Disusun oleh :
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia pada
kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dan salam tak lupa kami
sampaikan pada Rasulullah sebagai pahlawan yang kita nantikan syafaatnya di hari kiamat
kelak. Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikoterapi Islam serta sebagai penambah wawasan bagi penulis sendiri dan beberapa orang
lainnya. Makalah ini kami tulis dengan judul “Konsep Manusia dan Problematikanya dalam
Al-Quran”, menyesuaikan topik yang telah diberikan. Kami yakin tidak ada maksud lain
dalam penulisan makalah ini kecuali menebar manfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu kami
ucapkan terima kasih kepada;
1. Dra. Maryatul Kibtiyah, M.Pd yang telah memberikan tugas pada kami
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun material
3. Teman-teman yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari tanpa adanya kalian semua, mungkin makalah ini tidak akan jadi.
Maka dari itu, selain ucapan terima kasih kami juga meminta maaf jika dalam penyusunan
makalah ini banyak kesalahan-kesalahan. Sehingga kami dapat terus berharap nantinya akan
kemanfaatan makalah ini bagi semua pihak.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, kita senantiasa berusaha memahami hakikat diri.
Pergulatan mencari hakikat jati dirinya akhirnya melahirkan berbagai teori, namun
karena keterbatasan manusia, tidak ada satupun dari teori-teori itu yang dapat
memuaskan pencarian manusia. Pada dasarnya manusia memiliki fungsi tubuh dan
fisiologis yang tidak berbeda dengan binatang. Namun, manusia tidak dapat disamakan
dengan binatang, karena kelebihan dimilikinya, yakni akal. Rasio, bakat untuk
menggunakan bahasa atau simbul-simbul bahasa, kesanggupan untuk tertawa,
kemampuan untuk membuat alat-alat, moralitas, karekater dan sebagainya adalah ciri-
ciri yang membedakan manusia dengan Binatang Dari sekian banyak penemuan
manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, masih ada satu permasalahan
yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan
ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Tulisan singkat
ini akan mencoba mengurai persoalan manusia terutama ditinjau dari segi hakikat dan
potensinya. Yang juga penting untuk diurai di sini adalah bagaimana manusia yang
diberikan keistimewaan oleh Allah sebagai sebaik-baik ciptaan-Nya itu dapat meraih
kedudukan yang tertinggi di hadapanmakhluk lain, atau dihadapan sesamanya
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai konsep manusia?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian dari konsep manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
1Rahmat Zubarkah Nasution and Gunawan Gunawan, ‘Konsep Manusia Dan Problematikanya Dalam Alqur’an’, EDU-
RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan, 5.3 (2022), 249–57 <https://doi.org/10.47006/er.v5i3.12929>.
2Rini Hildayani, ‘MODUL 1 Perkembangan Manusia’, IQ (Ilmu Al-Qur’an), 1.01 (2018), 84–99
<https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/CAUD010302-TM.pdf>.
2
Disisi lain tubuh berfungsi untuk melakukan tindakan yang didorong oleh jiwa dengan
cara tertentu kemudia jiwa itu sendiri juga mengerakan tubuh secara dinamis,seperti
perasaan mengerakan kehendak,dan kehendak mengerakan pikiran. jadi jiwa manusia
itu bekerja untuk tubuh dan jiwa itu sendiri. Dalam aspek konsep manusia menurut
psikologi ada aktivitas-aktivitas pada kejiwaan seorang manusia,yaitu meliputi :
3
8) Perhatian, terdapat dua definisi perhatian oleh para psikolog. Perhatian adalah
konsentrasi energi mental pada objek. Perhatian adalah banyak kesadaran yang
menyertai kegiatan yang dilakukan.
9) Perasaan, didifinisikan sebagai gejala psikologis subjektif yang biasa dikaitkan
dengan gejala yang mengenali dan mengalami kesenangan atau ketidaksenangan
dalam bebagai derajat. Definisi lain dari perasaan adalah ekpresi jiwa,yang sedikit
banyak aktif,untuk merasakan kesenangan dan ketidak senangan yang tidak
tergantung pada rangsangan dan organ indra.
