Anda di halaman 1dari 11

Hakikat Manusia Menurut Islam

“Makalah ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam 1”

Dosen Pengampu: Anggi Setptia Nugroho, M. Pd. I

Disusun Oleh : Rendi Saputra (22202010005) Teknik Elektro 1B

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT SWT, atas rahmat dan hidayah -Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut Islam”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studi
Islam 1 di Universitas Muhammadiyah Lampung
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen saya yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini.

Bandar Lampung, 29 Oktober 2022

Rendi Saputa
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5
A. Pengertian Hakikat................................................................................................... 5
B. Pengertian Manusia .................................................................................................. 5
C. Tujuan Penciptaan Manusia..................................................................................... 7
D. Fungsi dan Peran Manusia ...................................................................................... 8
E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT..................... 8
F. Hakikat Manusia ...................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam adalah membicarakan sesuatu
yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut sama
saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyakinan asasi kita sebagai makhluk
Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558). Menurut
pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan
moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran dan kemaslahatannya.
Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân,
mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki
perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna
manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna
manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga dengan kata-kata lainnya.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian hakikat dan manusia itu ?
2) Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?
3) Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ?
4) Apa saja hakikat manusia itu ?

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia.
2) Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia
3) Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT
4) Untuk mengetahui apa saja hakikat manusia itu.

4
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

A. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya
atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu
atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan
jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia
yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama
dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.

B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah
SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Qur`an menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat
bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens
(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego).
Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus
(manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang
berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis
prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk
sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi
secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif
mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak

5
tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan, memahami,
dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam Al – Qur`an istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan
makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan
al-nas. Kata basyar dalam Al-Qur`an disebutkan 37 kali salah satunya Al - Kahfi : innama
anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).
Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat,
atau lempung kering (Al-Hijr: 33; Ar-Rum: 20), manusia makan dan minum (Al-
Mu’minuun: 33).
Kata insan disebutkan dalam Al – Qur`an sebanyak 65 kali, diantaranya (Al-Alaq :
5), yaitu allamal insaana maa`lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual
manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah (Al-Azhar: 72).
Insan adalah makhluk yang menjadi dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata Al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti Az-Zumar: 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi
manusia dalam Al-Qur`an ini setiap macam perumpamaan). Konsep Al-Nas menunjuk
pada semua manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Qur`an memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang
tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain. Asal mula manusia
berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam AS) “saat Allah SWT. merencanakan penciptaan
manusia, ketika Allah SWT mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat
Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di
dalam Al-Qur`an, kejadian itu diabadikan.
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis
tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah SWT Inilah dosa
yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah SWT yaitu kesombongan. Karena
kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk
6
neraka. Kemudian Allah SWT menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah SWT
berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun
Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang
menakutkan. Allah SWT menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan
pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah SWT,
namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah: 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah SWT yang memiliki akal sehingga memiliki
kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah
keunikan manusia yang Allah SWT ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk
menghuni dan memelihara bumi yang Allah SWT ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal
manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam
melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi;
menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal
ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi: "...Dan sesungguhnya Kami
muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan: Kami berikan
mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. Al-Isra'[17]: 70)

C. Tujuan Penciptaan Manusia


Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah
SWT. Pengertian penyembahan kepada Allah SWT tidak bisa di artikan secara sempit,
dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia dalam hukum Allah SWT dalam menjalankan kehidupan di
muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia
dengan manusia.
Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah SWT
tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahan-
nya. Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya
sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi dalam mengelolah alam semesta. Ke-
seimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan
yang telah Allah SWT ciptakan.

7
D. Fungsi dan Peran Manusia
Berpedoman pada Al-Qur`an surah Al-Baqarah: 30-36, status dasar manusia yang
mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai
penerus ajaran Allah SWT maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah
SWT dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah SWT.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh
Allah SWT di antaranya adalah:
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama umat
manusia dan hamba Allah SWT, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada
diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

E. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT


1) Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna yang esensial dari kata hamba adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan
manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan,
kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, dalam Al-
Qur`an dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan
keluargamu dengan iman dari api neraka).

2) Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT


Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus
dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas
kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah SWT di muka bumi, serta pengolaan
dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia
menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah
serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya.
Oleh karena itu, hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan
amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah
membentuk amal saleh.

8
F. Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna
manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap
kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang
berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti
selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan
bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain
karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak
maka dari itu kita harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk
yang diciptakan tidak ada bedanya, selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak
aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin, 1998, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, 2001,
Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Hamdan, 2004, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat


Perguruan Tinggi Agama Islam.

Murthada, 1990, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung: Mizan.

Nanih & Agus, 2004, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammadong, 2009, Pendidikan Agama Islam. Makassar: Tim Dosen Pendidikan


Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Abdullah & Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar: Tim Dosen
Penididikan Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai