Anda di halaman 1dari 16

Al-islam kemuhammadiyaan 1

“ HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM”

DOSEN PENGAMPU : AMRAN S.Pd, M.Pd

Oleh :

Nama : Sri Nur Asyifa

Nim : 2020310833

ILMU AKTUARIA

FAKULTAS MIPA DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur hanya milik Allah SWT, yang telah memberikan kasih sayang-Nya dan
memberikan waktu kepada penulis untuk menyelesaikan tugas makalah matakuliah Al-islam
kemuhammadiyaan 1 “Hakikat Manusia Dalam Pandangan Islam” Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Makalah tentang ulasan mengenai syirik zaman modern ini diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Al-islam kemuhammadiyaan. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memberikan informasi lebih jauh mengenai pengertian, sifat – sifat, kelemahah dan
kelebihan manusia.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis ataupun secara lisan,
khususnya kepada Dosen pengampu mata kuliah al-islam kemuhammadiyaan agar penulis
bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya, khususnya memahami tentang hakikat manusia
dalam pandangan islam materi ini.

Bulukumba, 23 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang........................................................................................ 1
b. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
c. Tujuan Masalah...................................................................................... 1

Bab II Pembahasan

Kajian Tentang Hakikat Manusia................................................................. 2-4

a. Asal Usul Kejadian Manusia................................................................. 5

b. Potensi-Pontensi Manusia...................................................................... 6
c. Kelemahan-Kelemahan Manusia.......................................................... 7
d. Sifat-Sifat Manusia.............................................................................. 8-9
e. Kelebihannya Atas Makhluk Lain...................................................... 10

Bab III Penutup

a. Kesimpulan............................................................................................ 11
b. Saran...................................................................................................... 11

Daftar Pustaka

ii
Bab 1

Pendahuluan

a. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan bentuk raga yang
sebaik-baiknya dan rupa yang seindah-indahnya dilengkapi dengan berbagai organ
psikofisik yang istimewa seperti panca indra dan hati agar manusia bersyukur kepada
Allah yang telah menganugerahi keistimewaan keistimewaan itu. Selain itu, manusia
diciptakan oleh Allah dalam struktur yang paling baik diantara makhluk-makhluk
yang lain. Struktur manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan ruhaniah, atau unsur
fisiologis dan unsur psikologis. Dalam struktur jasmaniah dan ruhaniah itu, Allah
memberikan seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan
berkembang yang dalam psikologi disebut potensialitas atau disposisi. Manusia
sebagai makhluk Allah yang diberi akal dan memiliki kebijaksanaan, merupakan pula
bagian dari ekosistem di tempat hidupanya. Di dalam aktifitas sehari-hari, manusia
bukan saja mempengaruhi lingkungan hidup, tetapi dipengaruhi pula oleh lingkungan
hidupnya.
b. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
a. Bagaimana hakikat manusia ?
b. Bagaimana asal usul kejadian manusia ?
c. Apa saja potensi-potensi manusia ?
d. Apa saja kelemahan-kelemahan manusia ?
e. Apa saja sifat-sifat manusia ?
f. Apa saja kelebihannya atas mahkluk lain?
c. Tujuan masalah
Tujuan masalah pada makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui bagaimana hakikat manusia
b. Untuk mengetahui bagaimana asal usul kejadian manusia
c. Untuk mengetahui apa saja potensi-potensi manusia
d. Untuk mengetahui apa saja kelemahan-kelemahan manusia
e. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat manusia
1
Bab 2
Pembahasan

