Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG HAKIKAT MANUSIA

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

1. RESKI YUDA PRATAMA ( 2002105)


2. INCHI MAHARANI ( 20002078 )
3. Wahyu septina rada amra ( 17129276)

DOSEN :

RAHMI WIZA S.Pd.I, M.A

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia”. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah pendidikan Agama di
Universitas Negeri Padang.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosenkami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Padang, 19 Januari 2021

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………….i

KATAPENGANTAR…………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISi……………………………………………………………………………..…...iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia …………………………………………………………………………6
2.2 Unsur Manusia ……………………………………..……………………………………….7
2.3 Karakteristik Manusia …………….…………………………………………………………8
2.4 Penciptaan Manusia Menurut Islam Dan Sains………………………………………………10
2.4 Dimensi Kemanusian ……………………. ………………………………………………..16
2.5 Fungsi, Peran, Dan Tujuan Hidup Manusia Unggul Bermatabat …………………………17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………
3.2 Penutup…………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………………………………

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hakekat manusia adalah sesuatu yang amat vital yang menentukan kehidupannya, baik
di tengah masyarakat maupun di mata Allah. Amalnya yang mencakup ide/gagasan,
perbuatan dan karya. Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat
pikir yang disebut dengan akal atau otak. Idea yang dikembangkan terus menerus menjadi
suatu penalaran, sedangkan penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan.Perbuatan adalah sesuatu yang diperbuat/dilakukan,
sebuah tindakan. Perbuatan dibagi menjadi dua, yaitu perbuatan hewani dan perbuatan
manusiawi. Perbuatan hewani didasarkan atas dorongan, naluri untuk memenuhi kebetuhan-
kebutuhan dan keinginan hawa nafsu. Sementara itu perbuatan manusiawi adalah perbuatan
yang didasarkan atas pertimbangan rasio dan kemauan yang berisi lagi luhur. Dan karya
adalah hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan atau terjemahan

Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam
perspektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan
pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Pemikiran tentang hakikat manusia sejak zaman
dahulu kala sampai sekarang belum juga berakhir dan memiliki kemungkinan hal tersebut
tidak akan pernah berakhir. Pada kenyataannya, orang menyelidiki manusia itu dari berbagai
sudut pandang. Banyak yang menyelidiki manusia dari segi fisik yaitu antropologi fisik,
adapula yang menyelidiki dengan sudut pandang budaya yaitu antropologi budaya,
sedangkan yang menyelidiki manusia dari sisi hakikatnya disebut antropologi filsafat.
Memikirkan dan membicarakan hakikat manusia inilah yang menyebabkan orang tak henti-
hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar
tentang manusia itu sendiri, yaitu apa dari mana dan mau kemana manusia itu. Manusia
dalam perkembangannya dipengaruhi lingkungan dan pembawaan dari orang tua mereka.

Al-Qur’an memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya, untuk menjawab
pertanyaan siapakan manusia itu?. Dari ayat-ayat Qur’an tersebut, dapat disimpulkan bahwa
manusia adalah makhluk fungsional yang bertanggungjawab. Pada surat al-Mu’minun ayat
115 Allah bertanya kepada manusia sebagai berikut : “Apakah kamu mengira bahwa kami
menciptakan kamu sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”.Dari
ayat ini, menurut Ahmad Azhar Basyir, terdapat tiga penegasan Allah yaitu [1] Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan, [2] Manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi berfungsi, dan
[3] Manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Tuhan, untuk mempertanggung jawabkan
semua perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini, dan perbuatan itu tidak lain
adalah relisasi daripada fungsi manusia itu sendiri

4
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian manusia ?


2. Apa unsur manusia ?
3. Apa karakteristik manusia ?
4. Bagaimana penciptaan manusia menurut islam dan sains ?
5. Apa saja dimensi kemanusian ?
6. Apa fungsi, peran, dan tujuan hidup manusia unggul bermatabat ?

C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan apa pengertian konsep manusia
2. Menjelaskan unsur konsep manusia ?
3. Menjelaskan karakteristik konsep manusia ?
4. Menjelaskan Bagaimana penciptaan manusia menurut islam dan sains ?
5. Menjelaskan Apa dimensi kemanusian ?
6. Menjelaskan fungsi, peran, dan tujuan hidup manusia unggul bermatabat ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Manusia

1. Pengertian manusia
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia juga
dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup;
dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. 
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia
adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki
perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang
ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan
massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari segi intelektua
lrelatif.Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang
apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan
keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Dari pandangan pengertian manusia, penggolongan manusia yang paling utama
adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang
baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan
laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita. berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-
anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. penggolongan yang lainnya,
berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan),
afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan, warga negara, anggota
partai), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri,
keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.

