Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP MANUSIA DAN PROBLEMATIKANYA DALAM AL-QURAN

Disusun guna memenuhi tugas

Mata kuliah : Psikoterapi Islam

Dosen pengampu : Dra. Maryatul Kibtiyah, M.Pd.

Disusun oleh :

Nabila Adinda Larasati 2101016016

Muslikatul Markhamah 2101016053

Miftahur Rohman 2101016115

Dimas Andriansyah 2101016120

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia pada
kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dan salam tak lupa kami
sampaikan pada Rasulullah sebagai pahlawan yang kita nantikan syafaatnya di hari kiamat
kelak. Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikoterapi Islam serta sebagai penambah wawasan bagi penulis sendiri dan beberapa orang
lainnya. Makalah ini kami tulis dengan judul “Konsep Manusia dan Problematikanya dalam
Al-Quran”, menyesuaikan topik yang telah diberikan. Kami yakin tidak ada maksud lain
dalam penulisan makalah ini kecuali menebar manfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu kami
ucapkan terima kasih kepada;

1. Dra. Maryatul Kibtiyah, M.Pd yang telah memberikan tugas pada kami
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun material
3. Teman-teman yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari tanpa adanya kalian semua, mungkin makalah ini tidak akan jadi.
Maka dari itu, selain ucapan terima kasih kami juga meminta maaf jika dalam penyusunan
makalah ini banyak kesalahan-kesalahan. Sehingga kami dapat terus berharap nantinya akan
kemanfaatan makalah ini bagi semua pihak.

Semarang, 21 Agustus 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1

C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1

BAB II..................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2

A. Pengertian Konsep Manusia........................................................................................................ 2

B. Problematika Manusia dalam Al-Quran ................................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................................................ 15

Kesimpulan ....................................................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, kita senantiasa berusaha memahami hakikat diri.
Pergulatan mencari hakikat jati dirinya akhirnya melahirkan berbagai teori, namun
karena keterbatasan manusia, tidak ada satupun dari teori-teori itu yang dapat
memuaskan pencarian manusia. Pada dasarnya manusia memiliki fungsi tubuh dan
fisiologis yang tidak berbeda dengan binatang. Namun, manusia tidak dapat disamakan
dengan binatang, karena kelebihan dimilikinya, yakni akal. Rasio, bakat untuk
menggunakan bahasa atau simbul-simbul bahasa, kesanggupan untuk tertawa,
kemampuan untuk membuat alat-alat, moralitas, karekater dan sebagainya adalah ciri-
ciri yang membedakan manusia dengan Binatang Dari sekian banyak penemuan
manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, masih ada satu permasalahan
yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan
ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Tulisan singkat
ini akan mencoba mengurai persoalan manusia terutama ditinjau dari segi hakikat dan
potensinya. Yang juga penting untuk diurai di sini adalah bagaimana manusia yang
diberikan keistimewaan oleh Allah sebagai sebaik-baik ciptaan-Nya itu dapat meraih
kedudukan yang tertinggi di hadapanmakhluk lain, atau dihadapan sesamanya

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai konsep manusia?

2. Apa saja problematika manusia dalam al-quran?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian dari konsep manusia

2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami probematika manusia dalam al-quran

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Manusia


Dalam Bahasa Indonesia, manusia didefinisikan sebagai makhluk yang
memiliki kemampuan berpikir dan menguasai makhluk lain. Sedangkan dalam bahasa
Inggris, manusia yang sering disebut sebagai “man” dapat dikaitkan dengan kata
“mens” yang memiliki arti kemampuan berpikir. 1 Konsep manusia adalah sebagai
makhluk ciptaan tuhan dengan sebaik-baiknya ciptaan. Sebagai mahluk yang diberkahi
dengan ciptaan yang paling sempurna, manusia menerima kemampuan berupa
akal ,fikiran ,kehendak, emosi, dan beberapa komponen lain yang terdapat pada diri
manusia. beberapa filosof,seperti socrates,menyebut manusia ini sebagai zoon politicus
atau hewan sosial,dan max scheller menyebut mereka Das kranke tier atau hewan sakit
yang selalu gelisah dan cemas.2

Beberapa rumusan definisi lain tentang manusia diantaranya:

1) Homo sapiens yakni mahluk yang memiliki pikiran


2) Homo faber yakni toll making creature yaitu hewan yang pandai membuat bahan
dari bahan alam untuk kebutuhan hidupnya
3) Homo economicus yakni mahluk ekonomi
4) Homo strict yaitu mahkuk mahluk yang religius
5) Homo laquen yakni mahluk yang pandai menciptakan bahasa dan menjelema
pikiran dan perasaan manusia dalam organisasi individual yang terstruktur
(Zuhairini,2009).