a. Hakikat Manusia
Pandangan Al – Qur`an tentang Hakekat Manusia Dalam Islam kajian kajian
hakekat manusia sangat bertolak belakang dengan yang ada di Barat. Dalam
memahami eksistensi manusia, akal manusia dibimbing dan dituntun oleh otoritas
wahyu, yaitu Al- Qur`an dan Hadis Rasulullah SAW.
Dalam pandangan ilmuan Muslim seperti yang dikemukakan oleh Fahruddin
Ar-Razi sebagaimana yang dikutip oleh Adnin Atmas bahwa, manusia memiliki
beberapa krakteristik yang khas. Manusia berbeda dengan makhluk yang lain,
termasuk dengan malaikat, iblis dan juga binatang, adalah karena manusia
memiliki akal dan hikmah serta tabiat dan nafsu. (Othman, Rahim, Abdullah, &
Zulkarnain, 2018)
Menurut Ibnul Jauzi manusia itu terdiri dari dua unsur yaitu jasad dan roh.
(Azmi & Zulkifli, 2018; Makmudi, Tafsir, Bahruddin, & Alim, 2018), Bagi Ibnul
Jauzi, perubahan roh lebih penting karena esensi manusia adalah makhluk rohani atau
berjiwa, berdasarkan hadis dari Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa
Allah tidak memandang jasad dan bentuk manusia , tapi Allah memandang hati dan
amal manusia.
Dengan segala potensi yang dimilikinya, eksistensi manusia selalu menjadi
kajian menarik untuk didalami. Perbedaan analisis antara para ilmuwan Muslim dan
Barat ini menjadikan kajian tentang manusia semakin berkembang. Para ilmuwan
harus mengungkapnya dari berbagai sisi manusia dan disiplin ilmu, baik psikologi,
kedokteran, biologi dan berbagai ilmu social lainnya.
Dalam Alqur`an terdapat tiga istilah kunci yang mengacu pada makna
pokok manusia (Hakim & Mubarok, 2017) yaitu :
 Basyar dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 27 kali, memberikan referensi pada
manusia sebagai makhluk biologis, antara lain terdapat dalam surat Ali
Imran (3) : 7, sebagaimana Maryam berkata kepada Allah: “ Tuhanku,
baaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku tidak disentuh basyar”. ;
al-Kahfi(18):110 ; Fushshilat(41):6 ; al-Furqan (25): 7 dan 20 ; dan surat Yusuf
(12): 31. Konsep basyar selalu dihubungkan dengan sifat-sifat biologis
2
manusia seperti : makan, minum, seks, berjalan-jalan dan lain-lain.
 Al-Insan dalam Al-Qur`an disebut sebanyak 65 kali yang kerap berbicara
tentang manusia secara utuh sebagai manusia. Kata Insan ini dapat
dikelompokkan kedalam tiga kategori : pertama, insan dihubungakan dengan
konsep manusia sebagai khalifah atau pemikul amanah;

Kedua, insan dihubungkan dengan predisposisi negative manusia; dan ketiga,


insan dihubungkan dengan proses penciptaan manusia. Semua konsep insan
menunjuk pada sifat-sifat psikologis atau spiritual.