6
2. Unsur manusia
a) Jasmani
Sungguh beruntunglah kita yang dikaruniai jasmani yang sempurna. kaki, tangan, lidah,
mata, hidung, telinga, perut dan faraj adalah pemberian Allah yang harus kita syukuri
dengan mempergunakannya untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi
laranganNya. Dengan jasmani kita bisa merasakan kenikmatan hidup di dunia ini.
b) Rohani
Yaitu unsur manusia yang tidak kasatmata, yang menjadikan jasmani menjadi manusia
yang hidup. Dalam buku yang ditulis Barmawie Umary, rohani terdiri dari:
1. Akal = dengannya manusia yang lemah bisa mengendalikan kehidupannya di dunia.
Berkat akal pula kehidupan manusia bisa jadi lebih mudah. Apa yang ada dihadapan anda
sekarang ini adalah bukti kemampuan yang dikaruniakan Allah hanya kepada manusia,
yaitu akal. Dengan Akal pulalah perbedaan antara hewan dan manusia sangat mencolok.
2. Nafsu = adalah suatu bagian rohani yang dimiliki manusia untuk berkehendak atau
berkeinginan. Tanpa nafsu barangkali takkan ada kemajuan dalam hidup manusia. Akan
tetapi seringkali nafsu mengalahkan hati dan akal sehingga yang terjadi adalah kerusakan.
Masih dari buku karya Barmawie, tersebut bahwa nafsu dikategorikan menjadi:
 Nafsul Ammarah : Yaitu jiwa yang belum mampu membedakan yang baik dan
buruk, lebih mendorong kepada tindakan yang tidak patut.
 Nafsul Lawwamah :Yaitu jiwa yang telah memiliki rasa insaf dan menyesal
setelah melakukan suatu pelanggaran, malu perbuatan buruknya diketahui orang
lain tetapi belum mampu untuk menghentikan tindakanya
 Nafsul Musawwalah : Jiwa yang telah bisa membedakan yang baik dan buruk,
telah bisa menggunakan akalnya untuk menimbang mana yang baik dan mana
yang buruk.
 Nafsul Muthmainnah : Yaitu jiwa yang telah mendapat tuntunan dan terpelihara
sehingga mendatangkan ketenangan jiwa. Dengan jiwa ini akan melahirkan sikap
dan perbuatan yang baik dan membentengi kekejian
 Nafsu Mulhamah : Adalah jiwa yang memperoleh ilham dari Allah SWt
dikarunia ilmu dan dihiasi Akhlak Mahmudah.
 Nafsu Raadliyah : Yaitu jiwa yang ridho kepada Allah, selalu bersyukur
kepadaNya.
 Nafsu Mardliyah : Yaitu jiwa yang diridhoi Allah
 Nafsu Kaamilah : Yaitu jiwa yang telah sempurna

7
c) Qolbu (hati) = Dari hatilah segala kepribadian manusia muncul. Apabila hati selalu
dibina secara baik sesuai Syari'at maka manusia akan berakhak mulia. Akan tetapi
seringkali kekuasaan hati tertutupi oleh kekuasaan nafsu, apalagi dengan ditambah
bisikan-bisikan syetan, sehingga yang muncul bukanlah cahaya Ilahi akan tetapi
bisikan syetan. Oleh karenanya hati harus selalu disirami tuntunan Islam dengan
selalu berzdikir kepada Allah. Dalam menjaga hatinya seorang muslim harus selalu
waspada terhadap terjangkit nya penyakit hati. Penyakit hati sungguh berbahaya bagi
kehidupannya.
d) Roh = Seorang mukmin percaya bahwa manusia hidup karena roh yang ada dalam
jasadnya. Akan tetapi bagaimana bentuk atau wujudnya itu bukanlah urusan manusia,
karena Allah telah berfirman : Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
roh; katakanlah : Roh itu urusan Rabb ku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan
sedikit." (Al Isra :85)
https://islamwiki.blogspot.com/2009/01/manusia-dalam-pandangan-islam.html

3. Karakteristik Manusia
Tipe karakter manusia
Pembagian tipe karakter manusia menjadi empat kelompok besar, yaitu sanguinis,
melankolis, plegmatis, dan koleris, disebut juga sebagai the four temperament.
Tempramen adalah sifat dasar manusia yang terbentuk sejak lahir dan tidak akan pernah
berubah. Seiring berjalannya waktu, tempramen mungkin berkembang, tapi dasarnya
tetaplah sama. Satu orang juga bisa memilik lebih dari satu tempramen, dengan dominasi
salah satunya.
Berikut ini tipe karakter manusia berdasarkan teori the four temprament.
a) Sanguinis
adalah tipe karakteristik manusia yang paling umum. Orang-orang sanguinis memiliki
ciri kepribadian seperti berikut ini:
 Suka bersenang-senang
 Mudah bergaul dengan orang lain
 Punya energi yang besar
 Cenderung ekstrovert
 Aktif
 Optimistis
 Impulsif
 Punya selera humor yang baik
 Ekspresif
 Tidak ragu menunjukkan rasa sayang ke orang lain
 Perhatian mudah teralih ketika bosan
 Cenderung pelupa
 Kurang tertata