Di dalam tubuh manusia terdapat unsur-unsur yang oleh tuhan dilengkapi


dengan sistem,komponen,dan energi tubuh untuk berfungsinya jiwa didalam tubuh.

1Rahmat Zubarkah Nasution and Gunawan Gunawan, ‘Konsep Manusia Dan Problematikanya Dalam Alqur’an’, EDU-
RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan, 5.3 (2022), 249–57 <https://doi.org/10.47006/er.v5i3.12929>.

2Rini Hildayani, ‘MODUL 1 Perkembangan Manusia’, IQ (Ilmu Al-Qur’an), 1.01 (2018), 84–99
<https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/CAUD010302-TM.pdf>.

2
Disisi lain tubuh berfungsi untuk melakukan tindakan yang didorong oleh jiwa dengan
cara tertentu kemudia jiwa itu sendiri juga mengerakan tubuh secara dinamis,seperti
perasaan mengerakan kehendak,dan kehendak mengerakan pikiran. jadi jiwa manusia
itu bekerja untuk tubuh dan jiwa itu sendiri. Dalam aspek konsep manusia menurut
psikologi ada aktivitas-aktivitas pada kejiwaan seorang manusia,yaitu meliputi :

1) Pengamatan ialah proses mengetahui dunia luar melalui indra.kita mengamati


sesuatu melalui indra yaitu : pengeliatan, pendengaran, penciuman, perabaan, rasa
keseimbangan, rasa gugup (kinestetik) dan rasa perasa fisik(organik).
2) Tanggapan didefinisikan sebagai gambaran yang memberi kesan sebagai hasil
pengamatan. Kesan-kesan tersebut muncul dalam konteks yang sedang dialami saat
ini dan pengetahuan yang dapat dikembangkan dalam kaitanya dengan masa depan.
3) Fanatasi, Manusia terkadang meninggalkan dunia tempat mereka tinggal untuk
pergi ke dunia lain dengan kekuatan jiwanya. Kekuatan jiwa adalah fanatasi.
Psikologi modern memberi tanggapan fanatasi adalah kekuatan mental yang dapat
menghasilkan jawaban baru dengan mengunakan jawaban lama.
4) Ingatan/ Memory dalam kosa kata komplek definisi psikologi adalah fungsi yang
terlibat dalam mengingat atau mengalami kembali pengalaman masa lalu.
5) Berfikir adalah aktivitas psikis yang didasari dan terjadi ketika dihadapkan pada
suatu masalah yang perlu dipecahkan. Arti lain dari berfikir adalah kekuatan jiwa
kita untuk membentuk antara pengetahuan kita dan hubungan yang dapat terjadi,
yaitu:hubungan sebab akibat, hubungan tempat, dan hubungan waktu.
6) Bergerak maju ke taraf menjadi (becoming) atau menyempurna. “Menjadi”
adalah bergerak maju, mencari kesempurnaan, merindukan keabadian, tidak pernah
menghambat dan menghentikan proses terus menerus ke arah kesempurnaan.
Keistimewaan Al-Insan adalah berilmu pengetahuan, mempunyai daya.
7) Nalar, manusia demikian disebut ulul albab. Dengan ilmunya itu mereka mampu
mengomunikasikannya, makhluk yang menerima amanah dan mempertanggung
jawabkannya. Manusia dalam kategori kedua, kata insan dihubungkan dengan
predisposisi negatif pada diri manusia, misalnya cenderung dhalim dan kafr,
tergesa-gesa, bakhil, bodoh, banyak membantah dan mendebat, gelisah, resah, dan
segan membantu, ditakdirkan bersusah payah dan menderita, tidak berterimakasih,
berbuat dosa, dan meragukan hari akhir.

3
8) Perhatian, terdapat dua definisi perhatian oleh para psikolog. Perhatian adalah
konsentrasi energi mental pada objek. Perhatian adalah banyak kesadaran yang
menyertai kegiatan yang dilakukan.
9) Perasaan, didifinisikan sebagai gejala psikologis subjektif yang biasa dikaitkan
dengan gejala yang mengenali dan mengalami kesenangan atau ketidaksenangan
dalam bebagai derajat. Definisi lain dari perasaan adalah ekpresi jiwa,yang sedikit
banyak aktif,untuk merasakan kesenangan dan ketidak senangan yang tidak
tergantung pada rangsangan dan organ indra.
10) Kemauan/ Motivasi adalah kekuatan pendorong sepenuh hati seseorang untuk
mencapai tujuananya. Pesiapan juga dapat digambarkan sebagai rencana atau
keinginan untuk berhasil dan menghindari kegagalan hidup.