10) Kemauan/ Motivasi adalah kekuatan pendorong sepenuh hati seseorang untuk
mencapai tujuananya. Pesiapan juga dapat digambarkan sebagai rencana atau
keinginan untuk berhasil dan menghindari kegagalan hidup.
Para ahli tidak memiliki kesamaan pendapat tentang manusia. Ada melihat
manusia hanya dari satu aspek saja, padahal aspek yang ada cukup banyak. Perbedaan
aspek ini yang kemudian melahirkan berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan
manusia, seperti antropologi, sosiologi, psikologi, pedagogi, biologi, dan fisiologi. Ada
yang menyebut manusia sebagai homo sapiens (binatang yang berpikir), homo volens
(binatang yang berkeinginan), homo mechanicus (binatang yang mekanis), dan homo
ludens (binatang yang bermain). Dalam Bahasa Indonesia, manusia diartikan sebagai
makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain) (TPKP3B, 1997).
Sementara dalam bahasa Inggris disebut man yang bisa dikaitkan dengan mens (Latin),
yang berarti adayang berpikir (Bagus, 1996). Sampai dengan saat ini definisi tentang
manusia yang disepakatihingga saat ini belum ada. Menurut M. Dawam Raharjo istilah
manusia yang diungkapkan dalam al-Qur’an seperti basyar, insan, unas, ins, ‘imru’ atau
yang mengandung pengertian perempuan seperti imra’ah, nisa’ atau niswah (Raharjo,
1999). Ungkapan yang dipergunakan Alquran untuk menunjuk konsep manusia ada tiga
macam yaitu : al - insan , 2) al - basyr , dan 3) bani Adam atau Z urriyat Adam (Shihab,
1996).
4
1. AL – INSAN
Kata insan jika dilihat dari asalnya nasiya yang artinya lupa, menunjukkan
adanya kaitan yang erat antara manusia dengan kesadaran dirinya. Kata al-Insan disebut
sebanyak 65 kali dalam Alquran. Hampir semua ayat yang menyebut manusia dengan
kata insan. Kata insan, ins, unas, dan nas memiliki akar kata yang sama yakni
hamzah/alif, nun, dan sin(a-na-sa/ )أنسKata-kata ini memiliki arti jinak, harmonis, dan
tampak.
Menurut Quraish Shihab pendapat ini, jika ditinjau dari sudut pandang Alquran,
lebih tepat dari yang berpendapat bahwa kata insan terambil dan kata nasiya yang
berarti lupa, atau nasa-yanusu yang berarti berguncang (Shihab, 1996).
Penggunaan kata al-insan dalam ayat ini mengandung dua makna, yaitu:
Pertama, makna proses biologis, yaitu berasal dari saripati tanah melalui makanan yang
5
dimakan manusia sampai pada proses pembuahan. Kedua, makna proses psikologis
(pendekatan spiritual), yaitu proses ditiupkan ruhNya pada diri manusia, berikut
berbagai potensi yang dianugerahkan Allah kepada manusia.
2. AL-BASYR
Kata al-basyar dalam a-Qur’an, terulang sebanyak 37 kali dan tersebar dalam
26 surat. Secara etimologi al-basyar yang terdiri dari ba-sya-ra bermakna sesuatu yang
tampak dengan baik dan indah. Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari
akar kata yang pada umumnya berarti menampakkan sesuatu dengan baik dan indah.
Dari kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamakan
basyarah karena kulitnya tampak jelas dan berbeda di banding dengan kulit hewan
lainnya (Shihab, 1998). Penamaan al-basyar dengan kulit menunjukkan makna bahwa
secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya, dibandingrambut atau
bulunya. Dengan demikian, kata basyar dalam al-Qur’an secarakhusus merujuk kepada
tubuh dan lahiriah manusia.