8
b) Melankolis
Selama ini, melankolis memiliki konotasi seperti mudah sedih dan berkaitan dengan
sesuatu yang berbau depresi. Namun dalam hal tipe temperamen, orang yang
melankolis dikenal sebagai individu yang sangat berhati-hati.Orang yang memiliki
kepribadian ini adalah tipe pemikir dan perfeksionis. Selain sifat-sifat tersebut, orang
melankolis juga memiliki ciri lain, seperti:
 Sangat detail
 Menjunjung tinggi kualitas
 Taat aturan
 Cemas jika berada di lingkungan baru
 Bisa agresif di saat-saat tertentu
 Cenderung introvert dan tertutup
 Sangat logis, faktual, dan analitis dalam berpikir
 Selalu membuat rencana detail sebelum melakukan sesuatu
 Rapi
 Tepat waktu
 Tidak malu bertanya dan mencari tahu lebih dalam sebelum memutuskan sesuatu
 Mudah curiga
 Teliti
 Para melankolis cenderung sulit membangun suatu hubungan dengan orang lain,
karena sulit percaya orang lain dan memiliki standar yang tinggi.
c) Plegmatis
Orang yang punya kepribadian plegmatis biasanya menghargai kedekatan
antarmanusia. Sifat seperti ini juga sering disebut sebagai people person. Para
plegmatis adalah pemerhati. Mereka senang menganalisis hubungan interpersonal
antarmanusia, serta kejadian-kejadian di sekitarnya. Lebih lanjut, berikut ini
karakteristik orang dengan tipe plagmatis.
 Pembawaannya tenang atau kalem
 Setia pada pasangan dan keluarga
 Selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan teman lama
 Cenderung menghindari konflik
 Sering jadi penengah dalam suatu masalah
 Senang beramal
 Sering ikut menjadi relawan
 Pasif
 Cenderung tidak punya ambisi
 Mudah setuju dengan keputusan orang lain
 Apabila bertengkar atau kehilangan kepercayaan, akan sulit dipulihkan
 Sulit beradaptasi dengan kebiasaan baru

9
Orang dengan tipe kepribadian ini, seringkali terjun ke profesi-profesi yang
berhubungan dengan pelayanan, seperti perawat, guru, psikolog, atau pekerja
sosial.
d) Koleris adalah tipe kepribadian yang memiliki keinginan besar dan sangat fokus pada
tujuannya. Sifat-sifatnya yang lain juga menggambarkan hal serupa, seperti:
 Cerdas
 Analitis dan logis
 Tidak terlalu ramah
 Lebih suka bekerja sendiri
 Tidak terlalu suka basa-basi
 Menyukai percakapan mendalam
 Lebih suka berkumpul dengan orang-orang dengan sifat yang sama
 Konsisten dengan tujuannya
 Percaya diri
 Ekstrovert
 Mandiri
 Cenderung keras kepala
 Kreatif
 Tidak mudah terbawa arus pergaulan
 Tipe kepribadian ini adalah yang paling jarang dibanding tiga jenis
lainnya. Orang-orang koleris jarang berempati kepada orang lain, tapi di
saat yang bersamaan juga tidak mudah marah.

B. Penciptaan Manusia Menurut Islam Dan Sains


Di dalam Al Qur’an tersebut merupakan Teori Penciptaan Manusia yang menjelaskan 2
kategori :Menjelaskan tentang penciptaan Nabi Adam yang oleh Allah diciptakan dari tanah
yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.
Menjelaskan bahwa dari penciptaan adam akan menjadikan keturunannya (cucu adam) yang
berasal dari air yang hina ( air mani ).
Maka dapat kita ambil kesimpulan berarti hakekatnya kita diciptakan berasal dari tanah, yang
menjadi persoalan adalah apa hubungannya tanah dengan air mani. Untuk itu itu dijelaskan
dalam hadits dari Imam Ahmad yang diriwayatkan dari Abu Musa, dari Nabi Muhmmad
saw, beliau bersabda :
“ُ‫ َود‬S‫ َجا َء ِم ْنهُ ُم اَْألحْ َم ُر َواَأْل ْبيَضُ َواَأْل ْس‬،‫ض‬
ِ ْ‫ فَ َجا َء بَنُوْ آ َد َم َعلَى قَ ْد ِر اَأْلر‬،‫ض‬
ِ ْ‫ضهَا ِم ْن ج َِمي ِْع اَأْلر‬
َ َ‫ض ٍة قَب‬ َ َ‫ِإ َّن هللاَ خَ ل‬
َ ‫ق آ َد َم ِم ْن قَ ْب‬
َ‫ َوبَ ْينَ َذلِك‬، ُ‫ْث َوالطِّيْب‬ُ ‫وال َّس ْه ُل َو ال َح ْزنُ َو ْال َخبِي‬،
َ ‫ك‬َ ِ‫ َوبَ ْينَ َذل‬،”.
“sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari satu genggaman tanah yang digenggam-Nya
dari seluruh permukaan bumi. Kemudian anak-anak adam datang sesuai dengan kadar warna
tanah.
Diantara merekaada yang merah, putih, hitam, dan perpaduan antara warna-warni
tersebut, ada yang lembut dan ada yang kasar (keras), ada yang jahat dan ada juga yang baik,
10
atau diantara keduanya”.Ini menunjukan bahwa antara tanah dengan air mani (saripati tanah)
ada kaitannya, karena didalam hadits tersebut dijelaskan bahwa karakter serta warna kulit itu
tergantung tanah. Yang menjadi perosalan bagaimana tanah itu bisa menjadikan karakter
serta warna kulit. Tentu ini perlu penjelasan yang lebih mendalam karena yang dimaksud
‫ين‬
ٍ ‫( ِط‬tanah) pada surat As-Sajdah :7 adalah saripati tanah. Karena telah dijelaskan dalam
surat al-mu’minun ayat 12
‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اِإْل ْن َسانَ ِم ْن ُساَل لَ ٍة ِم ْن ِطي ٍن‬
“dan sungguh, kami telah menciptakaan manusia dari saripati (berasal) dari tanah”.

Didalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa Alah Ta’ala berfirman seraya
memberitahukan mengenai penciptaan manusia dari saripati (berasal) dari tanah yang
dimaksud adalah nabi Adam. Maka dari itu sudah jelas bahwa air mani itu lahir dari darah
yang terjadi dari makanan, baik yang bersifat hewani maupun yang bersifat nabati. Makanan
yang bersifat hewani akan berakhir pada makanan yang bersifat nabati. Dan tumbuh –
tumbuhan lahir dari saripati tanah dan air. Jadi, pada hakekatnya manusia lahir dari saripati
tanah, kemudian saripati itu mengalami perkembangan kejadian hingga menjadi air mani.
Proses Tahapan Penciptaan Manusia
ْ ‫ةَ ُم‬S َ‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَق‬
ً‫ َغة‬S ‫ض‬ ْ ُّ‫) ثُ َّم خَ لَ ْقنَا الن‬13( ‫ار َم ِكي ٍن‬
ٍ ‫طفَةً فِي قَ َر‬ ْ ُ‫) ثُ َّم َج َع ْلنَاهُ ن‬12( ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اِإْل ْن َسانَ ِم ْن ُساَل لَ ٍة ِم ْن ِطي ٍن‬
( َ‫ون‬SSُ‫كَ لَ َميِّت‬SSِ‫ َد َذل‬S‫) ثُ َّم ِإنَّ ُك ْم بَ ْع‬14( َ‫ الِقِين‬Sَ‫ك هَّللا ُ َأحْ َسنُ ْالخ‬ ْ ُ‫فَخَ لَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِعظَا ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِعظَا َم لَحْ ًما ثُ َّم َأ ْن َشْأنَاه‬
َ ‫خَلقًا َآخ ََر فَتَبَا َر‬
16( َ‫) ثُ َّم ِإنَّ ُك ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة تُ ْب َعثُون‬15(
Artinya : “dan sungguh, kami telah menciptakaan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah(12). Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim)(13). Kemudian air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, pencipta yang paling baik
(14). Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati (15). Kemudian, sungguh kamu akan
dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat(16)”. (Q.s Al-Mu’minun [23]: 12-16)
Didalam ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa bahwa tahapan – tahapan penciptaan manusia
berawal dari :
a) Fase Nuthfah
Kami telah menjadikan manusia dari saripati tanah. Segolongan ahli tafisr
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan manusia disini adalah anak adam. Mereka
berkata:“Nuthfah-nuthfah itu adalah darah yang berasal dari makanan, baik daging
maupun tumbuhan. Tumbuhan itu berasal dari zat-zat yang terdapat dalam tanah dan
air. Karena itu, manusia itu sebenarnya berasal dari saripati tanah, yang kemudian
berproses melalui air mani (sperma).
Kemudian nuthfah yang ditempatkan dalam shulbi (tulang sumsum) ayah, yang
kemudian dimasukan ke dalam rahim si ibu. Setelah bertemu dengan sel telur ibu, maka
terpeliharalah dalam rahim menjadi bayi sampai hari kelahirannya. Sebagaimna dijelaskan
juga didalam surat Ath-Thariq (86) : 5-7 :
11
)7( ‫ب‬ ِ ‫) يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بَي ِْن الصُّ ْل‬6( ‫ق‬
ِ ‫ب َوالتَّ َراِئ‬ َ ِ‫فَ ْليَ ْنظُ ِر اِإْل ْن َسانُ ِم َّم ُخل‬
َ ِ‫) ُخل‬5( ‫ق‬
ٍ ِ‫ق ِم ْن َما ٍء دَاف‬
Artinya:“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apadiciptakan(5). Manusia
diciptakan dari air yang terpancar(6) yang keluar dari antara tulang shulbi dan tara’ib“.

Yang dimaksud dengan (air yang terpancar) adalah sperma yang dicurahkan ke rahim
seorang perempuan yang berasal dari tulang punggung lelaki (Shulb). Sementara Tara’ib
merupakan organ khusus perempuan, yaitu bagian tubuh tempat mengeuarkan cairan yang
membawa sel telur ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan lelaki.
Sperma yang memancar itu akan bertemu dengan sel telur sehingga mengakibatkan
terjadinya kehamilan.
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu
waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai
menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel
telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu
sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil
darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur’an :
)39( ‫) فَ َج َع َل ِم ْنهُ ال َّزوْ َج ْي ِن ال َّذ َك َر َواُأْل ْنثَى‬38( ‫ق فَ َسوَّى‬ ْ ُ‫ك ن‬
َ َ‫) ثُ َّم َكانَ َعلَقَةً فَخَ ل‬37( ‫طفَةً ِم ْن َمنِ ٍّي يُ ْمنَى‬ ُ َ‫َألَ ْم ي‬
Artinya : “Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)
(37). Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan
menyempurnakannya (38). Lalu dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan
(39). (al-Qiyamah [75] : 37 – 39)
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur’an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari
mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam
pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan
modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
b) Fase ’Alaqoh (segumpal darah)
Ibnu Abbas menganggap bahwa ’Alaqoh adalah sejenis lintah hitam. Dinamakan ’alaqoh
karena jika diletakkan di bagian tubuh manapun dari manusia, ia akan menghisap darah
yang rusak. Ketika ilmu pengetahuan kian maju, mikroskop makin canggih, dan para
ilmuwan berhasil mengetahui bentuk dan proses pembentukan spermatozoa, menjadi
jelaslah bahwa spermatozoa sangat mirip dengan seekor lintah yang disebutkan Ibnu
Abbas.