- DEFENISI MANUSIA DAN ASAL USULNYA

Para ahli tidak memiliki kesamaan pendapat tentang manusia. Ada melihat
manusia hanya dari satu aspek saja, padahal aspek yang ada cukup banyak. Perbedaan
aspek ini yang kemudian melahirkan berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan
manusia, seperti antropologi, sosiologi, psikologi, pedagogi, biologi, dan fisiologi. Ada
yang menyebut manusia sebagai homo sapiens (binatang yang berpikir), homo volens
(binatang yang berkeinginan), homo mechanicus (binatang yang mekanis), dan homo
ludens (binatang yang bermain). Dalam Bahasa Indonesia, manusia diartikan sebagai
makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain) (TPKP3B, 1997).
Sementara dalam bahasa Inggris disebut man yang bisa dikaitkan dengan mens (Latin),
yang berarti adayang berpikir (Bagus, 1996). Sampai dengan saat ini definisi tentang
manusia yang disepakatihingga saat ini belum ada. Menurut M. Dawam Raharjo istilah
manusia yang diungkapkan dalam al-Qur’an seperti basyar, insan, unas, ins, ‘imru’ atau
yang mengandung pengertian perempuan seperti imra’ah, nisa’ atau niswah (Raharjo,
1999). Ungkapan yang dipergunakan Alquran untuk menunjuk konsep manusia ada tiga
macam yaitu : al - insan , 2) al - basyr , dan 3) bani Adam atau Z urriyat Adam (Shihab,
1996).

4
1. AL – INSAN

Kata insan jika dilihat dari asalnya nasiya yang artinya lupa, menunjukkan
adanya kaitan yang erat antara manusia dengan kesadaran dirinya. Kata al-Insan disebut
sebanyak 65 kali dalam Alquran. Hampir semua ayat yang menyebut manusia dengan
kata insan. Kata insan, ins, unas, dan nas memiliki akar kata yang sama yakni
hamzah/alif, nun, dan sin(a-na-sa/ ‫ )أنس‬Kata-kata ini memiliki arti jinak, harmonis, dan
tampak.

Menurut Quraish Shihab pendapat ini, jika ditinjau dari sudut pandang Alquran,
lebih tepat dari yang berpendapat bahwa kata insan terambil dan kata nasiya yang
berarti lupa, atau nasa-yanusu yang berarti berguncang (Shihab, 1996).

Penggunaan kata al-insan dalam al-Qur’an untuk menunjukkan totalitas


manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani yang unik dan istimewa lagi sempurna,
dan memiliki perbedaan individual antara satu dengan yang lain, dan sebagai makhluk
dinamis, sehingga mampu menyandang predikat khalifah Allah di muka bumi, serta
sebagai makhluk berbudaya yang mampu berbicara, mengetahui baik dan buruk, dan
lain sebagainya (Ali al-Syaukani, 1964).

Kata al-insan juga digunakan dalam al-Qur’an untuk menunjukkan proses


kejadian manusia sesudah Adam. Kejadiannya mengalami proses yang bertahap secara
dinamis dan sempurna di dalam di dalam rahim. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (Q.S. al-Nahl/16: 78)
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) daritanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulangitu Kami bungkus dengan daging. Kemudian,
Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang
paling baik.(Q.S. al-Mu’minun/23: 12-14).

Penggunaan kata al-insan dalam ayat ini mengandung dua makna, yaitu:
Pertama, makna proses biologis, yaitu berasal dari saripati tanah melalui makanan yang

5
dimakan manusia sampai pada proses pembuahan. Kedua, makna proses psikologis
(pendekatan spiritual), yaitu proses ditiupkan ruhNya pada diri manusia, berikut
berbagai potensi yang dianugerahkan Allah kepada manusia.

2. AL-BASYR

Kata al-basyar dalam a-Qur’an, terulang sebanyak 37 kali dan tersebar dalam
26 surat. Secara etimologi al-basyar yang terdiri dari ba-sya-ra bermakna sesuatu yang
tampak dengan baik dan indah. Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari
akar kata yang pada umumnya berarti menampakkan sesuatu dengan baik dan indah.
Dari kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamakan
basyarah karena kulitnya tampak jelas dan berbeda di banding dengan kulit hewan
lainnya (Shihab, 1998). Penamaan al-basyar dengan kulit menunjukkan makna bahwa
secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya, dibandingrambut atau
bulunya. Dengan demikian, kata basyar dalam al-Qur’an secarakhusus merujuk kepada
tubuh dan lahiriah manusia.

