MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama
Oleh :
Alina Nurapriani
Deva Simpama
Mira Patimah
2021
KATA PENGANTAR
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki
karya-karya kami di waktu-waktu mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Kesimpulan ..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas dalam penulisan
makalah ini antara lain adalah;
1
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang
sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah
SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk bersujud kepada Adam
Alaihi salam. Masyarakat barat memiliki pandangan bahwa manusia adalah
makhluk yang memiliki jiwa dan raga serta dibekali dengan akal dan pikiran.
1. Al-Insan
Dari segi morfologis kata al-insan berasal dari kata nasiya-yansa yang
secara etimologis bermakna“melalaikan atau meninggalkan sesuatu” atau
3
“lupa”. Selain itu, kata al-insan bisa juga berasal dari kata insiyan yang
berakar pada kata ins. Secara etimologis kata ins bermakna“tampaknya
sesuatu” dan “jinak”, Pembentukan kata insan dari ins dikenal dengan metode
isytiqaq atau tashrif. Menurut Quraish Shihab kata insan yang terambil dari
kata ins merupakan pendapat jika ditinjau dari sudut pandang Al-quran lebih
tepat daripada pengertian insan yangterambil dari kata nasiya (lupa) atau nasa-
yanusu (bergoncang). Arti kata ins yang pertama, yakni “tampaknya sesuatu”
ditemukan dalam penggunaan kata tersebut berhadapan dengan kata jinn atau
makhluk halus, (sedangkan manusia adalah makhluk yang tampak) seperti
yang diungkapkan dalam QS. Al- Zariyat (51):56
‘Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.’
4
dari makhluk hewani. Menurut Alquran, insan adalah makhluk yang diberi
ilmu dan diajarkan bahasa konseptual. QS. Al-Rahman (55):3-4 :
ۗ ت وااْل َرْ ض و ْالجبَال فَاَبَ ْينَ اَ ْن يَّحْ ِم ْلنَهَا واَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا و َحملَهَا ااْل ِ ْن َس
ٗانُ اِنَّه َ َ َ ِ ِ َ ِ َ ِ اِنَّا َع َرضْ نَا ااْل َ َمانَةَ َعلَى السَّمٰ ٰو
٧٢ ۙ َكانَ ظَلُوْ ًما َجهُوْ اًل
2. Al-Naas
5
Isfa hanya sebagaimana dikutip Ramayulis menunjukkan pada eksistensi
manusia sebagai makhluk social secara keseluruhan, tanpa melihat status
keimanan atau kekafirannya (Ramayulis&Samsul Nizar,2011:54). Dalam
menunjuk makna manusia,kata al-Naas lebih bersifat umum bila dibandingkan
dengan kata al-Insan. Keumuman tersebut dapat dilihat dari penekanan makna
yang dikandungnya. Kata al-naas menunjuk manusia sebagai makhluk social
dan kebanyakan digambarkan sebagai kelompok manusia tertentu yang sering
melakukan kerusakan dan merupakan penghuni neraka,disamping iblis.
Sebagaimana firman Allah:
٢٤ َفَا ِ ْنلَّ ْمتَ ْف َعلُوْ ا َولَ ْنتَ ْف َعلُوْ افَاتَّقُواالنَّا َرالَّتِ ْي َوقُوْ ُدهَاالنَّا ُس َو ْال ِح َجا َر ۖةُاُ ِع َّد ْتلِ ْل ٰكفِ ِر ْين
Artinya: Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya)-dan pasti kamu tidak
akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan
bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir (QS.Al-
Baqarah:24).
6
yang berakar dengan huruf-huruf zal, ra dan ra mempunyai arti kehalusan dan
tersebar.