Pada kategori pertama, manusia digambarkan sebagai wujud makhluk


istimewa yang berbeda dengan hewan. Oleh karena itu, di dalam Al-Qur`an
dikatakan bahwa insan adalah makhluk yang diberi ilmu (Q.S. al-Alaq (96): 4-5),
makhluk yang diberi kemampuan untuk mengembangkan ilmu dan daya nalarnya
dengan nazhar (merenungkan, memikirkan, menganalisis dan mengamati
perbuatannya) (Q.S. al-Nazi`at (79) :35. Makhluk yang memikul amanah (Q.S. al-
Ahzab (33):72), tanggung jawab (Q.S. al-Qiyamah (75): 3 dan 6); (Q.S. Qaf
(50): 16), harus berbuat baik (Q.S. al-Ankabut(29): 8. Amalnya dicatat dengan
cermat untuk diberi balasan sesuai dengan kerjanya (Q.S. al-Najm (53):39), oleh
karena itu, insanlah yang dimusuhi setan (Q.S. al-Isra (17): 53) Dalam kategori
kedua, insan dihubungkan dengan predisposisi negative, manusia cenderung
zalim dan kafir (Q.S. Ibrahim (14): 34, Tergesa-gesa (Q.S. al-Isra (17):67), bakhil
(Q.S.al-Isra(17):100), bodoh (Q.S. al-Ahzab(33):72), berbuat dosa
(Q.S.al-‘Alaq(96):6) dan lain-lain. Apabila dihubungkan dengan kategori
pertama, sebagai makhluk spiritual, insane menjadi makhluk paradoksal yang
berjuang mengatasi konflik dua kekuatan yang saling bertentangan: kekuatan
mengikuti fitrah (memikul amanah Allah) dan kekuatan mengikuti
predisposisi negative. Kedua kekuatan ini digambarkan dalam kategori yang
ketiga yakni, insan dihungkan dengan proses penciptaannya. Sebagai insan,
manusia diciptakan dari tanah liat, sari pati tanah dan tanah (Q.S. al-Hijr (15): 26,
al-Rahman (55):14, al-Mu’minun (23): 12,al-Sajadah (32):7 ). Demikian juga
basyar berasal dari tanah liat, tanah (Q.S. al-Hijir (15): 28, Shad (38): 71, al-Rum
(30): 20), dan air (Q.S. al-Furqan (25): 54). Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa proses penciptaan manusia menggambarkan secara simbolis
karakteristik
3
basyari adalah unsure material dan karakteristik insane adalah unsure
ruhani. Keduanya harus tergabung dalam keseimbangan, tidak boleh mengurangi
hak yang satu atau melebihkan hak yang lainnya.
 Al-Nas paling sering disebut dalam al-Qur`an, yaitu sebanyak 240 kali. Al-
nas mengacu pada manusia sebagai makhluk social, hal ini dapat kita lihat
dalam tiga segi:
Pertama, banyak ayat yang menunjukkan kelompok social dengan
karakteristiknya. Ayat-ayat ini lazimnya dikenal dengan ungkapan wa min al-
nas ( dan di antara sebagian manusia ). Dengan ungkapan tersebut, dalam Al-
Qur`an ditemukan kelompok manusia yang menyatakan beriman tetapi
sebetulnya tidak beriman (Q.S.al-Baqarah (2): 8), yang menyekutukan Allah
(Q.S.al-Baqarah (2):165), yang hanya memikirkan dunia (Q.S.al-Baqarah (2): 200)
dan lain-lain. Meskipun ada sebagian manusia yang rela mengorbankan dirinya
untuk mencari keridaan Allah.
Kedua, dengan ungkapan aktsar al-nas, bahwa sebagian besar manusia
mempunyai kualitas rendah, baik dari segi ilmu (Q.S.al-A’raf (7): 187, Yusuf
(12):21, al-Qashash (28):68) maupun iman (Q.S.Hud (11): 17), tidak bersyukur
(Q.S.al-Mukmin (40):61). Dan ada jua di antara manusia yan bersyukur (Q.S.
Saba`(34): 13), yang selamat dari siksa Allah (Q.S.Hud (11):116) dan yan
tidak diperdaya setan (Q.S.al-Nisa (4):83)
Ketiga, Al-Qur`an menegaskan bahwa petunjuk Al-Qur`an bukan hanya
dimaksudkan kepada manusia secara perorangan, tetapi juga manusia secara
social. Al-Nas sering dihubungkan dengan petunjuk atau al-Kitab (Q.S. al-Hdid
(57):25)
Berdasarkan uraian di atas, bahwa manusia dalam artian basyar berkaitan
dengan unsure material; ia sepadan dengan matahari , hewan dan tumbuhan.
Dengan sendirinya ia musayyar (tunduk kepada takdir Allah). Sedangkan manusia
dalam artian insan dan nas, berkaitan dengan aturan Ilahi. Ia dikenai aturan-aturan
tetapi diberikan kekuatan untuk tunduk dan melepaskan diri darinya. Ia dengan
sendirinya mukhayyar (dapat memilih). Jadi, ada dua komponen yang
membedakan hakekat manusia dengan hewan, yaitu potensi untuk
mengembangkan iman dan potensi untuk mengembangkan ilmu.
4
Usaha untuk mengembangkan keduanya disebut amal saleh. Iman amal adalah
dasar yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Dari segi kedudukan, manusia adalah makhluk individu dan makhluk
social; makhluk psikologis (spiritual) dan makhluk biologis yang merupakan
gabungan antara unsur material dan unsur ruhani. Dari segi hubungannya dengan
Tuhan, kedudukan manusia adalah sebagai hamba (makhluq) yang terbaik (Q.S.
al-Tin (95): 4).
b. Asal Usul Kejadian Manusia
 Kejadian dan Asal-Usul Manusia Menurut Islam
Al-Quran menjelaskan beberapa tahapan dalam proses kejadian dan asal-usul
manusia secara rinci. Ketiga tahapan tersebut antara lain kejadian dan asal usul
manusia pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini penjelasan dari masing-masing
tahapan tersebut.
 Kejadian dan Asal-usul Manusia Pertama
Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang berarti pula proses penciptaan
Adam diawali oleh pembentukan fisik dengan membuatnya langsung dari tanah
yang kering yang kemudian ditupkan ruh ke dalamnya sehingga ia hidup.
Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi, dimana Nabi
SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari segenggam tanah
yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak cucu Adampun seperti itu,
sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar dan
sebagainya.”
 Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua
Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Begitupun
dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak dipasangkan oleh Alloh dengan
lawan jenisnya yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, yaitu Siti Hawa.
Keterangan tersebut sesuai dengan firman Alloh QS. An-Nisa, ayat 1 berikut:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari jiwa yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan
daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
5
 Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga
Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian
seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses
kejadian manusia yang disebutkan dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini
dapat dipertanggung jawabkan secara medis. Dalam Al-Qur’an, asal-usul
manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minuun : 12-14 berikut
ini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah ,
Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-14).
Dari ketiga asal-usul penciptaan manusia menurut agama Islam di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa, islam memandang manusia secara substantif
terbagi ke dalam 2 hal, yaitu substansi materi (badan) dan substansi immateri
(jiwa).
c. Potensi-potensi Manusia
1. Potensi Fitriyah :
 Fitrah berasal dari kata (fi’il) fathara yang berarti “menjadikan” secara etimologi
fitrah berarti kejadian asli, agama, ciptaan, sifat semula jadi, potensi dasar, dan
kesucian
 Dalam kamus B. Arab Mahmud Yunus, fitrah diartikan sebagai agama, ciptaan,
perangai, kejadian asli.
 Dalam kamus Munjid kata fitrah diartikan sebagai agama, sunnah, kejadian,
tabi’at.
 Fitrah berarti Tuhur yaitu kesucian
 Menurut Ibn Al-Qayyim dan Ibn Katsir, karena fatir artinya menciptakan, maka
fitrah artinya keadaan yang dihasilkan dari penciptaannya itu.