Makna etimologi dapatdipahami adalah bahwa manusia merupakan makhluk


yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan keterbatasan, seperti makan, minum, seks,
keamanan, kebahagiaan, dan lain sebagainya. Penunjukan kata al-basyar ditujukan
Allah kepada seluruh manusia tanpa terkecuali, termasuk eksistensi Nabi dan Rasul.
Hanya saja kepada mereka diberikan wahyu, sedangkan kepada manusia umumnya
tidak diberikan wahyu. Firman Allah swt dalam Alqur’an “Katakanlah: Sesungguhnya
Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalahTuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". Q.S.
al-Kahf/18: 110

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian manusia dengan


menggunakan kata basyar merujuk pada mahkluk fisik atau biologis. Aspek fisik itulah
yang menyebut pengertian basyar mencakup anak keturunan Adam secara keseluruhan
(al-Syati’, 1999). Untuk itu, Allah swt. memberikan kebebasan dan kekuatan kepada
manusia sesuai dengan batas kebebasan dan potensi yang dimilikinya untuk mengelola
danmemanfaatkan alam semesta, sebagai salah satu tugas kekhalifahannya di muka
6
bumi. Dari semua ayat tersebut, khususnya basyar dan al - basyar dapat diklasifikasikan
menjadi 7 bagian, yaitu:

a. Menggambarkan dimensi fisik manusia. QS.al-Mudatsir (74):27-29


b. Menyatakan Seorang Nabi adalah Basyar. QS.al-Mu’minun (23): 33-34,
Lihat juga QS. Ibrahim(14):10-11, QS.al-Kahfi (18):110, QS. al- Anbiya’
(21):3, QS. al-Mu’minun (23):24, QS. al-Syu’ara’ (26):154 dan186, QS.
Yasin (36):15, QS. al-Fushilat (41):6 dan QS. Hud (11):27.
c. Menyatakan tentang kenabian. QS. Ali Imran (3):79, Lihat juga QS.
alAn’am (6):91, QS. Al-Syuura (42):51, QS. al-Mudatsir (74):31, QS.
Yusuf (12):31, QS. al-Isra’ (17):93-94, QS. al-Mu’minun (23):34, dan QS.
alQamar (54):24.
d. Menunjukkan Persentuhan Laki-laki dan Perempuan. QS. Maryam (19):20,
QS. Ali Imran (3):47
e. Menggambarkan Manusia pada umumnya. QS. Al-Mudatsir (74) : 25, QS.
Maryam (19):17dan 74, dan 17, QS. al-Mudatsir (74):36, QS. Maryam
(19):26.
f. Menyatakan proses penciptaan dari tanah. QS. Al-Rum (30):29, QS. Shad
(38):71, QS. Al-Hijr (15):28
g. Menunjukkan manusia akan menemui kematian. QS. Al-Anbiya (21):34-35.

3. BANI ADAM

Dalam al-Qur’an dan hadis, penciptaan manusia setidaknya ada 3 macam.