‘Yahya ibn Said dan Muhammad ibn Ja’far menceritakan kepada kami. Auf
menceritakan kepada kami, dari Qasamah ibn Zuhaer menceritakan kepadaku,
dari Abu Musa, dari Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt telah
menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambilnya dari berbagai
macam tanah, maka datanglah anak cucu Adam menurut kadar tanah asalnya,
ada yang berwarna putih, merah dan ada yang hitam dan diantara warna
tersebut. Ada juga yang mudah atau ada juga yang jelek dan ada juga yang
baik”
7
Berdasarkan teks ayat dan hadis yang diungkapkan oleh Rasulullah
saw yang demikian menurut penulis dan sebagai salah satu tanda kekuasaan
Allah swt, bisa jadi ayat dan hadis di atas digunakan sebagai dasar kebenaran
pluralitas dalam kerangka kemanusian yang satu, yang semua akan kembali
dan menisbatkan diri kepada Tuhan.
8
dengan kata ja’il yang berarti akan mengangkat. Sedangkan pengangkatan
Daud dijelaskan dengan menggunakan bentuk plural (inna=sesungguhnya
Kami) dan dengan bentuk kata kerja ja’alnaka (Kami telah menjadikan kamu)
4. Al-Basyar
Kata ini berakar dengan huruf-hurf ba, syin dan ra, yang bermakna
pokok “nampaknya sesuatu dengan baik dan indah”dari makna ini terbentuk
kata kerja basyara dengan arti-arti “bergembira, menggembirakan, dan
menguliti (misalnya buah)” dan juga “memperhatikan dan mengurus sesuatu”
menurut al-Raghib seperti yang dikutip oleh Abd. Muin Salim bahwa kata
9
basyar adalah jamak dari kata basyarat “kulit”. Manusia disebut basyar karena
kulit manusia tampak berbeda dibanding dengan kulit hewan lainnya.Kata ini
di dalam Alquran secara khusus merujuk kepada tubuh dan lahiriah manusia.
Ada 23 ayat yang menyatakan bahwa kata basyar dipakai oleh Alquran
yang berhubungan dengan dengan Nabi dan kenabian, dan 12 diantaranya
menyatakan bahwa seorang nabi adalah basyar, yaitu secara lahiriah
mempunyai ciri yang sama yaitu makan dan minum dari bahan yang sama.
Antara lain dinyatakan, bahwa para pemuka orang-orang yang kafir dan
mendustakan akan menemui hari akhirat: Orang ini tidak lain hanyalah
manusia seperti kamu/basyarmitslukum. Basyar mitslukum di atas ditafsirkan
oleh al-Naisaburi sebagai Adami atau anak keturunan Adam yang tidak punya
kelebihan apapun atas anak Adam (manusia) lainnya. Namun menurut al-
Naisaburiayat ini jelas hanyalah klaim orang-orang kafir.
10
seorang manusia (basyar) yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan
kenabian, lalu ia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.”
11
yang berkem-bang biak/basyar tantasyirun31Al-Naisaburi menafsirkan ayat
ini :Dia menciptakan kamu dari tanah, dimaksud adalah basyar (manusia),
kemudian menjadi manusia yang terdiri dari daging dan darah yaitu
keturunannya yang tersebar di permukaan bumi.
12
antara kedua konsep tersebut di atas dipahami pula dari penggunaan kedua kata
tersebut dalam Alquran seperti dalam QS. Al-Hijr (15): 26-29.
َلَهٗ ٰس ِج ِد ْين
'Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah
menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. Maka apabila aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka
tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.’
5. Mar’un
13
6. Al- Insun
a. Allah SWT berfirman: َوَأنَّا ظَنَنَّا َأ ْن لَ ْن تَقُو َل اِإْل ْنسُ َو ْال ِج ُّن َعلَى هَّللا ِ َك ِذبًاArtinya, “Dan
sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan
mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.”
b. Allah SWT berfirman dalam Surat An-Naml ayat 17 ََو ُح ِش َر لِ ُسلَ ْي َمانَ ُجنُو ُدهُ ِمن
ِ ºس َوالطَّ ْي
َونººر فَهُ ْم يُو َز ُعº ِ ْال ِجنِّ َواِإْل ْنArtinya, “Dan dihimpunkan untuk Sulaiman
tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan
tertib (dalam barisan).”