6
2. Potensi Ruhiyah :
Ialah potensi yang dilekatkan pada hati nurani untuk membedakan dan
memilih jalan yang hak dan yang batil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan
menuju kedurhakaan
3. Potensi Aqliyah
Potensi Aqliyah terdiri dari panca indera dan akal pikiran (sam’a basar,
fu’ad). Dengan potensi ini, manusia dapat membuktikan dengan daya nalar dan
ilmiah tentang ‘kekuasaan’ Allah.
4. Potensi Jasmaniyyah :
Ialah kemampuan tubuh manusia yang telah Allah ciptakan dengan sempurna,
baik rupa, kekuatan dan kemampuan.
d. Kelemahan-kelemahan Manusia
a. Manusia itu selalu membantah. (QS. Al Kahfi:54) ; Dan sesungguhnya Kami telah
mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam-macam
perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
b. Manusia bersifat lemah. (QS. An Nisa:28) ; Allah hendak memberikan keringanan
kepadamu , dan manusia dijadikan bersifat lemah.
c. Manusia selalu zalim dan bodoh. (Al Ahzab:72) ;
d. Manusia senang berbuat maksiat. (QS. Al Qiyamah:5) ; Bahkan manusia itu
hendak membuat maksiat terus menerus.
e. Manusia mencintai kehidupan dunia. (QS. Al Qiyamah:20)
f. Manusia melampaui batas. (QS. Al ‘Alaq :6)
g. Manusia malas berbuat baik. (QS. Al Ma’arij:21)
h. Manusia senang berkeluh kesah dan gelisah. (QS. Al Ma’arij:19)
i. Manusia tergesa-gesa. (QS. Al Anbiyah:37)
j. Manusia itu pelit. (QS. Al Isra:100)