Pertama penciptaan Adam as atau manusia pertama. Kedua penciptaan Hawa’
atau manusia kedua dan ketiga penciptaan anak cucu Adam atau melalui
reproduksi Manusia disebut sebagai banii Aadam, karena dia menunjukkan
pada asal-usul yang bermula dari nabi Adam as sehingga dia bisa tahu dan sadar
akan jati dirinya, misalnya dari mana dia berasal, untuk apa dia hidup,dan ke
mana ia akan kembali. Istilah bani Adam menunjukkan bahwa seluruh manusia
adalah anak dari manusia ciptaan Allah yang pertama yaituAdam. Hal ini telah
disebutkan di dalam al-Qur‟an yaitu: “Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika
Tuhanmu mengeluarkan zuriat anakanak Adam (turun-temurun) dari (tulang)
belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri,
7
(sambil Ia bertanya dengan firmanNya): "Bukankah Aku tuhan kamu?" Mereka
semua menjawab: "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi". Yang
demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: "Sesungguhnya
kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikattauhid) ini” (QS. Al-
A‟raf, 7 : 172). Penamaan manusia dengan kata Bani Adam di sebutkan dalam
alQur‟an sebanyak 9 kali. Di antaranya pada surat Yasin ayat 60 (Abdul Baqi,
1988). Adam didalam al-Qur‟an mempunyai pengertian manusia dengan
keturunannyayang mengandung pengertian Basyar, Insan dan An-nas. Kata
Bani Adam lebih ditekankan pada aspek amaliah manusia, sekaligus pemberi
arah ke mana dan dalam bentuk apa aktivitas itu dilakukan. Alquran
memberikan berbagai penjelasan tentang penciptaanmanusia dalam berbagai
proses yang beragam. Ketika Allah menciptakan Adam (manusia pertama),
Alquran memberikan penjelasan yang cukup singkat, yakni Allah
menjadikannya dari tanah (turab) dengan satu ungkapan “kun fayakun” yang
berarti “jadilah!, maka jadilah Adam” (Q.S.Ali Imran [3]: 59), juga dari shalshal
atau tanah liat kering (Q.S. alHijr [15]:26, 28, 33, dan Q.S. alRahman [55]: 14).
Pada proses penciptaan manusia selain Adam Alquran menjelaskannya dengan
berbagai variasi kejadian. Ada yang menjelaskan penciptaan manusia dari
thin/sulalah min thin atau tanah liat (Q.S. alAn’am [6]: 2, Q.S. al-A’raf [7]: 12,
Q.S. al-Isra’ [17]: 61, Q.S. al-Mu’minun [23]: 12, Q.S. Fathir [35]: 11, Q.S. al-
Shaffat [37]: 11, dan Q.S. Shad [38]: 71 dan76), ada yang menjelaskan
penciptaan manusia dari nuthfah atau air mani (Q.S. al-Kahfi [18]: 37, Q.S. al-
Mu’minun [23]: 13, Q.S. al-Hajj [22]: 5, Q.S. al-Mu’min [40]: 67) yang juga
dijelaskan dengan istilah lain, yakni ma’in mahin atau air yang hina (Q.S. al-
Sajdah [32]: 8) dan ma’in dafiq atauair yang memancar (Q.S. alThariq [86]: 6).
Ada juga yang menjelaskan penciptaan manusia dari alaq atau segumpal darah
(Q.S. al-Hajj [22]: 5, Q.S.al-Mu’min [40]: 67, Q.S. al-Mu’minun [23]: 13, dan
Q.S. al-Alaq [96]: 2).

• Konsep manusia menurut Al-quran :


Menurut etimologi, kata manusia berasal dari kata”mansiy” yang artinya lupa.
Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia memiliki sifat pelupa. Menurut adz-dzaky
(2004:13) manusia adalah salah satu mahluk Allah yang paling sempurna,baik dari

8
aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyah. Islam berpandangan bahwa manusia itu
merupakan perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh masing masing merupakan
subtansi yang berdiri sendiri,yang tidak tergantung adanya oleh yang lain. Islam secara
tegas mengataka bahwa kedua subtansi (unsur asal sesuatu yang ada) dua-duanya
adalah subtansi alam. Sedang alam adalah mahluk. Maka keduanya juga mahluk yang
diciptakan Allah. Dalam al-qur’an ada tiga istilah kunci untuk mengacu pada makna
pokok manusia. Al basyar, al insan,dan an nas. Dalam bentuk ayat al basyar
memberikan gambaran pada manusia sebagai mahluk biologis. Seperti contoh nabi
muhammad pernah di suruh menegaskan bahwa dirinya adalah sebagai basyar pada
umumnya.3

َ ‫ع َم اًل‬
‫صا ِل احا‬ ِ ‫ي أَنَّ َما إِ ٰلَ ُه ُك ْم إِ ٰلَهٌ َو‬
َ ‫احدٌ ۖ فَ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَا َء َربِ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل‬ َّ َ‫قُ ْل إِنَّ َما أَنَا بَش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم يُو َح ٰى إِل‬
‫َو ََل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَادَةِ َربِ ِه أَ َحداا‬
Artinya : “katakanlah muhamad sesunguhnya aku ini hanya seorang manusia
sepertimu,yang telah menerima wahyu,bahwa sesunguhnya tuhan kamu adalah tuhan
yang maha esa maka barang siapa mengharap pertemuan kepada tuhanya maka
hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan
sesuatupun dalam beribadah kepada tuhannya4”.(al-kahf :110)

Islam memandang manusia sebagai makhluk tuhan yang memiliki keunikan dan
keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu mahluknya, karakteristik eksistensi manusia
harus dicari dalam relasi dengan penciptaan dan mahluk tuhan lainya. Sekurang-
kurangnya ada 4 relasi manusia,yaitu :

a. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (hablum binnafsi) yang ditandai dengan
kesadaran untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar (memerintah kepada
kebajikan dan mencegah kemungkaran) atau sebalikya mengumbar nafsu-nafsu
rendah
b. Hubungan antar manusia (hablum minannas) dengan usaha membina silaturahmi
atau memutusnya

3 Hildayani.

4 Surat Al-Kahf Ayat 110 | Tafsirq.Com’ <https://tafsirq.com/18-al-kahf/ayat-110> [accessed 28 August 2022].

9
c. Hubungan manusia dengan alam sekitar (hablum minal’alam) dengan upaya
pelestarian dan pemanfaatan alam dengan sebaik-baiknya atau sebaliknya
menimbulkan kerusakan.
d. Hubungan manusia dengan sang pencipta (hablum minallah) dengan kewajiban
ibadah kepaadanya atau justru menjadi ingkar dan syirik.