3. BANI ADAM
8
aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyah. Islam berpandangan bahwa manusia itu
merupakan perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh masing masing merupakan
subtansi yang berdiri sendiri,yang tidak tergantung adanya oleh yang lain. Islam secara
tegas mengataka bahwa kedua subtansi (unsur asal sesuatu yang ada) dua-duanya
adalah subtansi alam. Sedang alam adalah mahluk. Maka keduanya juga mahluk yang
diciptakan Allah. Dalam al-qur’an ada tiga istilah kunci untuk mengacu pada makna
pokok manusia. Al basyar, al insan,dan an nas. Dalam bentuk ayat al basyar
memberikan gambaran pada manusia sebagai mahluk biologis. Seperti contoh nabi
muhammad pernah di suruh menegaskan bahwa dirinya adalah sebagai basyar pada
umumnya.3
َ ع َم اًل
صا ِل احا ِ ي أَنَّ َما إِ ٰلَ ُه ُك ْم إِ ٰلَهٌ َو
َ احدٌ ۖ فَ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَا َء َربِ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل َّ َقُ ْل إِنَّ َما أَنَا بَش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم يُو َح ٰى إِل
َو ََل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَادَةِ َربِ ِه أَ َحداا
Artinya : “katakanlah muhamad sesunguhnya aku ini hanya seorang manusia
sepertimu,yang telah menerima wahyu,bahwa sesunguhnya tuhan kamu adalah tuhan
yang maha esa maka barang siapa mengharap pertemuan kepada tuhanya maka
hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan
sesuatupun dalam beribadah kepada tuhannya4”.(al-kahf :110)
Islam memandang manusia sebagai makhluk tuhan yang memiliki keunikan dan
keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu mahluknya, karakteristik eksistensi manusia
harus dicari dalam relasi dengan penciptaan dan mahluk tuhan lainya. Sekurang-
kurangnya ada 4 relasi manusia,yaitu :
a. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (hablum binnafsi) yang ditandai dengan
kesadaran untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar (memerintah kepada
kebajikan dan mencegah kemungkaran) atau sebalikya mengumbar nafsu-nafsu
rendah
b. Hubungan antar manusia (hablum minannas) dengan usaha membina silaturahmi
atau memutusnya
3 Hildayani.
9
c. Hubungan manusia dengan alam sekitar (hablum minal’alam) dengan upaya
pelestarian dan pemanfaatan alam dengan sebaik-baiknya atau sebaliknya
menimbulkan kerusakan.
d. Hubungan manusia dengan sang pencipta (hablum minallah) dengan kewajiban
ibadah kepaadanya atau justru menjadi ingkar dan syirik.
5 Tafsirq.com. (2015). Ayat Al-Qur’an. Diakses pada 21 Agustus 2023, dari tafsirq.com/
10
Artinya: “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka
menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka
miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai hasrat (terhadap
perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan
janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kamu beruntung.” (QS. An-Nur, 24:31)
Ketidaktaatan dan Dosa: Manusia sering kali terjerumus dalam dosa dan ketidaktaatan
terhadap ajaran Tuhan. Al-Quran mengajarkan pentingnya tobat dan pengampunan.
ط ا
وَل ُ ض َولَن تَ ْبلُ َغ ْٱل ِج َبا َل
َ ض َم َر احا ۖ ِإنَّكَ لَن ت َْخ ِرقَ ْٱْل َ ْر
ِ َو ََل ت َْم ِش فِى ْٱْل َ ْر
Artinya: “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu
menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra, 17:37)
Kesombongan dan Keangkuhan: Sikap sombong dan angkuh menghalangi manusia dari
taat kepada Tuhan. Al-Quran menunjukkan perlunya rendah hati.