e. Sifat-sifat Manusia
Berikut adalah sifat-sifat manusia yang ada di dalam al-Qur’an:
1. Bersifat lemah
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu,
dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. an-Nisa: 28)
2. Putus asa dan tidak tahu terima kasih
7
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu
rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah
dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS. Hud: 9)
Allah ta’ala juga berfirman, artinya, “Manusia tidak jemu memohon kebaikan,
dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”
(QS. Fushilat: 49)
3. Zhalim dan ingkar
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim
dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim: 34).
Allah ta’ala juga berfirman, artinya, “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh.” (QS. al-Ahzab: 72)
4. Tergesa-gesa
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Dan manusia mendoa untuk kejahatan
sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-
gesa.” (QS. al-Isra’: 11)
Allah ta’ala juga berfirman, artinya, “Manusia telah dijadikan (bertabiat)
tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka
janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” (QS. al-
Anbiya: 37)
5. Kikir
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (QS. al-
Isra: 100)
6. Banyak membantah
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Dan manusia adalah makhluk yang paling
banyak membantah.” (QS. al-Kahfi: 54)
7. Penentang
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Dan apakah manusia tidak memperhatikan
bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi
penantang yang nyata!” (QS. Yasin: 77)
8
8. Suka Ingkar
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Dan mereka menjadikan sebahagian dari
hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).” (QS. az-Zukhruf: 15)
9. Suka berkeluh kesah
Allah ta’ala berfirman, artinya, Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat
keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila
ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS. al-Ma’arij: 19-21)
10. Suka maksiat
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat
terus menerus. Ia berkata: “Bilakah hari Kiamat itu?” (QS. al-Qiyamah: 5-6)
11. Sangat kafir
“Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?” (QS. Abasa: 17)
12. Durhaka kepada Tuhan
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan
(susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia
menyusun tubuhmu.” (QS. al-Infithar: 6-8)
13. Bersungguh-sungguh menuju Allah
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah
bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan
menemui-Nya.” (QS. al-Insyiqaq: 6)
14. Jika diberi kesenangan memuji Allah dan jika diberi kesempatan mencela Allah
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Adapun manusia apabila Tuhannya
mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan
berkata: “Tuhanku telah memuliakanku.” Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu
membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku” (QS. al-Fajar:
15-16)
15. Susah Payah
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia berada dalam susah payah.” (QS. al-Balad: 4)

9
16. Melampaui batas
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-
benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. al-Alaq: 6-7)
17. Sangat ingkar
Allah ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar,
tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu
menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena
cintanya kepada harta.” (QS. al-Adiyat: 6-8)

f. Kelebihannya Atas Makhluk Lain


Kelebihan manusia dari makhluk lainnya :
1. Makluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Tuhan
yang paling sempurna.
2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan)
beriman kepada Allah.
3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam Al-Qur’an surat Az-
Zariyat : Artinya : “Tidakkah aku jadikan jin dan manusia, kecuali untuk
mengabdi kepada-Ku “ (QS. Az-Zariyat:56).
4. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah –Nya di bumi.
5. Disamping akal manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan
atau kehendak.
6. Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
7. Berakhlak. Berakhlak adalh ciri utama manusia dibandingkan makhluk lain.
Artinya manusia adalah makhluk yang diberikan Allah kemampuan untuk
membedakan yang baik dengan yang buruk.

10
Bab III

Penutup

a. Kesimpulan
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian
sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam
karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia
harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain. Manusia itu
tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada masalah
yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan dari orang
lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain karena manusia
tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu
kita harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang
diciptakan tidak ada bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak
aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia.
b. Saran
Masih banyak hal yang perlu dipelajari untuk lebih memahami hakikat manisia
dalam pandangan islam. Dengan memperbanyak mencari materi dan memahaminya
akan menambah pemahaman kita dalam hakikat manusia dalam pandangan islam.
Sebagai seorang mahasiswa/i sudah seharusnya kita memahami bagaimana hakikat
manusia dalam pandangan islam ini yang semakin hari semakin berkembang.
Sehingga kedepannya kita paham tentang hakikat manusia dalam pandangan islam.

11
Daftar Pustaka

Abuddin Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja
GrafindoPersada, 1998

Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001

Hamdan Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004

Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama,


Bandung :Mizan, 1990

Nanih Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta :
Rineka Cipta, 2004

Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama
Islam Universitas Negeri Makassar.

Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.

http://dulunyakaryawan.blogspot.com/2012/06/3-potensi-yang-dimiliki-manusia.html

https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/kelemahan-manusia-menurut-islam

Anda mungkin juga menyukai