c. Allah SWT berfirman di dalam Surat Al-Isrâ ayat 88 ُت اِإْل ْنس ِ قُلْ لَِئ ِن اجْ تَ َم َع
يرًاºْض ظَ ِه ُ انَ بَعºوْ َكºَ ِه َولºِْأتُونَ بِ ِم ْثلºَرْ آ ِن اَل يºُ َو ْال ِج ُّن َعلَ ٰى َأ ْن يَْأتُوا بِ ِم ْث ِل ٰهَ َذا ْالقArtinya,
ٍ هُ ْم لِبَعºْض
“Katakanlah, ‘Sungguh jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat
14
yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu
bagi sebagian yang lain."
d. Allah SWT berfirman di dalam Surat Al-An’âm ayat 112 َو َك ٰ َذلِكَ َج َع ْلنَا لِ ُك ِّل نَبِ ٍّي
اººا َء َربُّكَ َمºوْ َشººَ رُورًا ۚ َولºوْ ِل ُغººَ رُفَ ْالقºْض ُز ْخ ُ و ِحي بَعººُس َو ْال ِجنِّ ي
ٍ هُ ْم ِإلَ ٰى بَعºْض ِ اطينَ اِإْل ْن
ِ ََع ُد ًّوا َشي
َ فَ َعلُوهُ ۖ فَ َذرْ هُ ْم َو َما يَ ْفتَرُونArtinya, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap
nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin,
sebahagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-
perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah
mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”
e. Allah SWT berfirman di dalam Surat Al-An’âm ayat 128 َويَوْ َم يَحْ ُش ُرهُ ْم َج ِميعًا
اººَْض َوبَلَ ْغن ِ ال َأوْ لِيَاُؤ هُ ْم ِمنَ اِإْل ْن
ُ س َربَّنَا ا ْستَ ْمتَ َع بَع
ٍ نَا بِبَعº ْض ِ يَا َم ْع َش َر ْال ِجنِّ قَ ِد ا ْستَ ْكثَرْ تُ ْم ِمنَ اِإْل ْن
َ َس ۖ َوق
َ َأ َجلَنَا الَّ ِذي َأج َّْلتَ لَنَا ۚ قَا َل النَّا ُر َم ْثArtinya,
َ َّا َء هَّللا ُ ۗ ِإ َّن َربºا َشººا ِإاَّل َمºَ ِدينَ فِيهºِوا ُك ْم خَالº
ك َح ِكي ٌم َعلِي ٌم
“Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya
(dan Allah berfirman), ‘Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah
banyak menyesatkan manusia,’ lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari
golongan manusia, ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada
kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah
sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.’ Allah
berfirman: ‘Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di
dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain).’ Sungguh
Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
16
2. Dalam al-quran mengingatkan kita,bahwa jika iman kita iman yang
sebenarnya, jika amal perbuatan kita benar-benar sesuai dengan islam, jika
masyarakat kita masyarakat muslim, maka kita akan mendapatkan
berbagai karunia ilahi, dan akan memperoleh berbagai keberhasilan.
Bertakwalah agar kalian memiliki pandangan yang cerah.
17
DAFTAR PUSTAKA
Https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/download/4886/4374
Https://www.iiq.ac.id/artikel/details/486/manusia-dalam-perspektif-al-quran
Https://islam.nu.or.id/tafsir/makna-insun-atau-manusia-dalam-al-qu-an-Q2dKV
Https://www.republika.co.id/berita/pn3qns458/bagaimana-alquran-memandang-manusia-
1
Ahmad A.K. Muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality
Shihab, M. Quraish, Membumukan Alquran, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Manusia,(Cet. XIX, Bandung, Mizan, 1999. ______,
Shihab, Umar. Kontekstualitas Alquran, Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat Hukum Dalam
Alquran. Cet.I: Jakarta; Penamadina, 2003.
Weiu, Van Der, Grote Filosofen Over De Mans, diterjemahkan oleh R. A. Riyadi dengan
judul Filosof-Filosof Besar Tentang Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.
18