Hanna djumhana bastaman (1995) memberi contoh wawasan islam mengenai


manusia antara lain:

1. Manusia mempunyai derajat sangat tinggi sebagai khalifah allah


2. Manusia tidak menangung dosa asal atau dosa turunan
3. Manusia merupakan kesatuan dari empat dimensi : fisik-biologi, mental-psikis,
sosio-kultular, dan spiritual
4. Dimensi spritual memungkinkan manusia mengadakan hubungan dan mengenal
tuhan melalui cara-cara yang dianjurkanya
5. Manusia memiliki kebebasan berkehendak
6. Manusia memiliki akal sebagai kemampuan khusus dan dengan akalnya itu
mengembangkan ilmu serta peradaban
7. Manusia tak dibiarkan hidup tanpa bimbingan dan petunjuk-NYA

B. Problematika Manusia dalam Al-Quran


Al-Quran mengandung banyak petunjuk mengenai problematika manusia dan
memberikan panduan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Berikut beberapa contoh
problematika manusia yang diatasi oleh Al-Quran beserta ayat yang relevan:5

َ ‫َظنَ فُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَتَ ُه َّن ِإ ََّل َما‬


ۖ ‫ظ َه َر ِم ْن َها‬ ْ ‫ص ٰـ ِره َِّن َو َيحْ ف‬
َ ‫ضضْنَ ِم ْن أَ ْب‬ ُ ‫ت َي ْغ‬ ِ ‫َوقُل ِل ْل ُمؤْ ِمنَ ٰـ‬
َ ‫َو ْل َيض ِْربْنَ ِب ُخ ُم ِره َِّن‬
‫علَ ٰى ُجيُو ِب ِه َّن ۖ َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَتَ ُه َّن ِإ ََّل ِلبُعُولَ ِت ِه َّن أَ ْو َءا َبا ٓ ِئ ِه َّن أَ ْو َءا َبا ٓ ِء بُعُولَ ِت ِه َّن أَ ْو‬
‫َت أَ ْي َم ٰـنُ ُه َّن أَ ِو‬
ْ ‫سا ٓ ِئ ِه َّن أَ ْو َما َملَك‬
َ ‫ى أَخ ٰ ََو ِت ِه َّن أَ ْو ِن‬
ٓ ‫ى ِإ ْخ ٰ َو ِن ِه َّن أَ ْو َب ِن‬ٓ ‫أَ ْبنَا ٓ ِئ ِه َّن أَ ْو أَ ْبنَا ٓ ِء بُعُولَ ِت ِه َّن أَ ْو ِإ ْخ ٰ َو ِن ِه َّن أَ ْو َب ِن‬
َ‫سا ٓ ِء ۖ َو ََل يَض ِْربْن‬
َ ِ‫ت ٱلن‬ ِ ‫ع ْو ٰ َر‬ َ ‫علَ ٰى‬ َ ‫وا‬ ۟ ‫ظ َه ُر‬ ْ َ‫ٱلط ْف ِل ٱلَّذِينَ لَ ْم ي‬ ِ ‫ٱلر َجا ِل أَ ِو‬ ِ َ‫ٱْل ْربَ ِة ِمن‬ ِ ْ ‫غي ِْر أ ُ ۟و ِلى‬ َ َ‫ٱلت َّ ٰـبِعِين‬
ِ َّ ‫بِأ َ ْر ُج ِل ِه َّن ِليُ ْعلَ َم َما ي ُْخفِينَ ِمن ِزينَتِ ِه َّن ۚ َوتُوب ُٓو ۟ا إِلَى‬
٣١ َ‫ٱَّلل َج ِميعاا أَيُّهَ ْٱل ُمؤْ ِمنُونَ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬

5 Tafsirq.com. (2015). Ayat Al-Qur’an. Diakses pada 21 Agustus 2023, dari tafsirq.com/

10
Artinya: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka
miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai hasrat (terhadap
perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan
janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur, 24:31)

Ketidaktaatan dan Dosa: Manusia sering kali terjerumus dalam dosa dan ketidaktaatan
terhadap ajaran Tuhan. Al-Quran mengajarkan pentingnya tobat dan pengampunan.

Penyelesaian: "Dan berpalinglah kepada Allah, semuanya, hai orang-orang yang


beriman, supaya kamu beruntung."