Spermatozoa memiliki kepala dan ekor sama dengan lintah.


’alaqoh menurut ahli bahasa memiliki pengertian yang bermacam-macam diantaranya :
Lintah yang hidup dalam kolam yang menghisap darah makhluk lain. Sesuatau yang
bergantung dengan makhluk lain. Arah yang membeku / mengeras.Namun keseluruhan
makna ’alaqoh ini memang sesuai dan cocok dengan realitas janin manusia setelah tertanam
12
di dinding rahim yang tampakseperti lintah (leech) selain itu juga menempel pada dinding
rahim melalui tali pusar dan didalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang
membentuk jaringan pulau-pulau tertutup sehingga memberi kesan bahwa darah tersebut
beku.
Pertama-tama sel telur yang sudah matang dalam arti yang sudah siap dibuahi memulai
perjalananya dari organ yang disebut tuba fallopi menuju rahim dengan bantuan rambut
halus yang disebut syilia yang membantu sel telur menuju tempat yang benar.
Jika sel telur bertemu dengan sel sperma maka berlangsunglah proses fertilisasi didalam
saluran telur sehingga terbentuklah zigot yang terdiri atas satu sel (banyak sel tapi hanya satu
sel). Zigot yang terbentuk terus bergerak menuju ke rahim untuk untuk kemudian menempel
pada dinding rahim itu disebut Implantasi.
Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot, yang
menempel pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah ibu. Informasi ini,
yang ditemukan oleh embriologi modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur’an 14
abad yang lalu dengan menggunakan kata “‘alaq”, yang bermakna “sesuatu yang menempel
pada suatu tempat” dan digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada tubuh
untuk menghisap darah. Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita,
intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu
biologi ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi
“segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan
mikroskop.
c) Fase Mudghah (segumpah daging)
Menurut pengertian etimologis (bahasa), mudhghah berarti benda yang dikunyah dan
dimamah oleh igi. Istilah mudhghah menunjukkan gambaran detail tentang realistis fase
perkembangan janin in, dimana janin sudah berbentuk seperti benda kunyahan yang
selalu berubah bentuknya. Munculnya kepingan-kepingan somites di dalam janin dan
keragamannya mirip dengan bentuk karakter gigi ketika mengunyah. Aktifitas janin
yang berputar-putar dan membolak-balik di dalam rahim juga mirip dengan pembolak-
balikan potongan benda yang dikunyah di dalam mulut. Dan salah satu sifat dan karakter
benda mamahan adalah ia bisa memanjang dan berubah bentuk ketika dikunyah. Dan
inilah yang terjadi paa janin dalam fase ini.Urutan kemunculan fase mudhghah stelaha
fase ’alaqoh sama persis dengan apa yang dimaktub dalam al-Qur’an :