11
ع ٰلٓى اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ِو ْال َوا ِل َدي ِْن َو ْاَلَ ْق َر ِبيْنَ ۚ ا ِْن يَّ ُك ْن ِ ش َه َد ۤا َء ِ ه
َ َّلل َولَ ْو ِ ٰ ٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّو ِاميْنَ ِب ْال ِقس
ُ ْط
ض ْوا فَا َِّن ه
ّٰللاَ َكانَ ِب َما ُ اَّللُ اَ ْو ٰلى ِب ِه َم ۗا فَ ًَل تَت َّ ِبعُوا ْال َه ٰ ٓوى اَ ْن تَ ْع ِدلُ ْوا ۚ َوا ِْن ت َْل ٓوا اَ ْو ت ُ ْع ِر
غ ِنيًّا اَ ْو فَ ِقي اْرا فَ ه
َ
تَ ْع َملُ ْونَ َخبِي اْرا
Penyelesaian: "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah, walaupun (terhadap dirimu sendiri atau) ibu-bapa dan kaum
kerabatmu."
Pengabaian terhadap Kaum Dhuafa: Al-Quran menyeru untuk peduli terhadap kaum
dhuafa dan mereka yang membutuhkan.
Penyelesaian: "Dan mereka memberi makan (orang miskin), meskipun mereka sendiri
memerlukan (makanan)."
12
علَى ْاَلُ ْخ ٰرى فَقَاتِلُوا الَّتِ ْي تَ ْب ِغ ْي َ َت اِحْ ٰدى ُه َما ْ ص ِل ُح ْوا بَ ْينَ ُه َم ۚا فَا ْۢ ِْن بَغ
ْ َ ط ۤا ِٕىفَ ٰت ِن ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ ا ْقتَتَلُ ْوا فَا
َ َوا ِْن
ٓ
ِ ّٰللاَ ي ُِحبُّ ْال ُم ْقس
َِطيْن ُ ص ِل ُح ْوا بَ ْينَ ُه َما بِ ْالعَ ْد ِل َواَ ْق ِس
ط ْوا ۗا َِّن ه ْ َ ت َفا ِ َحتهى تَ ِف ۤ ْي َء ا ِٰلى اَ ْم ِر ه
ْ ّٰللا ۖفَا ِْن َف ۤا َء
Pertentangan dan Konflik: Al-Quran memberikan panduan dalam mengatasi konflik dan
menyelesaikan perselisihan dengan cara yang adil.
Penyelesaian: "Dan jika dua golongan dari mukminin bertempur, damaikanlah antara
keduanya."
Godaan dan Ujian: Al-Quran mengajarkan bagaimana menghadapi godaan dan ujian
dalam kehidupan.
Penyelesaian: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya harta benda dan anak cucu
adalah musuhmu, maka berhati-hatilah terhadap mereka."
َصي اْرا
ِ اَّلل ن ِ ّٰللاُ اَ ْعلَ ُم بِا َ ْعدَ ۤا ِٕى ُك ْم َۗو َك ٰفى بِ ه
ِ اَّلل َو ِليًّا َّۙو َك ٰفى بِ ه َو ه
13
Ketidakpastian dan Kekhawatiran: Al-Quran menunjukkan perlunya tawakkal (percaya
sepenuhnya kepada Tuhan) dalam menghadapi ketidakpastian.
Penyelesaian: "Dan cukuplah Allah menjadi Penolong bagimu dan cukuplah Dia menjadi
Penolong."
Pencarian Kehidupan Akhirat: Manusia sering kali terfokus pada kehidupan dunia dan
melupakan tujuan akhirat.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas yaitu: Berdasarkan uraian yang
ada, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara garis besar, ada tiga konsep yang
ditunjukkan oleh Alquran ketika berbicara tentang manusia yaitu 1) al - basyar , 2) al - insan ,
3). bani Adam atau zurriyat Adam.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hildayani, Rini, ‘MODUL 1 Perkembangan Manusia’, IQ (Ilmu Al-Qur’an), 1.01 (2018), 84–
99 <https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/CAUD010302-TM.pdf>
Tafsirq.com. (2015). Ayat Al-Qur’an. Diakses pada 21 Agustus 2023, dari tafsirq.com/
Zubarkah Nasution, Rahmat, and Gunawan Gunawan, ‘Konsep Manusia Dan Problematikanya
Dalam Alqur’an’, EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Dan Keagamaan, 5.3
(2022), 249–57 <https://doi.org/10.47006/er.v5i3.12929>
16