‫ط ا‬
‫وَل‬ ُ ‫ض َولَن تَ ْبلُ َغ ْٱل ِج َبا َل‬
َ ‫ض َم َر احا ۖ ِإنَّكَ لَن ت َْخ ِرقَ ْٱْل َ ْر‬
ِ ‫َو ََل ت َْم ِش فِى ْٱْل َ ْر‬

Artinya: “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu
menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra, 17:37)

Kesombongan dan Keangkuhan: Sikap sombong dan angkuh menghalangi manusia dari
taat kepada Tuhan. Al-Quran menunjukkan perlunya rendah hati.

Penyelesaian: "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong.


Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali tidak dapat
kamu mencapai ketinggian gunung."

11
‫ع ٰلٓى اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ِو ْال َوا ِل َدي ِْن َو ْاَلَ ْق َر ِبيْنَ ۚ ا ِْن يَّ ُك ْن‬ ِ ‫ش َه َد ۤا َء ِ ه‬
َ ‫َّلل َولَ ْو‬ ِ ‫ٰ ٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّو ِاميْنَ ِب ْال ِقس‬
ُ ‫ْط‬
‫ض ْوا فَا َِّن ه‬
‫ّٰللاَ َكانَ ِب َما‬ ُ ‫اَّللُ اَ ْو ٰلى ِب ِه َم ۗا فَ ًَل تَت َّ ِبعُوا ْال َه ٰ ٓوى اَ ْن تَ ْع ِدلُ ْوا ۚ َوا ِْن ت َْل ٓوا اَ ْو ت ُ ْع ِر‬
‫غ ِنيًّا اَ ْو فَ ِقي اْرا فَ ه‬
َ
‫تَ ْع َملُ ْونَ َخبِي اْرا‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan,


menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak
dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu
kerjakan.” (QS. An-Nisa, 4:135)

Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan: Al-Quran menekankan pentingnya keadilan dan


perlakuan yang setara terhadap semua individu.

Penyelesaian: "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah, walaupun (terhadap dirimu sendiri atau) ibu-bapa dan kaum
kerabatmu."

‫ع ٰلى ُحبِ ٖه ِم ْس ِك ْيناا َّويَتِ ْي اما َّواَ ِسي اْرا‬


َ ‫ام‬ ْ ‫َوي‬
َّ َ‫ُط ِع ُم ْون‬
َ َ‫الطع‬

Artinya:” Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang


miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan, 76:8)

Pengabaian terhadap Kaum Dhuafa: Al-Quran menyeru untuk peduli terhadap kaum
dhuafa dan mereka yang membutuhkan.

Penyelesaian: "Dan mereka memberi makan (orang miskin), meskipun mereka sendiri
memerlukan (makanan)."

12
‫علَى ْاَلُ ْخ ٰرى فَقَاتِلُوا الَّتِ ْي تَ ْب ِغ ْي‬ َ ‫َت اِحْ ٰدى ُه َما‬ ْ ‫ص ِل ُح ْوا بَ ْينَ ُه َم ۚا فَا ْۢ ِْن بَغ‬
ْ َ ‫ط ۤا ِٕىفَ ٰت ِن ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ ا ْقتَتَلُ ْوا فَا‬
َ ‫َوا ِْن‬
ٓ
ِ ‫ّٰللاَ ي ُِحبُّ ْال ُم ْقس‬
َ‫ِطيْن‬ ُ ‫ص ِل ُح ْوا بَ ْينَ ُه َما بِ ْالعَ ْد ِل َواَ ْق ِس‬
‫ط ْوا ۗا َِّن ه‬ ْ َ ‫ت َفا‬ ِ ‫َحتهى تَ ِف ۤ ْي َء ا ِٰلى اَ ْم ِر ه‬
ْ ‫ّٰللا ۖفَا ِْن َف ۤا َء‬

Artinya:”Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka


damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap
(golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga
golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil.
Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat, 49:9)

Pertentangan dan Konflik: Al-Quran memberikan panduan dalam mengatasi konflik dan
menyelesaikan perselisihan dengan cara yang adil.

Penyelesaian: "Dan jika dua golongan dari mukminin bertempur, damaikanlah antara
keduanya."

‫اِنَّ َما ٓ اَ ْم َوالُ ُك ْم َواَ ْو ََلدُ ُك ْم فِتْنَةٌ َۗو ه‬


َ ‫ّٰللاُ ِع ْندَ ٓه اَجْ ٌر‬
‫ع ِظ ْي ٌم‬

Artinya:”Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),


dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun, 64:15)

Godaan dan Ujian: Al-Quran mengajarkan bagaimana menghadapi godaan dan ujian
dalam kehidupan.