‫فَ َخلَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِعظَا ًما‬


“dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang”(Q.s. Al-Mi’minun [23]: 14 ).
Adanya dua tahapan pembentukan dalam fase mudhghah ini, yaitu tahap pra-pembentukan
dan tahap pembentukan (fashioning)juga persis seperi penjelasan Al-Qur’an :
‫ ٍة‬S َ‫ر ُم َخلَّق‬S
ِ S‫ ٍة َو َغ ْي‬S َ‫ َغ ٍة ُم َخلَّق‬S ‫ض‬ ْ ُ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬
ْ ‫طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُم‬ ِ ‫ب ِمنَ ْالبَ ْع‬
ٍ ‫ث فَِإنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن تُ َرا‬ ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم فِي َر ْي‬
‫…لِنُبَيِّنَ لَ ُك ْم َونُقِرُّ فِي اَأْلرْ َح ِام َما نَ َشا ُء ِإلَى َأ َج ٍل ُم َس ّمًى‬
“Hai manusia, kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah)sesungguhya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
13
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepadamu dan kami tetapkan
dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Q.s AlHajj
[22] : 5).
Bisa dilihat di sini bahwa mudhghah memiliki dua tahap : sempurna dan belum sempurna.
Lebih lanjut, fase mudhghah dengan kedua tahapan perkembangannya berakhir pada minggu
ke-6 atau setelah 40 hari paska pembuahan. Jangka waktu ini pun sesuai dengan apa yang
dinyatakan Rasulullah saw dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim dari Abdullah. Ia berkata : Rasulullah saw berbicara pada kami, dan
beliau adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya :
“‫ك‬ ُ Sَ‫ ِه ْال َمل‬S‫ ًُل ِإلَ ْي‬S‫ ثُ َّم يُرْ َس‬،َ‫ك‬SSِ‫ ثُ َّم يَ ُكوْ نُ ُمضْ َغةً ِم ْث َل َذل‬،َ‫ ثُ َّم يَ ُكوْ نُ َعلَقَةً ِم ْث َل َذلِك‬،‫ط ِن ُأ ِّم ِه َأرْ بَ ِع ْينَ يَوْ ًما‬ ْ َ‫ِإ َّن َأ َح َد ُك ْم لِيُجْ َم ُع َخ ْلقُهُ فِ ْي ب‬
‫ ِإ َّن َأ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل‬،ُ‫ فَ َوالَّ ِذيْ الَ ِإلهَ َغ ْي ُره‬،‫ َوهَلْ هُ َو َشقِ ٌّي َأوْ َس ِع ْي ٌد‬،‫ َو َع َملِ ِه‬،‫ َوَأ َجلِ ِه‬،‫ ِر ْزقِ ِه‬:‫ت‬ ٍ ‫ َويُْؤ َم ُر بَِأرْ بَ ِع َكلِ َما‬،‫فَيَ ْنفَ ُخ فِ ْي ِه الرُّ وْ َح‬
‫ ُل‬S‫ َد ُك ْم لَيَ ْع َم‬S‫ وَِإ َّن اَ َح‬،‫ار فَيَ ْد ُخلُهَا‬ِ َّ‫ فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل َأ ْه ِل الن‬، ُ‫ق َعلَ ْي ِه ْال ِكتَاب‬ ُ ِ‫ فَيَ ْسب‬،‫ع‬ ٌ ‫بِ َع َم ِل َأ ْه ِل ْال َجنَّ ِة َحتَّى َما يَ ُكوْ نُ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَهَا ِإالَّ َذ ِرا‬
‫ فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل َأ ْه ِل ْال َجنَّ ِة فَيَ ْد ُخلُهَا‬، ُ‫ق َعلَ ْي ِه ْال ِكتَاب‬ ُ ِ‫ فَيَ ْسب‬،‫ع‬ٌ ‫ َحتَّى َما يَ ُكوْ نُ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَهَا ِإالَّ ِذ َرا‬،‫ار‬ ِ َّ‫”بِ َع َم ِل َأ ْه ِل الن‬
“Sesungguhnya setiap kalian dihimpun penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari,
kemudian dalam jangka waktu sama ia menjadi segumpal darah, kemudian dalam jangka
waktu yang sama ia menjadi segumpal daging, kemudian diutuslah malaikat untuk
meniupkan nyawa di dalamnya sembari memberikan empat titah berupa ketetapan rezekinya,
ajalnya, amalnya, dan nasibnya apakah celaka atau bahagia. “.
d) Fase Idzam (tulang)
Istilah idzam (tulang) yang digunakan al-Qur’an untuk menyebut fase ini merupakan
istilah yang mampu mengekspresikan tahapan perkembangan janin ini dengan gambaran
akurat, mencakup perfoma eksternal yang merupakan perubahan yang terpenting dalam
konstrulsi internal, beserta hal-hal yang terkait berupa pola hubungan baru antara bagian-
bagian tubuh dan kesempurnaan postur janin. Fase ini memiliki perbedaan yang mencolok
dengan fase sebelumnya. Sebagaimana telah di terangkan Oleh Allah swt :
)14( َ‫ك هَّللا ُ َأحْ َسنُ ْالخَالِقِين‬ َ ‫ار‬ َ َ‫فَ َخلَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِعظَا ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِعظَا َم لَحْ ًما ثُ َّم َأ ْن َشْأنَاهُ َخ ْلقًا َآ َخ َر فَتَب‬
“dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging. Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.
Mahasuci Allah, pencipta yang paling baik (14).”

Pembentukan tulang dalam fase ini adalah aspek penciptaan yang paling menonjol,
sebab di sini terjadi perubahan signifikan dari bentuk Mudhghah yang tidak menampakkan
cirri-ciri bentuk manusia menjadi kerangka sempurna dalam masa waktu yang relative
singkat, yaitu pada detik-detik terakhir minggu ke-6. Oleh karena itu digunakan kata
sambung (huruf athaf) “‫ ”ف‬yang memiliki arti peralihan secara cepat tanpa jeda waktu yang
lama. Kerangka inilah yang memberikan postur manusia dalam janin setelah dibungkus
dengan daging (otot – otot) dan menunjukkan bagian-bagian mata, bibir, dan hidung. Bentuk
kepala dalam fase ini juga sudah berbeda dengan batang tubuh dan bagian-bagian ujung
tubuh (tangan dan kaki).
e) Fase Otot ( Pembungkusan dengan Daging )
14
Fase ini mencirikan penyebaran otot-otot di seputar tulang secara merata, seperti
laiknya pakaian yang membalut tubuh. Dan dengan selesainya pembungkusan tulang dengan
otot, bentuk manusia mulai tampak secara utuh. Bagian-bagian tubuh juga terkait satu sama
lain dengan pola hubungan yang lebih harmonis, dan setelah selesainya pembentukan tulang,
janin pun mulai bisa gerak.’
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim
ibu. Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam
embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan
bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan
mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah
mengungkap bahwa pernyataan Al Qur’an adalah benar kata demi katanya.
f) Fase Tumbuhnya Makhluk Baru
َ‫ك هَّللا ُ َأحْ َسنُ ْال َخالِقِين‬ َ َ‫ثُ َّم َأ ْن َشْأنَاهُ َخ ْلقًا َآ َخ َر فَتَب‬
َ ‫ار‬
” Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, pencipta
yang paling baik” (Q.s. Al-Mu’minu [23] : 14)

