan spiritual Anda.
10. Pertumbuhan Pribadi: Selalu berusaha untuk pertumbuhan pribadi
dan perkembangan spiritual. Tetap terbuka terhadap pengalaman
baru dan pembelajaran sepanjang hidup.
Dengan mengintegrasikan elemen-elemen ini ke dalam kehidupan
sehari-hari, Anda dapat menciptakan struktur yang mendukung
pengelolaan dimensi rohaniah

7
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
Manusia diciptakan Allah SWT memiliki 2 unsur, yaitu unsur
jasmaniyah dan unsur ruhaniyah. Kedua unsur tersebut saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Unsur jasmaniyah manusia diciptakan oleh Allah dari saripati tanah dan
akan kembali ke tanah. Sedangkan unsur ruhaniyah manusia berasal dari
Allah dan akan kembali kepada-Nya
Qalbu, akal dan nafs merupakan komponen dalam diri manusia
yangberinteraksi dan akan terwujud dalam bentuk kepribadian. Apabila
akal nya diaktifkan atau difungsikan dengan benar, kemudian hati (qalbu)
nya bersih, di tambah jiwanya (nafs nya) selalu patuh pada Allah, maka
ia akan condong kepada takwa (potensi kebaikan) dan kepribadiannya
baik (akhlaknya terpuji). Tetapi apabila akal nya terkalahkan oleh nafsu
amarah (hawa nafsu). kemmudian hati nya sakit/ mati maka ia akan
condong kepada fujur dan kepribadiannya buruk (akhlaknya tercela)

2. Saran
Sebagai penutup makalah ini, kami akan menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut.
1. Hendaknya kita memfungsikan akal kita agar tidak dikalahkan oleh
hawa nafsu yang akan menggiring kepada akhlak tercela dan
membuat kita celaka.
2. Selalu bertakwa kepada Allah agar hati kita menjadi bersih dan jiwa
kita menjadi tenang.
3. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka kami
mengaharapkan tidak serta merta menjadikan makalah ini sebagai
sumber pembelajaran serta diharapkan pula membaca kembali
tentang terna ini sehingga dapat mengkritik, memberi saran atau
menguatkan makalah yang kami buat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hamka. 1990. Tasauf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas


Solihin, M. 2003. Tasawuf Tematik Membedah Tema-Tema Penting. Bandung:
Pustaka Setia.
Sutoyo, Anwar. 2013. Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Urfan, Mohammad. 2015. Tinjauan Realitas Terhadap Status dan Peran dan
Fungsi Manusia. Bandung: Jurnal.

Anda mungkin juga menyukai