Penyelesaian: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya harta benda dan anak cucu
adalah musuhmu, maka berhati-hatilah terhadap mereka."

‫َصي اْرا‬
ِ ‫اَّلل ن‬ ِ ‫ّٰللاُ اَ ْعلَ ُم بِا َ ْعدَ ۤا ِٕى ُك ْم َۗو َك ٰفى بِ ه‬
ِ ‫اَّلل َو ِليًّا َّۙو َك ٰفى بِ ه‬ ‫َو ه‬

Artinya;”Dan Allah lebih mengetahui tentang musuh-musuhmu. Cukuplah


Allah menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).” (QS. An-
Nisa, 4:45)

13
Ketidakpastian dan Kekhawatiran: Al-Quran menunjukkan perlunya tawakkal (percaya
sepenuhnya kepada Tuhan) dalam menghadapi ketidakpastian.

Penyelesaian: "Dan cukuplah Allah menjadi Penolong bagimu dan cukuplah Dia menjadi
Penolong."

َ ‫ض ۗ َو ََل تَيَ َّم ُموا ْال َخبِي‬


‫ْث مِ ْنهُ ت ُ ْن ِفقُ ْونَ َولَ ْست ُ ْم‬ َ ْ َ‫س ْبت ُ ْم َومِ َّما ٓ اَ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم ِمن‬
ِ ‫اَل ْر‬ َ ‫ت َما َك‬ ِ ‫طيِ ٰب‬َ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا ا َ ْن ِفقُ ْوا مِ ْن‬
ٌ‫ي َحمِ ْيد‬ ٌّ ِ‫غن‬ َ ‫ض ْوا فِ ْي ِه ۗ َوا ْع َل ُم ْٓوا ا َ َّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ُ ِ‫َِل ا َ ْن ت ُ ْغم‬ٓ َّ ‫ِب ٰاخِ ِذ ْي ِه ا‬

Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu


yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu.
Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya.
Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah, 2:267)

Pencarian Kehidupan Akhirat: Manusia sering kali terfokus pada kehidupan dunia dan
melupakan tujuan akhirat.

Penyelesaian: "Dan janganlah kamu mendermakan harta-benda yang tidak memberi


manfaat kepada kamu dan dari Allah ada bagi kamu pemberian."

Al-Quran memberikan banyak petunjuk dan solusi untuk berbagai problematika


manusia. Namun, penting untuk memahami konteks dan mengamalkan ajaran tersebut
dengan penuh pemahaman.

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas yaitu: Berdasarkan uraian yang
ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara garis besar, ada tiga konsep yang
ditunjukkan oleh Alquran ketika berbicara tentang manusia yaitu 1) al - basyar , 2) al - insan ,
3). bani Adam atau zurriyat Adam.

Keistimewaan Manusia: Al-Qur'an mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk paling


mulia di antara ciptaan Allah. Manusia diberi akal untuk berpikir, memahami, dan memilih. Ini
memberikan kesempatan untuk berkembang, mengambil keputusan, dan bertanggung jawab
atas tindakan mereka. Kecondongan Terhadap Kehidupan Dunia: Manusia dalam Al-Qur'an
sering disebut memiliki kecondongan terhadap dunia yang sementara. Keinginan akan harta,
kekuasaan, dan kenikmatan dunia dapat membutakan manusia dari tujuan sejati kehidupan,
yaitu beribadah kepada Allah dan meraih kebahagiaan abadi di akhirat..

Kesimpulan ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an memberikan pandangan komprehensif


mengenai konsep manusia dan problematikanya. Manusia diberi kebebasan untuk memilih,
tetapi juga menghadapi ujian dan godaan. Dengan menjalani kehidupan sesuai ajaran Al-
Qur'an, manusia memiliki potensi untuk meraih kesuksesan dunia dan kebahagiaan akhirat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hildayani, Rini, ‘MODUL 1 Perkembangan Manusia’, IQ (Ilmu Al-Qur’an), 1.01 (2018), 84–
99 <https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/CAUD010302-TM.pdf>

Surat Al-Kahf Ayat 110 | Tafsirq.Com’ <https://tafsirq.com/18-al-kahf/ayat-110> [accessed 28


August 2022]

Tafsirq.com. (2015). Ayat Al-Qur’an. Diakses pada 21 Agustus 2023, dari tafsirq.com/

Zubarkah Nasution, Rahmat, and Gunawan Gunawan, ‘Konsep Manusia Dan Problematikanya
Dalam Alqur’an’, EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan, 5.3
(2022), 249–57 <https://doi.org/10.47006/er.v5i3.12929>

16

Anda mungkin juga menyukai