Setelah melewati masa 9 bulan pertumbuhan janin dalam rahim sempurna dan telah
tibalah masa kelahirannya. Allah Swt Berfirman :“dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang kami kehendaki sampai waktu yang ditentukan.”(Q.s Al-Hajj [22] : 5).
“Kemudian kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang
ditentukan, lalu kami tentukan (bentuknya), maka kami-lah sebaik-baik yang menentukkan”.
(Q.s. Al-Mursalat [77]: 23)
Sebelum menceritakan fase kelahiran, perlu kita jelaskan terlebih dahulu penjelasan Al-
Qur’an seputar faedah kurma bagi wanita yang melahirkan, yakni ketika Al-Qur’an
menuturkan kisah persalinan Maryam sebagai berikut :
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon
kurma, ia berkata : “aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu
yang tidak berarti lagi dilupakan”. Maka jibril menyerunya dari tempat yang
rendah:”Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya tuhanmu telah menjadikan anak
sungai dibawahmu. Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan
bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:
“Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak
akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (Q.s Maryam [19] : 23-26).
g) Fase persalinan yang berakhir dengan kelahiran ini memuat empat atau tahapan :
 Tahap pelebaran mulut rahim dan pengerutan otot-otot rahim. Hal ini terjadi akibat
beragam pengaruh, di antaranya: pengaruh mekanik dan hormonal. Pada tahap ini
tubuh mengeluarkan sejumlah hormon yang membantu awal persalinan, antara lain:
hormon prostaglandin, corticopropin, releasing hormon, adreno cartico tropin,
cortical, oxytoxin dan estrogen.

15
 Tahap ini menghabiskan waktu sekitar 7-12 Jam, di mana leher rahim mulai melebar
dan memanjang untuk jalur keluar janin
 Tahap keluarnya janin. Tahap ini menghabiskan waktu 30-50 menit, dimulai setelah
pelebaran leher rahim secara sempurna.Akibat kontraksi dan kontriksi rahim secara
berkesinambungan, maka yang pertama kali keluar adalah kepala janin. Anehnya,
saat keluar diameter kepala janin telah mencapai 12 cm, dan ini melampui 3 kali lipat
diameter lubang vagina dalam kondisi normal! Jika kita perhatikan hal ini, sembari
melihat beragam peran faktor-faktor otonom hormon dalam membantu keluarnya
janin, ditambah lagi dengan meragangnya simpul-simpul dan otot panggul guna
mempermudah dan memperlancar keluarnya janin, maka kita akan mengetahui
hikmah firman Alla swt :
“Kemudian Dia mudahkan jalannya”(Q.s. ‘Abasa [80] : 20)
 Tahap keluarnya plasenta/ari-ari, berbentuk gumpalan darah. Tahap ini berlangsung
sekitar 15 menit.
 Tahap penyusutan rahim, guna mengurangi pendarahan setelah selesai proses
kelahiran. Tahap ini berlangsung sekitar 2 jam.
 Setelah kelahiran dan pemotongan tali plasenta yang menjadi sandaran bayi untuk
memperoleh makanan dari ibunya selama masa kehamilan, maka jabang bayi
memulai fase lain dalam kehidupan.

C. Dimensi-Dimensi Kemanusiaan
Dimensi kemanusiaan adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan misi kehidupan
yang dilalui oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang mesti dikembangkan secara
serasi dan seimbang melalui pendidikan terutama pendidikan keluarga (rumah tangga) yang
kemudian dilanjutkan melalui jenis dan jenjang pendidikan formal lainnya di samping
pendidikan nonformal lainnya yang akan mewarnai perilaku kehidupan melalui
pengembangan dimensi-dimensi tersebut. Di sisi lain  dimensi-dimensi kemanusiaan adalah
bentuk perbedaan ukuran, postur badan termasuk sifat, sikap, bakat, dan kemampuan, yang
berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.Dalam kajian Pendidikan Islam ada
tujuh macam dimensi-dimensi kemanusiaan yang mesti  dikembangkan secara seimbang dan
berkesinambungan di antaranya adalah sebagai berikut: 1)  dimensi fisik; 2) dimensi akal; 3)
dimensi iman; 4) dimensi akhlak; 5) dimensi kejiwaan; 6) dimensi keindahan, dan 7)
dimensi sosial-kemasyarakatan. Berbeda halnya dengan pandangan kajian bimbingan dan
konseling yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi kemanusiaan meliputi: 1) dimensi
keindividualan; 2) dimensi sosial; 3) dimensi kesusilaan; dan 4) dimensi keberagamaan.
Dengan dimikian antara kajian Pendidikan Islam dengan Ilmu Konseling memberikan
semacam pemahaman berkenaan dengan pengembangan semua dimensi-dimensi tersebut
melalui kegiatan pendidikan, karena sekecil apapun kegiatan pendidikan tidak terlepas dari
proses latihan dan bimbingan, sehingga terwujudlah kepribadian manusia yang mulia bagi

16
setiap individu. Kepribadian manusia yang mulia itu adalah kepribadian yang mampu
menginplementasikan dimensi-dimensi kemanusiaannya.

D. Fungsi, Peran, Dan Tujuan Hidup Manusia Unggul Bermatabat


1. Fungsi Dan Peran Manusia
a) Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah Hamba Allah adalah orang yang
taat dan patuh kepada perintah Allah. Hakikat kehambaan kepada Allah adalah
ketaatan, ketundukan dan kepatuhan. Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan
manusia itu hanya layak diberikan kepada Allah. Dalam hubungannya dengan
Tuhan, manusia menempati posisi sebagai ciptaan dan Tuhan sebagai Pencipta.
Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh
kepada Penciptanya.
b) Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah Al-Quran banyak
memperkenalkan ayat tentang hakikat dan sifat-sifat manusia sebagai makhluk
yang menempati posisi unggul. Jauh sebelum manusia diciptakan, Tuhan telah
menyampaikan kepada malaikat bahwa Dia akan menciptakan khalifah (wakil) di
muka bumi.
Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi. Dia yang bertugas mengurus
bumi dengan seluruhisinya, dan memakmurkannya sebagai amanah dari Allah.
Sebagai penguasa di bumi, manusia berkewajiban membudayakan alam semesta
ini guna menyiapkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera. Tugas dan kewajiban
ini merupakan ujian dari Allah kepada manusia, siapa di antaranya yang paling
baik menunaikan amanah itu.

2. Tujuan Hidup Manusia


Allah menciptakan alam semesta ini bukan dengan main-main, bukan tanpa tujuan.
Manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini pun diciptakan untuk suatu tujuan.
Allah menegaskan tujuan penciptaan manusia dalam firman-Nya, yang artinya: Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Dalam mengarungi hidup ini manusia harus mempunyai tujuan hidup yang benar dan
jelas, agar tidak tersesat jalan. Cuma sayang, kalau dalam hal ini hanya bertumpu pada akal,
tidak akan manusia dapat menentukan tujuan hidupnya dengan benar. Untuk menentukan
dari mana sesungguhnya manusia berasal, akal sudah tidak mampu, apalagi menentukan
untuk apa keberadaannya di alam dunia ini. Belum lagi akal diminta menerangkan, ke mana
sesungguhnya manusia sesudah mati, apakah kematian itu bagi manusia merupakan akhir
dari segalanya? Hal ini lebih tidak dimengerti oleh akal. Disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan akal menerangkan asal mula kejadian manusia, lahirlah kemudian jawaban
yang simpang-siur tentang tujuan hidup ini. Ada yang mengatakan, tujuan hidup ini untuk
mencapai kebahagiaan, tujuan hidup ini untuk berbuat baik kepada sesama manusia, tujuan
hidup ini untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, tujuan hidup ini untuk mengabdi
kepada ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Bahkan ada yang mengatakan, tujuan hidup
17
hanyalah untuk sekedar bekerja, makan, kawin, beranak, dan kemudian mati. Semua
rumusan tujuan hidup tersebut cenderung bersifat duniawi semata, sama sekali tidak
menyinggung aspek ukhrawi atau aspek ketuhanan. Dan di sinilah letak kesesatan dari
semua rumusan tujuan hidup tersebut. Suatu kesesatan pandangan hidup yang prinsip karena
telah mengingkari adanya Tuhan dan kehidupan akhirat. Selain itu, rumusan hidup tersebut
juga menunjukkan tidak tahunya keuntungan karena hanya memburu duniawi, padahal dunia
cuma fana sifatnya, tidak kekal, dan hakikatnya tidak lebih dari semacam fatamorgana atau
semacam sandiwara, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal “Wal
akhiratu khairun wa abqa” (Al-A’la: 17).
Menurut Islam, tujuan hidup manusia adalah seperti yang dinyatakan oleh Allah dalam
firman-Nya, ََّ‫ا اخال ْق‬SS‫دُو ِن ِ اس إ ْن ْْ ِل ِج َّن اوا ْ ُت ال او ام‬S ُ‫ا ْعب‬SS‫“ ل ِلي‬Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan
manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku”. (Adz-Dzariyat: 56). Inilah tujuan hidup
manusia yang sebenarnya, menurut ketentuan Yang membuat hidup itu sendiri, yaitu untuk
beribadah kepada Allah SWT.

BAB III

PENUTUP

18
A. KESIMPULAN
 Manusia sebagai makhluk yang memiliki derajat yang tinggi, bertanggung jawab atas
segala yang diperbuat.
 Fungsi kehidupan manusia sebagai hamba Allah, sebagai khalifah Allah.
 Tujuan hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan, berbuat baik kepada sesama
manusia dan tujuan hidup yang sebenarnya menurut ajaran Islam adalah untuk
beribadah kepada Allah.

B. SARAN

Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang manusia kita harus
menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai makhluk sosial,
manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus saling tolong menolong dalam
kebaikan antar sesama.
Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat dianjurkan untuk dilanjutkan,
karena bisa menambah wawasan manusia tentang pengetahuan Agama. Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat membantu pembaca untuk menggali lebih dalam Hakikat Manusia menurut
Islam.

19
DAFTAR PUSAKA

http://www.definisi-pengertian.com/2015/12/pengertian-manusia-definisi-menurut-ahli.html

https://www.sehatq.com/artikel/jenis-karakter-manusia-sanguinis-melankolis-plegmatis-dan-
koleris

file:///C:/Users/user/Downloads/3602-Article%20Text-9707-1-10-20200117.pdf

https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/98465960431725761#:~:text=Dimensi
%20kemanusiaan%20adalah%20hal%20ikhwal,jenis%20dan%20jenjang%20pendidikan
%20formal

https://www.assakinah.or.id/2019/03/11/penciptaan-manusia-menurut-al-quran-dan-sains/

20

Anda mungkin juga menyukai